Husnuzhan Kepada Allah

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, dan meminta ampunan-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan-keburukan jiwa kita, dan kejelekan-kejelekan perbuatan kita. 

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang orang yang setia meniti jalan petunjuknya hingga hari kiamat.

Prasangka manusia terhadap Tuhan menunjukkan sejauh mana kualitas iman dan keyakinannya. Itulah yang akan menentukan sikap dan perbuatannya. 

Terutama saat dihadapkan pada kondisi sulit dan berat serta saat dihadapkan pada ujian dan cobaan yang luar biasa.

Termasuk ketika berada pada kondisi wabah pandemi sekarang ini yang terus menyebar secara masif. 

Ketika banyak yang jatuh sakit dan wafat, ketika banyak yang kehilangan keluarga, pekerjaan, dan penghasilan, ketika interaksi dan pergaulan dibatasi begitu rupa. 

Seakan manusia terkungkung dalam lingkungan kecilnya. Dalam kondisi semacam itulah muncul beragam dugaan dan prasangka manusia kepada Tuhan. 

Sebagian orang mungkin menjadi frustrasi dan menyalahkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena dianggap membiarkan dan sengaja mencampakkan umat manusia pada penderitaan. 

Tuhan dipersepsikan sebagai Dzat yang kejam penuh angkara murka. Atau bisa pula ada yang sudah tidak percaya pada-Nya.

Pada saat semacam ini biasanya setan terus bermain dan berusaha membuat manusia putus asa. Ia membisikkan berbagai macam bisikan. 

Karena itulah, sifat aslinya seperti yang Allah terangkan dalam surat an-Nas ayat 5. Tujuannya adalah agar, “Engkau tidak mendapati sebagian besar mereka bersyukur.” (QS al-A’raf: 17).

Namun, orang beriman hatinya tetap terpelihara dan selalu berbaik sangka kepada Allah. Ia yakin dan percaya di balik ini semua pasti ada hikmah dan kebaikan yang hendak Dia berikan kepada manusia. 

Sebab, Dia Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kasih sayangnya mengalahkan murka-Nya. Dia juga Dzat selama ini telah banyak memberikan karunia.

  • Dari musibah dan bencana, bisa jadi Dia ingin menguji manusia; ingin melatih mereka untuk bisa bertahan dan bersabar; 
  • ingin agar mereka sadar dan bertobat dari segala kesalahan; 
  • ingin menyadarkan akan kelemahan diri manusia; 
  • ingin agar manusia berkarya menemukan inovasi dan temuan barunya; 
  • ingin agar manusia mengingat kematian yang sangat dekat dengannya; dan seterusnya.

Orang beriman yakin Allah tidak akan membiarkan dirinya, sebagaimana ucapan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam saat berada dalam kondisi sulit, “Jangan bersedih, Allah bersama kita.” (QS at-Taubah: 40).

Orang beriman yakin Allah akan memberikan balasan atas kesabaran-Nya sebagaimana bunyi firman-Nya, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS az-Zumar: 10).

Orang beriman selalu bersyukur bahwa selama alam ini diatur dan diurus oleh Allah, Dia pasti akan menghadirkan kebaikan bagi umat manusia. Itulah pengakuan yang terucap lewat lisan saat membaca surah al-Fatihah, “Alhamdulillah Rabbil alamin.”

Dalam hadis qudsi Allah berfirman, 

ุฃَู†َุง ุนِู†ْุฏَ ุธَู†ِّ ุนَุจْุฏِูŠ ุจِูŠ ูˆَุฃَู†َุง ู…َุนَู‡ُ ุญِูŠู†َ ูŠَุฐْูƒُุฑُู†ِูŠ ูَุฅِู†ْ ุฐَูƒَุฑَู†ِูŠ ูِูŠ ู†َูْุณِู‡ِ ุฐَูƒَุฑْุชُู‡ُ ูِูŠ ู†َูْุณِูŠ

"Aku bersama dengan persangkaan hambaku (orang beriman) kepada-Ku, dan Aku bersamanya selama ia berdzikir (berdoa) kepada-Ku. Jika ia mengingatku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku." (HR.Tirmidzi)

– ุฃَุดَุฏُّ ุงู„ู†َّุงุณِ ุจَู„ุงَุกً ุงْู„ุฃَู†ِุจْูŠَุงุกُ ุซُู…َّ ุงْู„ุฃَู…ْุซَู„ُ ูَุงْู„ุฃَู…ْุซَู„ُ ูŠُุจْุชَู„َู‰ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ุนَู„ٰู‰ ุญَุณًุจِ ( ูˆَูِูŠ ุฑِูˆَุงูŠَุฉٍ ู‚َุฏْุฑِ ) ุฏِูŠْู†ُู‡ُ ูَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุฏِูŠْู†ُู‡ُ ุตَู„َุจًุง ุงِุดْุชَุฏَّ ุจَู„ุงَุคُู‡ُ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ูِูŠ ุฏِูŠْู†ِู‡ِ ุฑِู‚َุฉٌ ุงُุจْุชُู„ِูŠُ ุนَู„ٰู‰ ุญَุณَุจِ ุฏِูŠْู†ُู‡ِ ูَู…َุง ูŠَุจْุฑَุญُ ุงْู„ุจَู„ุงَุกُ ุจِุงู„ْุนَุจْุฏِ ุญَุชู‰ٰ ูŠَุชْุฑُูƒَู‡ُ ูŠَู…ْุดِูŠْ ุนَู„َู‰ ุงْู„ุฃَุฑْุถِ ู…َุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฎَุทِูŠْุฆَุฉُ

“Orang yang paling banyak mendapatkan ujian / cobaan ( di jalan Allah Azza wa Jalla ) adalah para Nabi kemudian orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan) dan orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan), (setiap) orang akan diuji sesuai dengan (kuat / lemahnya) agama (iman) nya, kalau agamanya kuat maka ujiannya pun akan (makin) besar, kalau agamanya lemah maka dia akan diuji sesuai dengan (kelemahan) agamanya, dan akan terus-menerus ujian itu (Allah Azza wa Jalla) timpakan kepada seorang hamba sampai (akhirnya) hamba tersebut berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya dosa (sedikitpun)." (H.R. At-Tirmidzi no . 2398, Ibnu Mรขjah no . 4023)

Husnuzhan kepada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam doa. Ketika kita berdoa pada Allah kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya doa dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya doa. 

Karena ingatlah bahwasanya doa itu begitu ampuh jika seseorang berhusnuzhan kepada Allah. Jika seseorang berdoa dalam  keadaan yakin doanya akan terkabul, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุงُุฏْุนُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฃَู†ْุชُู…ْ ู…ُูˆู‚ِู†ُูˆู†َ ุจِุงู„ุฅِุฌَุงุจَุฉِ ูˆَุงุนْู„َู…ُูˆุง ุฃَู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู„ุงَ ูŠَุณْุชَุฌِูŠุจُ ุฏُุนَุงุกً ู…ِู†ْ ู‚َู„ْุจٍ ุบَุงูِู„ٍ ู„ุงَู‡ٍ

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi, no. 3479. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

0 Response to "Husnuzhan Kepada Allah"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak