Jenis Ilmu Pengetahuan

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Secara khusus, manusia mampu mengembangkan pengetahuan ini 

Karena ia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut, serta memiliki kemampuan berpikir dengan mengikuti suatu alur kerangka berpikir tertentu. 

Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia untuk mengembangkan pengetahuannya, yaitu 

  1. bahasa yang bersifat komunikatif dan 
  2. pikiran yang mampu menalar, yang berpijak pada dasar dan jenis ilmu pengetahuan.

Definisi Ilmu Pengetahuan

Ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengerti, memahami benar-benar.  

Dalam bahasa Inggris disebut science; dari bahasa Latin scientia (pengetahuan)-scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani adalah episteme.

Pengertian ilmu yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.

The Liang Gie dalam Surajiyo menyatakan bahwa usaha manusia untuk memahami dunia sekelilingnya melalui tiga bidang yang saling berhubungan, yaitu: 

1. Bidang pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) yang merupakan kumpulan hipotesis yang telah terbukti sah, 

2. Bidang persoalan ilmiah (scientific problems) yang merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji, tetapi belum dibuktikan sah, dan 

3. Bidang penjelasan gaib (mystical explanations) yang merupakan kumpulan hipotesis yang tidak dapat diuji sahnya.

The Liang Gie dalam Surajiyo memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.

Menurut The Liang Gie, ilmu adalah pemaparan menurut tiga ciri pokok sebagai rangkaian kegiatan manusia (proses), sebagai tertib tindakan pikiran (prosedur), dan sebagai keseluruhan hasil yang dicapai (produk). 

Ilmu dapat dipahami sebagai aktivitas penelitian, metode kerja (metode ilmiah), dan hasil pengetahuan (pengetahuan sistematis).

Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia; aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu; dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. 

Dari aktivitas ilmiah dengan metode ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan dapatlah dihimpun sekumpulan pengetahuan yang baru atau menyempurnakan pengetahuan yang telah ada. Dengan demikian, Ilmu adalah sesuatu kumpulan pengetahuan yang sistematis.

Mohammad Hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam. 

Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.

Adapun menurut Archie J. Bahm, definisi ilmu pengetahuan melibatkan enam macam komponen, yaitu masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan (conclusion), dan pengaruh (effects).

1. Masalah (problem)

Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk menunjukkan bahwa suatu masalah bersifat scientific, yaitu bahwa masalah adalah sesuatu untuk dikomunikasikan, memiliki sikap ilmiah, dan harus dapat diuji.

2. Sikap (attitude)

Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain adanya rasa ingin tahu tentang sesuatu; ilmuwan harus mempunyai usaha untuk memecahkan masalah; bersikap dan bertindak objektif, dan sabar dalam melakukan observasi.

3. Metode (method)

Metode ini berkaitan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi science terletak pada metodenya. Science merupakan sesuatu yang selalu berubah, demikian juga metode, bukan merupakan sesuatu yang absolut atau mutlak.

4. Aktivitas (activity)

Science adalah suatu lahan yang dikerjakan oleh para scientific melalui scientific research, yang terdiri dari aspek individual dan sosial.

5. Kesimpulan (conclusion)

Science merupakan a body of knowledge. Kesimpulan yang merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan dari science, yang diakhiri dengan pembenaran dari sikap, metode, dna aktivitas.

6. Pengaruh (effects)

Apa yang dihasilkan melalui science akan memberikan pengaruh berupa pengaruh ilmu terhadap ekologi (applied science) dan pengaruh ilmu terhadap masyarakat dengan membudayakannya menjadi berbagai macam nilai.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan lahir dari pengembangan suatu permasalahan (problems) yang dapat dijadikan sebagai kegelisahan akademik. 

Atas dasar problem, para ilmuwan memiliki suatu sikap (attitude) untuk membangun metode-metode dan kegiatankegiatan (method and activity) yang bertujuan untuk melahirkan suatu penyelesaian kasus (conclusions) dalam bentuk teori-teori, yang akan memberikan pengaruh (effects) baik terhadap ekologi maupun terhadap masyarakat.

Dengan demikian, kita bisa membedakan istilah ”pengetahuan” dan ”ilmu”. Secara umum, pengetahuan ini diperoleh dari pengalaman, bdimiliki oleh manusia, yaitu pengetahuan tentang hal-hal yang berlaku umum dan tetap serta pasti, utamanya tentang hal-hal yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.

Sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang sadar yang menuntut kebenaran, dengan menggunakan metode dan sistem tertentu. Jadi, ilmu itu tidak hanya tercapai dengan indera saja, melainkan harus juga diolah sedemikian rupa.

Ilmu mempunyai objek material dan objek formal. Adapun lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu disebut objek material, dan sudut tertentu yang menentukan macam ilmu itu disebut objek formal.

Objek material adalah suatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. 

Adapun objek formal adalah cara pandang tertentu tentang objek material tersebut, seperti pendekatan empiris dan eksperimen dalam ilmu kedokteran. 

Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan

Menurut The Liang Gie dalam Surajiyo, ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah mempunyai lima ciri pokok, yaitu:

1. Empiris; pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.

2. Sistematis; berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.

3. Objektif; ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.

4. Analitis; pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.

5. Verifikatif; dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga. Van Melsen mengemukakan ada delapan ciri yang menandai ilmu, yaitu sebagai berikut:

  1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis koheren.
  2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan.
  3. Universalitas ilmu pengetahuan.
  4. Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif.
  5. Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu, ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
  6. Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah bila mengandung pertanyaan baru dan menimbulkan problem baru lagi.
  7. Kritis, artinya tidak ada teori yang difinitif; setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.
  8. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.

Demi objektivitas ilmu, ilmuwan harus bekerja dengan cara ilmiah. Sifat ilmiah ini dapat diwujudkan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  1.  Ilmu harus mempunyai objek; ini berarti bahwa kebenaran yang hendak diuangkapkan dan dicapai adalah persesuaian antara pengetahuan dan objeknya.
  2.  Ilmu harus mempunyai metode; ini berarti bahwa untuk mencapai kebenaran yang objektif, ilmu tidak dapat bekerja tanpa metode yang rapi.
  3.  Ilmu harus mempunyai sistematis; ini berarti bahwa dalam memberikan pengalaman, objeknya dipadukan secara harmonis sebagai suatu kesatuan yang teratur.
  4.  Ilmu bersifat universal; ini berarti bahwa kebenaran yang diungkapkan oleh ilmu tidak mengenai sesuatu yang bersifat khusus, melainkan kebenaran itu berlaku umum.

Jenis Ilmu Pengetahuan

Sebuah kategori penggolongan jenis ilmu yang banyak dikemukakanoleh para ahli adalah pembedaan segenap pengetahuan ilmiah dalam dua kelas yang istilahnya saling berlawanan. 

Hal ini tampak sederhana sehingga mudah dipahami, tetapi pada umumnya tidak merincikan berbagai cabang ilmu, hanya biasanya diberikan contoh ilmu apa yang termasuk dalam masing-masing kelompok.

Penggolongan ilmu sebagaimana dikutip dari Surajiyo  sebagai berikut:

1. Ilmu Formal dan Ilmu Nonformal

Suatu ilmu disebut Ilmu Formal karena ilmu ini dalam seluruh kegiatannya tidak bermaksud menyelidiki data-data inderawi yang konkret. Misalnya matematika dan filsafat.

Suatu ilmu disebut Ilmu Nonformal karena di dalam ilmu ini pengalaman inderawi memainkan peranan sentral/utama. 

Ilmu ini dalam seluruh kegiatannya berusaha menyelidiki secara sistematis data-data inderawi yang konkret. Misalnya ilmu hayat, ilmu alam, dan ilmu manusia.

2. Ilmu Murni dan Ilmu Terapan

Ilmu Murni adalah ilmu yang bertujuan meraih kebenaran demi kebenaran (teoretis). Misalnya matematika dan metafisika. 

Ilmu Terapan adalah ilmu yang bertujuan untuk diaplikasikan atau diambil manfaatnya (praktis). Misalnya ilmu kedokteran, teknik, hukum, ekonomi, psikologi, sosiologi, administrasi, dan ekologi.

3. Ilmu Nomotetis dan Ilmu Idiografis

Ilmu Nomotetis adalah ilmu yang objek pembahasannya merupakan gejala pengalaman yang dapat diulangi terus-menerus dan hanya merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam. 

Termasuk dalam ilmu ini adalah ilmuilmu alam, yang objek pembahasannya adalah benda alam atau gejala alam, yang didekati dengan cara menerangkan.

Ilmu Idiografis adalah ilmu yang objek pembahasannya merupakan objek yang bersifat individual, unik, yang hanya terjadi satu kali dan mencoba mengerti atau memahami objeknya menurut keunikannya itu. 

Termasuk dalam ilmu ini adalah ilmuilmu budaya, yang objek pembahasannya adalah produk manusiawi, yang didekati dengan cara mengerti atau memahami.

4. Ilmu Deduktif dan Ilmu Induktif

Suatu ilmu disebut Ilmu Deduktif karena semua pemecahan yang dihadapi dalam ilmu ini tidak didasarkan atas pengalaman inderawi (empiris), melainkan atas dasar deduksi atau penjabaran.

Deduksi ialah proses pemikiran yang melibatkan akal budi manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang umum dan abstrak, menyimpulkan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual. Misalnya matematika.

Suatu ilmu disebut Ilmu Induktif apabila penyelesaian masalah-masalah dalam ilmu yang bersangkutan didasarkan atas pengalaman inderawi (empiris). 

Ilmu Induktif bekerja selalu atas dasar induksi, yaitu proses pemikiran yang melibatkan akal budi manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual, menarik kesimpulan tentang hal-hal yang bersifat umum dan abstrak. Misalnya ilmu alam.

Van Melsen membedakan llmu pengetahuan menjadi ilmu-ilmu empiris (ilmu alam, ilmu sejarah, ilmu-ilmu manusia) dan ilmu-ilmu nonempiris (matematika dan filsafat)

1. Ilmu alam

Ilmu alam ini melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang dapat diinderawi secara langsung. Data inderawi ini harus dimengerti sebagaimana tampaknya. 

Hal ini dapat dilakukan melalui observasi ilmiah yang memiliki objektivitas pada objek. Ilmu alam menyelidiki kenyataan konkret menurut aspek-aspeknya yang dapat diulangi.

2. Ilmu sejarah

Ilmu sejarah yang dimaksud adalah ilmu yang menyangkut sejarah manusia. Ilmu sejarah ini menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan manusiawi, yang dapat juga diungkapkan melalui peninggalan-peninggalan fisis. 

Karena sejarah meliputi semua kejadian yang pernah berlangsung, akibatnya ilmu sejarah ini tidak bias mengadakan eksperimen.

3. Ilmu-ilmu manusia

Ilmu ini juga disebut ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral science) atau ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu manusia ini diberi tempat tersendiri di samping ilmu sejarah dan ilmu alam, karena ilmu sejarah maupun ilmu manusia menyangkut perbuatan serta tingkah laku manusia. 

Di samping itu, ilmu manusia juga mempunyai persamaan dengan ilmu alam, dengan usahanya untuk menemukan secara khusus aspekaspek yang dapat diulangi.

4. Matematika

Matematika merupakan ilmu non-empiris dan dalam bentuk abstrak yang juga mempunyai peranan penting dan dapat diterapkan bagi ilmu-ilmu empiris. 

Karena keabstrakan matematika ini, ia menyediakan berbagai struktur formal bagi ilmu-ilmu lain.

5. Filsafat

Filsafat juga merupakan ilmu non-empiris, yang berfungsi sebagai kerangka sistematis yang umum, mengingat adanya pandangan bahwa filsafat sebagai induk semua ilmu lain. 

Dalam keanekaragaman ilmu ini perlu diteruskan pencarian jawaban atas pertanyaan yang pada awal mulanya dikemukakan oleh filsafat.

0 Response to "Jenis Ilmu Pengetahuan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak