MACAM-MACAM ILMU BANTU SEJARAH

Dalam melakukan penelitian sejarah, seorang sejarawan memerlukan beberapa ilmu bantu untuk menunjang proses dan hasil penelitian agar memiliki tingkat akurasi yang tinggi. 

Ilmu-ilmu tersebut sering dinamakan ilmu bantu sejarah. Berikut ini adalah ilmu bantu dalam sejarah yang dapat menunjang dalam penelitian sejarah :

1. Arkeologi

Arkeologi atau juga disebut ilmu purbakala berkaitan dengan berkas atau warisan masa lalu berupa artefak (benda visual).

Warisan itu dapat berupa bangunan dan monumen yang masih terdapat di permukaan tanah, bekas yang tersimpan dalam tanah yang dikeluarkan dengan penggalian.

Kontribusi arkeologi terhadap studi sejarah kebudayaan sangat berarti. Apa yang kita ketahui mengenai kebudayaan material, hampir semuanya berasal dari hasil penggalian arkeologi. 

Misalnya, pembentukan kota dan perumahan, struktur rumah, senjata, kuburan dan sebagainya. Korelasi antar sumber tertulis dan tidak tertulis sangat membantu dalam penggalian arkeologi. 

Misalnya, pada abad ke 17 hingga abad ke 18 perdagangan maritim berkembang pesat seiring dengan upaya perolehan rempah-rempah langsung di kepulauan Maluku.

Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Diantaranya yang disebut dengan paradigma arkeologi, yaitu menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, serta mengerti proses perubahan budaya. 

Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, maka ilmu ini ternasuk kedalam kelompok ilmu humaniora, meskipun demikian, terdapat berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain sejarah, antropologi, geologi (ilmu tentang lapisan pembentuk Bumi yang menjadi acuan relatif umur suatu temuan arkeologis), geografi, arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisika (antara lain denagn karbon untuk mendapatkan unsur-unsur suatu benda logam), serta filologi (mempelajari naskah lama).

Kontribusi arkeologi terhadap studi sejarah kebudayaan sangat berarti. Apa yang kita diketahui tentang kebudayaan, struktur rumah, perabot rumah tangga, pakaian perhiasaan, alat kerja, senjata, kuburan dan sebagainya . demikaian juga dengan pengetahuan agama banyak diperoleh dari tinggalan berbagai tinggal arkeologi, misalnya, arsitektur candi, struktur bangunan masjid, keraton, makam dan sebagainya.

2. Oorkondoleer

Oorkondoleer atau ilmu piagam. Dengan ilmu bantu ini memungkinkan sejarawan untuk membaca, mengartikan, dan menguji kredibilitas piagam yang merupakan warisan masa lalu. 

Piagam ialah kesaksian hukum tertulis dalam bentuk yang sesuai dengan tujuannya yang tersebut di dalamnya. Piagam lebih bersifat yuridis, hingga penting dalam studi sejarah hukum.

Piagam diwariskan dalam bentuk asli atau salinan dan dapat juga ditulis dalam legister. Ia dapat diteliti dari bentuk luar maupun dalamnya yang akrab disebut kritik ekternal dan kritik internal. 

Aspek luar yang diteliti dari piagam adalah jenis kertas, tulisan atau tanda tangan. Aspek dalam ialah berkaitan dengan isi dan rumusan atau dengan kata lain keabsahan informasi yang terkandung dalam piagam itu.

3. Filologi

Ilmu ini berkaitan dengan bahasa dan kesusastraan. Plato adalah orang yang pertama kalimengunakan istilah filologi (philos artinya kawan, dan logos berarti ilmu. 

Karena fokusnya pada warisan kesusantraan, maka dibutukan bahan naskah dari kesusantraan itu, dengan demikian, filolog (ahli filologi) banyak bekerja dengan naskah-naskah lama. 

Metode yang diterapkan fiolog dalam pekerjaannya ialah kritik dan komentar serta menafsirkan isi naskah. Hasilnya sangat bermanfaat bagi sejarawan, terutama dalam menyusun cerita sejarah. 

Bila Oorkondoleer berkaitan dengan materail (fisik) dari warisan masalalu yang di dalamnya terdapat tulisan yang mengunakan bahasa tertentu, maka filologi berupaya untuk mengkaji aspek bahasanya, misalnya sebuah piagam hanya bisa dipahami maksud pembuatannya bila tulisannya dapat diidentifikasi (jenisnya) dan bahasa yang digunakan didalamnya dimengerti.

Tugas seorang filolog, nama untuk ahli filologi yaitu meneliti naskahnaskah, membuat laporan tentang keadaan naskah-naskah dan menyunting teks yang ada didalamnya. 

Ilmu pernaskahan biasanya berdampingan dengan paleografi, atau ilmu tentang tulisan pada masa lampau. Salah satu seorang Filolog Indonesia ternama adalah R.M. Ng. Poerbatjaraka.

4. Paleografi

Kata paleografi berasal dari dua suku kata, yakni “paleo” berarti kuno dan “grafi” yang artinya gambaran. Jadi paleografi ialah ilmu tentang tulisan kuno.

Dengan menggunakan ilmu bantu ini sejarawan bisa membaca tulisan kuno tanpa kesalahan. Aspek yang penting diperhatikan dalam kaitan ini, ialah usia dan tempat asal tulisan kuno itu.

Tujuan yang hendak dicapai paleografi dari pekerjaannya ialah untuk memecahkan rahasia tulisan kuno. 

Tabir rahasia Mesir diketahui setelah rahasia yang terdapat dalam tulisan berhasil kuno (yang ditulis di atas daun Papirus) berhasil ditemukan cara bacaannya oleh ilmuan berkebangsaan Prancis, Jean Francois Capellion, pada tahun 1822. Huruf yang digunakan ialah Hierogliph.

5. Kronologi

Kronologi ialah ilmu yang berkaitan dengan perhitungan waktu. Perhitungan yang berhubungan dengan suatu kejadian atau peristiwa banyak digunakan dalam ilmu sejarah. 

Reformasi di Eropa terjadi pada abad ke-16 hingga 17, sedangkan di Indonesia gerakan reformasi baru muncul pada dasawarsa terakhir abad ke-20 (1998). 

Konteks dari kedua reformasi itu pun juga berbeda. Itulah sebabnya aspek waktu sangat penting dalam studi sejarah, karena urutan kejadian peristiwa (kronologi) adalah ciri dari ilmu sejarah.

6. Numismatik

Numismatik ialah ilmu yang mengkaji tentang mata uang. Numerik juga memberikan bahan berharga bagi sejarah seni. 

Mata uang adalah hasil dari kerajinan tangan yang dibentuk dan mengandung unsur keindahan. Ilmu perhitungan waktu juga membutuhkan ilmu mata uang. 

Sebab disetiap mata uang selalu dicantumkan waktu pembuatannya, juga pihak yang mengeluarkannya. Dengan meneliti mata uang dapat diperoleh gambaran tentang sebuah dinasti. Ini berarti hasil rekontruksinya berkaitan dengan sejarah politik dan pemerintahannya.

Kajian sejarah yang banyak mengunaakn numismatik ialah sejarah ekonomi. Mata uang yang didapat jauh dari daerah asalnya memberikan petunjuk hubungan masa lalu antara daerah di mana mata uang tersebut ditemukan. 

Penyebaran mata uang dapat memberikan gambaran yang terkait dengan penjaringan perdagangan. Numismatik juga memberikan bahan berharga bagi sejarah seni. Mata uang adalah hasil dari kerajinan tangan yang dibentuk dan menagndung unsur keindahan.

Dalam suatu mata uang, biasanya tergambar tokoh dan catatan tahun dikeluarkannya, namun kelemahan mata uang biasanya berlaku dalam kurun waktu yang cukup lama dan sebarannya yang cukup luas. 

Sebuah mata uang sering kali masih berlaku walaupun penguasanya sudah berganti. Bagaimanapun, numismatik mempunyai peran yang cukup besar dalam penelitian sejarah. 

Dari mata uang, tentu dapat pula faktor pemantik awal untuk mengungkap suatu aktor yang berkuasa, atau juga lebih jauh, yakni mengenai pertumbuhan suatu emporium (kota dagang).

7. Genealogi

Genealogi berasal dari bahasan Yunani genea, yang berarti “keturunan” dan logos, berarti “ilmu”. Adalah kajian tentang keluarga dan penelusuran jalur keturunan serta sejarahnya. 

Ahli genealogi mengunakan berita dari mulut ke mukut, catatan sejarah, analisis genetik, serta rekaman lain untuk mendapatkan

informasi mengenai suatu keluarga dan menunjukkan dan silsilah dari anggotaanggotanya. Hasilnya sering ditampilkan dalm bentuk bagan (disebut bagan silsilah) atau ditulis dalam bentuk narasi. 

Beberapa ahli membedakan antara geneologi dan sejarah keluarga serta membatasi geneologi hanya pada hubungan perkerabatan, sedangkan “sejarah keluarga” merujuk pada penyediaan detail tambahan mengenai kehidupan dan konteks historis dari keluarga terkait.

Dalam antropologi, geneologi selalu dijadikan indikator hubungan sosial, yang bersifat biologi atau tidak. Didalamnya bisa terdapat, misalnya kerabat yang tidak punya hubungan darah, kerabat yabg diadopsi, atau bahkan kerabat yang sifatnay fiktif. 

Ruang cakupannya ditentukan oleh apa-apa yang relevan menurut budaya. Ia umumnya berkaitan dengan kerabat dari kedua pihak dalam satu keluarga. 

Karena itu, bukan hal yang mustahil untuk mengabunggabungkan geneologi seseorang dengan orang lainnya untuk menghasilkan suatu “peta” hubungan kekerabatan yang menghubungkan satu keluarga dengan keluarga lainnya.

Pengetahuan tentang ikatan golongan-golongan keturunan penting dalam sejarah sosial dan politik. Kedudukan sosial tidak ditentukan oleh kesanggupan atau prasasti, tetapi oleh garis keturunan. 

Kerajaan- kerajaan lokal di Nusantara dimasalalu banyak menggunakan hubungan darah (keturunan) dalam hal pergantian kekuasaan. 

Sebuah kerajaan yang mengklaim dirinya sebagai penegak demokrasi sekalipun, kadang mengabaikan prinsip dasar demokrasi, misalnya pemilihan langsung oleh rakyat. Banyak dijumpai pertimbangan garis keturunan dominan dalam pengantian kekuasaan.

8. Demografi

Demografi ialah analisis terhadap berbagai variabael kependudukan. Didalamnya mencakup aneka metode perhitungan dan hasil substantif dalam riset mengenai angka kematian/mortalitas, angka kelahiran, migrasi dan jumlah serta komposisi penduduk.

Dalam studi demografi, menurut Nathan Keyfitz, terdapat dua jenis variabel kependudukan, yaitu : 

  1. Variabel stok yang bersifat statis dan 
  2. Variabel arus yang bersifat dinamis 

Sumber utama variabel pertama adalah sensus nasional. Beberapa informasi yang lazim dikumpulkan dalam sensus adalah usia dan jenis kelamin serta distribusinya, status dan jenis mata pencaharian, dan tempat lahir. Sedangkan sumber variabel kedua yang utama adalah regestrasi kelahiran dan kematian.

Karakteristik khusus demografi, terletak padametode- metode kuantitatif empirik yang digunakannya.

Letak pentingnya studi ini dalam sejarah ialah bila hendak mengkaji sejarah migrasi penduduk dan perkembangan soial masyarakat. 

Misalnya, pada abad ke- 19, seiring dengan perluasan usaha ekonomi, pemerintah belanda mengadakan proyek besar- besaran pemindahan penduduk dari Jawa ketanah seberang. 

Daerah-daerah yang dituju antara lain ialah Sumatera. Perkembangan perkebunan gula disana tidak terlepas dari peran para migran itu, sehingga bila hendak mengkaji sejarahnya harus didukung oleh pengetahuan dan data demografi penduduk. Dengan begitu, dapat ditemukan korelasi sistem pertanianantar Jawa dengan Sumatera.

9. Etnografi

Etnografi secara khusus melihat pada pada kelompok sosial tertentu atau etnis. Etnisitas adalah suatu penggolongan dasar dari suatu organisasi organisasi sosial yang keanggotaannya didasarkan pada kesamaan asal, sejarah dan yang dapat meliputi kesamaan budaya, agama atau bahasa

Konsep Max Weber tentang etnis paling banyak digunakan. Dalam economy and social, Weber mendefinisikan etnis sebagai kelompok manusia yang (selain kelompok kesukuan) menghormati pandangan serta memegang kepercayaan bahwa asal yang sama menjadi alasan untuk menciptakan suatu komunitas tersendiri.

Studi etnografi dalam ilmu-ilmu sosial, sebagain besar dicurahkan pada kegiatan penelitian atau karya lapangan. Pada mulanya etnografi banyak berkutat pada masalah jarak antara peneliti dengan yang diteliti. 

Tulisan-tulisan tentang budaya yang dibuat oleh para antropolog pada abad ke 19 tidak didasarkan pada studi kasus yang dilakukannya sendiri, melainkan dari sumber-sumber lain seperti dokumen, laporan dan surat- surat dari para penjelajah, anggota ekspedisi ilmiah, misionaris, petualangan, dan pejabat pemerintah kolonial. 

Namun sebelum memesuki abad ke- 20 para ethnografer mulai melakukan studi untuk masuk, mengalami sendiri dan tinggal dalam kurun waktu lama disebuah dunia sosial yang akan ditulis. 

Sebut saja Bronislaw Malinowski, adalah seorang ilmuan yang banyak mengembangkan pendekatan ini. 

Dalam konteks tersebut para peneliti dituntut agar mengenal secara pribadi, akrab dan terus-menerus berhubunggan dengan “segala sesuatu yang diucapkan dan diperbuat penduduk asli “ atau lazim dikenal dengan perspektif emik.

Pada abad ke -19 ketika gerakan sosial bersifat endemis (bagaikan jamur di musim hujan), Snouck Hurgronjhe mengadakan studi lapangan mengenai kehidupan masyarakat Nusantara. 

Pertama kali studi itu, ditujukan pada masyarakat Nusantara di Mekkah. Mayoritas masyarakat haji di abad itu menarik perhatian Hurgronjhe untuk mengetahui motivasi utama mereka berhaji. 

Lalu diteliti lebih lanjut korelasinya dengan fenomena gerakan protes Nusantara. Tidak cukup mengetahui kehidupan mereka disana, Hurgronjhe memutuskan (atas restu parlemen belanda) langsung ke Nusantara. 

Datanglah ia ke Aceh dan kemudian ke Jawa. Hasil studinya menunjukkan adanya korelasi antara semangat keagamaan (berhaji) dengan gerakan protes yang terutama dipimpin oleh tokoh- tokoh masyarakat dengan nama depan atau gekaran haji. 

Dari studi mendalam itu, ia mengajukkan dalil, kepada pemerintah Belanda agar tidak menghalangi masyarakat melakukan kegiatan yang berorientasi pada ibadah dan sosial budaya, namun tidak boleh diberi ruang aktivitas politik karena dapat membahayakan kelangsungan pemerintah kolonial.

Kasus lainnya yang merupakan salah satu tema aktual sejarah berkaitan erat dengan persoalan etnis ialah politik rasial di Afrika Selatan pada abad ke20. Dalam kebijakan politik kolonial bangsa Barat disana, penduduk dibedakan atas dasar warna kulit atau ras. 

Politik ini lebih dikenal dengan istilah politik apartheid. Bangsa Barat yang berkulit putih memiliki otoritas politik yang dipaksakan kepada penduduk pribumi (Afrikaner).

Tanah-tanah yang hendak dikelola ataupun ditempati oleh Afrikaner diatur dengan ketentuan Land Act 1913. Setiap warga diwajibkan memiliki tanda pengenal, dan dengan itu ia diperlukan pula berbeda sesuai dengan identitasnya. Ia diperlukan pula berbeda sesuai dengan identitasnya. 

Masih banyak lagi aturan-aturan lain yang pada intinya hendak mengeliminasi penduduk pribumi dari dunia sosial dan politik dinegerinya sendiri, seperti tampak pada kalimat “no equality in Curch and State” (tidak ada persamaandalam gereja / agama dan negara )

Kawasan sosial penduduk pribumi diatur menurut selera pemerintah kolonial dengan Group Area Act 1923. Menurut aturan ini Afrikaner hanya diizinkan masuk ke kota-kota yang dipetakan oleh orang kulit putih apabial mereka mau masuk dan memenuhi kebutuhan kulit putih. 

Tempat mereka dikota-kota pun terpisah dari white people. Dalam hal ini partisipasi politik, semua orang kulit putih memiliki hak pilih, tetapi tidak untuk Afrikaner yang mayoritas jumlahnya.

Demokrasi rasial itulah yang melandasi munculnya gerakan nasionalisme yang dipimpin oleh Nelson Mandela berjuang untuk menghapuskan politik apartheid. 

Pada 1994, akhirnya politik ini dapat dihapuskan dengan tampilnya Mandela sebagai presiden Afrika Selatan.

10. Ilmu Hukum

Konsepsi tentang hukum dalam kerangka sejarah dan budaya bersifat spesifik. Beberapa kasus pengadilan yang dilakukan kepada pemerintah Hindia Belanda, 

Namun mereka tidak berhak memberikan pengadilan karena pelakunya bukan penduduk Hindia Belanda, melainkan rakyat dari negeri atau kerajaan-kerajaan yang merdeka.

Acapkali hukum diinterpretasikan sebagai ungkapan dari nilai-nilai budaya, kadang- kadang pula sebagai kerangka kekuasaan yang dirasionalkan.

Menurut Sally Falk Moore, memisahkan keduanya akan menciptakan yang salah(Kartodirjo, Beberapa Fatsal dari Historiografi Indonesia Dalam Lembaran Sejarah, 1968, pp. 59-64). Studi etnografi menunjukkan demikian.

Fungsi sistem hukum dalam pemikiran M. Friendman adalah mendistribusikan dan memelihara alokasi nilai-nilai yang dianggap benar oleh masyarakat. Alokasi yang dilakukan dengan semangat kebajiakn disebut keadilan.

Masyarakat dengan demikian diantropomorfosis sebagai sebuah entitas konsensual yang memiliki nilai- nilai bersama.

Menarik studi mengenai sejarah politik dan hukum di Nusantara 1850-1910. Dengan pendekatan hukum Internasional, Resink mengajikan kepada pembacanya bahwa masih terdapat kerajaan- kerajaan yang merdeka dalam periode itu, khususnya di Sumatera dan Indonesia bagian timur. 

Suatu yang menarik dari studi ini, bila kebanyakan orang selama ini percaya bahwa Indonesia pernah dijajah oleh Belanda selama kurang lebih 350 tahun, apabila yang dimaksudkan adalah seluruh kepulauan Indonesia. Resink membuktikan bahwa hal itu tidak benar.

Beberapa kasus pengadilan yang diajukan kepada pemerintah hindia belanda, namun mereka tidak berhak memberiakn pengadilan karena pelakunya bukan penduduk Hindia Belanda, melainkan rakyat dari negeri atau kerajaan- kerajaan yang merdeka. 

Ketika kasus perdagangan budak diajukan pada pengadilan kolonial di Ujung Pandang, pihak makamah kolonial tidak dapat berbuat apa-apa, sebab kasus tersebut (yang sudah dilaarang pleh pemerintah Hindia Belanda sejak abad ke-19 ) terjadi di wilayah Mandar (sekarang provinsi Sulawesi Barat) yang terletak diluar wilayah kekuasaan Hindia Belanda.

Studi hukum Internasional yang dilakukan oleh Resink ini meruntuhkan pemikiran 360 tahun Indonesia di jajah. Tidak ada yang berlebihan jika menulis dan memberikan predikat padanya sebagai “Peruntuh Mitos Penjajah 350 Tahun).

11. Geografi

Geografi ialah ilmu yang mempelajari tentang penguraian dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan kewilayaan dalam distribusi lokasi di permukaan bumi. 

Fokusnya ialah pada sifat dan saling keterkaitan antara lingkungan, tata ruang, dan tempat, ilmu ini lahir sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk menambah pemahaman mengenai dunia. 

Nilai terapannya sangat dihargai selama Perang Dunia Kedua, karena kemampuan para ahli geografi untuk menyediakan informasi mengenai negara- negara lain.

Keahlian kartografi serta fotogrametik mereka banyak dipakai dalam dunia intelijen. Persentuhan antara sejarah dan geografi melahirkan studi geografi sejarah.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 terminologi ini biasa dipakai berkenaan dengan sejarah eksplorasi dan penemuan, pembuatan peta dunia, dan perubahan batas-batas politik dan administrasi. 

Kelahiran geografi sejarah modern bisa dilacak pada 1920-an dan 1930-an. Pada 1960-an, ia telah cukup matang untuk berdiri sendiri sebagai sebuah ilmu disiplin ilmu, yang tidak hanya berurusan dengan rekontruksi keadaan geografis masa lalu, melainkan juga mempelajari perubahan-perunahan geografi.

Menurut H. C Darby dalam sebuah tulisannya berjudul Historical Geography terdapat empat pendekatan dalam studi geografi sejarah . 

  1. Mengenai keaddan geografi dimasa lalu, dalam kaitan ini adalah perbandingan keadaan geografi suatu daerah secara horizontal di masa lalu. 
  2. Perubahan lanskap yakni terkait dengan tema-tema transformasi yang bersifat vertikal, seperti pembukaan suatu lahan hutan dari pengeringan rawa. 
  3. Masa lalu yang dijelaskan dari keadaan geografinya di masa sekarang.
  4. Sejarah yang bersifat geografis, yakni penyelidikan mengenai pengaruh kondisi-kondisi geografi (keadaan lingkungan dan lokasi) terhadap jalannya sejarah. 

Sejarawan Annales Perancis, mengembangkan pendekatandi dalam studi sejarah. Kawasan laut Tengah (Medetaranean ) yang menjadi fokus studinya dikemukan panjang lebar dan lebih banyak (halamannya) dibandingkan dengan dua aspek utama lainnya, yakni konjungfur dan peristiwa politik. 

Ia menjelaskan kondisi dan perubahan iklim dikawasan itu yang turut mempengaruhi distribusi dan perubahan iklim dikawasan itu yang turut mempengaruhi distribusi dan pola produksi dalam kegiatan perdagangan maritim pada masa pemerintahan Philips II.

Dalam sebuah tulisannya, Lapian mencoba menjelaskan pengaruh perubahan geografi terhadap gerak sejarah. Pada 11 april 1815, terjadi letusan gunung Tambora di Kepulauan Nusa Tenggara. 

Dari hasil studi, para pakar sependapat bahwa kerusakan alamiah dan korban akibat letusan itu lebih besar dibandingkan letusan gunung Krakatau. 

Sejumlah 4.800 jiwa meninggal dunia dan 36.257 meninggalkan Pulau Sumbawa mengunsi kepulau- pulau sekitarnya. Singkatnya, Sumbawa pada saat itu kehilangan 85000 penduduk.

Dua institusi politik lokal yakni kerjaaan pekat dan kerjaaan Tambora hilang dari muka bumi. Bahkan menurut catatan sejarah lokal, kapal boleh berlabuh di mana bekas negeri tambora adanya. 

Selama tiga tahun di Sumbawa tidak dapat ditanami padi, Sehingga penduduk kelaparan dan ada yang menjual dirinya pada temannya ditukar sama padi.

Dampak letusan itu, turut pula dirasakan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan namun konteksnya berbeda dengan apa yang dialami oleh penduduk di sumbawa. 

Pada malah hari bertepatan dengan kejadian itu, di Tanah Bugis Makasar ruang angkasa tampak gelap dengan abu. Alhasil, produksi beras melimpah ruah dan jumlah ekspor pun meningkat. 

Dampak globalnya juga dapat dilihat pada kondisi Eropa Barat. Sejak awal Juni 1815, Eropa dilanda hujan lebat selama berminggu- minggu, yang sebenarnya bukan musimnya.

Keadaan ini menyulitkan Napoleon Bonaparte, yang baru lolos dari pengasingannya di Pulau Jawa, untuk bergerak cepat dengan pasukannya ke

Brussel. Akibat hujan itu jalanan di tutup oleh tumpukan lumpur sehingga menggangu gerak kereta dan persenjataan pasukan Perancis. 

Bantuan yang dibutuhkan Napoleon pun terlambat tiba, dan akibatnya sangat fatal baginya, kelelahan di Waterloo pada 18 Juni 1815. 

Peristiwa kekalahan ini telah mengubah politik dunia, termasuk keadaan politik di Kepulauan Nusantara

Ilmu bantu sejarah adalah cabang ilmu yang dapat digunakan sejarawan dalam pelaksanaan penelitian maupun rekontruksi peristiwa sejarah.Ilmu bantu sejarah dibagi atas beberapa yaitu: Arkeologi, Oorkondoleer, Filologi, Paleografi, Kronologi, Numismatik, Genealogi, Demografi, Etnografi, Ilmu Hukum, Geografi.

Fungsi dan kegunaan ilmu bantu sejarah, antara lain: 

  1. Sebagai alat bantu untuk mengungkap suatu fakta dari sumber sejarah; 
  2. Sebagai alat untuk mengurai sekaligus mengkritisi sumber dan fakta-fakta yang sudah dihimpun oleh peneliti; 
  3. Sebagai kontrol agar proses yang dilakukan peneliti sejarah tetap bersandar pada metode-metode ilmiah agar penelitti tidak terjebak ke dalam fiksi dan mitos.

0 Response to "MACAM-MACAM ILMU BANTU SEJARAH"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak