Pembelajaran Tajwid

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah hingga hari akhir.

Hal yang utama dari belajar membaca alquran adalah juga belajar tajwid al-quran. Termasuk juga Bacaan Tajwid, seperti hukum bacaan tajwid Hukum nun mati, hukum bacaan tajwid mim mati, alif lam syamsiah serta hukum bacaan tajwid mad menjadi hal mendasar untuk kita pelajari.

Hukum bacaan tajwid ini penting di untuk dipahami, karena kesalahan tajwid, khususnya ketika membaca alquran dapat menyembabkan kesalahan arti.

Pada tahapan belajar, atau pada ilmu tajwid dasar dipelajari ketika kita sudah mengetahui huruf huruf alquran atau huruf huruf hijaiyah, serta kita sudah bisa membaca huruf huruf tersebut.

Banyak orang beranggapan bahwa belajar tajwid itu sulit, tapi jika kita tekun untuk belajar, insya Allah belajar tajwid akan mudah.

Pengertian Tajwid 

Tajwid alquran adalah tata cara membaca alquran dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah membaca alquran. Dalam ilmu keislaman khususnya di bidang membaca alquran dikenal dengan ilmu tajwid.

Tajwīd (تجويد) secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan baik dan indah atau bagus dan membaguskan, dalam bahasa arab, tajwid berasal dari kata Jawwada (جوّد-يجوّد-تجويدا).

Menurut ilmu qiro’ah tajwid juga berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya.

Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran.

Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah Menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran.

Para ulama menyatakan bahwa Hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.

Macam-macam hukum Tajwid

Berikut ini adalah macam-macam hukum bacaan tajwid

1. Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin

Hukum bacaan tajwid Nun Mati dan Tanwin adalah salah satu dari hukum Tajwid yaitu hukum bacaan Nun Mati. 

Disini kita akan menemukan mana saja dari huruf hijaiyah yang dibaca dengung, tentunya kita perlu untuk menghafalkan huruf itu dengan cara sering berlatih, karena untuk huruf hijaiyah yang dibaca dengung ini tidak ada tanda baca dengung nya.

Hukum ini menjelaskan tata aturan pembacaan alquran jikan Nun Mati Atau Tanwin bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah tertentu.

Nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) jika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah, hukum bacaannya ada 5 macam, yaitu:

  1. Izahar dan Huruf Izhar
  2. Idghom dan Huruf Idghom
    1. Idghom Bighunnah
    2. Idghom Bilaghunnah
    3. Pengecualian
  3. Iqlab dan Huruf Iqlab
  4. Ikhfa dan Huruf Ikhfa
  5. Ghunnah Pada Bacaan Ikhfa

Dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Izhar dan huruf Izhar

Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)bertemu dengan salah satu huruf halqi (ا ح خ ع غ ه ), maka dibacanya jelas/terang.

2. Idgham dan huruf Idgham

1. Idghom Bighunnah

Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung)

Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu dengan salah satu huruf yang empat, yaitu: ن م و ي

Contoh Idghom Bigunnah

فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ  harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah.

2. Idghom Bilaghunnah

Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)

Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dengan huruf lam atau ra (ر، ل)

Contoh Idghom Bilagunnah

مَنْ لَمْ  harus dibaca Mal lam

3. Pengecualian

Jika nun mati bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti

بُنْيَانٌ, اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ,

maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca jelas.

3. Iqlab dan huruf Iqlab

Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin(ـًـٍـٌ / نْ) bertemu dengan huruf ba (ب), maka cara membacanya dengan menyuarakan /merubah bunyi نْ menjadi suara mim (مْ), dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.

Contoh Iqlab

لَيُنۢبَذَنَّ   harus dibaca Layumbadżanna

4.Ikhfa dan huruf Ikhfa

Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ /نْ) bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang 15,  ta'(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), fa’ (ف), qof ( ق), dan kaf (ك)

Jika merunut secara bahasa, Ikhfa’ memiliki arti samar. Samar dalam hal ini adalah samar dalam mengucapkan bacaan antara Izhar dan Idghom. Ada juga yang mengatakan samar dalam hal suara Nun Mati yang ada pada bacaan terkait.

Walaupun demikian, secara kesimpulan tetap sama, yakni samar.

Dalam pengertian hukum tajwid, Ikhfa’ adalah satu hukum yang disematkan pada bacaan nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan salah satu di antara 15 huruf hijaiyah.

Huruf-huruf ini yang nanti menjadi topik bahasan dalam artikel ini. Termasuk contoh dan bagaimana cara membacanya.

Ikhfa’ sendiri tidak hanya menjadi hukum yang ada pada bahasan Nun Mati dan Tanwin. Ikhfa’ juga ada pada bagian pembahasan Mim Mati, namun nama Ikhfa’-nya diberi tambahan Syafawi.

Tambahan tersebut adalah tanda yang menunjukkan bahwa Ikhfa’ yang dimaksud adalah Ikhfa’ dalam pembahasan Mim Mati, bukan Nun Mati dan Tanwin.

5.Suara Ghunnah pada Bacaan Ikhfa

Ikhfa’ adalah membunyikan samar-samar antara Idzhar dan Idghom. Secara posisi bacaan, Ikhfa’ ada di tengah-tengah. Karena bacaan Ikhfa’ ini memiliki idghom yang samar, maka suara ghunnah yang dibawa Idghom juga dimunculkan di sini.

Iya, Ikhfa’ memiliki ghunnah yang samar-samar.

Lalu berapa panjang ghunnah pada Ikhfa’? Ghunnah pada bacaan Ikhfa’ ini memiliki panjang dua harakat.

Sehingga perlu teliti benar orang yang membaca Al-Quran memperhatikan hal ini baik-baik. Sebab tidak jarang, orang yang membunyikan bacaan Ikhfa’ tanpa memperhatikan panjang dengungnya.

Bahkan banyak yang cara membacanya seperti tanpa dengung dan langsung lanjut begitu saja.

Maka dibacanya samar-samar, antara jelas dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan mendengung.

Hukum membaca Ra 

Hukum bacaan Ra terbagi menjadi tiga,yaitu:

1. Ra dibaca Tafkhim artinya tebal

Ra dibaca tafkhim atau tebal dalam keadaan sebagai berikut :

  • Ra berharkat fathah اَلرَّسُوْلَ
  • Ra berharkat dhummah رُحَمَاءِ
  • Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah يَنْصُرُ- َاْلاَبْتَرُ
  • Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah تُرْجَعُوْنَ- يَرْحَمٌ
  • Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati اَلْغَفُوْرُ-اَلْجَبَّارُ
  • Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal اُرْكُضْ- اِرْحَمْنَا

Catatan: Hamzah Washal adalah Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau ada yang mendahuluinya dia tidak dibaca

2. Ra dibaca tarqiq (tipis) atau Tarkik

Huruf Ra dibaca tarqiq (tipis) atau Tarkik apabila keadaannya sebagai berikut:

  • Ra berharkat kasrah رِحْلَةَ الشّتَاءِ _ تَجْرِيْ
  • Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’ فِرْعَوْنَ – مِرْيَةٌ
  • Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata yang terpisah. فَصْبِرْصَبْرًا
  • Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun. جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – يَوْمَئِذِ لَخَبِيْرٌ
  • Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului oleh huruf yang berbaris kasrah. ذِيْ الذِّكْر

huruf Isti’lak ialah melafalkan huruf dengan mengangkat pangkal lidah kelangit-langit yang mengakibatkan hurfnya besar ق ص ض ظ ط غ خ

3. Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq

Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:

  • Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah atau Kasratain. مِنْ عِرْضِهِ – بِحِرْص
  • Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan huruf yang berharkat kasrah. الْقِطْرِ – مِصْرِ

Hukum Bacaan Maad

Pengertian dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا و ي
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. Mad Ashli / mad thobi’i
Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
  1. huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
  2. huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
  3. huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.

2. Mad far’i

Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :

1. Mad Wajib Muttashil

Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)

Mad ini dinamakan mad wajib karena hukum madnya wajib ditambahkan atas mad thabii, dinamakan muttashil (bersambung) karena huruf mad dan sebab-imad terdapat dalam satu kata.

Menurut Qiraat-i A`sim dan Riwayat Hafs martabahnya mad wajib muttashil ini adalah dibaca panjang empat (4) alif / delapan (8) harakah.

Martabah madnya mad wajib muttashil dengan cara tartil, tadwir, dan

hadr adalah sebagai berikut :

  1. Tartil : empat (4) alif atau delapan (8) harakah
  2. Tadwir : tiga (3) alif atau enam (6) harakah
  3. Hadr : dua (2) alif atau empat (4) harakah
2. Mad Jaiz Munfashil

Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda. Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).

Huruf mad ini juga dapat berupa wau moqoddaroh atau huruf wau tersembunyi, atau dapat juga berupa huruf ya Tersembunyi.

Menurut Qiraat-i A`sim dan Riwayat Hafs martabahnya mad jaiz munfashil ini adalah dibaca panjang empat (4) alif / delapan (8) harakah.

Martabah madnya mad jaiz munfashil dengan cara tartil, tadwir, dan hadr adalah sebagai berikut :

  • Tartil : empat (4) alif atau tiga (3) alif
  • Tadwir : tiga (3) alif atau dua (2) alif
  • Hadr : dua (2) alif atau satu (1) alif

Catatan : Satu (1) alif sama dengan dua (2) harakah

3. Mad Aridh Lisukuun

Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).

Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.

4. Mad Badal

Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)

5. Mad ‘Iwad

Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.

Panjangnya 2 harokat (1 alif).

6. Mad Lazim

Mad Lazim dibagi atas :

1. Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi

Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).

2. Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi

Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).

3. Mad Lazim Harfi Musyba’

Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)

4. Mad Lazim Mukhoffaf harfi

Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :

Panjangnya adalah 2 harokat.

7. Mad Layyin

Mad ini terjadi bila :

Huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.

Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).

Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).

Contoh :

8. Mad Shilah

Mad ini terjadi pada huruf “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).

Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.

Mad shilah terbagi 2, yaitu :

1. Mad Shilah Qashiroh

Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.

Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).

Contoh :

2. Mad Shilah Thowilah

Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah. Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5 alif).

Contoh :

9. Mad Farqu

Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.

Panjangnya 6 harokat.

Contoh :

10. Mad Tamkin

Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.

Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).

Contoh :

Untuk  penjelasan Hukum Mad yang lebih rinci bisa kunjungi artikel tentang 15 hukum Mad pengertian dan contoh dalam alquran.

Hukum Mim Mati

Mim mati (مْ) bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu:

  1. ikhfa syafawi,
  2. idgham mim, dan
  3. izhar syafawi.

1.Ikhfa Syafawi 

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.

2.Idgham Mimi 

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (مْ), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung.Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.

3.Izhar Syafawi 

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup

Hukum qalqalah

Pengertian Qalqalah : Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap.

Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ق , ط , ب , ج , د agar mudah dihafal dirangkai menjadi قُطْبُ جَدٍ

Macam-macam Qalqalah

1.Qalqalah kubra (besar)

yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.

Contoh :

مَا خَلَقَ . أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ . زَوْجٍ بَهِيْجٍ

2. Qalqalah Sugra (kecil)

Yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf (berhenti) padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.

Contoh :

يَقْطَعُوْنَ إِلاَّ إِبْلِيْسَ وَمَا أَدْرَاكَ

Contoh Lain dari qolqolah, perhatikan yang diberi warna merah

Hukum Bacaan Alif Lam – Belajar Tajwid Alquran

Dalam ilmu tajwid dikenal hukum bacaan alif lam ( ال ).

Hukum bacaan alim lam ( ال) menyatakan bahwa apabila huruf alim lam ( ال ) bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah, maka cara membaca huruf alif lam ( ال ) tersebut terbagi atas dua macam, yaitu :

  1. alif lam ( ال ) syamsiyah dan
  2. alif lam ( ال ) qamariyah[/su_highlight]

1. Pengertian hukum bacaan “Al” Syamsiyah.

“Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah dan dibacanya lebur/idghom (bunyi “al’ tidak dibaca).

Huruf-huruf tersebut adalah ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن

Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah:

Dibacanya dileburkan/idghom

Ada tanda tasydid/syiddah ( ّ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati => الـــّ

Contoh:

وَالشَّمْسِ يَوْمُ الدِّيْنِ وَالضُّحَى

2. Pengertian hukum bacaan “Al” Qamariyah

“Al” Qamariyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf qamariyah dan dibacanya jelas/izhar.

Huruf-huruf tersebut adalah : ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي

Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Qamariyah:

Dibacanya jelas atau izhar

Ada tanda sukun ( ْ ) di atas huruf alif lam mati => الْ

Contoh:

اَلْهَادِى وَالْحَمْدُ بِاْلإِيْمَانِ

Tanda-Tanda Wakaf 

Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an baik di akhir ayat atau di pertengahan ayat.

Adapun tanda-tanda waqaf antara lain :

Bagian pelajaran dari ilmu tajwid ini adalah belajar tentang sifat-sifat huruf hijaiyah,  sifat ini sangat terkait dengan cara pengucapan huruf hijaiyah tersebut.

Demkianlah sekilas tentang dasar-dasar ilmu tajwid alquran. Semoga artikel tentang belajar tajwid al-quran ini dapat meng inspirasi kita semua.

0 Response to " Pembelajaran Tajwid"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak