Pengetahuan

Pengertian  Pengetahuan

Menurut Wawan, pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. 

Penginderaan pada objek terjadi melalui panca indra manusia yakni pendengaran, penglihatan, penciuman, raba dengan sendiri dan rasa.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah penginderaan hasil manusia, hasil seseorang tahu terhadap objek melalui indra yang dimilikinya berupa mata, hidung, telinga dan sebagainya. 

Penginderaan dengan sendirinya menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas persepsi terhadap pengetahuan melalui indra telinga (pendengaran), mata atau indra penglihatan. 

Pengetahuan seseorang dengan objek mempunyai intensitas tingkah laku yang berbeda-beda.

Pengetahuan ialah hasil dari tahu setelah seorang melakukan penginderaan dengan objek tertentu, pancaindera manusia terjadi melalui penginderaan penglihatan, perasaan, pendengaran, perabaan dan penghidung. 

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui telinga dan mata. Kognitif atau pengetahuan ialah domain yang penting dalam membentuk tindakan pada seseorang.

Menurut Notoatmodjo, Pengetahuan (kognitif) adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang disadari pada pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. 

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan) yakni :

1. Awareness (kesadaran)

Dimana seseorang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik)

Pada stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-menimbang)

Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut terbagi dirinya.

4. Trial

Dimana sikap subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adaption

Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya pada stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. 

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. 

Jadi, pentingnya pengetahuan disini ialah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng.

Tingkat Pengetahuan.

Menurut Notoadmodjo, mengatakan pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu sebagai berikut:

1. Tahu (Know).

Tahu dapat diartikan mengingat materi yang sudah dipelajari pada sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini mengingat kembali (recall)pada suatu spesifik dan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 

Jadi, tahu ialah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur dan mengetahui orang dikatan tahu tentang apa yang dipelajari ialah dapat menyebutkan, menguraikan, menyatakan, mengidentifikasi dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention).

Mahami ialah kemampuan dalam menjelaskan dengan benar dengan objek yang diketahui secara benar. Orang yang paham terhadap materi atau objek dapat menyimpulkan, menjelaskan dan menyebutkan. 

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut dapat menginterprestasikan secara benar apa yang objek ketahui tersebut.

3. Aplikasi (Application).

Aplikasi ialah kemampuan dalam mengunakan materi yang sudah dipelajari secara ril atau situasi sebenarnya. 

Disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan metode, hukum, metode, rumus dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain. 

Apabila orang tersebut telah memahami objek yang dimaksut dapat menggunakan, mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut.

4. Analisis (Analysis).

Kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan kemudian mencari hubungan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesisi).

Sintesis ialah suatu kemampuan melaksanakan, menghubungkan bagian dalam suatu keseluruhan yang baru atau kemampuan dalam menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation).

Evaluasi ialah kemampuan melakukan penilaian (Justifikasi) dalam suatu materi dan objek. Penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau mengunakan kriteria yang telah ada.

Faktor pengetahuan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat antara lain sebagai berikut :

1. Faktor Internal.

1. Pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha mengembangkan kemampuan dan kepribadian didalam dan diluar sekolah (Formal dan non Formal), berlangsung seumur hidup. 

Pendidikan juga bisa diartikan sebagai sebuah proses pengetahuan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

2. Usia atau Umur.

Usia juga bisa mempengaruhi daya tangkap dan pola pikiran seseorang, semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pada pikirannya. Sehingga pengetahuan diperoleh semakin membaik.

3. Pekerjaan.

Menurut Wawan, pekerjaan ialah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. 

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

2. Faktor Eksternal.

1. Media massa atau informasi.

Informasi yang telah diperoleh baik pendidikan formal ataupun non formal memberiakan pengaruh jangka pendek, sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Semakin majunya teknologi akan tersedianya bermacam-macam media masa yang dapat berpengaruh pengetahuan masyarakat terhadap inovasi baru sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa 

Seperti radio, majalah surat kabar, televisi, penyuluhan dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

2. Sosial Budaya dan Ekonomi.

Tradisi dan kebiasaan yang dilakukan orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Demikian seseorang akan bertambah pengetahuan walaupun tidak melakukan. 

Dalam status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan tertentu sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

3. Lingkungan.

Lingkungan merupakan sesuatu yang ada disekitar individu baik lingkungan biologis, fisik maupun sosial. 

Berpengaruhnya lingkungan terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. 

Karena ini terjadi adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, akan direspon sebagai pengetahuan oleh individu.

4. Pengalaman.

Pengalaman juga sebagai sumber pengetahuan ialah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan mengulang kembali pengetahuan yang telah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.

Jenis Pengetahuan.

Jenis pengetahuan dalam masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan implisit.

Pengetahuan iplisit merupakan pengetahuan yang tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat seperti keyakinan pribadi, perspektif, nyata dan prinsip.

Dalam pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk ditranfer ke orang lain baik secara lisan maupun tertulis. Pengetahuan implisit sering kali berisi budaya, kebiasaan bahkan bisa tidak disadari.

Seperti contoh seseorang mengetahui terhadap bahaya dalam merokok bagi kesehatan, namun ternyata mereka merokok.

2. Pengetahuan eksplisit.

Pengetahuan Eksplisit merupakan pengetahuan yang telah didokumentasikan, disimpan dalam wujud nyata dan bisa dalam wujud perilaku kesehatan. Dapat dideskripsikan pengetahuan nyata dalam tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.

Seperti contoh, seorang telah mengetahui bahaya tentang merokok untuk kesehatan, dan ternyata mereka tidak merokok.

Proses memperoleh pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo, (2014) cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Cara tradisional atau non ilmiah.

1. Cara coba salah atau Trial and error.

Cara ini sudah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. 

Cara coba-coba ini dapat dilakukan menggunakan dalam memecahkan masalah, apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka akan dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut bisa dipecahkan atau terpecahkan.

2. Secara kebetulan. 

Penemuan secara kebetulan dapat terjadi karena ketidak sengajaan dengan orang yang bersangkutan.

3. Otoritas atau cara kekuasaan.

Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik informasi maupun formal, ahli agama pemegang pemerintahan dan sebagainya. 

Dengan kata lain pengetahuan tersebut dapat diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi otoritas pemerintah, otoritas pemerintah agama maupun ahli ilmu pengetahuan. 

Prinsip inilah, orang lain berpendapat yang dikemukanan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa menguji dulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.

4. Berdasarkan pengalaman Pribadi.

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, pengalamann adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran dalam pengetahuan. 

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang didapatkan dalam memecahkan permasalahan yang pernah dihadapi di masa lalu. 

Bila gagal dengan cara tersebut tidak akan mengulang cara itu dan berusaha untuk mencari cara lain sehingga dapat berhasil memecahkannya.

5. Melalui jalan pikiran.

Menusia dari sini telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuan. Dalam memperoleh pegetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikiran baik melalui pertanyaan-pertanyaan khusus yang umum disebut induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum kepada khusus.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan.

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular yang disebut metode penelitian. 

Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon, kemudian dikembangkan oleh Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal sebagai penelitian ilmiah.

Kriteria tingkat pengetahuan.

Menurut Nursalam, penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri. Kriteria dalam menilai tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu adalah sebagai berikut :

  1. Baik apabila skor nilainya adalah 76 – 100 %.
  2. Cukup apabila skor nilaiya adalah 56 – 75%.
  3. Kurang apabila skor nilainya adalah <56%.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. 

Dalam pengukuran pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan, bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tahu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui bidang tersebut. 

Dalam pengukuran bobot pengetahuan seseorang diterapkan menurut hal-hal sebagai berikut :

  1.  Bobot I adalah tahap tahu dan pemahaman.
  2. Bobot II adalah tahap tahu, aplikasi, analisis dan pemahaman.
  3. Bobot III adalah tahap pemahaman, aplikasi, tahap tahu, sintesis dan evaluasi.

Menurut Arikunto, membuat kategori dalam tingkat pengetahuan seorang dibagi dalam tiga kategori yang berdasarkan pada nilai persentase sebagai berikut :

  1. Tingkat kategori pengetahuan kurang jika nilainya <55%.
  2. Tingkat kategori pengetahuan cukup jika nilainya 56 – 74%.
  3. Tingkat kategori pengetahuan Baik jika nilainya >75% 

Pengetahuan masyarakat pada penderita gangguan jiwa (ODGJ).

Pengetahuan ialah penginderaan hasil manusia atau masyarakat terhadap objek melalui indera yang dimiliki berupa hidung, mata dan telinga. 

Penginderaan dengan sendirinya menghasikan pengetahuan masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa yang diperhatiakan. 

Pengetahuan juga berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki dalam seseorang pada gangguan jiwa. 

Masih sedikitnya pengetahuan masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) membuat masyarakat memiliki pengetahuan yang salah pada penderita gangguan jiwa. 

Pandangan keluarga serta masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa selalu mendapat sebutan “Orang gila” dikarenakan penyebabnya kerasukan setan. 

Pada masa lalu, gangguan jiwa dianggap sebagai kerasukan setan, hukuman atas dosa besar yang telah diperbuatnya. 

Keluarga dan masyarakat selalu mengasingkan anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa, jika mereka menampakkan diri masyarakat akan menjauhi, mengucilkan, mengejeknya.

0 Response to " Pengetahuan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak