Sikap

Pengertian Sikap

Menurut seorang tokoh Rensis Likert dan Charles Osgood mengatakan Sikap merupakan suatu bentuk reaksi atau evaluasi perasaan

Sikap seorang pada objek ialah memihak atau mendukung (Favorable) atau perasaan tidak memihak, mendukung (unfavorable) pada suatu objek tersebut.

Sikap adalah respon atau reaksi yang tertutup dalam seseorang pada suatu stimulus atau objek, setelah seorang mengetahui objek selanjutnya akan menilai dan bersikap. 

Sikap ialah pandangan-pandangan atau perasaan disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.

Komponen sikap

Sikap terdiri dari tiga komponen-komponen diantaranya adalah sebagai beriku :

1. Kognitif (Cognitive)

Komponen kongnitif ialah sikap dan perilaku yang di miliki seseorang berisi persepsi, stretotipe dan kepercayaan yang dimiliki individu dalam sesuatu. 

Komponen kognitif ialah pandangan (opini) yang menyangkut masalah atau isu. Perasaan individu dengan sikap objek, meyangkut malah emosi.

Komponen kognitif dapat disebut komponen perpepsual yang berisi kepercayaan individu. Kepercayaan tersebut bagaimana individu memersepsikan objek sikap dengan apa yang diketahui atau pengetahuan dan dilihat, pengalaman pribadi, pandangan, keyakinan dan informasi dari orang lain.

2. Komponen afektif (Affective).

Komponen afektif ialah menyakut dalam masalah emosional seseorang dalam suatu objek sikap, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki dengan sesuatu. 

Akan tetapi perasaan pribadi seringkali sangat berbeda bila dikaitkan dengan sikap. Komponen ini merujuk pada dimensi emosional subjektif individu dengan objek sikap yang baik positif (rasa senang) atau negatif (rasa tidak senang).

3. Komponen perilaku (Conative)

Komponen konatif disebut juga komponen perilaku. Komponen perilaku ialah bagaimana orang berperilaku dalam situasi dan stimulus terhadap bagaimana kepercayaan dan perasaan terhadap stimulus tersebut. 

Sikap bagaimana kecenderungan atau perilaku yang ada dalam diri seorang berkaitan dengan objek sikap yang telah dihadapi.

Sedangkan menurut Baron dan Byrne juga Myers dan Gerungan dalam Wawan, mengatakan ada 3 komponen dalam membentuk sikap diantaranya adalah :

1. Komponen kognitif (komponen perseptual) ialah komponen berkaitan dengan hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap sikap.

2. Komponen afektif (komponen emosional) ialah komponen yang berhubungan terhadap rasa senang atau tidak senang pada objek sikap. 

Rasa senang ialah hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu berupa positif dan negatif.

3. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) ialah komponen berhubungan dengan kecenderungan bertindak pada objek sikap. 

Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yang menunjukkan besar kesilnya kecenderungan bertindak ataupun berperilaku seseorang terhadap objek.

Ciri-ciri sikap

Menurut Sunaryo, ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

1. Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan terbentuk berdasarkan pengalaman serta latihan sepanjang perkembangan individu dalam objek.

2. Sikap bisa berubah-ubah dalam situasi memenuhi syarat untuk dapat dipelajari.

3. Sikap selalu berhubungan terhadap objek, sikap itu tidak berdiri sendiri.

4. Sikap bisa tertuju dalam satu objek ataupun dapat tertuju pada banyak objek atau sekumpulan objek.

5. Sikap bisa berlangsung lama maupun sebentar.

6. Sikap memiliki faktor perasaan dan motivasi sehingga berbeda dengan pengetahuan.

Fungsi sikap

Fungsi sikap memiliki lima fungsi diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Fungsi instrumental.

Fungsi sikap ini adalah berkaitan dengan alasan manfaat atau praktis yang mengambarkan keadaan keinginan sebagaimana kita memahami tujuan, dan diperlukannya sasaran yang disebut sikap.

Jika sikap bisa membantu individu dalam mencapai tujuan,individu akan bersikap positif terhadap sikap tersebut atau sebaliknya.

2. Fungsi pertahanan ego.

Sikap individu dalam melindungi diri dari kecemasan serta ancaman harga dirinya. Sikap seseorang untuk mempertahankan ego, sikap ini diambil seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya.

3. Fungsi ekspresi nilai.

Sikap ini yaitu mengekpresikan nilai dalam diri individu, nilai yang terdapat pada diri individu dapat dilihat dari sikap yang diambil bersangkutan dengan nilai tertentu. 

Diri seorang akan mendapat kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Sikap pada diri seorang individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya.

4. Fungsi pengetahuan.

Individu terdorong untuk mengerti dengan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan. Berarti ini adalah seorang yang memiliki sikap terhadap suatu objek menujukkan tentang pengetahuan orang dengan objek sikap yang bersangkutan. 

Sikap ini membantu individu dalam memahami dunia yang membawa bermacam-macam informasi yang ingin mengerti, ingin tahu dan pengalaman yang banyak pengetahuan.

5. Fungsi penyesuaian sosial.

Sikap individu ini membantu merasa menjadi bagian dari masyarakat, sikap yang diambil pada individu akan sesuai dengan lingkungannya.

Tingkatan sikap

Menurut Notoatmodjo, (2010) sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu :

1. Menerima (Receiving).

Menerima adalah bahwa orang mau memperhatikan pada objek yang telah diterima oleh stimulus.

2. Merespon (Responding).

Merespon adalah sikap memberikan jawaban pada saat ditanya dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan karena suatu usaha dalam mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan.

3. Menghargai (valuing).

Menghargai merupakan mengajak orang untuk mengerjakan, mendiskusikan dengan orang lain dalam masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible).

Bertanggung jawab ialah segala sesuatu yang telah di kerjakan kemudian bertanggung jawab dengan apa yang telah dipilih dengan segala resiko ialah mempunyai sikap yang paling tinggi.

Sifat sikap

Menurut Wawan, sifat sikap terdapat 2 yaitu sebagai berikut :

1. Sikap positif

Sikap positif ialah tindakan menyenangi, mendekati dan mengharapkan objek tertentu.

2. Sikap negatif.

Sikap negatif ialah kecenderungan untuk menghindari, membenci, menjauhi dan tidak memnyukai objek tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar, Faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain adalah sebagai beriku :

1. Pengalaman pribadi

Apa yang sedang kita alami akan ikut membentuk serta mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. 

Apakah penghayatan itu akan membentuk sikap positif ataukah sikap negatif, akan bergantung pada berbagai faktor lain.

Pembentukan kesan atau tanggapan terhadap objek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi dimana tanggapan itu terbentuk dan atribut atau ciri-ciri objektif yang dimiliki oleh stimulus. 

Untuk bisa menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat, karena sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. 

Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap pendapat kita dan gerak tingkah

Seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak yang mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap kita dimasyarakat. 

Sebagai contoh, apabila kita hidup di dalam budaya yang mempunyai norma buruk maka kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap kegiatan norma tersebut. 

Sebaliknya, jika kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka kita akan memiliki sikap yang positif untuk hidup bermasyarakat. 

Tanpa disadari bahwa kebudayaan telah menanamkan pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah, kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya. 

Karena kebudayaan pulalah yang memberikan corak pengalaman individu yang menjadi anggota kelompok masyarat.

4. Media massa

Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. 

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. 

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran- ajarannya. 

Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah heran jika konsep tersebut berperan dalam menentukan sikap individu.

6. Pengaruh faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme mempertahankan ego. 

Suatu contoh bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah adanya prasangka (prejudice). Prasangka didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran, tidak “fair”, atau tidak favorabel terhadap sekelompok orang. 

Prasangka sering kalai merupakan bentuk sikap negative yang didasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat frustasi.

Menurut Walgito, terdapat empat faktor penentu sikap adalah sebagai berikut :

1. Faktor fisiologis.

Faktor fisiologis ialah kesehatan dan umur yang menentukan sikap pada individu. Seperti contoh misalnya pada orang muda bersikap kurang perhitungan mengunakan akal, sedangkan pada orang tua bersikap dengan penuh kehati-hatian.

2. Faktor pengalaman.

Faktor pengalaman ialah pengalaman yang langsung dengan objek sikap. Pengalaman yang dialami oleh individu dengan objek, sikap bisa berpengaruh dengan sikap individu dalam menghadapi objek.

3. Faktor kerangka acuan.

Faktor kerangka acuan ialah Kerangka acuan yang tidak sesuai, bisa menimbulkan sikap negatif kepada objek sikap tersebut.

4. Faktor komunikasi sosial.

Individu yang menerima informasi bisa menyebabkan perubahan sikap pada diri individu tersebut.

Pembentukan dan perubahan sikap.

Bahwa Sikap tidak di bawa sejak lahir, tetapi dibentuk dan dipelajari berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. 

Sikap manusia dibentuk sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dalam pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lainnya (Eksternal). 

Selain itu juga, apa yang datang dalam diri manusia (internal) bisa mempengaruhi pembentukan sikap pada individu seseorang. Faktor internal ini adalah faktor berasal dari dalam indiviu. 

Faktor ini individu menerima, memilih dan mengolah segala sesuatu yang datang dari luar mana yang akan diterima dan yang tidak. Faktor eksternal ini adalah faktor yang berasal dari luar individu, untuk membentuk, mengubah sikap. 

Sifat stimulus tersebut bisa langsung yaitu individu dengan individu dan individu dengan kelompok dan tidak langsung yaitu melalui alat komunikasi, media massa berupa elektronik atau non elektronik.

Faktor internal dan eksternal dapat mempengaruhi 

Cara pengukuran sikap.

Pengukuran sikap bisa dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Secara langsung itu dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap objek. 

Secara tidak langsung bisa dilakukan dengan pertanyaan hipotesis yang ditanyakan hanya pendapat responden dalam kuisioner. 

Pengukuran sikap bisa dilakukann dengan menilai pernyataan sikap seorang (rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu objek sikap yang akan diungkapkan). Pernyataan sikap bisa berisi hal positif dan hal negatif.

Menurut Sunaryo, Pengukuran sikap dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran sikap dengan cara langsung yaitu subjek langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya dengan suatu masalah hal yang dihadapinya. 

Jenis pengukuran sikap secara langsung ialah secara langsung dan berstruktur.

1. Langsung berstruktur.

Cara ini dilakukan dengan mengukur sikap melalui pertanyaan yang sudah disusun dalam suatu instrument yang telah ditentukan dan diberikan kepada subjek yang diteliti. 

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menggunakan skala Likert, skala Bogardus dan Thurston.

2. Langsung tidak berstruktur.

Cara ini pengukuran sikap yang sederhana, tidak memerlukan persiapan yang cukup mendalam. Contohnya mengukur sikap dengan cara wawancara free (Bebas) atau pengamatan langsung (Survey).

Sedangkan pengukuran sikap secara tidak langsung ialah pengukuran sikap dengan mengunakan tes. Pengukuran sikap secara tidak langsung menggunakan skala semantik-diferensial yaitu mengunakan skala berjenjang dalam membahas arti kata yang berstandar.

Sikap masyarakat pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Sikap ialah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal yang terkaitan dengan kesehatan, sehat sakit dan faktor yang terkaitan dengan faktor resiko kesehatan. 

Sikap yang baik akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Dengan pengetahuan yang baik, dapat diharapkan sikap masyarakat dalam ODGJ juga baik. 

Sikap dan stigma pada penderita gangguan jiwa ini tidak hanya menimbulkan konsekuensi negatif pada penderita gangguan jiwa.

Akan tetapi pada anggota keluarga juga yang meliputi sikap-sikap penolakan, disisihkan, penyangkalan dan diisolasi. Penderita gangguan jiwa memiliki resiko tinggi pada pelanggaran hak asasi manusia.


0 Response to "Sikap"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak