Prasangka Dalam Islam

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.

Definisi Prasangka

Definisi klasik prasangka pertama kali diperkenalkan oleh ilmuan psikolog dari Universitas Harvard, Gordon Allport, yang menulis konsep itu dalam bukunya, The Nature of  Prejudice in 1945. 

Istilah itu berasal dari kata praejudicium, yaitu pernyataan atau kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan perasaan atau pengalaman yang dangkal terhadap seseorang atau sekolompok orang tertentu.

Secara umum Prasangka berasal dari kata pra (sebelum) sangka (dugaan), pendapat yang didasarkan atas perasaan hati, syak, kesangsian, keraguan. 

Prasangka anggapan dan pendapat yang kurang menyenangkan atau penilaian negatif yang tidak rasional, yang ditujukan pada individu atau suatu kelompok tertentu (yang menjadi objek prasangka), sebelum mengetahui, menyaksikan menyelidiki objek-objek prasangka tersebut.

Prasangka juga dapat dikatakan sebagai attitude-attitude sosial negatif, yang ditujukan pada individu atau golongan lain dan hal ini mempengaruhi tingkah laku golongan individu yang berprasangka tersebut. 

Prasangka mulanya hanya merupakan sikap-sikap negatif, tapi lama kelamaan akan memunculkan tindakan-tindakan yang menghambat, merugikan, bahkan mengancam kehidupan pribadi golongan tertentu.

Pada masyarakat Indonesia yang beranekaragam, prasangka akan sangat potensial untuk meluas menjadi masalah serius bagi keutuhan negara.

Prasangka dapat terjadi dari berbagai sebab, misalnya deprivasi relatif, perebutan dumber daya, orientasi dominasi sosial, sifat otoriter, identitas sosial, sifat otoriter, maupin agama. 

Faktor agama yang disebutkan sebagai penyebab prasangka menarik untuk diteliti, mengingat ajaran setiap agama justru mempromosikan nilai-nilai kebaikan dan kemuliaan, termasuk tidak memiliki prasangka negatif terhadap sesama manusia.

Prasangka selalu diartikan dengan perasaan negatif, orang yang berburuk sangka berarti adalah orang yang memiliki anggapan, pendapat, atau sikap yang buruk terhadap suatu keadaan seseorang dimana keadaan tersebut sesungguhnya menunjukkan hal yang sebaliknya.

Bila dikatakan bahwa seseorang pemimpin itu suka korupsi, maka perkataan yang demikian inilah yang disebut buruk sangka. 

Telah dijelaskan dalam ayat al-Qur'an yang menyatakan bahwa terhadap prasangka saja kita diperintahkan untuk menjauhi, apalagi terhadap buruk sangka.

Macam-Macam Prasangka

Prasangka dalam Islam terbagi menjadi dua bagian yaitu husnudzon (prasaka baik) dan suudzon (prasangka buruk).

Namun dalam setiap prasangka memiliki ciri-ciri dan penjelasan dari para ulama yang belum dipahami secara tuntas dalam kehidupan masyarakat.

1. Prasangka baik

Yaitu prasangka yang baik kepada hal-hal yang membawa manusia kepada amal kebaikan, menyeru kepada ketaatan dan kapatuhan kepada syariat Islam. 

Juga diikuti dengan usaha yang gigih serta berpegang teguh kepada perintah dan menjauhi segala laranganNya. Supaya muslim yang berprasangka baik memiliki harapan yang benar dan kuat. 

Memohon kepada Allah agar tidak menjadikan itu semua sebagai sarana menuju hal-hal yang bermanfaat danmenyingkirkan hal-hal yang menjadi penghalang.

 Dalam Firman Allah dalam QS al-Baqarah ayat: 218

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(QS al-Baqarah ayat: 218).

Prasangka baik merupakan salah satu bagian dari akhlak terpuji. Menurut Pinandito, prasangka baik menjadi sebuah landasan pokok bagi manusia dalam berfikir positif atas segala peristiwa yang dialami. 

Iman Ja‟far Sadiq berkata, “Berprasangka yang baik kepada Allah berarti kamu tidak boleh berharap kecuali kepada-Nya dan kamu tidak boleh takut terhadap apapun kecuali dari dosa-dosa yang kamu lakukan”.

Sikap berprasangka baik akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan keburukan yang menimpa manusia berasal dari dosa dan kemaksiatannya. Tidak seorangpun bisa lari dari takdir yang telah ditetapkan Allah. 

Tidak ada yang terjadi dialam semesta ini melainkan apa yang Dia kehendaki dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak meridhoi kekufuran untuk hamba-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menganugrahkan kepada manusia kemampuan kamampuan untuk memilih dan berikhtiar. 

Segala perbuatannya terjadi atas pilihan dan kemampuannya yang

harusdipertanggung jawabkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala Dalam al-Qur‟an surat Al-Hujurat ayat 12, kewajiban berprasangka baik ditunjukkan dalam bentuk perintah untuk menghindari sikap berprasangka buruk.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala Memerintahkan orangorang beriman untuk menjauhi sikap berprasangka buruk terhadap siapapun, 

Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala melarang manusian untuk tidak mencari-cari aib, menggunjing sesama manusia, hususnya orang-orang beriman. 

Karena dalam ayat ini orang yang menggunjing diibaratkan dengan memakan bangkai saudaranya sendiri yang sudah mati.

Lawan dari berprasangka baik adalah berprasangka buruk haram hukunya kita berprasangka buruk karena ini adalah perbuatan yang tidak diperbolehkan dan dapat mengakibatkan permusuhan hingga retaknya persaudaraan.

2. Prasangka Buruk

Ada perbedaan pendapat mengenai pembagian prasangka yang buruk menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Prasangka buruk yang diharamkan kepada sesama mukmin. 

Prasangka buruk kepada Allah adalah orang-orang yang berburuk sangka terhadap Allah dengan sifat yang berlawanan dengan sifat-sifatnya, teradapat Firman Allah dalam Qs Fushilat ayat 23:

وَذٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِيْ ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ اَرْدٰىكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ

"dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, Maka jadilah kamu Termasuk orang-orang yang merugi".

Berburuk sangka termasuk dosa yang paling besar di sisi Allah.  Orang-orang yang berburuk sangka kepada Allah juga termasuk orang yang menyembah selain Allah, menyekutukan Allah dalam ibadah, mengatakan Allah tidak mengutus seorang Rasul dan tidak menurukan Kitab, menyia-nyiakan ciptaan-Nya, serta mengatakan bahwa Allah menghukum hamba-Nya atas sesuatu yang tidak dikerjakan oleh hamba itu bahwa Allah boleh saja menyiksa orang yang tidak melanggar hukum-Nya dan bisa memasukkan musuh-musuh-Nya dan tidak beriman kedalam surga.

Allah membantah dalam surat Shaad ayat: 27-28

وَمَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَآءَ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا بَٰطِلٗاۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنَ ٱلنَّارِ ٢٧ أَمۡ نَجۡعَلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَٱلۡمُفۡسِدِينَ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ نَجۡعَلُ ٱلۡمُتَّقِينَ كَٱلۡفُجَّارِ ٢٨

"dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka".

"Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma'siat. "

Prasangka buruk kepada sesama mukmin adalah yang mengandung tuduhan dan khianat terhadap keluarga, kaum kerabat, dan manusia tidak pada tempatnya.

2. Prasangka buruk yang dibolehkan

Menurut Syaikh al-Sa‟di menjelaskan surat al-Hujuraat ayat 12 di atas, Allah Subanahu Wa Ta'ala melarang sebagian besar prasangka terhadap sesama mukmin, karena Sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. 

Yaitu prasangka yang tidak sesuai dengan fakta dan bukti-bukti, (TaisirKarimirrahman). Maknanya, jika suatu prasangka didasari bukti dan fakta, maka tidak temasuk “sebagian prasangka” yang dilarang.

Dikatakan menurut Syaikh Abdul Aziz bin Baz, seorang ulama Saudi kontemporer:

فالواجب على املسلم أن اليسيألظن بأخيو املسلم إالبدليل، فالجيولو أن يتشكاك يف أجيو ويسيء بو الظن إالإذارأى على أماراتدل على سوء الظن فالحرج

“Maka yang menjadi kewajiban seorang muslim adalah hendaknya tidak berprasangka buruk kepada saudaranya sesama muslim kecuali dengan bukti. Tidak boleh meragukan kebaikan saudaranya atau berprasangka buruk kepada saudaranya jika ia melihat petandapetanda yang menguatkan prasangka buruk tersebut, jika demikian maka tidak menganggap.”

0 Response to "Prasangka Dalam Islam"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak