DAMPAK AL-ZAN DALAM KEHIDUPAN

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.

Zan Positif (Husnuzan) dan Zan Negatif (Su’uzan)

1. Zan Positif (Husnuzan)

Salah satu ajaran moral Islam adalah baik sangka (husnuzan). Baik sangka, menurut Abu Muhammad al-Mahdawi, adalah meniadakan prasangka buruk (qath'ul wahm). 

Yang disebut terakhir ini amat berbahaya dan dapat menjerumuskan. Ini karena setiap kali orang berburuk sangka kepada orang lain, pada saat itu pula orang tersebut sungguh telah berbuat dosa. 

Orang yang dituduh dengan keburukan itu belumlah tentu bersalah. Dalam pergaulan sehari-hari baik sangka menjadi amat penting. 

Sebab, betapa banyak konflik, permusuhan, bahkan pembunuhan, timbul hanya karena persangkaan yang buruk. 

Perspektif sufistik, keharusan berbaik sangka bukan hanya terhadap sesama manusia, tapi juga terhadap Tuhan. 

Menurut kaum sufi, sangatlah tidak bermoral bila seseorang berprasangka buruk kepada Tuhan. Perintah agar manusia bertasbih dan memuji Allah, sesungguhnya mengandung makna agar manusia senantiasa berbaik sangka kepada Tuhan. 

Baik sangka adalah bagian dari sikap mental atau perbuatan hati (a'mal al-qalb) yang mencerminkan keyakinan dan keteguhan seorang kepada Tuhan.

Dilihat dari subyeknya, baik sangka kepada Tuhan, menurut al-Nafazi, dapat dibedakan antara orang awam dan khas. 

Orang awam berbaik sangka kepada Tuhan karena mereka melihat limpahan nikmat dan karunia Tuhan. 

Sedang orang khas berprasangka baik hanya karena mereka mengerti dan menyadari sepenuhnya bahwa Allah adalah zat yang memiliki sifat-sifat yang mulia lagi maha sempurna. Perbedaan antar keduanya cukup jelas.

Pada kalangan awam masih terbuka peluang untuk berburuk sangka kepada Tuhan, terutama pada saat-saat mereka mendapat cobaan dan musibah. 

Sedang pada kelompok khas tidak ada sedikit pun peluang untuk berprasangka buruk kepada Tuhan lantaran tingkat keyakinan dan pengetahuan (ma'rifah) mereka yang begitu tinggi kepada Tuhan.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda : (Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman)"Aku tergantung pada prasangkahambaKu..." 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengikuti persangkaan hamba-Nya. Bila ia berprasangka baik, akan mendapat kebaikan dan bila berprasangka buruk, akan memperoleh keburukan pula. 

Rasulullah pernah mewasiatkan agar kita jangan meninggal, kecuali kita memiliki persangkaan baik kepada Allah, dengan Rahmat, ampunan, dan surga-Nya.

"Dari Jabir bin ‘Abdillah berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda tiga hari sebelum wafatnya: Janganlah salah satu di antara kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah."

2. Zan Negatif (Su’uzan)

Su’uzan dan syak (ragu) terhadap sesama muslim adalah penyakit yang berbahaya di antara penyakit-penyakit hati. Sebagian manusia merasakan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit itu. 

Di antara tandanya adalah jika anda berkata kepadanya dengan suatu kalimat atau anda melakukan suatu pekerjaan, maka di dalam hatinya terjadi was-was dan prasangka buruk atas apa yang anda katakan atau lakukan itu. 

Dan dengan was-wasnya itu dia menyimpulkan sendiri ucapan dan tindakan orang lain dengan kesimpulan yang negatif.

0 Response to "DAMPAK AL-ZAN DALAM KEHIDUPAN"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak