Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. 

Sedangkan kata asuh dapat berati menjaga, merawat dan mendidik anak kecil, membimbing, membantu, melatih dan sebagainya, dan memimpin satu badan atau lembaga. 

Shochib mengatakan bahwa pola pertemuan antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik dengan maksud bahwa orang tua mengarahkan anaknya sesuai dengan tujuannya, yaitu membantu anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.

Orang tua dengan anaknya sebagai pribadi dan sebagai pendidik, dapat menyingkap pola asuh orang tua dalam mengembangkan disiplin diri anak yang tersirat dalam situasi dan kondisi yang bersangkutan.

Menurut Morrison, pengasuhan anak adalah pengasuhan dan pendidikan anak-anak diluar rumah secara komperhensif untuk melengkapi pengasuhan dan pendidikan anak yang diterima dari keluarganya.

Program-program pengasuhan anak ditujukan untuk memenuhi beragam kebutuhan. Pola asuh orang tua adalah interaksi antara orang tua dengan anak, dimana orang tua memberikan stimulasi pada anak 

Dengan memenuhi kebutuhan anak, mendidik, membimbing, menanamkan nilainilai kedisiplinan anak baik dalam tingkah laku serta pengetahuan agar tumbuh kembang anak berkembang secara optimal dengan penguatan yang diberikan orang tua.

2. Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua

Menurut Baumrind terdapat empat macam pola asuh orang tua yaitu:

1. Pola asuh demokratis

Pola asuh demokrasi merupakan sikap pola asuh dimana orang tua memberikan kesempatan kepada anak dalam berpendapat dengan mempertimbangkan antara keduanya. 

Akan tetapi hasil akhir tetap ditangan orang tua. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. 

Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban hak orang tua dan anak, bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada rasio pemikiran.

2. Pola asuh otoriter

Adalah pola asuh yang merupakan kebalikan dari pola asuh demokratis yaitu cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya disertai dengan ancaman-ancaman. 

Bentuk pola asuh ini menekan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditunjukkan pada anak untuk mendapatkan kepatuhan dan ketaatan. 

Pola asuh ini adalah pola asuh dimana orang tua memberikan peraturan-peraturan kepada anaknya dan anak harus mematuhi peraturan yang dibuat di lingkungan keluarga. 

3. Pola asuh permisif

Pola asuh permisif yaitu sikap pola asuh orang tua yang cenderung membiarkan dan memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai hal. 

Bentuk pengasuhannya yaitu orang tua memberikan kebebasan sebanyak mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak kontrol oleh orang tua. 

Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan kepada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya.

3. Ciri-Ciri Pola Asuh Orang Tua

Menurut Baumrind terdapat empat macam ciri-ciri pola asuh orang tua yaitu:

1. Ciri-ciri orang tua demokratis yaitu:

  1. Orang tua bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak.
  2. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan.
  3. Bersikap responsif terhadap kemampuan anak.
  4. Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan.
  5. Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan baik dan buruk.
  6. Menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh anak. 

2. Pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Orang tua suka menghukum secara fisik.
  2. Orang tua cenderung bersikap mengomando (mengharuskan atau memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi).
  3. Bersikap kaku.
  4. Orang tua cenderung emosional dan bersikap menolak.

3. Secara umum ciri-ciri pola asuh orang tua yang bersifat permisif yaitu:

  1. Orang tua tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka.
  2. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya.
  3. Orang tua tidak pernah menegur atau tidak berani menegur perilaku anak, meskipun perilaku tersebut sudah keterlaluan atau diluar batas kewajaran.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh

Peran Pengasuhan Untuk dapat menjalankan peran pengasuhan anak dengan baik, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu:

1. Usia orang tua

Tujuan Undang-Undang perkawinan salah satunya adalah memungkinkan pasangan untuk siap secara fisik maupun psikososial dalam membentuk rumah tangga dan menjadi orang tua. 

Walaupun demikian, rentang usia tertentu adalah baik untuk menjalankan peran pengasuhan. Apabila terlalu muda atau terlalu tua, maka tidak akan dapat menjalankan peran-peran tersebut secara optimal karena diperlukan kekuatan fisik dan psikososial.

2. Keterlibatan orang tua

Pendekatan mutakhir yang digunakan dalam hubungan ayah dan bayi yang baru lahir, sama pentingnya dengan hubungan antara ibu dan bayi sehingga dalam proses persalinan, ibu dianjurkan ditemani suami dan begitu bayi lahir, suami diperbolehkan untuk menggendong langsung setelah ibunya mendekap dan menyusuinya. Hal ini akan menjadikan perbedaan psikologis dalam diri anak.

3. Pendidikan orang tua

Bagaimanapun pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi kesiapan mereka menjalankan peran pengasuhan. 

Untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan adalah dengan terlibat aktif dalam setiap upaya pendidikan anak dan mengamati segala sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak.

4. Pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak

Hasil riset menunjukkan bahwa oang tua yang telah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam merawat anak akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan lebih relaks. 

Selain itu, mereka akan lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.

3. Stres orang tua

Stres yang dialami oleh ayah atau ibu atau keduanya akan mempengaruhi kemampuan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhan, terutama dalam kaitannya dengan strategi koping yang dimiliki dalam menghadapi permasalahan anak. 

Walaupun demikian, kondisi anak juga dapat menyebabkan stres pada orang tua, misalnya anak dengan tempramen yang sulit atau anak dengan masalah keterbelakangan mental.

0 Response to "Pola Asuh Orang Tua"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak