Mengambil Pelajaran dengan Ziarah Kubur

 Ψ¨ِΨ³ْΩ…ِ Ψ§Ω„Ω„ّΩ‡ِ Ψ§Ω„Ψ±َّΨ­ْΩ…َΩ†ِ Ψ§Ω„Ψ±َّΨ­ِيْΩ…ِ
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah hingga hari akhir.

Pembahasan mengenai amaliyah dalam islam seringkali menjadi sebuah permasalahan di antara umat Islam sendiri. 

Tidak sedikit yang berangkat dari perbedaan seputar amaliyah ini kemudian menghakimi saudaranya sebagai pelaku kebatilan hingga berani mengkafirkannya, padahal kenyataannya pembahasan tersebut sudah dibahas oleh para ulama.

Sebagai contohnya mengenai ziarah kubur. Tema ini sering menjadi perdebatan yang tak kunjung selesai dibahas  dalam berbagai pengajian atau ceramah para ustadz di perkotaan maupun di desa-desa. 

Dilihat dari bahasa ziarah diambil dari kata (Ψ²Ψ§Ψ±-يزور- زيارة ) yang berarti menziarahi dan mengunjungi. Sedangkan Ziarah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ziarah artinya kunjungan ke tempat  yang dianggap keramat atau mulia (seperti makam) untuk berkirim doa, menziarahi artinya mengunjungi makam (tempat keramat dan sebagainya) sambil mengirim doa.

Dengan demikian, ziarah kubur adalah kunjungan ke tempat pemakaman umum/pribadi yang dilakukan secara individu atau kelompok masyarakat pada waktu tertentu, dengan tujuan mendoakan saudara atau keluarga yang telah meninggal dunia. 

Hal ini dilakukan supaya diberikan kedudukan atau posisi yang layak di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sehingga arwahnya diharapkan bisa tenang dengan adanya permohonan doa dari keluarganya yang masih hidup.

Di awal perkembangan Islam, ziarah kubur sempat dilarang oleh syari’at. Pertimbangan akan timbulnya fitnah syirik di tengah-tengah umat pada waktu itu.  

Ziarah kubur menurut hukum asalnya adalah sunnah karena mengingatkan manusia kepada akhirat. Disebutkan dalam hadits Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah, ia berkata, 

“Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam ziarah ke makam ibunya, beliau menangis, membuat orang-orang di sekelilingnya ikut menangis.” 

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam berkata: “Aku memohon izin kepada Tuhanku agar aku memohonkan ampun untuknya, Ia tidak memberikan izin untukku. 

Aku memohon izin agar aku ziarah ke makamnya, Ia memberi izin kepadaku. Maka ziarahlah kamu ke kubur, karena ziarah kubur itu mengingatkan kepada kematian”. 

Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanad shahih: “Dulu aku melarang kamu ziarah kubur. Ziarahlah kamu ke kubur, karena sesungguhnya ziarah kubur itu membuat zuhud di dunia dan mengingatkan kepada akhirat”

Berdasarkan keterangan tersebut, maka seiring dengan perkembangan dan kemajuan Islam larangan untuk ziarah kubur pun dihapus dan syari’at menganjurkan umat Islam untuk berziarah kubur agar mereka dapat mengambil pelajaran dari hal tersebut, di antaranya :

1. Mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit. 

Perintah Nabi Shalallahu 'alaihi wassallam untuk menziarahi kubur tidak lain adalah untuk peringatan dan untuk mengambil pelajaran dan mengenang orang-orang yang telah meninggal dunia. 

Karena kita bisa melihat bahwa sesombong apapun manusia, kelak akan dimasukan kedalam liang lahat dan ditutup dengan tanah.

Kita tidak akan mampu berbuat apa-apa dan tidak mempunyai kekuatan untuk menghindar. Bersiap-siap menjadi mangsa ulat dan hancur beserta tanah. Tidak ada yang bisa menolong kecuali amal saleh.

2. Mengingat akan kehidupan akhirat. 

Para ulama’ berpendapat bahwa menziarahi kubur adalah obat penawar yang paling ampuh untuk melunakkan hati yang membatu. Karena dengan ziarah kubur manusia ingat akan kematian yang pasti tiba.

3. Mengambil manfaat doa dan salam serta bacaan-bacaan yang pahalanya disampaikan atau diberikan kepada mayit. 

4. Orang yang sudah meninggal akan merasa senang dan bahagia kalau diziarahi oleh banyak orang.

5. Mendoakan kebaikan dan memohon ampunan bagi mayat. 

Ini merupakan bentuk perbuatan baik orang yang masih hidup kepada orang yang mati. Amalan orang yang mati telah terputus begitu ia menghembuskan napas terakhirnya. 

Oleh sebab itu, ia Sangat membutuhkan orang-orang yang berbaik hati dan sudi mendoakan kebaikan dan ampunan baginya.

Karena itu, mari kita berziarah kepada orang yang telah meninggal, tentunya sesuai tuntunan Rasulullah  Shalallahu 'Alaihi Wa sallam. Dengan adab yang telah ditentukan dalam Islam. 

Sebab dengan berziarah, kita akan teringat bahwa kita pun akan mati seperti mereka sehingga bersiap-siap untuk kehidupan akhirat dan mendoakan saudara-saudara kita kaum muslimin yang telah  meninggal, mengasihi mereka dan juga memohonkan ampunan untuk mereka.

0 Response to "Mengambil Pelajaran dengan Ziarah Kubur"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak