Amalan Ringan Menyebabkan Masuk Surga

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Betapa indahnya ketika berbicara tentang surga. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, 

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ۙ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya. (QS Al-Kahfi: 107-108).

Dengan kasih Allah dan rahmat-Nya kepada kita, Allah telah membentangkan gambaran surga yang nikmat itu, dengan menekankan keabadian dan kesempurnaan, tanpa kekurangan sedikitpun, tidak lelah atau sibuk dengan hiruk pikuk, tak ada kerugian, tidak ada yang dicurangi.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam menyebutkan beberapa peristiwa ringan yang mengantarkan seseorang menjadi ahli surga, dengan amalan di satu hari.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: ((مَن أصبح منكم اليوم صائمًا؟))، قال أبو بكر: أنا، قال: ((فمَن تَبِعَ منكم اليوم جنازة؟))، قال أبو بكر: أنا، قال: ((فمَن أطعم منكم اليوم مسكينًا؟))، قال أبو بكر: أنا، قال: ((فمَن عاد منكم اليوم مريضًا؟))، قال أبو بكر: أنا، فقال صلى الله عليه وسلم: ((ما اجتمعْنَ في امرئ إلا دخل الجنَّة

Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu. ia berkata: “Suatu hari Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bertanya, “Siapa di antara kamu yang berpuasa hari ini?”. Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu menjawab: “Aku”. Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?” Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu berkata: “Aku”. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata lagi, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?”. Abu Bakar berkata lagi, “Aku”. Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang menjenguk orang sakit hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Aku”. Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam kemudian berkata, “Jika terkumpul seluruh amalan pada seseorang (seperti ini), niscaya ia akan masuk surga”. (HR.Muslim)

Pada diri Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu di hari itu terkumpul seluruh kebaikan yang ringan namun mengantarkan pada surga. Sehingga, dalam riwayat lain, Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu sampai berkomentar, “oh…itu (amalan) ahli surga”.

Memang, menggabungkan semua pekerjaan itu dalam satu hari bukan hal mudah. Namun, dengan niat dan kesungguhan, kita bisa melakukannya. 

Sebab, seperti dikatakan Ibnul Qayyim, “Kebahagiaan dunia dan akhirat berpulang pada seberapa besar (perjuangan) melawan keletihan, tak ada (kenikmatan) istirahat bagi yang tak merasakan letih; bahkan sebesar rasa letih itulah, kenikmatan istirahat (dapat dirasakan).”

Berpuasa sunnah Senin-Kamis adalah ibadah yang sangat bermanfaat. Selain menyehatkan, ia merupakan amalan yang dianjurkan Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam. 

Beliau  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata, “Amal-amal kebajikan dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amalanku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR Tirmidzi). 

Selain itu, kata Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam juga, berpuasa menjauhkan kalian dari sikap riya.

Menjenguk teman atau kerabat yang sakit adalah amalan utama yang sangat bernilai. Walaupun kita datang tanpa membawa buah tangan apapun, tetapi kehadiran kita bagi yang sakit membangkitkan semangat baginya untuk sembuh.

Dalam riwayat Jabir bin Abdullah, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata, 

“Barang siapa yang mengunjungi orang sakit niscaya dia mendapatkan rahmat. Maka apabila dia duduk di sampingnya dia tetap berada di dalam rahmat, dan apabila dia keluar dari orang yang sakit dia terus dinaungi rahmat sampai dia kembali ke rumahnya”.

Di kitab “Al-Ikhtiarat al-Fiqhiyah”, Imam Ibn Taymiyah bahkan berfatwa hukum menjenguk orang sakit adalah fardhu kifayah. Artinya, jika tak ada seorang pun yang peduli pada tetangga yang sakit, seluruh warga berdosa karenanya.

Demikian halnya bertakziah. Saat mengunjungi sanak famili yang tengah dirundung musibah kematian, misalnya, adalah pekerjaan yang ringan. 

Tetapi, efeknya sangat dahsyat bagi keluarga yang ditinggalkan. Sehingga, dalam riwayat lain, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa sallam menganjurkan untuk berkata, 

“Sesungguhnya Allah-lah yang mengambil. (sebab) Dia-lah yang memberi. Dan di sisi-Nya, segala sesuatu memiki ajal tertentu”.

Dengan ucapan itu, diharapkan dapat menenteramkan seseorang dari kedukaannya. Sedemikian pentingnya amalan takziah ini, sehingga Imam Syafi’i berfatwa, “tak ada batasan waktu mengucapkan kalimat takziah”. (Kitab al-Umm).

Memberi makan orang miskin adalah amal lainnya yang terlihat ringan. Sepiring nasi yang kita berikan pada seseorang yang tengah kelaparan sesungguhnya tidak sekedar mengenyangkan perutnya, 

Namun menguatkan mata batin persaudaraan dengannya. Bahwa, dia akan merasa ada orang lain yang peduli pada kesulitan hidup yang tengah dihadapinya.

Perjuangan orang-orang shalih yang memberi makan fakir-miskin itu disinyalir Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam firman-Nya, 

اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا

“Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (QS Al-Insan: 9).

Semoga, amalan-amalan kebaikan yang dicontohkan Abu Bakar RA itu dapat kita lakukan.

0 Response to "Amalan Ringan Menyebabkan Masuk Surga"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak