Pengertian Jin, Setan, dan Iblis

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah.

Berikut ini adalah Pengertian dan perbedaan dari mahluk ciptaan Allah yakni  jin dan iblis atau setan mungkin masih banyak yang belum paham tentang mahluk tersebut?

1. Setan

Para Ulama berbeda tentang asal kata setan, terbagi menjadi dua pendapat:

1. Kata setan berasal dari kata شَطنَ ــ يَشْطنُ yang artinya jauh, karena setan jauh dari kebenaran atau jauh dari rahmat Allah.

2. Kata setan berasal dari kata شَاط ــ يَشِيْط yang artinya binasa dan terbakar.

Azhari berkata, “Pendapat yang pertama merupakan pendapat yang banyak dipegang.”

Menurut Quraish Shihab sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad bin Muhammad Ali Al-Fayyumi dalam bukunya “Al-Misbah Al-Munir” 

Dijelaskan, bahwa kata setan boleh jadi terambil dari kata شَطن yang berarti jauh, karena setan menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah. 

Boleh juga terambil dari kata شَاط dalam arti melakukan kebatilan atau terbakar.

Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya. 

Dalam tafsir Ibnu Katsir, Setan itu sendiri berarti segala sesuatu yang menyimpang dari tabiatnya berupa kejahatan, baik dari jenis manusia maupun jin.

Setan juga disebut dengan taghut. Al-Aqqad berkata bahwa disebut taghut karena dia telah melampui batas dan durhaka kepada Tuhannya, menganggap dirinya sebagai Tuhan yang disembah, yang pada kebalikannya makhluk ini telah putus asa dari rahmat Allah.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan” (QS. Al-An’am: 112)

2. Jin

Kata jin secara bahasa adalah nama jenis kelompok, kata tunggalnya جنيٌِّ diambil dari kata الاجتنان, artinya menutup diri dan bersembunyi. 

Mereka dinamakan demikian karena menutup diri dan tersembunyi dari pandangan mata manusia sehingga tidak terlihat. 

Bentuk jamaknya adalah جنان , sedangkan mereka adalah الجنة (kelompok jin).

Segala sesuatu yang dijadikan media untuk melindungi dan menutup diri disebut جُنة. Disebut juga dengan جَنة , dinamakan demikian, karena rimbunan pepohonan sehingga satu dan lainnya saling menutupi.

Adapun kata الجَِنين artinya, anak yang masih berada dalam kandungan ibunya. 

Dinamakan demikian karena tidak terlihat. Dinamakan juga dengan جنون artinya tertutup akalnya yaitu hilang akal seseorang atau gila.

Secara istilah, jin adalah jenis ruh yang berakal dan memiliki keinginan, yang diberikan beban (taklif) sama seperti manusia. 

Mereka tidak bersifat materi, tertutup dari panca indera, tidak terlihat dalam tabi’at dan rupa asli mereka. 

Mereka makan, minum, menikah, dan memiliki keturunan. Amal-amal mereka kelak di akhirat juga akan dihisab.

Dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Jin merupakan penghuni bumi dan malaikat penghuni langit. Merekalah yang memakmurkannya. 

Di setiap langit ada para malaikat yang mendirikan shalat, bertasbih dan berdoa.

Para malaikat di setiap tingktan langit yang lebih tinggi memiliki ibadah, tasbih, dan doa yang lebih banyak dari pada tingkatan di bawahnya. 

Jadi, para malaikat merupakan penghuni langit dan jin penghuni bumi.

3. Iblis

Lafazh iblis adalah sesuai dengan wazan if’il, diambil dari kata al- ablas, yakni putus asa dari rahmat Allah. 

Lafazh ini tidak dapat menerima tanwin, sebab ia adalah isim ma;rifat dan tidak ada padanan nama untuknya, sehingga ia pun diidentikkan dengan kata non Arab. Demikianlah yang dikemukakan oleh Abu Ubaidah.

Menurut satu pendapat, iblis bukanlah berasal dari bahasa Arab, ia tidak mempunyai tempat pengambilan kata, sehingga ia tidak menerima tanwin, karena alasan bukan bahasa Arab dan ia adalah isim ma’rifat. Demikianlah yang dikatakan oleh az-Zujaz dan yang lainnya.

Allah berfirman :

وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ اَفَتَتَّخِذُوْنَهٗ وَذُرِّيَّتَهٗٓ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِيْ وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۗ بِئْسَ لِلظّٰلِمِيْنَ بَدَلًا

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al- Kahfi: 50)

Para mufassir berbeda pendapat tentang sosok iblis yang sebenarnya, apakah mereka berasal dari malaikat atau berasal dari yang lainnya? Sebagian mereka mengatakan sebagai berikut:

1. Dari al-Dhahak, dari Ibnu Abbas berkata, ”Iblis adalah salah satu makhluk dari jenis malaikat yang disebut al-Hin, mereka tercipta dari api samun, antara para malaikat yang lain. 

Namanya adalah al-Harits. Ia adalah kepala penjaga surga. Seluruh malaikat diciptakan dari api marij seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an, yaitu lidah api yang paling ujung ketika melahap.”

2. Dari Thawus, dari Ibnu Abbas berkata, ”Sebelum Iblis melakukan kemaksiatan ia termasuk malaikat dan namanya Azazil, ia tinggal di alam bumi dan termasuk salah seorang malaikat yang paling pintar, lalu karena itulah ia sombong, ia berasal dari golongan yang mereka sebut jin.”

3. Qatadah berkata, ”Iblis adalah salah satu kabilah malaikat yang disebut jin, dimana Ibnu Abbas mengatakan bahwa jika ia tidak termasuk malaikat tentu ia tidak diperintahkan untuk bersujud dan ia adalah penjaga langit dunia 

4. Abdurrahman bin Zaid berkata, ”Iblis adalah bapak jin sebagaimana Adam bapak manusia.  

Pendapat ini beralasan, karena Allah menginformasikan dalam al-Qur’an bahwa Dia menciptakan iblis dari api samun (angin panas) dan api marij (nyala api), dan tidak menginformasikan bahwa Dia menciptakan malaikat dari bahan yang sama. 

Allah juga menginformasikan bahwa ia berasal dari jin. Karenanya tidak dibenarkan menisbatkannya kepada selain yang dinisbatkan allah kepadanya. Disamping itu, iblis memiliki keturunan sedangkan malaikat tidak 

5. Said bin Jubair berkata, ”Sesungguhnya jin itu merupakan suatu kelompok dari para malaikat. Mereka diciptakan dari api, dan iblis merupakan bagian dari mereka. Adapun seluruh malaikat, mereka diciptakan dari cahaya.”

6. Shayr bin Hausyab dan sebagian ulama Ushul Fiqh berkata, ”Iblis itu berasal dari kelompok jin yang berada di bumi. 

Kelompok jin yang ada di bumi ini kemudian diperangi oleh kelompok malaikat. Iblis yang saat itu masih kecil berhasil oleh mereka dari kelompok jin. 

Iblis ini kemudian beribadah bersama para malaikat dan dia pun mendapatkan perintah oleh Allah.”

7. Abu Ja’far berkata, ”Tidak dipungkiri bahwa Allah menciptakan para malaikat berjenis-jenis, sebagian mereka diciptakan dari cahaya, sebagian yang lain diciptakan dari api dan sebagian yang lain diciptakan dari bahan yang dikehendaki-Nya. 

Dan tidak adanya informasi dari Allah tentang bahan penciptaan malaikat disamping informasi bahan penciptaan iblis tidak menujukkan bahwa iblis diluar jenis malaikat, karena boleh jadi Allah menciptakan satu jenis malaikat dari api dimana iblis termasuk di dalamnya, dan menciptakan iblis dari api samun (angin panas) tidak seperti malaikat yang lain. 

Juga informasi bahwa iblis beranak pinak tidak menjadi alasan bahwa ia bukan dari jenis malaikat, akan tetapi karena Allah telah menjadikannya memiliki hawa nafsu akibat kemaksiatan yang dilakukannya. Adapun informasi bahwa ia berasal dari jin, karena ia tersembunyi dan tidak kasat mata.” 

8. Hasan al-Bashri berkata, ”Tidak benar sama sekali jika dikatakan bahwa iblis berasal dari golongan malaikat walaupun hanya sekedip mata. Iblis berasal dari golongan jin, sepertinya Adam adalah asal usul manusia. 

Iblis termasuk dalam perintah Allah bersama malaikat karena ia bersama malaikat pada waktu itu, dan sama seperti mereka dalam hal ibadah.”

Pendapat yang menenangkan jiwa adalah yang menyatakan bahwa iblis bukanlah dari golongan malaikat. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal:

1. Iblis maksiat dengan Tuhannya, sedangkan malaikat tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

2. Iblis itu diciptakan dari api, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya.

3. Iblis itu mempunyai keturunan, sedangkan malaikat tidak mempunyai keturunan. Mereka tidak menikah, dan tidak mempunyai jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan.

Jadi, dapat diambil kesimpulan terkait istilah jin, iblis, dan setan.

Jin adalah sebutan untuk makhluk yang secara umum tercipta dari api. Iblis adalah bapak dari jin yang mendurhakai Tuhannya. 

Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya, baik dari golongan jin maupun manusia.

Demikian penjelasan mengenai Pengertian Jin, Setan, dan Iblis. Semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya.

0 Response to " Pengertian Jin, Setan, dan Iblis"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak