Tiktok sebagai Alat Dakwah ?

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Di era super modernisasi saat ini tentunya teknologi semakin tidak kalah canggih di dalam bidang inovasi, termasuk halnya dengan alat media komunikasi. 

Adanya pembaharuan media komunikasi dari masa ke masa dapat mempermudah masyarakat dalam menerima dan menyampaikan pesan walaupun di saat jarak yang cukup jauh. 

Salah satu platform media yang tengah viral dan sangat diminati akhir-akhir ini oleh banyak kalangan adalah aplikasi Tiktok. 

Aplikasi ini dikenal dengan beberapa fiturnya yang cukup unik, sehingga pengguna dapat mengekreasikan ide-idenya melalui bentuk video. 

Adapun beberapa konten yang sering terlihat di Tiktok yakni : bernyanyi, stand up comedy, menari, bercerita, tutorial makeup, challenge, memasak, memberikan tips & trik, dan yang paling sering ditampilkan adalah konten dakwah.  

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus menerus mendukung proses transformasi dari pengetahuan, ideologi sekaligus keagamaan. 

Oleh karena itu, khususnya remaja sangat mudah sekali mencerna atau mengonsumi berbagai isu melalui media sosial.

Dakwah sendiri hingga kini mengalami banyak perkembangan dengan adanya inovasi dari teknologi. Seperti halnya media dakwah yang dilakukan secara online, metode ini ternyata sangat diminati oleh banyak masyarakat. 

Hal ini dikarenakan banyaknya manfaat yang ditemukan seperti, dapat di putar atau diakses kapan dan dimana saja, dan tidak menguras uang yang banyak (hanya bermodal kuota paket internet). 

Hal ini lah yang dijadikan sebuah peluang oleh para kreator dan pendakwah untuk membuat beberapa konten dakwahnya sesuai dengan ide dan kreativitasnya masing-masing.

Pengertian Dakwah

Kata dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab  دعا – يدعوا – دعوة (da’a – yad’u – da’watan) yang bermakna memanggil, menyeru, mengundang, dan mengajak. Penjelasan dakwah secara ringkas adalah mengajak suatu hal kebaikan kepada siapapun untuk beriman sekaligus mematuhi peraturan-peraturan Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini sesuai dengan (Q.S. Ali’Imran[3]: 104) yang berbunyi:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Adapun pengertian dari strategi dakwah yakni suatu bentuk komunikasi yang  mempunyai ciri khas dimana seorang penyiar/komunikator dapat menyampaikan pesan-pesannya yang berakar dan sesuai dengan Al-Quran atau Sunnah. Yang menjadi orientasinya adalah mengajak/menyeru orang lain agar berbuat amal shaleh sesuai dengan isi dari pesan-pesan yang disampaikan oleh da’i tersebut[2].

Prinsip Dakwah

Di dalam Al-Quran terdapat juga beberapa prinsip dakwah diantaranya adalah :

Qaulan Sadida (perkataan yang benar/tidak mengada-mengada/tidak berdusta)

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“… Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. an-Nissa[4]: 9).

Qaulan Baligha (ucapan yang sederhana, tidak berbelit-belit, dan efektik/tepat)

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْٓ  اَنْفُسِهِمْ  قَوْلًا ۢ بَلِيْغًا

“ Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.” (Q.S. an-Nissa[4]: 63).

Qaulan Ma’rufa (perkataan yang lembut, baik dan sopan santun)

وَاِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ اُولُوا الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنُ فَارْزُقُوْهُمْ مِّنْهُ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (Q.S. an-Nissa[4] :8)

Qaulan Karima (perkataan yang mulia dan penghormatan)

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS: al-Isra [17]: 23-24).

Qaulan Layinan (perkataan lembut yang menyentuh ke hati/bisa nerima di hati)

فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى

“ Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, ..” (QS. Thaha [20]: 44)

Qaulan Maysura (perkataan yang tidak menyinggung perasaan)

وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا

“ Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.” (QS. al-Isra [17]: 28).

Jika dilihat dari makna dan prinsip dakwah, dapat dikatakan bahwa dakwah memiliki fungsi/peran yang sangat besar dalam seluruh aspek hidup manusia untuk menjalani ajaran-ajaran Islam. 

Dalam prioritasnya, dakwah berfungsi untuk mengarahkan, membimbing, memotivasi, menghibur, mendidik, dan mengingatkan manusia agar selalu beribadah kepada Allah sekaligus mengajarkan uswatun hasanah.

Tiktok dan Berbagai Macam Sudut Pandang

Tiktok merupakan platform yang diciptakan oleh seorang pria bernama Zhang Yiming, pria tersebut berasal dari negara China dan untuk pertama kalinya aplikasi ini dirilis pada tahun 2006. 

Kini kepopuleran dari Tiktok mulai merajai di berbagai belahan dunia, apalagi saat pandemi ini banyak orang-orang yang memanfaatkan aplikasi tersebut untuk menghibur diri saat lockdown di daerah tempatnya. 

Aplikasi Tiktok ini sempat di blokir oleh pemerintah karena banyaknya kritikan dan di nilai kurang baik oleh berbagai pihak masyarakat. Namun aplikasi yang sebelumnya di nilai tidak mendidik ini, pada realitanya sudah menjadi aplikasi urutan nomor 1 yang kerap sekali dimainkan. 

Kemudian penulis mengutip salah satu riset yang menyatakan bahwa pengguna aplikasi Tiktok di Indonesia mulai meningkat kurang lebih sekitar 20%. Yang lebih uniknya lagi, jenis konten yang menyebabkan kenaikan dari Tiktok tersebut adalah konten edukasi. 

Percayalah teman-teman, dibalik banyaknya orang yang memanfaatkan Tiktok sebagai sarana bergoyang-goyang atau mengumbar aurat, sebenarnya banyak user Tiktok yang membuat konten dakwah Islam didalamnya. 

Dan dakwah sendiri tidaklah harus di Masjid, lebih dari itu sebenarnya banyak cara untuk berdakwah dan banyak media untuk berdakwah, sehingga dapat dikatakan bahwa ceramah itu bersifat fleksibel.

Seperti yang dikatakan oleh Yusuf Mansur mengenai metode dakwah, beliau pernah berkata jika ingin bersyiar sebenarnya boleh lewat apa saja, yang terpenting tidak menyimpang dari ajaran-ajaran agama. 

BahkanYusuf Mansur sendiri juga berdakwah melalui beberapa media, antara lain twitter, Facebook dan sebagainya. Adapun beberapa da’i Tiktok yang viral, diantaranya Ustad Syam, Zahra Hashimee, Husain Basyaiban, Indah Rahmadani, @hafiddddd, @thenameisbil, @dinda_ibrahim, @asyu.asy, @ghoniyyun, @angger_sy, dan masih banyak lagi. 

Bahkan lebih dari itu, banyak orang yang hanya menggunakan tulisan atau perkataan ceramah kemudian diedit dan dipost di aplikasi Tiktok tersebut. Salah satunya adalah Husein yang berhasil dalam menyebarkan dakwah nya yang sangat bermanfaat.

Metode dakwahnya pun cukup kreatif, unik dan mudah dipahami oleh audience, disamping itu Husein kerap sekali membuka Q&A di kolom komentar maupun video live nya. 

Dalam menanggapi penggunaan Tiktok, terlihat bahwa Husein membuktikkan jika aplikasi tersebut bukan hanya di isi dengan goyang/joget-jogetan yang tidak bermanfaat, namun dapat kita isi dengan membagikan sesuatu hal yang baik (ilmu pengetahuan dalam Islam). 

Ustad Syam juga ikut berdakwah di Tiktok, bahkan ia menyebut dirinya sebagai CEO Al-Tiqtoqiah. Banyaknya da’i di Tiktok tentu membuat masyarakat muslim semakin mudah untuk menerima isi ceramah, mengingat ceramah yang biasanya divideokan berdurasi pendek sehingga tidak membuat audience bosan. 

Gus miftah pernah menanggapi tentang orang yang bermain Tiktok, beliau pernah bilang bahwasanya hukum bermain Tiktok selama tidak mengandung unsur kemaksiatan, syahwat atau gairah itu tidak dipermasalahkan. 

Kemudian kita melihat ke sisi yang sebaliknya, Ustad Adi Hidayat menanggapi bahwa segala sesuatu hal yang tidak mempunyai manfaat, minimal positif disebut sebagai makruh oleh syariat. 

Apalagi jika sesuatu hal tersebut lebih kearah maksiat (gerakan erotis & membuka aurat) maka sudah pasti diharamkan oleh agama.

Dakwah di Tiktok

Teman-temanku semua mari melanjutkan dakwah dimana saja, tebarkan manfaat dan kesan baik dimana saja. 

Dan manfaatkan sesuatu tempat yang bisa menjangkau banyak orang sebagai strategi dakwah kita, seperti pribahasa 

“jadilah cahaya walau tak tersentuh namun selalu menerangi, dan jadilah angin walau tak tampak tapi selalu memberi kesejukan”. 

Tiktok bisa dianggap sesuatu cara yang efektif dalam alat media dakwah, jika platform tersebut digunakan dengan baik (syariat Islam). 

Overall, dakwah di Tiktok juga merupakan dakwah yang cocok untuk kaum milenial, karena melalui dakwah di Tiktok secara tidak langsung sebenarnya mampu menarik perhatian masyarakat, dan kemudian mulai membagikannya ke berbagai macam media sosial miliknya. 

Dari beberapa akun da’i yang sudah penulis jelaskan dapat di simpulkan bahwa mereka masing-masing telah mempunyai Islamic Values didalam kontennya tersebut, kemudian sampai sekarang tetap membawa positive values di dalam platform Tiktok. 

Sebenarnya yang menjadi masalah itu adalah bagaimana cara kita sebagai pengguna smartphone bisa pandai dalam memilah apa yang perlu kita lihat. 

Dari adanya isi dakwah yang dikemas menjadi sebuah video singkat ini sebenarnya sesuatu hal yang dapat membantu kita untuk memahami sedikit demi sedikit tentang agama, kemudian hal tersebut dapat menyumbangkan wawasan keagamaan yang baru disetiap kontennya.

0 Response to "Tiktok sebagai Alat Dakwah ?"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak