Cara Mengatasi Diri Dari Godaan Setan

Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu dirahmati dan Istiqomah.

Salah satu rahmat Allah swt untuk ciptaan-Nya adalah bahwa Dia tidak membiarkan mereka menjadi mangsa dan bulan-bulanan setan, yang membisikkan, membujuk, serta menyesatkan mereka. 

Dalam hal ini, Allah subhanahu wa ta'ala telah menyediakan benteng, memberikan senjata, dan menciptakan sejumlah perantara yang dapat dijadikan pelindung dan penangkal gangguan setan. 

Di antaranya yang paling utama adalah : Memohon perlindungan, menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, berarti bersandar kepada Allah dari segala kejahatan makhluk apapun dan dari manapun. 

Makna “aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk ”adalah aku mencari perlindungan kepada-Nya dari godaan setan yang terkutuk”, 

Yakni agar setan tidak memberi kemudaratan dalam agama dan dunianya, atau menghalang-halanginya dari kemestian menjalankan perintah-Nya atau menganjurkan melakukan perbuatan yang dilarang.

Allah memerintahkan manusia memohon perlindungan dari godaan setan yang terkutuk dalam firman-Nya.

وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah”(QS. Al-A‟raf[7]:200)

Nabi selalu mengingatkan umatnya dengan menggunakan redaksi yang mengandung penekanan-penekanan bahwa dan jika engkau benarbenar dibisikkan, yakni dirayu dengan halus dan tipu daya oleh setan dengan satu bisikan untuk meninggalkan apa yang dianjurkan kepadamu tadi, 

Misalnya mendorong seseorang secara halus untuk marah maka mohonlah perlindungan kepada Allah, dengan demikian Allah akan mengusir bisikan dan godaan itu serta melindungi mu karena sesungguhnya  Dia Maha Mendengar termasuk permohonanmu lagi Maha Mengetahui apa yang engkau dambakan dan apa yang direncanakan oleh setan. 

Memohon perlindungan kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan, cukup untuk memelihara diri dari gangguan setan.

Usaha itu juga dapat mengusir setan dalam keadaan terkutuk. Ini dikarenakan orang yang memohon perlindungan kepada Allah berarti menyandarkan diri kepada sandaran yang kuat: yaitu Allah, Tuhan semesta alam. Dalam beberapa kondisi, memohon perlindungan merupakan hal yang sangat dianjurkan agama.

Cara mengatasi diri dari godaan setan sebelum terpedaya godaannya di antaranya yaitu :

1. Memohon perlindungan saat membaca al-Qur‟an. Allah berfirman :

فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS. Al-Nahl [16]: 98)

Dalam ayat ini Allah mengajarkan adab membaca al-Qur‟an agar dalam membaca dan memahaminya jauh dari gangguan setan.

Al-Qur‟an memberi petunjuk kepada manusia ke jalan kebahagiaan, dan menentukan mana amal perbuatan yang saleh yang berguna bagi kehidupan manusia dan mana perbuatan yang membawa ke jalan kesengsaraan. Akan tetapi petunjuk al-Qur‟an itu akan dapat dimengerti dan dipahami dengan benar, apabila akal pikiran si pembaca bersih dari godaan setan.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS. Al-A‟raf [7]:201)

Ayat ini merupakan alasan mengapa ayat yang lalu berpesan agar memohon perlindungna Allah. seakan-akan kedua ayat ini menyatakan, perintah demikian, karena itulah cara yang paling tepat menghadapi rayuan setan, dan itulah yang dilakukan oleh hambahamba Allah yang bertakwa. 

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa thaif godaan yang menimbulkan waswas dari setan, mereka mengingat Allah, mengingat permusuhan setan terhadap manusia dan kelicikannya berdampak buruk, 

Maka ketika itu juga dengan tiba-tiba sebagaimana dipahami dari kata fa‟idza “maka ketika itu juga,” mereka melihat dan menyadari kesalahan-kesalahannya. dan sesungguhnya rayuan setan adalah kebutaan, dan mengingat Allah adalah penglihatan. 

Godaan setan adalah kegelapan, dan mengarah kepada Allah adalah cahaya. Bisikan setan disingkirkan oleh takwa, karena setan tidak punya kuasa terhadap orang-orang yang bertakwa. 

Dan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (QS. Fathir[35]: 6)

Jika Rasulullah saja diperintahkan Allah untuk berlindung kepada-Nya ketika akan membaca al-Qur‟an, padahal sudah dinyatakan terpelihara bagaimana halnya dengan manusia yang bukan rasul. 

Sungguh manusia itu lemah dan mudah terpengaruh oleh setan dalam memahami al-Qur‟an. Membaca al-Qur‟an adalah usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah. setan berusaha keras menjauhkan manusia dari petunjuk Allah dengan berbagai cara. Oleh karena itu, Allah memerintahkan untuk memohon pertolongan kepada-Nya dengan ucapan:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa ta'ala menerangkan bahwa setan tidak punya pengaruh terhadap orang-orang yang beriman, orang-orang yang berserah diri kepada Allah serta sabar dan tawakal menahan derita dalam perjuangan menegakkan agama. 

Mereka mampu melawan godaan setan dan menolak untuk mengikuti langkahlangkahnya dan menjauhi pengikutnya. Berkat cahaya iman dalam dada mereka, tipu daya setan itu dapat mereka ketahui dan atasi.

Setan itu hanya berpengaruh atas orang-orang yang sudah patuh ke dalam wilayah kekuasaannya, orang-orang yang memandang setan itu sebagai pemimpin lalu mencintainya dan mengikutinya serta mematuhi segala perintahnya. 

Karena tipu daya dan godaan setan itu. Mereka akhirnya mempersekutukan Tuhan atau menyembah setan di samping menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala. 

2. Senantiasa berdzikir dan berdoa kepada Allah pada pagi dan petang hari sangatlah penting, karena dalam menjalani segala sesuatu ataupun mengerjakan suatu pekerjaan, maka awali dan akhirilah dengan berdzikir dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. 

Hal itu dilakukan agar segala sesuatu yang kerjakan dapat terlaksana dengan baik, membawa keberkahan, dan meraih hasil yang maksimal. 

Begitu pula halnya dalam menjalani rutinitas sehari-hari, sangatlah baik untuk memulai aktivitas di pagi hari dengan berdzikir dan berdoa kepada Allah dan mengakhiri aktivitas pada petang hari dengan membaca dzikir dan doa pula. 

Semua itu tidak lain adalah agar dalam menjalani seluruh waktu, mulai dari pagi hingga petang hari, kita senantiasa berada dalam perlindungan dan segala hal yang di kerjakan dari pagi hingga petang hari itu senantiasa dicurahi keberkahan, mendapatkan hasil yang terbaik, dan meraih ridho Allah Subhanahu wa ta'ala. Dalam Firman Allah:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. ( QS. Al-Ahzab[33]:41-42)

Berzikir serta berdoa pada pagi dan petang hari, akan membuat seseorang terpelihara dari gangguan dan tipu daya setan serta terpelihara dari segala sesuatu yang buruk, seperti musibah, malapetaka, kesialan, dan lain-lain, bahkan juga dapat menyebabkan seseorang mendapatkan kesejahteraan dan balasan surga dari Allah Subhanahu wa ta 'ala. 

Berdzikir dapat menghubungkan jiwa manusia dengan Allah dan menjadikannya selalu merasakan kehadirat Allah. Sebagaimana hal itu dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits-hadits berikut:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman bin Abu Az Zinad dari ayahnya dari Aban bin Utsman? ia berkata; saya mendengar Utsman bin 'Affan radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

"Tidaklah seorang hamba setiap pagi dan sore hari mengucapkan; Bismillaahilladzii Laa Yadhurru Ma'as Mihi Syai Un Fil Ardhi Wa Laa Fis Samaai Wa Huwas Samii'ul 'Aliim (Dengan menyebutkan nama Allah yang tidak ada sesuatupun dengan menyebut namaNya yang membahayakan di bumi maupun di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha mengetahui) sebanyak tiga kali melainkan ia

tidak akan diganggu oleh sesuatupun." Dan Aban pernah menderita lumpuh sebelah badan, kemudian terdapat seorang laki-laki yang melihat kepadanya. Maka Aban berkata kepadanya; apa yang engkau lihat, ketahuilah sesungguhnya hadits tersebut seperti yang telah aku ceritakan kepadamu, akan tetapi aku tidak mengucapkannya pada saat itu agar Allah memberlakukan takdirNya atas diriku.. (HR. Tirmidzi 3310)

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa telah mengabarkan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Hassan dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: 

"Barangsiapa ketika di sore harinya membaca;A'uudzu Bikalimaatillahit Taammah Min Syarri Maa Khalaq (aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan para makhluk yang telah Dia ciptakan), sebanyak tiga kali, maka dia tidak akan tertimpa sengatan (bahaya) pada malam itu"

Suhail berkata; "Keluarga kami telah mempelajarinya dan mereka membacanya setiap malam, lalu diantara putri mereka ada yang tersengat (binatang), akan tetapi ia tidak merasakan sakit." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan." Malik bin Anas juga telah meriwayatkan hadits ini dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan di riwayatkan pula oleh 'Ubaidillah bin Umar dan yang lain dari Suhail, namun mereka tidak menyebutkan dari Abu Hurairah."(HR. Tirmidzi 3529)

Berdasarkan pada hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, maka senantiasalah berdzikir dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala pada setiap saat dan kesempatan dengan kalimat-kalimat dzikir dan doa. 

Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam Surat AlInsan, yaitu:

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًاۚ وَمِنَ الَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهٗ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيْلًا

Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari. (QS. Al-Insan[76]:25-26)

Berdzikirlah dengan mengingat dan mneyebut nama Tuhanmu antara lain dengan melaksanakan sholat pada waktu pagi yakni shalat subuh dan waktu petang yakni shalat zuhur dan ashar, dan juga pada sebagian dari malam, 

Maka sujudlah kepada-Nya pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya yakni shalat Maghrib dan Isya dan bertasbihlah kepada-nya yakni melaksanakan shalat Tahajjud pada bagian yang panjang di malam hari yakni setengah malam, atau lebih sedikit sedikit atau kurang sedikit. 

3. Al-Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan, berlindung kepada Allah dan mendekat ke sanding-Nya dari kejahatan semua makhluk yang memiliki kejahatan. Iyadz adalah memohon perlindungan untuk menghindarkan kejahatan. 

Adapun arti, “A‟uzu billahi minasy syaithanir rajim,” adalah aku berlindung ke sisi Allah dari setan yang terkutuk, yang akan menimpakan mudarat pada agamaku atau duniaku, yang akan menghalang-halangi dari mengerjakan sesuatu yang telah diperintahkan kepadaku, atau mendorongku untuk melakukan sesuatu yang aku telah dilarang darinya. 

Tidak ada yang mampu menghardik setan dari manusia selain Allah. Saat seseorang merasakan adanya gangguan ataupun godaan dari setan. 

Pada saat itu, maka cepatlah membaca kalimat ta‟awudz dan memohon perlindungan kepada-Nya, sebagaimana hal ini telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala melalui Firman-Nya: 

وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS,Fushishilat[41]:36)

Oleh karena itu, Allah menyuruh agar bersikap ramah kepada setan jenis manusia agar ia mau menarik kembali tabiatnya yang menyakiti orang lain. 

Sementara, kepada setan jenis jin hendaklah dihadapi dengan isti‟adzah (memohon perlindungan kepada Allah), mengingat setan jenis ini sama sekali tidak menerima suap dan tidak pula terpengaruh oleh sikap yang bagus. 

Sebab, tabiat dasarnya adalah jahat. Tidak ada yang mampu menghardiknya dari dirimu selain Zat yang telah menciptakannya. 

4. Membaca surat al-Ikhlas dan dua surat al-Mu‟awwidzatain.

Selain surah al-Baqarah, ada surah-surah lain dalam al-Qur‟an yang dapat dijadikan sebagai senjata untuk melindungi diri dari gangguan dan tipu daya setan, di antaranya adalah surat al-Ikhlas dan al-Mu‟awwidzatain ( surah an-Nas dan al-Falaq). 

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ 

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang mengusai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang diciptakan), dan dari kejahatan malam bila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup buhul-buhul (talinya). Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki. (QS. AlFalaq[113]:1-5)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ  ـ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ـ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ـ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ  ـ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ  ـ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ  ـ٦

Katakanlah, “ Aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) manusia. (QS. An-Nas[114]:1-6)

Kata al-waswas pada mulanya berarti suara yang sangat halus, kemudian makna ini berkembang sehingga diartikan bisikanbisikan.biasanya, kata ini digunakan untuk bisikan-bisikan negatif.

Karena itu sementara ulama tafsir memahami kata ini dalam arti setan. Setan sering kali membisikkan ke dalam hati seseorang rayuan dan jebakannya. 

Untuk maksud makna tersebut, ada ulama yang menyisipkan kata pelaku sebelum al-waswas sehingga berarti pelaku yang melakukan bisikan ke dalam hati. Yakni setan. 

Adapun bisikan setan, ia tertolak dengan mengingat Allah. dalam konteks ini, Al-Qur‟an mengingatkan:

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ ، وَاِخْوَانُهُمْ يَمُدُّوْنَهُمْ فِى الْغَيِّ ثُمَّ لَا يُقْصِرُوْنَ

Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahankesalahannya. (Q.S Al-A‟raf[7]: 200-201)

Ketiga surat ini mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk menghalau setan, sehingga dengan rajin membaca ketiga surah ini secara istiqomah, insya Allah, setan tidak berdaya dan tidak mempunyai kesempatan untuk menganggu dan menimpakann keburukan kepada manusia. 

Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Saw, dalam hadits berikut:

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id Telah menceritakan kepada kami Al Mufadldlal bin Fadlalah dari Uqail dari Ibnu Syihab dari Urwah dari Aisyah bahwa biasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila hendak beranjak ke tempat tidurnya pada setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membacakan: "QULHUWALLAHU AHAD.." dan, "QUL `A'UUDZU BIRABBIL FALAQ..." serta, "QUL `A'UUDZU BIRABBIN NAAS.." Setelah itu, beliau mengusapkan dengan kedua tangannya pada anggota tubuhnya yang terjangkau olehnya. Beliau memulainya dari kepala, wajah dan pada anggota yang dapat dijangkaunya. Hal itu, beliau ulangi sebanyak tiga kali. (HR. Bukhori dan Tirmidzi)

5. Selain membaca al-Baqarah dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, yakni ayat 285 dan 286, maka ayat al-Qur‟an lainnya yang dapat dijadikan sebagai senjata untuk melindungi diri dari gangguan dan tipu daya setan adalah “ayat kursi” yaitu ayat ke-255 dari surat al-Baqarah yang berbunyi:

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Ayat kursi adalah ayat yang paling angung di antara deluruh ayat-ayat al-Qur‟an. Karena dalam ayat ini disebutkan tidak kurang enam belas kali, bahkan tujuh belas kali, kata yang menunjuk kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, Tuhan Yang Maha Esa. 

Sifat-sifat Allah yang dikemukakan dalam ayat ini disusun sedemikian rupa sehingga menampik setiap bisikan negatif yang dapat menghasilkan keraguan tentang pemeliharaan dan perlindungan Allah. 

Dalam ayat ini dilukiskan, betapa kekuasaan Allah dan betapa dugaan tentang keterbatasan pemeliharaan dan perlindungan-Nya yang mungkin terlintas dalam benak manuisa, dihapus oleh-Nya kata demi kata.

Ketika membaca ayat al-kursiy seseorang akan menyerahkan jiwa raganya kepada Tuhan sekalian alam dan kepada-Nya pula memohon perlindungan. Ketika itu bisikan Iblis terlintas di dalam pikiran. Yang dimohonkan pertolongan dan perlindung-Nya.

Demikian ayat al-Kursiy menanamkan ke dalam hati pembacanya kebesaran dan kekuasaan Allah serta pertolongan dan perlindungan-nya, sehingga sangat wajar dan logis penjelasan yang menyatakan, bahwa siapa yang membaca ayat al-kursiy maka ia memperoleh perlindungan Allah dan tidak akan diganggu oleh setan.

Bahwa jin jahat dan setan menjauh dari pembaca ayat al-kursiy, juga dapat dijelaskan sebagai berikut : siapa yang terbiasa dengan kebaikan, pasti tidak mendengar kalimat-kalimat yang buruk, telinganya tidak akan dapat mendengarkannya. Karena dengan mendengarnya, hatinya gundah dan risau dan pikiran yang tidak menentu. 

Sebaliknya siapa yang buruk moralnya, yakni setan, manusia, atau jin, tidak akan senang dan tidak pula tanang mendengarkan kalimat-kalimat Ilahi, apalagi ayat-ayat al-Qur‟an.

Jika demikian, setan tidak akan mendekat, apalagi menganggu mereka yang membaca ayat-ayat Illahi, seperti ayat al-kursiy. 

Diatas dikemukakan bahwa ayat al-Kursiy terdapat tujuh belas kali kata yang menunjuk kepada Allah, satu di antaramya tersirat. Selanjutnya, terdapat lima puluh kata dalam susunan redaksinya.

Pengulangan tujuh belas kata yang menunjuk nama Allah, bila perhatikan dan dihayati akan memberi kekuatan batin tersendiri bagi orang yang membacanya. 

6. Menahan diri dari berlebihan dalam hal memadang, berbicara, makan dan bergaul dengan manusia. 

Sesungguhnya pola makan dan minum yang berlebihan, banyak tidur dan suka berleha-leha adalah perilaku buruk yang membawa kepada kemalasan. Ketiganya merupakan mata rantai keburukan yang seharusnya dijauhi oleh setiap orang beriman.

Biasanya, ketika seseorang sudah kenyang perutnya, maka ia akan cenderung menjadi mengantuk, lalu suka tidur-tiduran dan berlehaleha, hingga ia pun terjangkiti penyakit malas. 

Karena itu pula, setan menjadikan pola makan dan minum yang berlebihan (sampai kenyang), banyak tidur, dan suka berleha-leha sebagai bagian dari senjata untuk menggoda dan memperdayai manusia.Allah Swt telah berfirman:

 وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ 

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihlebihan.(Qs. Al-A'raf[7]: 31)

Dalam salah satu hadits yang dikutip oleh imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, juga bersabda:

أَحْيَوْا قُلُوْبَكُمْ بِقِلَّةِ الضَّحِكِ وَقِلَّةِ الشَّبَعِ وَطَهِّرُوْهَا بِالْجُوْعِ تَصْفُوْ وَتَرِقُّ

Hidupkanlah hati kalian dengan sedikitnya tertawa dan sedikitnya kenyang, serta sucikanlah hati kalian dengan rasa lapar, niscaya hati kalian akan jernih dan lembut (mudah tersentuh dan menerima kebenaran).

Berdasarkan hadits di atas, maka sudah seharusnya menghindari diri dari perliku berlebihan dalam makan dan minum, terlalu banyak tidur ataupun suka berleha-leha, karena perilaku-perilaku buruk ini dapat dijadikan sebagai senjata setan untuk menyesatkan dan memperdayai manusia. 

Maka, makan minum dan tidurlah secukupnya, agar setan tidak mempunyai peluang dan kesempatan untuk menimpakan keburukan.

7. Sebagai orang beriman manusia harus menghindarkan diri dari bersikap, berprilaku, atau melakukan sesuatu yang biasa dilakukan oleh setan, sehingga setan tidak punya kesempatan untuk menggoda dan tidak pula berdaya untuk menyesatkan ataupun memperdayai manusia. 

Adapun di antara sikap dan perilaku setan yang hendaknya manusia jauhi, antara lain:

1. Bersikap tergesa-gesa. 

Tidak tenang dan suka terburu-buru merupakan bagiann dari sikap setan. oleh karen itu, sebagai orang beriman, diperingatkan untuk tidak suka bersikap tergesa-gesa, tidak tenang, tidak sabar, dalam berbuat ataupun melakukan segala sesuatu. 

Kesempurnaan akan sulit ditemukan dalam keterburu-buruan, tetapi ia akan didapatkan dengan ketenangan dan kesabaran itu bersumber dari Allah Subhanahu wa ta'ala, ketergesaan dan sikap terburu-buru itu berasal dari setan. 

Setan akan mudah untuk menyesatkan dan memperdayai kita, jika seseorang suka bersikap tergesa-gesa dan terburu-buru dalam melakukan segala sesuatu.

Rasulullah Saw telah bersabda:

لأَنَاةُمِنَ الله وَاْلعَجَلَةُ مِنَ الثَيْطَانِ

Pelan-pelan (sikap sabar dan tekun) itu bersumber dari Allah, sedangkan sikap terburu-buru itu bersumber dari setan. (HR. Tirmidzi, Baihaqi, dan Ibnu Sunni)

2. Bersikap boros dan mubazir

Salah satu kebiasaan setan adalah suka bersikap boros(berlebih-lebihan) dan mubazir, sebagai cermin dari sikap kesombongan yang ada pada dirinya. 

Oleh karena itu, sebagai orang beriman harus menghindarkan diri dari bersikap boros dan mubazir dalam segala hal, agar terhindar dari kehinaan dan murka Allah. 

Sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Allah melalui FirmanNya:

وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا ، إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(QS.al-Isra‟[17]:26-27)

Di jelaskan dalam surat Fushshilat 

وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاۤءَ فَزَيَّنُوْا لَهُمْ مَّا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ 

Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman (setansetan) yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. (Fushshilat[41]: 25)

Dari sini dapat dipahami mengapa kata syaithan yang pertma berbentuk jamak karena setiap orang ada qorin yakni syaithan atau setan nya masing-masing. Sedang kata syaithan yang kedua berbentuk tunggal karena yang dimaksud adalah iblis, bapak setan atau jenis setan.

Penambahan kata kanu pada penggalan ayat di atas, untuk mengisyaratkan kemantapak persamaan dan persaudaraan itu, yakni hal tersebut telah terjadi sejak dahulu dan berlangsung hingga kini. Mereka adalah teman lama yang tidak muda dipisahkan.

Penyifatan setan dengan kafur/sangat ingkar merupakan peringatan keras kepada para pemboros yang menjadi teman setan itu, bahwa persaudaraan dan kebersamaan mereka dengan setang dapat mengantar kepada kekufuran.

Betapa tida, bukankah teman saling pengaruh mempengaruhi, atau teman seringkali meniru dan meneladani temannya.

Singkatnya, manusia harus menjadikan setan sebagai musuh sejati yang harus dijauhi selama-lamanya dan tidak justru menjadikannya sebagai teman karib ataupun sekutu dalam melakukan dosa, kemaksiatan, dan kedurhakaan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. 

Sebab, jika itu yang terjadi sungguh sebuah kerugian dan kehancuran bagi umat manusia. Sebab, itu artinya setan telah berhasil memenuhi sumpahnya di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala untuk menyesatkan dan menjerumuskan ke dalam neraka. 

Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata manusia sendiri yang justru memudahkan setan dalam mewujudkan misinya untuk menyesatkan manusia, karena justru lebih suka untuk mengikuti langkah-langkah setan dari pada mengikuti jalan Allah dan Rasul-Nya yang lurus dan terang. 

Dan berikut cara mengatasi diri dari godaan setan sesudah terpedaya godaannya diantaranya:

1. Ruqyah Syar‟iyah

Alasan pembacaan ruqyah syar‟iyah kepada orang yang tertimpa waswas adalah kekhawatiran bahwa waswas tersebut disebabkan oleh gangguan setan yang telah berada dalam dirinya.

Dengan keluarnya setan atas izin Allah dari dirinya maka hilanglah waswasnya.Utsman bin Abi Al-Ash berkata, “ketika Rasulullah menugaskan utsman di Thaif tiba-tiba ada sesuatu yang menganngu shalat Utsman bin Abi Al-Ash, sampai-sampai dia tidak mengerti hakikat shalat yang sedang dikerjakannya. 

Melihat hal itu Utsman bin Abi Al-Ash pun kembali meghadap beliau (Rasulullah) setelah Utsman bin Abi Al-Ash sampai di hadapan beliau, dengan lembut beliau memanggil Utsman bin Abi Al-Ash, “Ibnu Abil Ash”.

Menyahut panggilan Rasulullah, kemudian Rasulullah melanjutkan, apa gerangan yang membuatmu datang kemari. 

Utsman pun menjawab, Wahai Rasulullah aku merasakan ada sesuatu yang mengangguku dalam shalatku, sampai-sampai aku tidak mengerti hakikat shalat yang sedang aku kerjakan. Lalu belia bersabda, itu adalah setan, kemarilah, mendekat kepadaku, Utsman pun mendekat kepadanya, sembari duduk di atas punggung telapak kakiku. 

Setalah itu Rasulullah melakukan sesuatu terhadapku, yaitu beliau menepuk dadaku dan meludahi mulutku, lalu bersabda, “keluarlah, wahai musuh Allah. beliau melakukan hal ini hingga tiga kali. Setalah itu bersabda. 

Kebenaran ada pada perbuatanmu. Selanjutnya Utsman berkata, “ Demi Zat yang umurku ada di Tangan-Nya, setalah itu aku tidak merasakan satu pun gangguan seperti sebelumnya. 

Sabda beliau: “Keluarlah wahai musuh Allah,” ini menunjukkan bahwa yang namanya keluar tidak mungkin terjadi kecuali jika sebelumnya telah masuk. Jadi, yang menyebabkan adanya waswas dalam diri seseorang adalah setan yang telah merasuk ke dalam dirinya. 

Ini terbukti ketika Rasulullah menyuruhnya keluar setelah menepuk dada dan meludahi mulut Utsman, maka setan sudah tidak lagi mengganggunya. Mengeluarkan setan dari jasad seseorang adalah obat yang paling mujarab untuk mengusir waswas. Terutama bagi mereka yang dirasuki setan. 

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abdul Aziz dia berkata; "Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata;

"Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit." Maka Anas berkata; "Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" dia menjawab; "Tentu." 

Anas berkata; "ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit) 

Syaikh Al-Albani mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat petunjuk yang jelas, bahwa setan kadang-kadang merasuk ke dalam jasad manusia, meskipun ia orang beriman. Dalam hal ini terdapat hadits-hadits lain yang senada dengan hadits ini. 

2. Khusyuk berdoa kepada Allah, tobat, cepat-cepat Mengerjakan kebaikan, Meninggalkan Kemungkaran, dan Tawakkal kepada Allah

Orang yang ditimpa waswas hendaklah terus berdoa kepada Allah, memperbanyak zikir, dan istighfar. Hendaknya pula ia segera mengusir waswas tersebut sampai terbebas darinya, dengan izin Allah.

Allah berfirman:

اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan (Qs. An-Naml [27]: 62)

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (Qs. Ghafir [40]: 60)

اِنَّهٗ لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (Qs. An-Nahl [16]: 99)

Arti doa adalah menampakkan kebutuhan kepada-Nya dan melepas daya dan kekuatan dari dirinya. Sedang hakikatnya adalah menampakkan kebutuhan kapada-Nya dan melepas daya dan kekuatan 

اِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۖ وَاِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَّفْرَحُوْا بِهَا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْـًٔا ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ 

Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan (Qs. Ali-Imran[3]: 120)

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

“Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (Qs. Luqman[31]: 17)

Nabi menasihati Ibnu Abba, “Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya di depanm. Barang siapa yang menjaga hukum-hukum Allah, menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. (HR. Tirmidzi, no 2516). 

Maka Allah adalah penjaga baginya. Allah menjelasakan

قَالَ هَلْ اٰمَنُكُمْ عَلَيْهِ اِلَّا كَمَآ اَمِنْتُكُمْ عَلٰٓى اَخِيْهِ مِنْ قَبْلُۗ فَاللّٰهُ خَيْرٌ حٰفِظًا وَّهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ

Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyanyang diantara para penyanyang. (Qs. Yusuf [12]: 64)

Bagi siapa yang tertimpa bisikan setan semoga Allah menyembuhkan, dan di wasiatkan hendaklaah tetap bersabar.

Jalanilah hidup sebagaimana mestinya seperti sebelum tertimpa bisikan atau waswas. Allah pasti akan menjauhkan setan dan mengusirnya dari hatimu. 

Tentu, jika anda mau mengerjakan apa yang telah diperintahkan Allah dan Rasulullah. Yaitu, ber isti‟adzah dari setan yang terkutuk, berusahalah menghentikan dan berpaling dari

bisikan tersebut. Setiap orang yang tertimpa musibah atau sifat waswasa maka hendaklah berlindung kepada Allah dan menghentikan bisikan dan menyibukkan diri dalam aktivitas seperti biasanya. 

اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (QS. Fathir[35]: 6)

0 Response to "Cara Mengatasi Diri Dari Godaan Setan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak