Mengenal Tentang IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) serta SQ (Spiritual Quotient)

IQ (Intelligence Quotient)

1. Pengertian Kecerdasan Intelektual (IQ)

Otak manusia memiliki lapisan terluar yang disebut neo-cortex. Otak neo-cortex manusia mampu berhitung, belajar aljabar, mengoperasikan komputer, belajara bahasa Inggris, dan lainnya. Melalui penggunaan otak neo-cortex maka lahirlah konsep IQ (kecerdasan intelektual).

Secara garis besar kecerdasan intelektual adalah kemampuan potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat–alat berpikir. 

Kecerdasan ini bisa diukur dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang. Secara teknis kecerdasan intelektual pertama kali ditemukan oleh Alfred Binet.

Menurut pendapat lain bahwa kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) merupakan kecerdasan dasar yang berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran (kecerdasan intelektual) 

Cenderung menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa, pada umumnya hanya mengembangkan kemampuan kognitif (menulis, membaca, menghafal, menghitung dan menjawab).

Kecerdasan tersebut dikenal dengan kecerdasan rasional karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah. 

Penilaian kecerdasan dapat dilakukan melalui tes atau ujian daya ingat, daya nalar, penguasaan kosa kata, ketepatan menghitung, dan mudah atau tidaknya dalam menganalisis data. Dengan ujian maka dapat dilihat tingkat kecerdasan intelektual seseorang.

Menurut berbagai penelitian, IQ hanya berperan dalam kehidupan manusia dengan besaran maksimum 20%, bahkan hanya 6% menurut Steven J.Stein, Ph.D. dan Howard E. Book, M.D. 

Kecerdasan intelektual (IQ) tidak dapat dijadikan ukuran dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup bermasyarakat. 

Banyak orang yang memiliki IQ biasa namun dia menjadi seseorang yang sukses, begitu juga sebaliknya banyak orang yang memilki IQ tinggi namun kalah dalam persaingan pekerjaan.

Kecerdasan intelektual muncul sejak dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sejak anak di dalam kandungan (masa pranata) sampai tumbuh menjadi dewasa. 

Setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini sudah dibekali dengan satu triliun sel neuron yang terdiri dari seratus miliar sel aktif dan sembilan ratus miliar sel pendukung yang kesemuanya berkumpul di otak.

Kecerdasan intelektual (inteligensi) merupakan aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas seseorang dalam perolehan pembelajaran.

Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman mengenai pentingnya kecerdasan intelektual:

اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ 

Artinya: “(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran” (Q.S. Az-Zumar: 9)

2. Alat Mengukur Kecerdasan Intelektual

Untuk mengukur tingkat inteligensi anak, dapat digunakan tes IQ (Intelligence Quotient) misalnya dari Binet Simon. 

Kusien intelegensi diperoleh dengan membagi usia mental dengan usia kronologis, lalu diperkalikan dengan angka 100:

Dari hasil tes Binet Simon, dibuatlah penggolongan inteligensi sebagai berikut:

  1. Genius > 140;
  2. Gifted > 130;
  3. Superior > 120;
  4. Normal 90-110;
  5. Debil 60-79;
  6. Imbesil 40-55;
  7. Idiot > 30.

Sesuai dengan rumus di atas, maka jika Ahmad Sagalabisa, seorang anak berusia 6 tahun memperoleh skor tes IQ sebesar 8 maka IQ anak tersebut adalah:

IQ = 100 X 8/6 = 133, yang berarti dia termasuk berkecerdasan di atas rata-rata.

3. Ciri-ciri Kecerdasan Intelektual

Menurut Louis Thurstone menyatakan bahwa intelegensi terdiri dari tujuh kemampuan mental primer yang meliputi:

  1. Kemampuan spasial
  2. Kecepatan perseptual
  3. Penalaran numeric
  4. Makna verbal
  5. Kelancaran kata
  6. Ingatan
  7. Penalaran induktif

4. Fungsi Kecerdasan Intelektual

Pada dasaranya setiap manusia merupakan makhluk yang diberi akal lebih tinggi di banding makhluk yang lain. 

Akal tersebut dapat membentuk sebuah kecerdasan yang biasa disebut dengan kecerdasan intelektual, beberapa fungsi adanya kecerdasan spiritual adalah:

  1. Menyimpan pengetahuan
  2. Mendapatkan pengetahuan yang baru
  3. Dapat memahami sesuatu dengan pemaknaan yang lebih dalam
  4. Dapat meingkatkan pengetahuan
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual

Inteligensi orang satu dengan yang lain cenderung berbeda-beda. Hal ini karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain:

  1. Faktor pembawaan, dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
  2. Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
  3. Faktor pembentukan, dimana pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
  4. Faktor kematangan, dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. 
  5. Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode juga bebas memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Kelima faktor itu saling terkait satu dengan yang lain. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut.

EQ (Emotional Quotient)

1. Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)

EQ (Emotional Quotients) atau yang biasa dikenal dengan kecerdasan emosional adalah sebuah kemampuan untuk mendengarkan bisikan emosi dan menjadikannya sebagai sumber informasi maha penting untuk memahami diri sendiri dan orang lain demi mencapai sebuah tujuan.

EQ merupakan bagian yang lebih dalam dari otak neo-cortex yakni terdapat pada lapisan lymbic system (lapisan tengah). Pada otak tengah ini terletak pengendali emosi dan perasaan kita.

Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Artinya: “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Dalam kecerdasan emosional setidaknya ada lima komponen pokok yakni kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubungan soial. EQ pertama kali digagas oleh Daniel Goleman. 

Muhaimin juga berpendapat bahwa kecerdasan emosional berfungsi sebagai kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, 

Kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, 

Untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati), untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.

2. Indikasi atau Ciri-ciri Kecerdasan Emosional

Ada lima indikasi yang terdapat di dalam kecerdasan emosional yaitu:

1. Kemampuan mengenali emosi diri

Kemampuan mengenali emosi diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Ini sering dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan emosional.

Seseorang yang mampu mengenali emosinya sendiri adalah bila ia memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap. 

Misalnya sikap yang diambil dalam menentukan berbagai pilihan, seperti memilih sekolah, sahabat, pekerjaan sampai kepada pemilihan pasangan hidup.

2. Kemampuan mengelola emosi

Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara salah. 

Kemampuan mengelola emosi akan berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, serta mampu memulihkan kembali dari tekanan emosi.

Mungkin dapat diibaratkan sebagai seorang pilot pesawat yang dapat membawa pesawatnya ke suatu kota tujuan dan kemudian mendaratkannya secara mulus. 

Misalnya seseorang yang sedang marah, maka kemarahan itu, tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesalinya di kemudian hari.

3. Kemampuan memotivasi diri

Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Hasil yang baik dapat tercapai jika diikuti dengan motivasi yang kuat dari dalam diri.

Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan optimisme yang tinggi, sehingga seseorang memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya dalam hal belajar, bekerja, menolong orang lain dan sebagainya.

4. Kemampuan mengenali emosi orang lain

Kemampuan mengenali emosi orang lain (empati) seringkali diwujudkan dengan kemampuan untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, 

Sehingga orang lain akan merasa senang dan dimengerti perasaannya Anak-anak yang memiliki kemampuan ini, yaitu sering pula disebut sebagai kemampuan berempati. 

Empati ialah bereaksi terhadap perasaan orang lain dengan respon emosional yang sama dengan orang tersebut.

Adapun contoh bersikap empati seperti mampu menangkap pesan non verbal dari orang lain seperti nada bicara, gerak-gerik, dan ekspresi wajah dari orang lain

5. Kemampuan membina hubungan social

Kemampuan membina hubungan sosial merupakan kemampuan untuk mengelola emosi orang lain, sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang menjadi lebih luas.

Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul dan menjadi lebih populer.

Disini dapat kita simpulkan betapa pentingnya kecerdasan emosional untuk dikembangkan. Karena banyak dijumpai orang-orang yang begitu cerdas, begitu cemerlang prestasi akademiknya, 

Namun bila tidak dapat mengelola emosinya maka menjadi mudah marah, mudah putus asa atau angkuh dan sombong sehingga maka prestasi tersebut tidak akan banyak bermanfaat untuk dirinya.

Selain itu kecerdasan emosi berkaitan dengan pemahaman diri dan orang lain, beradaptasi dan menghadapi lingkungan sekitar, dan penyesuaian secara cepat agar lebih berhasil dalam mengatasi tuntutan lingkungan.

Selain indikasi di atas, Yasin menyebutkan bahwa kecerdasan emosi memiliki lima ciri pokok, yaitu:

1. Kendali diri

Kendali diri adalah pengendalian tindakan emosional yang berlebihan. 

Tujuannya adalah keseimbangan emosi, bukan menekannya karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna tertentu bagi kehidupan manusia.

2. Empati

Empati adalah memahami perasaan dan masalah orang lain, berpikir dengan sudut pandang orang lain dan menghargai perbedaan perasaan orang mengenai beberapa hal.

3. Pengaturan diri

Pengaturan diri adalah menangani emosi kita sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

4. Motivasi

Motivasi adalah menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

5. Keterampilan sosial

Keterampilan sosial adalah menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan cermat membaca situasi serta jaringan sosial.

3. Fungsi Kecerdasan Emosional

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya emosi mempunyai kemanfaatan bagi keberlansungan hidup manusia. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

1. Dengan adanya kecerdasan emosi, manusia bisa merasakan hal-hal yang bersifat manusiawi.

2. Orang yang memiliki kecerdasan emosi memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari suasana hati yang tidak mengenakkan seperti marah, khawatir dan kesedihan.

3. Orang yang memiliki kecerdasan emosi akan lebih memiliki harapan yang lebih tinggi karena ia tidak terjebak di dalam kecemasan dan depresi. Dengan harapan yang tinggi tersebut ia akan memapu memotivasi diri.

4. Dengan kecerdasan emosi orang akan memiliki sikap optimisme yang merupakan sikap pendukung bagi seseorang agar tidak terjatuhdalam keputusasaan bila menghadapi kesulitan dan kegagalan karena dia melihat kesulitan sebagai sesuatu yang dapat diselesaikan dan melihat kegagalan adalah sesuatu yang dapat diperbaiki.

5. Orang yang mampu mengenali emosi diri dan mengelolanya akan dapat mengendalikan diri.

6. Kecerdasan emosi akan melahirkan sikap empati, yakni kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, maka ia akan mengontrol sikap dan perilakunya terhadap orang lain.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional perlu dikembangkan sejak dini karena merupakan salah satu faktor yang membentuk karakter seseorang di masa yang mendatang. 

Adapun keerdasan emosional dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:

1. Keluarga

Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, 

Baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.

2. Lingkungan pendidikan

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempengaruhi emosi seorang anak karena lingkungan pendidikan menjadi rumah asupan kedua bagi anak untuk mengembangkan emosi yang dimiliki.

3. Masyarakat

Manusia mendapatkan gelar makhluk sosial yang selalu menjalin hubungan dengan manusia lainyya. Dalam hidup bersosial, seseorang menjalin hubungan yang luas dengan masyarakat. 

Apapun yang ada di masyarakat begitu mudah mempengaruhi perkembangan emosi seseorang seperti masyarakat kota yang terkenal dengan gaya hidup konsumtif membuat seseorang dapat terpengaruh untuk melakukan hal yang serupa. 

SQ (Spiritual Quotient)

1. Pengertian Kecerdasanspiritual (SQ)

SQ (Spiritual Quotients) tidak mesti berhubungan dengan agama.

Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan rohaniah yang menuntun diri kita memungkinkan kita utuh. Kecerdasan spiritual berada pada bagian yang paling dalam dari diri kita, terkait dengan kebijaksanaan yang berada di atas ego. 

Bisa dikatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan karakter seseorang.

Pengertian lain menyebutkan bahwa keceradasn spiritual adalah kecerdasan yang menyangkut fungsi jiwa sebagai peran internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik sebuah kenyataan. Kecerdasan ini perttama kali digagas oelh Danah Zohar dan Ian Marshall.

Kecerdasan spiritual bukan saja mengatahui nilai-nilai yang ada tetapi juga secara kreatif menemukan nilai-nilai baru. Dalam perkembangan seseorang, tidak hanya dibutuhkan kepandaian, namun kreatifitas juga sangat dibutuhkan.

Di samping itu kecerdasan spiritual (SQ) tidak bergantung pada budaya atau nilai. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa kecerdasan spiritual tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. 

Kecerdasan spiritual berasal dari dalam hati, menjadikan seseorang kreatif ketika dihadapkan pada masalah pribadi, mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. 

Dengan belajar untuk memaknai setiap peristiwa yang terjadi maka seseorang dapat meningkatkan perkembangan spiritualnya. 

Selain itu kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 46, sebagai berikut:

اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَآ اَوْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۚ فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ

 Artinya : “Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (Q.S. Al-Haj : 46).

Kecerdasan spiritual disini bermakna bahwa seseorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab kepada sang pencipta serta kemampuan mengkhayati nilai-nilai agama. 

Keridlaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menerima dengan hati yang rela dengan peraturan-peraturan yang telah digariskan oleh agama.

Tanggung jawab kepada sang pencipta dapat membantu seseorang untuk terus belajar dan bekerja keras tanpa rasa jenuh. 

Allah membimbing siapa saja yang ridla kepada-Nya melalui jalan-jalan keselamatan dan membawa mereka dengan izin-Nya keluar dari kegelapan menuju cahaya.

Dengan bermodalkan SQ, manusia mengabdi kepada Allah untuk mengelola bumi sebagai khalifah. Target utamanya semata mencari keridhaan Allah.

Keridlaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menerima dengan hati yang rela dengan peraturan-peraturan yang telah digariskan oleh agama. 

Tanggung jawab kepada sang pencipta dapat membantu seseorang untuk terus belajar dan bekerja keras tanpa rasa jenuh. 

Kecerdasan spiritual (SQ) yang memadukan antara kecerdasan intelektual dan emosional menjadi syarat penting agar manusia dapat lebih memaknai hidup dan menjalani hidup penuh berkah.

Terutama pada masa sekarang, dimana manusia modern terkadang melupakan mata hati dalam melihat segala sesuatu.

2. Indikasi atau Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshall, ada sembilan tanda orang yang memiliki kecerdasan spiritual, yakni sebagai berikut:

1. Kemampuan bersikap fleksibel

Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual ditandai dengan sikap hidup yang fleksibel atau bisa luwes dalam menghadapi persoalan.

Fleksibel berarti memiliki pengetahuan yang luas dan mencerminkan sikap dari hati yang tidak kaku.

2. Derajat kesadaran diri yang tinggi

Orang yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi berarti ia mengenal dengan baik siapa dirinya. Orang yang demikian lebih mudah mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan keadaan, termasuk dalam mengendalikan emosi.

3. Kecakapan untuk menghadapi penderitaan

Tidak banyak orang yang bisa menghadapi penderitaan dengan baik.  Pada umumnya manusia mengeluh, kesal, marah atau bahkan putus asa ketika dihadapkan dengan penderitaan. 

Akan tetapi orang yang  mempunyai kecerdasan spiritual yang baik akan mempunyai kemampuan dalam menghadapi penderitaan dengan baik.

4. Kecakapan untuk menghadapi rasa takut

Setiap orang pasti mempunyai rasa takut, entah sedikit atau banyak. Takut terhadap apa saja, termasuk menghadapi kehidupan. dalam menghadapi rasa rakut ini, tidak sedikit dari manusia yang dijangkiti oleh rasa khawatir yang berlebihan, bahkan berkepanjangan. 

Padahal yang ditakutkan itu belum tentu terjadi.  Takut menghadapi kemiskinan dapat membuat seseorang lupa terhadap hukum dan nilai sehingga orang tersebut menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang.

Namun tidak demikian bagi orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi. ia bisa menghadapi dan mengelola rasa takut itu dengan baik. 

Dengan sabar, ia akan menghadapi segala sesuatu dan ia selalu ingat bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadi saksi atas segala yang dilakukansehingga ia selalu di jalan yang benar sesuai aturan dan syariat Islam.

5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai

Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual berarti memiliki hidup yang berkualitas. Maksutnya adalah seseorang yang memiliki visi dan nilai berarti orang tersebut tidsk akan mudah terkena bujuk dan rayu.

6. Enggan melakukan hal yang merugikan

Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang baik akan enggan bila keputusan atau langkah-langkah yang diambilnya bisa menyebabkan kerugian yang tidak perlu. Hal ini bisa terjadi karena ia bisa berfikir lebih selektif dalam mempertimbangkan berbagai hal.

7. Kecenderungan melihat keterkaitan berbagai hal

Seseorang memerlukan kemampuan dalam melihat keterkaitan antara berbagai hal agar keputusan dan langkah yang diambil dapat mendekati keberhasilan.

8. Ditandai oleh kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika”

Pertanyaan “mengapa” atau “bagaimana jika” biasanya dilakukan oleh seseorang untuk mencari jawaban yang mendasar. Inilah tanda bagi orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi. 

Dengan demikian ia dapat memahami masalah dengan baik, tidak secara parsial, dan dapat mengambil keputusan dengan baik pula.

9. Pemimpin yang penuh pengabdian dan bertanggung jawab

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi dapat dipercaya untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab karena dalam hidupnya senantiasa belandaskan Islam.

Berdsarkan pendapat lain, kecerdasan spiritual ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bisa menghargai dirinya sendiri maupun diri orang lain, memahami perasaan terdalam orang-orang di sekelilingnya, dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku. 

Pada perkembangan zaman banyak orang mengatakan manusia berkembang menjadi manusia modern.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai manusia modern merupakan manusia yang mempunyai kualitas intelektual yang memadai, karena telah menempuh pendidikan yang memadai pula. Salah satu ciri yang kental dalam diri manusia modern adalah suka membaca.

Wacana di atas sejalan dengan syariat Islam, dimana syariat pertamanya adalah membaca. Namun, terkadang kualitas intelektual tersebut tidak dibarengi dengan kualitas iman atau emosional yang baik, sehingga berkah yang diharapkan setiap manusia dalam hidupnya tidak dapat diperoleh.

Proses pembersihan diri dan upaya untuk menjernihkan hati, dengan tujuan memunculkan kemampuan mendengar suara hati terdalam yang merupakan sumber kebijaksanaan dan motivasi. 

Pengaktifan, pembangkitan secara mental dan spiritual untuk memunculkan kemampuan dan potensi yang tersembunyi, pengisian dengan sifat-sifat Allah yang agung dan indah memunculkan sifat-sifat yang baik sehingga membangun citra positif yang mempesonakan.

Pengembangan potensi diri menjadi suatu metode untuk melepaskan, mengarahkan, mengendalikan kekuatan pikiran bawah sadar (unconscious mind) sehingga menjadi suatu langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan pola pengasahannya melalui berbagai aplikasi dan keilmuan canggih berdasar kekuatan do’a dan dzikir yang digali dari Al-Qur’an dan Hadits. Bilamana setiap manusia bisa mengendalikan emosinya, maka kehidupan akan menjadi lebih indah.

IQ memang penting kaehadirannya dalam kehidupan manusia agar manusia bisa memanfaatkan teknologi demi efisiensi dan efektivitas.

Sedangkan EQ begitu penting untuk membangun hubungan sesama manusia. Dan SQ mengajarkan nilai-nilai kebenaran.

Dalam menunjang kesuksesan seseorang, yang paling banyak menopang adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

Untuk itu setiap manusia perlu mendapatkan suatu pelatihan dan pemahaman tentang kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) yang diiringi dengan semangat spiritual (SQ), 

Sehingga terjadi suatu perpaduan yang dahsyat untuk membangun karakter manusia yang sempurna, baik di dunia, di masyarakat maupun di mata Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Selain itu, menurut Marsha Sinetra, pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual terlihat dalam beberapa kepribadian, antara lain:

  1. Memiliki kesadaran diri yang mendalam.
  2. Memiliki pemahaman tentang tujuan hidup
  3. Memiliki rasa untuk berkontribusi kepada orang lain
  4. Memiliki pandangan yang luas mengenai dirinya dan orang lain serta lingkungan sekitarnya.

3. Fungsi Kecerdasan Spiritual (SQ)

Kecerdasan spiritual memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

  1. Dengan memiliki kecerdasan spiritual, seseorang dapat mengatasi masalah yang terjadi
  2. Dapat mengatasi kesedihan
  3. Dapat memaknai setiap masalah yang terjadi sebagai ujian yag diberikan Tuhan

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Dalam perkembangannya, kecerdasan spiritual dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi antara lain:

  1. Keberhasilan seseorang dalam mengembangkan beberapa bagian dari dirinya sendiri
  2. Pendidikan yang diberikan oleh keluarga sejak kecil
  3. Lingkungan sekitar yang dapat memberikan pengaruh terhadap keadaan spiritual seseorang.

Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual dari Sudut Pandang Islam

Berkaitan dengan kecerdasan, Islam memiliki konsep tersendiri yang bisa didapatkan di dalam sumber ajaran Islam yang utama dan pertama, Al-Qur’an dan didukung oleh Hadits. 

Di dalam Al-Qur’an telah dibicarakan berbagai emosi yang dirasakan manusia seperti ketakutan, marah, cinta, kegembiraan, kebencian, cemburu, malu, dan kesedihan.

Islam memandang kecerdasan adalah karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang diberikan kepada makhluk-Nya termasuk manusia dengan segenap fungsi dan kegunaannya bagi keberlangsungan hidup.

Dalam pengembangannya, seseorang dituntut untuk tidak mengembangkan satu ranah kecerdasan saja melainkan ketiga aspek mulai dari kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual harus dikembangkan ssecara bersama agar mencapai hasil yang maksimal. 

Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

Artinya: “dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Q.S. Al-Isra’: 36)

Berdasarkan ayat di atas terdapat kesimpulan bahwa setiap manusia dituntut untuk mengembangkan keseluruhan kecerdasan yang dimiliki agar menjadi manusia yang unggul secara maksimal.

Islam memandang bahwa kecerdasan intelektual dan emosional memiliki peran yang begitu penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini dapat menuntut manusia untuk menjalankan fitrahnya secara utuh.

Adapun kecerdasan spiritual dalam pandangan Islam adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan. 

Dalam Islam sendiri memandang bahwa kecerdasan spiritual berkaitan dengan sifat istiqamah, kerendahan hati, berusaha dan berserah diri, ketulusan, keseimbangan, integritas dan penyempurnaan itu semua dinamakan Akhlakul Karimah.

0 Response to "Mengenal Tentang IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) serta SQ (Spiritual Quotient)"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak