Kiat Istiqomah

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

“Buah istiqamah di dunia adalah istiqamah di atas jembatan (Ash-Shirath) pada hari Kiamat”, maksudnya adalah barangsiapa yang diberi petunjuk sewaktu di dunia hingga ia berhasil meniti Ash-Shirathul Mustaqim (Syariat Islam) dan istiqamah di atasnya, maka ia akan berhasil meniti jembatan (Ash-Shirath) di akhirat.”

Hal ini sesuai dengan kaidah dalam Al-Qur`an Al-Jaza` min jinsil ‘Amal bahwa balasan itu sejenis dengan amal yang diperbuat. 

Tatkala amalan seseorang adalah istiqamah di dunia, maka iapun memetik buahnya berupa istiqamah di akhirat. 

Ketika ia berhasil meniti Ash-Shirath yang lurus di dunia, maka iapun berhasil meniti Ash-Shirath di akhirat.

Di akhirat kelak, akan dibentangkan jembatan (Ash-Shirath) di atas neraka Jahannam. Ciri khas jembatan tersebut lebih tajam daripada pedang dan lebih tipis daripada rambut. 

Manusia diperintahkan melewatinya. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam melewatinya sesuai dengan tingkatan istiqamahnya menitiAsh-Shirathul Mustaqim (Syariat Islam) sewaktu di dunia, 

Sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ุซُู…َّ ูŠُุคْุชَู‰ ุจِุงู„ْุฌุณْุฑِ ูَูŠُุฌْุนَู„ُ ุจَูŠْู†َ ุธَู‡ْุฑَูŠْ ุฌَู‡َู†َّู…َ ู‚ُู„ْู†َุง ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู…َุง ุงู„ْุฌุณْุฑُ ู‚َุงู„َ ู…َุฏْุญَุถَุฉٌ ู…َุฒِู„َّุฉٌ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฎَุทَุงุทِูŠูُ ูˆَูƒَู„َุงู„ِูŠุจُ ูˆَุญَุณَูƒَุฉٌ ู…ُูَู„ْุทَุญَุฉٌ ู„َู‡َุง ุดَูˆْูƒَุฉٌ ุนُู‚َูŠْูَุงุกُ ุชَูƒُูˆู†ُ ุจِู†َุฌْุฏٍ ูŠُู‚َุงู„ُ ู„َู‡َุง ุงู„ุณَّุนْุฏَุงู†ُ

“Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana (bentuk) jembatan itu?’ Jawab beliau, ‘Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Najd, dikenal dengan pohon Sa’dan …’” (Muttafaqun ‘alaih).

Sebagaimana pula hadits tentang macam-macam nasib orang yang melewati jembatan (Ash-Shirath) di akhirat,

ูَู†َุงุฌٍ ู…ُุณَู„َّู…ٌ ، ูˆَู…َุฎْุฏُูˆุดٌ ู…ُุฑْุณَู„ٌ ، ูˆَู…َูƒْุฏُูˆุณٌ ูِูŠ ู†َุงุฑِ ุฌَู‡َู†َّู…َ

“Maka ada yang selamat tanpa luka, namun ada yang terkoyak lalu selamat, dan adapula yang jatuh kedalam neraka Jahannam” (H.R. Muslim).

Kecepatan Melintasi Ash-Shirath (Jembatan) pada Hari Kiamat Berbanding Lurus dengan Keistiqamahan di Dunia

Adapun tingkat kecepatan dan kesuksesan dalam melintasi Ash-Shirath (jembatan) pada hari Kiamat berdasarkan amal pelintasnya dan berdasarkan keistiqamahan dalam berpegang teguh dengan Ash-Shirathul Mustaqim di dunia.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabMadarijus Salikin 1/10 berkata,

ูู…َู†ْ ู‡ُุฏِูŠ ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฏَّุงุฑ ุฅู„ู‰ ุตุฑุงุทِ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู…ุณุชู‚ูŠู…ِ ุงู„َّุฐูŠ ุฃุฑุณَู„ ุจู‡ ุฑุณُู„َู‡ ูˆุฃู†ْุฒَู„ ุจู‡ ูƒُุชุจَู‡ ู‡ُุฏِูŠَ ู‡ُู†ุงูƒ ุฅู„ู‰ ุงู„ุตِّุฑุงุท ุงู„ู…ุณุชู‚ูŠู… ุงู„ู…ูˆุตِู„ ุฅู„ู‰ ุฌู†َّุชِู‡ ูˆุฏุงุฑ ุซَูˆุงุจِู‡ ، ูˆุนู„ู‰ ู‚َุฏุฑ ุซُุจูˆุชِ ู‚َุฏู…ِ ุงู„ุนุจุฏِ ุนู„ู‰ ู‡ุฐุง ุงู„ุตِّุฑุงุท ุงู„َّุฐูŠ ู†َุตุจَู‡ ุงู„ู„ู‡ ู„ุนุจุงุฏِู‡ ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฏَّุงุฑ ูŠูƒูˆู†ُ ุซُุจูˆุช ู‚ุฏู…ِู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุตِّุฑุงุท ุงู„ู…ู†ุตُูˆุจ ุนู„ู‰ ู…َุชู†ِ ุฌู‡ู†َّู… ، ูˆุนู„ู‰ ู‚َุฏุฑ ุณَูŠْุฑู‡ ุนู„ู‰ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุตِّุฑุงุท ูŠูƒูˆู†ُ ุณَูŠْุฑُู‡ ุนู„ู‰ ุฐุงูƒ ุงู„ุตِّุฑุงุท

“Maka barangsiapa yang diberi petunjuk ke jalan Allah yang lurus di dunia ini -yang para rasul-Nya diutus dengannya dan Allah turunkan Kitab-Kitab-Nya dengan sebabnya, maka ia akan diberi petunjuk di (akharat) sana kepada jalan lurus yang menghantarkan kepada surga-Nya dan tempat pahala-Nya.”

Tegarnya kaki seorang hamba meniti jalan yang Allah tetapkan untuk hamba-Nya di dunia ini, maka setegar itulah kaki seorang hamba meniti jembatan yang dibentangkan di atas Jahannam. 

Dan sesuai dengan kadar perjalanan seorang hamba meniti jalan lurus (Ash-Shirathul Mustaqim di dunia ini), maka sekadar itu pulalah kadar perjalanannya di atas jalan Ash-Shiroth(jembatan pada hari Kiamat).”

0 Response to "Kiat Istiqomah"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak