Mengenal Bentuk Godaan Setan

Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu dirahmati dan Istiqomah.

Allah telah mengizinkan kepada setan untuk menghasung siapa yang mereka sanggupi di antara manusia, baik melalui bisikan, nyanyian atau seruling. 

“Ibnu Abbas radiallahu 'anhu berpendapat, yang dimaksud ajakanmu ialah segala seruan yang mengajak pada perbuatan maksiat terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala.

Tafsir Ibnu Katsir menceritakan dari Qatadah yang berkata, “setan akan mendatangi manusia dari depan untuk membisikkannya bahwa kelak tidak akan terjadi hari kebangkitan, juga tidak ada surga dan neraka. 

Setan akan mendatangi mereka dari belakang, yakni urusan duniawi yang dihiasi sedemikian rupa dan diperlihatkan kepadanya. Setan akan mendatangi dari mereka dari kanannya, yang berarti melalui sisi kebaikannya sehingga mereka memperlambatnya. 

Begitu pula setan akan mendatangi dari kiri, yaitu akan menghiasi keburukan dan kemaksiatan, lalu mereka diserukan serta diperintahkan untuk segera melakukan perbuatan-perbuatan itu.

Bentuk kerja setan banyak dituliskan di dalam al-Qur‟an, yaitu:

  1. menyesatkan manusia dan membangkitkan angan-angan kosong manusia,
  2. kemudian memandang baik perbuatan buruk, 
  3. dan menakut nakuti dengankemiskinan yang menyuruh berbuat kikir. 
Setan juga sangat ahli mengemas rayuannya dengan kemasan yang sangat indah. Biasanya, langkah pertama yang diambil adalah menggambarkan ketulusannya, menghendaki kebaikan dan kemaslahatan yang dinasehati. Ia tidak akan segan bersumpah tentang ketulusannya itu.(Yusuf, 2013: 172).

Dengarkanlah ucapan pemimpin para setan ketika menjerumuskan manusia pertama: “Dan ia (setan) bersumpah kepada keduanya. Sesungguhnya, saya adalah orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua” (QS. Al-A‟raf [7]:21).

Setan akan selalu berusaha menumbangkan iman orang-orang mukmin. Tetapi yang menjadi prioritas utama orang-orang yang akan di godanya adalah orang alim ulama dan ahli ibadah. 

Setan akan melancarkan berbagai strategi agar iman orang tersebut menjadi runtuh. Pintu terlebar yang di masuki setan untuk menggoda manusia adalah kebodohan.

Adapun orang yang berilmu, setan tidak bisa masuk kepadanya kecual dengan mencuri kesempatan. Ada beberapa istilah yang digunakan al-Qur‟an untuk menggambarkan bisikan setan, antara lain nazgh, hamz, mass, dan waswasah.

Menurut Mutawalli asy-Sya‟rawi, ulama besar dan mantan Menteri Waqaf Mesir, dalam bukunya, asysyaithan Wa al-Insan, kata nazgh mengandung makna gangguan, tetapi ada jarak antara subjek dan objek, antara yang diganggu dan yang menganggu. 

Ia berbeda dengan mass yang bermakna menyentuh, tetapi sentuhan yang sangat halus, lagi sebentar sehingga tidak menimbulkan kehangatan, bahkan boleh jadi tidak terasa. 

Kata mass berbeda dengan lamm yang bukan sekadar sentuhan antara subjek dan objek, melainkan juga pegangan yang mengambil waktu sehingga pasti terasa dan menimbulkan kehangatan. 

Kata lams, berbeda juga dengan kata lamas yang dipahami oleh banyak ulama dalam arti bersetubuh. Maka ini tentu saja mengandung makna yang lebih dari sekedar lams. 

Godaan yang bersumber dari setan, bisikkannya ke dalam hati menimbulkan dorongan negatif sehingga menjadikan manusia mengalami suatu kondisi psikologis yang mengantarnya melakukan tindakan tidak terpuji.

Terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Allah berfirman :

وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Fushshilat[41]: 36)

Dari kata Nazagha yang digunakan ayat di atas terlihat bahwa terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, setan tidak dapat melakukan hubungan dalam bentuk dan jarak yang dekat. Ada jarak antara beliau dengan setan.

Setan takut mendekat, karena kukuhnya pertahanan iman. Ada orangorang bertakwa tapi ketakwaannya tidak mencapai tingkat yang memuaskan. Mereka dapat digoda oleh setan dengan tingkat yang lebih dekat dan berbahaya. Mereka tidak sekedar mengalami nazagh, tetapi mas.

Di sini setan sudah menyentuh dan tidak ada lagi jarak antara keduanya. Kalau ini berkelanjutan, maka mas menanjak menjadi lams, sehingga mengalami apa yang diistilahkan al-Qur'an: 

Yakni dia telah tergoda oleh setan dan cenderung kepadanya serta dalam keadaan bimbang) walaupun pada saat itu belum sepenuhnya dikuasai setan, masih dalam keadaan bingung dan bimbang, ini karena seperti lanjutan penjelasan ayat al-An'am :

Dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami." Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam(al-An‟am [6]: 71)

Peringkat pertama diisyaratkan oleh firman-Nya:

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.(QS. Al-A‟raf[7]: 201) 

Istilah lain yang digunakan oleh al-Qur‟an dalam menggambarkan godaan setan adalah hamz. Istilah ini dipahami oleh ulama dalam arti sesuatu yang disusupkan setan ke dalam hati manusia dengan suara yang sangat halus dalam bentuk menyusun rencana yang bertujuan mengantar seseorang kepada kedurhakaan. 

Demikian Mutawalli asy-Syaithan Wa alInsan.Memang, setan tidak langsung merayu manusia untuk melakukan kedurhakaan. Jika setan menemukan seorang yang taat, ia tidak langsung mengajaknya kepada kedurhakaan, tetapi menghalanginya berbuat kebajikan. 

Ia tidak mengahalanginya melaksanakan kewajiban, tetapi mencegahnya memperbanyak as-Sunnah atau melakukan anjuran.

Demikian juga dengan waswasah, salah satu sifat setan yang diingatkan al-Qur‟an adalah :

Katakanlah aku berlindung kepada Tuhan manusia, Raja manusia, Tuhan manusia, dari kejahatan al-Waswas al-Khannas, yang selalu membisikkan (keburukan) ke dalam dada manusia.(QS. An-Nas[114]: 1-5)

Kata waswas pada mulanya berarti suara yang sangat halus. Ia adalah suara gerincing emas, begitu tulis Mutawalli asy-Sya‟rawi. Jika demikian ia sangat berpotensi menggiurkan manusia. Kemudian, makna ini berkembang menjadi bisikan-bisikan hati yang biasanya digunakan untuk sesuatu yang negatif. 

Ibnu katsir berkata dalam kitab tafsirnya “Al-Waswaasil khannas” adalah setan Jatsim (yang banyak mendekam) di dalam hati manusia. Sehingga dengan begitu ia menjadi lalai, lupa dan waswas. 

Dia berbisik dalam hati manusia. Ketika orang itu berdzikir, ia bersembunyi. Dalam shahih Bukhari dan muslim diriwayatkan dari Anas tentang kisah Shafiyyah yang mengunjungi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, saat beliau beri‟tikaf dan keluarnya beliau dengannya di waktu malam untuk mengantarnya pulang ke rumahnya. 

Kemudian ada dua orang lelaki dari kaum anshar berpapasan dengan beliau. Saat keduanya melihat Nabi saw, mereka mempercepat jalan, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Bersabda, kalian berdua jangan berjalan tergesa-gesa, sesungguhnya ini adalah Shafiyyah binti Huyay.

Mereka berdua kata, MahaSuci Allah, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, “Sesungguhnya setan mengalir pada diri manusia dalam aliran darah. Sesungguhnya aku khawatir setan menebarkan sesuatu atau keburukan dalam hati kalian berdua”.

Diriwayatkan oleh al-Hafidz Abu Ya‟la al-Mushili dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ وَاضِعٌ خَطْمَهُ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ، فَإِنْ ذَكَرَ اللهَ خَنَسَ، وَ إِنْ نَسِيَ الْتَقَمَ قَلْبَهُ، فَذلِكَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَّاسُ

“Sesungguhnya setan telah meletakkan hidungnya di hati anak Adam. Jika ia mengingat Allah, maka setan akan bersembunyi. Jika ia lupa, maka setan akan menguasai hatinya, dan itulah “al-Waswaas alKhannass” waswas yang bersembunyi.”

Berikut ayat - ayat yang menyatakan bentuk godaan setan terhadap manusia.

Surat Al-Hajj : 52

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ وَّلَا نَبِيٍّ اِلَّآ اِذَا تَمَنّٰىٓ اَلْقَى الشَّيْطٰنُ فِيْٓ اُمْنِيَّتِهٖۚ فَيَنْسَخُ اللّٰهُ مَا يُلْقِى الشَّيْطٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ 

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat- Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Kata alqa pada mulanya berarti mencampakkan sesuatu dengan tangan. Kata tersebut mengilustrasikan bisikan keraguan dan kebohongan setan ke dalam hati seseorang, bagaikan melemparkan sesuatu ke dalamnya, dan biasanya seta “melempar” sambil menyembunyikan tangan.

Kata yansakh mempunyai beberapa makna, antara lain membatalkan, menghapus, menulis, menyalin. Yang dimaksud di sini adalah menghapus atau membatalkan dan menghilangkan. 

Penggalan ayat ini mengubah gaya bahasanya dari persona pertama pada penggalan yang lalu (kami tidak mengutus) menjadi persona ketiga dengan menyatakan maka Allah menghapus. Jika tanpa pengalihan, niscaya redaksinya berbunyi: “maka Kami menghapus”. 

Pengalihan ini agaknya bertujuan meneguhkan kandungan ayat ini dengan menyebut nama Allah yang Maha perkasa itu dalam penghapusan tersebut bahkan mengulanginya dua kali dalam penggalan berikut yakni: kemudian Allah memantapkan ayat-ayatnya dan Allah Maha Mengetahui. 

Di sisi lain, pengulangan kata syaithan pada ayat di atas, padahal bisa saja kata yang kedua diganti dengan kata dia, bertujuan menekankan peranan setan, naun peranan tersebut sirna sama sekali di hadapan pengukuhan Allah terhadap kaum beriman.

Kata tsumma pada ayatdi atas bukan berfungsi menunjuk adanya arti jarak waktu lama, apa yang disebut sesudahnya, 

Dalam hal ini memantapkan ayat-ayat-Nya, dengan apa yang disebut sebelumnya, yakni menghapus apa yang dicampakkan oleh setan, 

Tetapi ia berfungsi menggambarkan bahwa pemantapan itu lebih penting dari pada penghapusan yang dilakukan. 

Ini memberi kesan bahwa, walaupun Allah tidak menghapus dan menghilangkan apa yang dicampakkan setan, itu akan sirna dan tidak berpengaruh karena dampak positif ayat-ayat-Nya sudah demikian kuat dan mantap dalma kalbu nabi dan rasul. 

Berikut godaan setan terhadap keinginan manusia

1. Setan memasukkan godaannya terhadap manusia agar menyampaikan kabar bohong. 

Di dalam kitab Imam Ahmad dari Abu Hurairah No 6917 bahwa Nabi saw bersabda:

Telah menceritakan kepada kami Ibnu abi 'Adiy dari Muhammad bin Ishaq berkata; telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ibrahim dari Isa bin thalhah dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda:

"Sesungguhnya bisa jadi seseorang mengucapkan suatu perkataan yang disangkanya tidak apa-apa, tapi dengannya justru tergelincirdalam api neraka selama tujuh puluh musim. (HR. Imam Ahmad)

Sabda Nabi saw tersebut menunjukkan bahwa lisan adalah penyebab yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Para sahabat yang memahami betapa dahsyatnya bahaya lisan, sangat berhati-hati menjaga lisan mereka.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. (QS. An-Nuur:19)

Dalam menyebarkan berita bohong, setan memiliki cara yang halus dan licik. Dia membisikkan ke dalam hati manusia, yang menjadi perpanjangan lidahnya, berita yang seluruhnya dusta. 

Tetapi, dia menyelipkan berita yang benar di tengah tumpukan segudang kedustaan sehingga ada alasan untuk membela diri bahwa yang di katakannya tidak semuanya salah, tetapi ada yang benar.

Allah swt berfirman: 

اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًاۙ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ 

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.(QS. An-Nuur: 15)

2. Setan yang bertugas menggoda orang-orang yang ada di pasar-pasar untuk berbisik di dalam hati para pedagang supaya mereka berbuat kecurangan dalam pekerjaan Allah telah menyerukan masalah ini di dalam (QS. alMuthaffifin [83]:1-3). 

Allah berfirman: 

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ ،الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ ،وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi (QS. Al-Muthaffifin[83](1-3)

Kecelakaan dan kerugian besar di dunia dan di akhirat bagi orang-orang yang curang, yaitu mereka yang apabila menerima takaran dan timbangan dari orang lain, mereka minta secara sungguhsungguh agar dipenuhi atau bahkan cenderung minta dilebihkan, 

Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka berbuat curang dengan mengurangi timbangan dan takaran dari apa yang mestinya mereka berikan mendapatkan keuntungan besar merupakan keinginan setiap pedagang, akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah salah satu bisnis haram dan menzalimi orang. 

Di dalam kitab Ibnu Majah No 2214 di jelaskan: 

Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam dan Muhammad bin Aqil bin Khuwailid keduanya berkata;telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Husain bin Waqid berkata, telah menceritakan kepadaku Bapakku berkata, telah menceritakan kepadaku Yazid An Nahwi bahwa Ikrimah menceritakan kepadanya dari Ibnu Abbas ia berkata, "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, mereka adalah orang-orang yang paling buruk dalam menimbang. 

Maka Allah menurunkan ayat: '(Celakalah bagi orang-orang yang curang dalam timbangan) ', Setelah itu mereka berlaku jujur dalam timbangannya. (HR. Ibnu Majah)

Harus diakui bahwa keinginan menggebu meraih sesuatu yang disukai merupakan sifat manusia dan keinginan nafsu yang melampaui batas merupakan pintu masuk setan ke dalam hati anak Adam dan Hawa.

3. Setan yang bertugas mengganggu orang-orang yang mengalami musibah. Setan ini berbisik dalam hati orang tersebut agar hatinya tidak rela menerima musibah yang menimpanya.

Allah menciptakan setan sebagai batu penguji bagi hamba-Nya yang lain, agar Dia mengetahui kualitas keimanan hamba-Nya. Dia menciptakan manusia dari tanah yang mengandung suka atau duka, serta kebaikan atau keburukan, sehingga 

Dia harus mengeksploitasi kandungan bahan penciptaan tersebut. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi disebutkan bahwa Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang berasal dari seluruh bumi, lalu lahirlah keturunannya seperti itu. 

Ada yang baik dan ada yang jelek, ada yang senang dan ada yang sedih, dan sebagainya. Hikmah Illahiah meniscayakan pemunculan dan penampakan eksistensi diri manusia, sehingga harus ada yang menjadi sebab tersebut. 

Untuk itu, Allah menjadikan Iblis sebagai penguji antara hamba dengan diri-Nya, yang baik dengan yang buruk, sebagaimana dia menjadikan para nabi dan para rasul sebagai pembeda. 

Allah berfirman sebagai berikut:

مَا كَانَ اللّٰهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلٰى مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتّٰى يَمِيْزَ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ

“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin).(Q.S AliImran)[3]: 179)

4. Setan yang bertugas menggoda para sultan/penguasa agar berbuat dzalim kepada rakyatnya.

Bagi Iblis, para penegak hukum dan pemegang kekuasaan merupakan target utama para setan untuk diperdayakan. 

Hal ini dikarenakan kelompok ini memiliki efek berantai untuk merusak sistem yang ada. Jadi, apabila aparat hukum atau penguasa sudah rusak, maka sangat mudah bagi setan untuk merusak seluruh masyarakat di suatu negeri. 

Berikut hadits yang menyatakan untuk menghindari pemimpin yang zalim:

Telah menceritakan kepada kami Ya'qub Telah menceritakan kepada kami bapakku dari Ibnu Ishaq dia berkata; dan Muhammad Bin Ka'ab Al Qurazhi menyebutkan dari Al Harits Bin Abdullah Al-A'war dia berkata; sungguh aku akan mendatangi Amirul Mukminin dan menanyakan padanya tentang sesuatu yang aku dengar di waktu isya." Dia berkata; "Maka aku mendatanginya setelah Shalat Isya dan menemuinya, " kemudian dia menyebutkan hadits, maka Ali berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril mendatangiku dan berkata; 'Wahai Muhammad sesungguhnya ummatmu beselisih sepeninggalmu." Nabi bersabda: "Aku tanyakan padanya; 'Maka apa solusinya wahai Jibril? ' Jibril menjawab; 'Kitabullah yang dengannya Allah membinasakan setiap penguasa zhalim, barangsiapa berpegang teguh dengannya maka dia akan selamat dan barangsiapa meninggalkannya maka dia akan binasa dua kali, itulah perkataan yang jelas dan lugas yang tidak mengandung senda gurau, yang tidak lagi diperselisihkan oleh lisan dan tidak akan punah keajaibannya, di dalamnya terdapat kisah orang terdahulu, yang memutuskan perkara diantara kalian dan berisi berita tentang apa yang akan terjadi setelah kalian." (HR. Ahmad 666)

5. Setan yang bertugas untuk menjerumuskan orang-orang yang menyembah api (majusi).

6. Setan yang bertugas mengganggu orang-orang yang bersuci supaya was-was di dalam hatinya.

Ungkapan lafal niat yang dibuat dan diucapkan ketika hendak wudhu atau shalat, dijadikan setan sebagai media untuk menyerang orang-orang yang waswas. Setan menahan dan menyiksa mereka dalam masalah ini. Setan membuat mereka berusaha keras membetulkan niatnya.

Setan menyusupkan rasa waswas ke dalam hati manusia ketika berwudhu dan menjerembabkan mereka ke dalam lubang kebingungan sehingga orang yang waswas ini dirundung kebingungan. 

Ia tidak sadar dan tidak mengerti bagaimana setan telah mempermainkannya. Ia tidak tahu apakah air wudhu sampai pada anggota wudhunya atau tidak.

Adapun hadits : “Sesungguhnya wudhu mempunyai setan yang disebut dengan wahlan, maka takutlah pada bisikan air”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)

Hadits tersebut diriwayatkan Tirmidzi dan Ibnu Majah. Adapun jalan masuk lain yang dimasuki setan adalah keutamaan wudhu pada saat susah. Ini adalah jalan masuk yang sangat samar sekali. Hanya orang yang memiliki bashirah yang mengetahuinya.

Abdullah bin Mughafal berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya akan ada suatu kaum dari umat ini yang berlebih-lebihan dalam hal bersuci dan berdoa."( Shahih, HR Abu Dawud, 88)

Rasulullah saw menganjurkan kepada setiap orang beriman, agar senantiasa berusaha untuk selalu dalam keadaan suci, yakni dengan terus memperbaharui wudhu dari waktu ke waktu, agar hati dan seluruh anggota badan terpola untuk selalu dalam keadaan suci.

Dengan demikian, akan terdorong pula untuk melakukan amal shaleh dan hal-hal yang baik.  Sebab, sesungguhnya malaikat itu akan selalu menyadari orang-orang yang dalam keadaan suci. Malaikat akan melindunginya dari gangguan dan tipu daya setan, serta akan selalu memohonkan ampunan untuknya.

7. Setan yang bertugas untuk membujuk orang-orang agar melakukan minum-minuman keras, dan sejenisnya.

Meminum minuman keras adalah perbuatan yang hina dan sangat tercela. Ia merupakan salah satu perbuatan dosa yang besar di sisi Allah. Sebab, minuman keras merupakan pangkal dari segala keburukan. 

Betapa banyak pertengkaran, permusuhan, bahkan juga pertumpahan darah antara sesama anak manusia disebabkan oleh minuman keras. 

Betapa banyak perbuatan keji dan hina yang hanya layak dilakukan oleh binatang, tetapi kemudian juga dilakukan oleh manusia yang berakal, yang semuanya itu berawal dari pengaruh minuman keras. 

Sungguh, setan telah menjadikan minuman keras sebagai senjata ampuh untuk merusak akal sehat manusia, sekaligus menjadikannya sebagai alat untuk menjerumuskan manusia ke dalam kehinaan. 

Islam menganggap minuman keras sebagai najis dan sesuatu yang kotor, sehingga umat islam wajib menjauhinya. 

Sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Allah melalui firman-Nya berikut ini.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.(Q.S. Al-Maidah [7]: 90)

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Setan itu hanya bermaksud dengan mendorong dan menggambarkan kesenangan serta kelezatan khamr. 

Imam Bukhori ketika menjelasakna perurutan larangan-larangan tersebut mengemukakan bahwa minuman keras merupakan salah satu cara yang paling banyak menghilangkan harta, maka disusulnya larangan meminum khamr dengan perjudian. 

Minuman keras tidak hanya menjadikan orang yang meminumnya dianggap oleh Allah sebagai orang yang telah melakukan dosa besar dan perbuatan keji. 

Khamr dan perjudian untuk menimbulkan permusuhan dan bahkan kebencian diantara kamu melalui upayanya memerintah dalam benak yang melanggar akan mendapat siksa, serta di samping dampak buruk itu, 

Setan juga melalui kedua hal itu menghalangi kamu dari mengingat Allah, baik dengan hati, lidah maupun dengan perbuatan, dan secara khusus menghalangi kamu melaksanakan shalat. 

Karena meminum khamr menjadikan pelakunya tidak menyadari ucapan dan perbuatannya, dan dengan kemenangan atau kekalahannya dalam berjudi menjadikan ia terpakau, hingga habis waktunya dalam upaya meraih lebih banyak atau berusaha mengganti kerugiannya, 

Maka bila demikian itu dampak buruk khamr dan perjudian, apakah kamu akan berhenti mengerjakan keburukan itu agar kamu selamat dari godaan setan, serta terhindar dari dampak buruk itu. 

8. Setan yang bertugas di dalam rumah manusia supaya manusia tidak mengucapkan salam dan tidak mengucapkan asma Allah ketika memasuki rumahnya.

9. Setan yang bertugas untuk membuat manusia terlena hingga mereka lupa pada Allah. cara yang digunakan setan ini adalah dengan menggunakan peralatan-peralatan musik seperti terompet, dan lainlain.

Kepercayaan akan keterlibatan setan dalam karya-karya seni mengantarkan sementara orang percaya bahwa ada setan yang berfungsi menggoda dan menjerumuskan manusia dan ada juga setansetan yang berkonsentrasi dalam bidang seni.

Keras dugaan penulis bahwa ksah-kisah di atas, sebagaimana kisah para penyair dengan jinjin merek, tidak lain kecuali rajukan khayal yang bertujuan antara lain sebagai promosi ala masa silam untuk karya-karya mereka. 

Adanya dua setan dengan dua fungsi berbeda itu juga merupakan cara pembelaan-pembelaan, bukan terhadap setan, melainkan terhadap para seniman itu. 

Seakan-akan mereka berkata: “Setan kami adalah jin yang baik, tidak menggoda dan menjerumuskan kepada kedurhakaan, tetapi menghibur serta meyegarkan jiwa.

Kendati menolak kepercayaan partisipasi setan dalam karyakarya ilmiah, tetap harus diakui bahwa ada setan, baik dalam pengertian hakiki atau metafora, setan manusia atau setan jin yang menggunakan seni suara untuk mencapai tujuannya. 

Harus diakui bahwa ada pennyanyi maupun nyanyian yang merangsang timbulnya kejahatan atau keburukan. Dari sini, dapat dimengerti mengapa ada ulama yang melarang atau paling tidak kurang senang dengan nyanyian seperti itu dan menganggapnya suara setan. 

Selain sembilan setan sebagaimana disebutkan di atas, ada pula setan yang bernama Wasnaan, yaitu setan yang bertugas mengganggu orang-orang yang melakukan shalat. 

Dari Utsman bin Abil Ash bahwa ia datang kepada Nabi dan bertanya, “Wahai Rasulullah, setan telah mengahalangi antara diriku, shalatku, dan ia mengacaukan bacaanku.” 

Maka Rasulullah menjawab. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Khalaf Al Bahili; Telah menceritakan kepada kami 'Abdu A'la dari Sa'id Al Jurari dari Abu Al A'la bahwa 'Utsman bin Abu Al 'Ash datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya; 

"Ya, Rasulullah! Aku sering diganggu setan dalam shalat, sehingga bacaanku menjadi kacau karenanya. Bagaimana itu?" Maka bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'Ya, yang demikian itu memang gangguan setan yang dinamakan Khanzab. 

Karena itu bila engkau diganggunya, maka segeralah mohon perlindungan kepada Allah dari godaannya, sesudah itu meludah ke sebelah kirimu tiga kali! ' Kata Usman; 'Setelah kulakukan yang demikian, maka dengan izin Allah godaan seperti itu hilang.' 

Telah menceritakannya kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna; Telah menceritakan kepada kami Salim bin Nuh Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; 

Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah keduanya dari Al Jurairi dari Abu Al A'la dari 'Utsman bin Abu Al 'Ash bahwa dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (kemudian dia menyebutkan Hadits yang serupa). 

Namun di dalam Hadits Salim bin Nuh dia tidak menyebutkan 'tiga kali.' Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi'; Telah menceritakan kepada kami 'Abdur Razaq; Telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Sa'id Al Jurairi; 

Telah menceritakan kepada kami Yazid bin 'Abdullah bin Asy Syakhikhiri dari 'Utsman bin Abu Al 'Ash Ats Tsaqafi dia berkata; 'Aku berkata; 'Ya Rasulullah (kemudian dia menyebutkan Hadits yang serupa dengan mereka). (HR Muslim 4083)

Orang-orang yang waswas adalah penyejuk mata bagi Khanzab dan teman-temannya. Maka berlindung kepada Allah dari hal tersebut. Abu Hurairah menuturkan bahwa Nabi bersabda:

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al Hanafi berkata; telah menceritakan kepada kami Adh Dhahak bin Utsman dari Sa'id Al Maqburi, Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Bersabda: 

"Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian berada dalam shalat, setan akan datang kepadanya lalu menepuknya sebagaimana seorang laki-laki yang menepuk hewan tunggangannya, maka jika ia tenang setan mencoba kentut diantara kedua pantatnya untuk mengacaukan shalatnya, oleh karena itu jika salah seorang dari kalian mendapatkan sesuatu pada duburnya janganlah ia beranjak dari shalatnya hingga ia mendengar suara atau mendapatkan bau yang tidak diragukan lagi." (HR. Ahmad 8019, juga diriwayatkan yang semisalnya oleh Bukhori 137, dan Muslim 582)

Al-Hafid Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menuturkan, “ketika setan menyibukkan orang yang sedang shalat dengan berpaling pada sesuatu tanpa ada hujah yang mendukungnya, maka setan disamakan dengan pencopet. 

Ibnu Bazizah berkata, ini dijulukan kepada setan karena ia memutuskan perhatian untuk menghadap kepada Allah.

Ada juga jenis waswas yang tidak membatalkan shalat, namun hukumnya makhruh. Kategorinya termasuk menyeleweng dari sunah, tidak senang dengan sunah, petunjuk Rasulullah dan ajaran para sahabatnya. 

Boleh jadi ia mengeraskan suaranya sehingga menganggu orang-orang yang mendengarnya dan mendorong orang lain untuk mencelanya dan menimbulkan fitnah. 

Demikian pula, ia telah menggabungkan beberapa dosa antara taat pada iblis, menyelisihi sunah, melakukan perkara bid'ah, menyiksa diri sendiri dan menyianyiakan waktu, sibuk dengan hal yang mengurangi pahala, tertinggal dari sesuatu yang lebih bermanfaat, mengorbankan diri untuk dicela oleh orang lain, dan menipu orang bodoh supaya mengikutinya.

Kemudian ia mengatakan kalau ini bukan sebuah kebaikan sungguh ia tidak akan memilihnya dan berburuk sangka pada sunah.

Tidak ini saja, bahkan emosi dan kelemahan dirinya diserahkan pada setan sehingga ia mengorbankan dirinya untuk menghormati setan. 

Hal itu sebagai hukuman baginya.  Karena ia memegangi kebodohannya dan senang dengan kegilaan akalnya. 

Ini sebagaimana perkataan Imam Abu Hamid Al-Ghazali, “Adakalanya sebab waswas ialah kebodohan terhadap syariat atau akalnya tidak waras. Keduanya termasuk kelemahan dan kekurangan yang paling besar. 

0 Response to "Mengenal Bentuk Godaan Setan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak