Mengenal Pendidikan Seks Selak Dini

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Pendidkan seks adalah pemberian informasi dan pembentukan sikap serta keyakinan tentang seks, identitas seksual, hubungan, dan keintiman. 

Hal ini menyangkut anatomi seksual manusia, reproduksi, hubungan seksual, kesehatan reproduksi, hubungan emosional dan aspek lain dari prilaku seksual manusia, hal ini sangat penting bagi manusia, sehingga setiap anak memiliki hak untuk dididik tentang seks.

Pendidikan seks menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual kepada anak sejak ia mengerti tentang perkara-perkara yang mengenai naluri seksual dan perkawinan, agar ia memahami perkara tentang kehidupan agar ia mengerti apa yang dihalalkan dan diharamkan.

Pendidikan seks mempunyai pengertian yang jauh lebih luas yaitu upaya memberikan pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis, dan psikososial 

Sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia pendidikan seks pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi organ refroduksi 

Dengan menanamkan moral, etika serta komitmen agama agar tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi tersebut. Dengan demikian pendidikan seks ini juga bisa disebut pendidikan kehidupan keluarga.

Pendidikan seks dalam Islam, adalah upaya pengajaran, bimbingan dan penerangan, terdapat bentuk perintah, anjuran, dan larangan. 

Perintah ialah wajib atau fardhu, anjuran ialah sunnah dan makruh larangan adalah haram. Allah berfirman berbunyi sebgai berikut :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (Q.S Al-Israa’/32).

Dalam ayat ini mengandung tuntutan yaitu larangan mengerjakan sesuatu. Islam itu adalah agama yang mengatur umat manusia sampai akhir zaman, dalam segala aspek. Islam mengatur dan memberi arah kepada umat manusia di dalam hukum islam atau fiqh. 

Fiqh ini mencakup segala aspek kehidupan, membahas segala permasalahan hidup, termasuk didalamnya masalah seksual.

Islam sangat mengharapkan dan menganggap penting pendidikan seks untuk diberikan pada masa anak-anak. Tujuannya agar anak mampu memahami secara tepat prilaku seksual, sebagai bentuk persiapan untuk menghadapi fase selanjutnya. 

Penyiapan pangetahuan seks secara dini akan menjadikan masa balig sebagai unsur baru yang akan memberi andil pada kepribadiannya serta tidak membuatnya berada dalam keadaan kritis ketika dewasa.

Perkembangan zaman era milenial ini mengakibatkan banyaknya informasi di Negara Indonesia semakin tidak terkendali.

Bisa kita katakan sekarang adalah zaman dimana semua orang dari kalangan muda hingga tua sudah bisa menggunakan media elektroniknya seperti, televisi, video, film, internet, handpone atau gadget dan media cetak seperti koran, majalah brosur, foto kartun dan yang dapat mengakses semua yang barbau porno. 

Pengertian Seks

Defenisi pendidikan yang bersumber dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SIKDIKNAS) 

Pada pasal (1) bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Seks merupakan kebutuhan, yakni kebutuhan seksual, kebutuhan seksual biasanya digolongkan ke dalam kebutuhan biologis, sebagai bagian dari kebutuhan jasmaniyah, yang tak terpisahkan dari kehidupan sesksual seseorang. 

Karena setiap orang mempunyai kelenjar kelamin, hormon, dan memiliki dorongan seksual.

Kebutuhan atau itu sendiri merupakan kekurangan, yakni adanya sesuatu yang kurang, karena menimbulkan kehendak untuk memenuhi,keinginan-keinginan seperti, makan, berhubungan seks melakukan sesuatu.

Apabila kehendak yang timbul ini akan menjadi semacam pendorong untuk berbuat untuk bertingkah laku. Ketiga unsur tersebut akan membentuk dan merupakan suatu lingkaran, yaitu lingkaran kebutuhan-tingkah laku-tujuan, yang lebih dikenal sebagai lingkaran motivasi.

Psikolog Abraham Maslow, dari Amerika Serikat mengembangkan sebuah teori motivasi yang didasarkan pada pemikiran bahwa pemenuhan kebutuhan adalah prinsip yang paling penting dan mendasari segala perkembangan.

Pendidikan seks ialah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi serta tujuan seks, sehingga dapat menyalurkan kejalan yang legal. 

Pendidikan seks bukan hanya mengenai penerangan seks, karena hubungan beteri seksual, yaitu seseorang yang mempunyai keinginan seks hanya pada lawan jenisnya, bukan sematamata menyangkut masalah biologis atau fisiologis tentang kehidupan seksual saja,melainkan soal-soal psikologi, sosio-kultural, agama dan kesehatan.

Dalam pendidikan seks dapat dibedakan antara sex instruction dan sex education in sexuality. 

Sex intruction adalah penerangan mengenai anatomi, seperti pertumbuhan bulu pada ketiak dan sekitar alat kelamin, dan mengenai biologi dari reproduksi kelamin untuk mempertahankan jenisnya. 

Termasuk pada pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. 

Sedangkan sex education in sexuality meliputi bidang-bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi, dan pengetahuan lainya yang dibutuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendiri sebagai individu seksual, serta mengadakan hubungan terpersonal yang baik.

Pendidikan seks merupakan upaya menindak lanjuti kecenderungan insting manusia, dimana kebanyakan anak bertanya mengenai masalah masalah seks dan orang tua harus benar dalam memberikan jawaban kepada anak. 

Misalnya, anak bertanya “bagaimana saya bisa ada didunia ini”? maka kita harus menjawabnya dengan ringkas “kamu keluar dari perut ibumu” dijelaskan pada ayat al-Qur’an sebagai berikut :

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl/78).

Seks adalah kebutuhan asasi manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. “kebutuhan seksual pada diri manusia merupakan kebutuhan dasar”. Di dalam Islam, dorongan seks juga tidak di pandang kotor dan maksiat. 

Dalam hukum Islam (fiqh), pendidikan seks dibahas dalam bagian munakahat, cabang fiqh yang membicarakan masalah perkawinan, perceraian dan hal-hal yang bersangkut-paut dengannya.  

Oleh karena itu kehidupan seks perlu bimbingan dan arahan, sehingga berjalan secara wajar, sopan dan tidak menyimpang dari syar’iat Islam. 

Fahmi mendifinisakan seks menjadi beberapa definisi sebagai berikut:

1. Seks adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang alat kelamin dan fungsinya.

2. Seks adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang alat kelamin dan organ tubuh yang tersembunyi, rahasia, pribadi, dan sangat penting sekali karena berhubungan dengan kehormatan dan harga diri seseorang.

3. Seks adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang alat kelamin (reproduksi). Seperti, pernikahan, hubungan alat kelamin suami dan istri, mengandung, melahirkan, sunat, haid, nifas, dan menyusui bayi.

4. Seks adalah segala sesuatu yang konkret dan abstrak yang dapat menimbulkan gairah birahi dan mengarahkan terhadap perzinahan.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa pengertian seks tidak hanya sebatas pada alat kelamin saja tapi segala yang berkaitan dengan bentuk, proses kerja, tujuan, manfaat, dan dampak alat kelamin serta harga diri seorang laki-laki atau perempuan.

Pendidikan seks adalah salah satu bentuk pengenalan fungsi seks danorgan-organ seksual untuk menjamin kesehatan dan fungsi seks yang normal.

Adapun tahapan perkembangan seks pada anak mengikuti fase yang berbeda, Frued menyusun fase tersebut dengan beberapa tahapan.

1. Tahap pertama (oral stage)

Kegiatan seks manusia yang dimulai dari dia lahir hingga akhir tahun pertama kehidupannya. Dimana seorang bayi akan merasakan kesenangan seksualnya yang berpusat didaerah mulut dengan melakukan aktivitas menghisap (susu, jari-jari) 

Seperti menggigit, menjilat, menghisap dan mencium dalam ragam aktivitas oral yang mengaplilkasikan bibir, lidah dan mulut.

2. Tahap kedua (anal stage)

Tahap dimana anak akan mendapat kesenangan seksual dari daerah sekitar dubur. Beberapa orang tua mungkin mengizinkan anaknya untuk membaui dan bermain-main dengan feses untuk waktu yang lama.

3. Tahap ketiga (phalic stage)

Pada tahap ini anak sudah bisa mengidentifikasikan alat kelaminannya, ia merasakan kenikmatan ketika memainkannya, tahap ini kisar umur 3-6 tahun anak mulai menunjukan keingintahuannya yang lebih besar terhadap perbedaan yang ada diantara lai-laki dan perempuan.

4. Tahap keempat (talency stage)

Pada tahap ini anak sudah memasuki usia remaja, atau disebut masa laten karena anak cenderung menekan seluruh keinginan erotisnya hingga nanti mencapai usia pubertas. Biasanya ditandai munculnya aktivitas rutin semacam masturbasi ataupun manipulasi genital.

5. Tahap kelima ( genital stage)

Tahap akhir dari keseluruhan proses perkembangan seksual seorang anak. Masa ini menandai puncak perkembangan dan kematangan seorang anak, fase pubertas yang dimulai sekitar umur 11 tahun untuk anak perempuan dan 13 tahun untuk anak laki-laki, energi seksual sudah terbentuk dalam kekuatan penuh orang dewasa dan mengancam membobol pertahanan yang sudah dibangun selama ini.

Adapun pendidikan seks untuk usia 0-5 tahun adalah dengan teknik atau strategi sebgai berikut:

  1. Membantu anak agar ia merasa nyaman dengan tubuhnya.
  2. Memberikan sentuhan dan pelukan kepada anak agar, mereka merasakan kasih sayang dari orang tuanya secara tulus.
  3. Memberikan pemahaman tentang etika memakai baju, hal-hal yang menyangkut pribadinya yang tidak boleh disentuh dan dilihat oleh orang lain.
  4.  Beri tahu jenis sentuhan yang pantas dan tidak pantas,
  5. Mengajarkan anak tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan,
  6. Menanamkan rasa malu pada anak sejak dini.
  7. Khitan bagi laki-laki
Hasan Hathout menambahkan bahwa pendidikan seks juga memiliki kurikilum agar pendidikan seks dapat terencana dan disesuaikan dengan jenjang umurnya. 

Beberapa kurikilum yang dimaksud pertama harus mencakup pertumbuhan dan perkembangan seksual, kemudian berkaitan dengan pengenalan fisiologi sistem reproduksi. 

Selain itu juga mencakup pengetahuan tentang penyakit menular seks seperti AID, penyakit kelamin, dan lainya. Dan yang tak kalah penting adalah pengajaran etika sosial, moral dan agama.

Tujuan Pendidikan Seks

Diantara tujuan yang ingin dicapai dalam mengenalkan pendidikan seks kepada anak usia dini sebagai berikut:

1. Membantu anak dapat mengetahui dan memahami anggota tubuh dirinya sejak dini. Banyak ditemukan anak usia dini usia 1-2 tahun belum mengetahui tentang alat reproduksi dirinya dan ditemukan juga ada diantara mereka menanyakan tentang alat reproduksinya. 

Waktu yang sangat tepat untuk mengenalkan seluruh anggota tubuhnya dari luar dan dalam, dari umum hingga pribadi dan rahasia serta tersembunyi, yaitu saat orang tua memandikan anak-anak usia dini mereka. 

Diharapkan dengan pendidikan seks anak usia dini semua anggota tubuh anak dapat diketahui dan dimengerti oleh anak dengan baik dan benar sejak anak usia dini.

2. Menjaga anggota tubuh dan alat reproduksi anak sejak dini agar tetap sehat. Segala yang diciptakan Allah di alam semesta ini termasuk anggota tubuh diri kita dan orang lain harus tetap dijaga karena kita memiliki kewajiban kepada Allah untuk menjaganya. 

Anak sejak usia dini harus diajarkan bagaimana menjaga anggota-anggota tubuhnya temasuk alat reproduksinya agar tetap sehat dan aman dari segala penyakit dan perbuatan maksiat baik dilakukan oleh sendiri maupun orang lain. 

Bagi anak yang beragama Islam, anak di biasakan sejak usia dini untuk menutupi auratnya dengan cara memakai jilbab dan pakaian yang rapih dan sopan tidak memperlihatkan tonjolan dan lekuk tubuhnya sehingga tidak dapat menimbulkan gairah orang lain yang melihatnya. 

Sekecil apapun usaha untuk menjaga anggota tubuh dan alat reproduksi harus tetap dilakukan agar menutup peluang peluang kejahatan.

Tujuan pendidikan seks secara umum

Sesuai dengan kesepakatan Internasional Conference Of Sex Education and family planning tahun 1962 adalah untuk menghasilkan manuisa-manusia dewasa yang menjalankan kehidupan yang bahagia karena dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungannya, serta bertanggung jawab terhadap dirinya dan terhadap orang lain.

Tujuan dasar pendidikan seks

Menjaga kesinambungan ekstensi (keberadaan) umat manusia didunia, namun, tujuan utama seks adalah melahirkan individi-individu yang senantiasa dapat menyesuikan diri dengan masyarakat dan lingkungannya, serta bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun orang lain.

Hasan el-Qudsy menambahkan secara ringkas tujuan pendidikan dalam Islam adalah sebagai penanaman dan pengukuhan akhlak sejak dini kepada anak dan remaja dalam mengahadapi masalah seksual agar tidak mudah terjerumus pada pergaulan bebas.

Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral. 

Pendidikan seks yang benar harus memasukan unsur-unsur hak asasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama diikut sertakan sehingga masuk pada pendidikan akhlak dan moral. 

Sehingga pendidikan seks akan membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. 

Hal ini bermaksud agar mereka tidak menganggap seks itu suatu yang ,emjijikan dan kotor. Tetapi lebih kepada bawaan manusia yang merupakan anugrah dari Allah dan berfungsi penting untuk kehidupannya. Agar anak-anak bisa belajar menghargai tubuhnya.

Dasar pendidikan seks

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi umat Islam di Dunia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam QS.Al-Mu’minun 12-14:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ ـ١٢ ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ ـ١٣ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَۗ ـ١٤

Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik

Kemudian dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam surat An-Nur ayat 30-31:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ ـ٣٠ وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ـ٣١

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau puteraputera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau puteraputera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budakbudak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Dan dasar pendidikan seks lainnya ada pada surat Al-Isra ayat 32

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.  Dan suatu jalan yang buruk.

Ayat di atas dapat di simpulkan bahwa pendidikan seks pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, serta peraturan hukum agama agar tidak terjadi penyalahgunaan alat reproduksi tersebut.

Pendidikan seks juga tidak hanya semata-mata mengajarkan tentang masalah bersenggama, fungsi-fungsi organ dan kesehatannya saja melainkan disertai dengan penguatan agama, tentang larangan yang telah diharamkan dalam hukum islam, dan aturan-aturan yang telah ada agar tidak terjadinya perilaku penyimpangan seksual bagi para remaja maupun umat muslim lainnya.

Hadirnya Islam yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh alam, termasuk kaum perempuan. 

Islam mengangkat derajad perempuan dari keterpurukan sistem sosial yang tidak memihak terhadap mereka, baik di kalangan bangsa Arab dan lainnya. 

Salah satu contoh kongkretnya Allah menghendaki apresiasi dengan penamaan salah satu surat dalam al-Qur’an dengan nama al-Nisa’ (kaum perempuan), dan tidak ada surat al-Qur’an bernama al-Rijal (kaum laki-laki). 

Banyak ayat al-Qur’an dan hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa sallam yang memberikan tuntunan untuk pemberlakuan adil terhadap perempuan, juga menyangkut kewajiban serta hak-haknya baik untuk kehidupan dunia dan akhirat. 

Di antara ayat al-Qur’an misalnya, al-Rum: 21, al-Hujurat :13, al-Nisa’: 1, 123,-124, alA‘raf: 189, al-Nahl : 72, al-Mumtahnah: 10, al-Ahzab: 35, 58, al- Buruj: 10, Muhammad:19, al-Nahl: 97, al-Mu’minun: 40, Ali‘Imran:195, alTaubah: 71, 72, dan lainnya.

Lingkungan Pendidikan Seks

Seperti apapun baiknya materi pendidikan, jika tidak dibarengi dengan lingkungan yang mendukung, maka akan menjadi sia-sia. 

Dalam hal ini, setidaknya ada tiga lingkungan yang dapat mendukung proses terjadinya pendidikan seks dan dianggap sebagai lembaga pendidikan, yaitu : 

  1. keluarga sebagai lembaga pertama, 
  2. kemudian sekolah sebagai lembaga kedua dan 
  3. lembaga ketiga adalah masyarakat.

Faktor-faktor Terjadinya Seks

1. Faktor kemiskinan

Bahwa kefakiran dan rendahnya tingkat ekonomi rumah tangga akan menjadi penyebab utama dan penghambat dalam melaksanakan beberapa kaidah tentang pendidikan seks bagi anak dalam lingkunga keluargannya. 

Bagaimanapun pendidikan seks itu sendiri membutuhkan materi yang cukup seperti pengadaan tempat tidur yang memadai, pakaian, buku-buku agama yang bisa membangkitkan perasaan beragama seperti hukum-hukum yang berkaitan dengan aurat dan bersuci.

2. Iklam

Mengapa iklim menjadi faktor penyebab adanya seks? Karena pada perubahan suhu juga mempengaruhu kematangan dan kedewasaan anak. 

Misalnya di negeri yang dingin seperti Eropa awal datang bulan bagi anak perempuannya akan lebih lambat dibandingkan di negeri yang panas. 

Di negara yang berhawa panas, anak yang mencapai kedewasaan dini lebih banyak bila dibandingkan di negara dingin. Hal itu dipengaruhi juga oleh keturunan.

Faktor-Faktor Pendidikan Seks Yang Salah

1. Ketidaktauan Ayah akan pendidikan seks

Jika dikalangan dewasa khususnya ayah tidak mengetahui konsep Islam, konteksnya, dan model pendidikan seksual, maka hal ini akan berimplikasikan pada kepribadian anak. 

Karena kelemahan Ayah dalam menguasai masalah kaidah-kaidah tentang aturan prilaku seksual dan pengembangannya. 

Kebodohan seorang anak terhadap konsep Islam dalam masalah seksual disebabkan oleh lemahnya orang dewasa dalam melatih anak-anak tersebut mengenai halal dan haram.

Bagaimana seorang anak dalam usia pubertas dapat mengetahui tentang hukum-hukum aurat, istinja, mandi dan haid, masalah melihat lawan jenis dan menutup aurat, serta meminta izin masuk kamar orang lain.

2. Rangsangan seksual dalam keluarga

Hal ini terjadi secara tidak sengaja merusak pandangan anakanak mumayiz tehadap prilaku seksual khususnya didalam rumah, karena mereka tidak memperhatikan adab-adab seks dan kaidahkaidah seksual serta hubungan suami-istri yang dilakukan diantra bapak dan ibu. 

Anak melihat langsung adegan mesra orang tuanya, misal berciuman, atau melihat aurat yang terbuka. Bagaimanapun hal itu mengarahkan anak tersebut pada beragam penyimpangan seksual ketika ia menginjak usia akil balig yang dibarengi dengan pertumbuhan organ-organ seksual dan munculnya kelenjar seks.

3. Anak tidak terlatih untuk meminta izin

Anak tidak dilatih untuk selalu meminta izin ketika memasuki kamar orang tuanya, ini akan terlihat oleh anak ketika orangtuanya sedang melakukan seks walaupun anak memalingkan wajahnya namun peristiwa itu akan memberikan bekas pada pikiran si anak.

Menghindarkan Anak Dari Rangsangan Seksual

1. Memisahkan tempat tidur

Pemisahan tempat tidur anak dilakukan ketika mereka berusia sepuluh tahun. Disaat kecenderungan atau gejola seksual mereka mulai tumbuh. Dua anak tidak boleh tidur dalam satu selimut atau dalam satu ranjang. 

Namun jika ia tidur dalam satu kamar dengan dua ranjang yang berbeda adalah lebih baik. Kebanyakan prang tua ceroboh sehingga anak yang tidak berdosa bisa rusak dan hancur.

Orang tua harus menanggung akibatnya, Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam Bersabda :

Artinya : .... pisahkanlah tempat tidur mereka (HR. Abu Dawud Dan Al-Hakim)

2. Mengajarkan tidur dengan posisi miring kekanan atau memiring kekiri

3. Menjauhkan anak dari sesuatu yang dapat membangkitkan seksual

0 Response to "Mengenal Pendidikan Seks Selak Dini"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak