Mengenal apa itu Sihir ?

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Pengertian Sihir

Menurut etimologi kata sihir itu diambil dari kata sahara, artinya gelap, kelam, menipu diri sendiri, tipuan.

Sedangkan makna terminologinya beragam dan berbeda antara ulama satu dengan ulama yang lainnya. Al-Qurthuby berkata,

”Sihir adalah suatu yang dibuat-buat, atau menciptakan imajinasi yang berbeda dengan hakikatnya. Sesuatu dijangkau tajam.”

Dalam bukunya Syekh Mutawalli yang bejudul Bahaya Sihir, mengutip dari kitab Al-Fath, Ibnu Hajar berkata: 

“Ar-Raghib dan juga yang lainnya, “Sihir mengandung beberapa pengertian, diantaranya:

1. Sesuatu yang lembut dan samar-samar atau membelokkan pemahaman. Oleh karena itu, ketika seseorang tukang sihir mengatakan, “ saya telah menyihir seorang anak,” misalnya, itu berarti saya telah mengecoh dan memalingkannya. Dan semua orang yang telah memalingkan sesuatu, berarti ia telah menyihirnya.

2. Suatu perbuatan yang diakukan dengan bantuan para setan dengan tujuan mendekati mereka.

Sebagaimana disinggung dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 

 وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ 

“Hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia” (al-Baqarah: 102). 

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sihir merupakan waktu malam yang paling akhir dan permulaan munculnya siang, saat gelap bercampur dengan cahaya dan segala sesuatu menjadi tidak kelihatan dengan jelas. 

Seperti itulah hakikat sihir, sesuatu yang menurut khayal asalah nyata namun sebenrnya tidak nyata. Kemampuan tukang sihir adalah menguasai mata orang yang disihir agar melihat apa yang sebenarnya tidak terjadi dan tidak ada. 

Mata orang yang terkena sihir menjadi tunduk kepada keinginan penyihir. Oleh karena itu, sihir adalah sesuatu yang sebenarnya merupakan ilusi, bukan suatu yang kenyataan.

Sihir merupakan perbuatan yang dilarang Allah dan Rasul-Nya, bahkan masuk kedalam perbuatan syirik. Hubungan antar jin dengan sihir sangat kuat, bahkan jin dan setan adalah pelaku utama dalam praktik sihir. 

Adapun yang menjadi bukti bahwa jin dan setan itu memang benar-benar ada dijelaskan, diantaranya:

1. Dalil al-Qur'an

1. Allah berfirman dalam al-Qur‟an surat al-An'am ayat 130:

يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِيْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۗ قَالُوْا شَهِدْنَا عَلٰٓى اَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ

“Hai golongan jin dan manusia, Apakah belum datang kepadamu Rasulrasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayatayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri Kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-An‟am: 130).

2. Allah berfirman dalam al-Qur'an surat al-Ahqaf ayat 29:

وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.”(QS. Al-Ahqaf:29)

Selain yang telah dipaparkan diatas ada juga dalam surat surat al-Maidah ayat 91, surat an-Nur ayat 21, al-Jin ayat 1 dan 6, Sangat banyak sekali dalil-dalil al-Qur'an yang menunjukkan akan keberadaan jin dan setan, dan hal ini sudah tidak asing lagi bagi kita. 

Perlu diketahui bahwa didalam al-Qur'an ada surat yang keseluruhan ayat-ayatnya menjelaskan dan mengisahkan tentang keberadaan jin, yaitu

surat Al-Jinn. Dan kata al-Jinn disebutkan didalam al-Qur'an 22 kali, kata Al-Jin sebanyak 7 kali, kata asy-syaithan disebutkan sebanyak 68 kali, dan kata asysyayatin disebutkan sebanyak 17 kali.

2. Dalil Hadits

1. Dari Aisyah radiallahu 'anha, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:

خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ

“Para malaikat diciptakan dari cahaya, para jin diciptakan dari bara api, dan Adam (manusia) diciptakan dari apa-apa yang menjadi sifat kamu”.

2. Dari Shafiyyah binti Huyyiyuddin radiallahu 'anha, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda: 

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ

“Sesungguhnya setan itu lari dari anak adam sejalan dengan jalan darahnya”.

3. Dari Abdullah bin Umar radiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:

إذا أَكَلَ أحدُكُم فليأكلْ بيمينِهِ . وإذا شرِبَ فليشربْ بيمينِهِ . فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِهِ ويشربُ بشمالِهِ

“Jika seseorang diantara kamu makan, hendaklah makan dengan tangan kanannya, dan jika minum, hendaklah minum dengan tangan kanannya, sebab sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kirinya an minum (juga) dengan tangan kirinya.

Sihir Pada Zaman Nabi

1. Sihir Pada Masa Nabi Musa Alaihi sallam

Sebelum Nabi Muhammad para Nabi seperti Nabi Sulaiman, dan Nabi Musa dan sebagainya, mereka telah berhadapan dengan orang-orang yang menggunakan ilmu-ilmu sihir. 

Tepatnya pada zaman Nabi Musa alaihi sallam, pada zaman ini Nabi harus berhadapan dan adu kemahiran dengan para ahli-ahli sihir, ditengah-tengah masyarakat dan disaksikan oleh banyak masyarakat.

Sehingga ramai sekali untuk melihat bagaimana antara mukjizat yang diberikan kepada Nabi diadu dengan ilmu sihir, mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa berupa tongkat yang mana tongkat ini melawan ular-ularnya para ahli sihir. 

Maka dengan kekuasaan Allah tongkat nabi Musalah yang menang karena ini merupakan mukjizat dari Allah dan ilmu sihir kalah karena ular-ular nya para ahli sihir hanyalah tipu daya setan.

Kemampuan tukang sihir adalah menguasai mata orang yang disihir agar melihat apa yang sebenarnya tidak terjadi dan tidak ada. Mata orang yang terkena sihir menjadi tunduk kepada keinginan penyihir. 

Oleh karena itu, sihir adalah sesuatu yang sebenarnya merupakna ilusi, bukan suatu keyataan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam al-Qur'an Surat Ta Ha Ayat 66 :

قَالَ بَلْ أَلْقُوا ۖ فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَىٰ

Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba talitali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.

Ayat diatas menyatakan yaitu “terbayang oleh Musa” seakan-akan ia merayap cepat, padahal pada kenyataannya tali-tali itu tidak bergerak sama sekali, dapat disimpulkan bahwa sihir hanyalah sekedar khayalan. 

Dalil yang menerangkan bahwa sihir itu hayalah sekedar khayalan yaitu pertarungan yang terjadi antara musa dan tukang sihir fir‟aun seperti yang telah dijelaskan diatas. 

Karena tukang sihir menyihir mata manuasia, sementara tidak ada seorang pun yang menyihir kedua mata tukang sihir itu. Manakala para tukang sihir datang dan begitu juga nabi Musa alaihi sallam, kejadian ini diabadikan dalam al-Qur‟an surat Thaaha ayat 65 sampai 66.

Manakala para tukang sihir melempar tambang dan tongkat mereka, orang-orang yang hadir disitu menghayalkan itu adalah ular yang bergerak-gerak. Bagi para tukang sihir itu sendiri, mereka tidak melihatnya sebagai ular yang bergerak-gerak.

Karena tidak ada yang menyihir mata para tukang sihir itu. Oleh karena itu apa yang mereka lempar dalam pandangan mereka tetap berupa tambang dan tongkat.

Sementara manakala Musa akan melemparkan tongkatnya lalu Allah berfirman:

وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ ۖ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ ـ٦٩ فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَىٰ ـ٧٠

Artinya: Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang". “lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa".( Q.S Thaaha: 69-70).

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa para tukang sihir itu bersujud karena tambang dan tongkat mereka tidak berubah, tetap pada bentuk semula yaitu tambang dan tongkat hal ini disebabkan karena tidak ada yang menyihir mata mereka. 

Akan tetapi manakala Musa melamparkan tongkatnya, tongkat itu benar-benar berubah menjadi ular yang dengan itu mereka mengetahui bahwa ini bukanlah sihir, tetapi merupakan mukjizat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Mengapa demikian? Karena sihir tidak mengubah tabiat sesuatu, sedangkan mereka yakin bahwa tongkat Musa benar-banar telah berubah menjadi ular. Kisah ini diabadikan oleh Allah dalam al-Qur'an surat al-A‟raf ayat 115 sampai dengan ayat 122.

2. Sihir Pada Masa Nabi Sulaiman alaihi sallam

Di dalam buku fathi yakan, disebutkan bahwa imam al-kalabi berkata: para syaithan menulis ilmu sihir melalui sekretaris Nabi Sulaiman (Ashif), lalu mereka pendam dibawah tempat shalatnya Nabi Sulaiman, tetapi Nabi Sulaiman tidak merasakan itu, setelah Nabi Sulaiaman wafat, mereka (syaithan) mengeluarkannya dan berkata pada manusia: dengan cara inilah nabi sulaiman menguasai kalian, maka pelajarilah oleh kalian.

Para ulama Bani Israil berkata: Na’udzubillah kalau ini ilmu sulaiman. Sedangkan masyarakat awam (yang bodoh) berkata: ini ilmu sulaiman, mereka menerima ajarannya serta menolak kitab-kitab dari mereka, sampai Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam dan menurunkan ayat yang menjelaskan alasan Nabi Sulaiman dan lepas dari apa-apa yang dituduhkan kepada Nabi Sulaiman, Allah berfirman: al-baqarah ayat 102:

وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ 

“Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). “

Bani Ishaq bercerita setelah Nabi Sulaiman disebut dalam al-Qur'an, orang-orang yahudi madinah berkata: apakah kalian tidak heran pada Muhammad yang menyangka putra Daut adalah Nabi? Demi Allah, Sulaiman tidak lain kecuali tukang sihir, maka turunlah ayat diatas.

Firman Allah :

وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ

“Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir) mereka mengajarkan sihir kepada manusia ,” (al-baqarah:102)

Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjelaskan asal mula sihir dilakukan orang yahudi dan apa yang dilakukan setan terhadap nabi sulaiman bin dawud alaihi sallam serta yang diturunkan kepada dua malaikat Harut dan Marut di negeri Babilonia. 

Kisah tentang harut dan marut telah lebih dulu terjadi daripada kisah Nabi Sulaiman dengan setan. Ini karena kisah harut dan marut terjadi sebelum kenabian nuh alaihi sallam pernyataan ini berdasarkan keterangan ibnu ishaq dan yang lain.

Ilmu sihir telah ada pasa masa Nabi Nuh alaihi sallam karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengisahkan kaum nabi nuh yang menuduh nabi nuh alaihi sallam sebagai ahli sihir. 

Begitu juga, ilmu sihir ini berkembang pesat pada masa fir‟aun dan kaumnya. Semua ini terjadi sebelum kenabian sulaiman alaihi sallam.

Para ulama berbeda pendapat tentang surat al-baqarah ayat 102 ini. Ada yang berpendapat bahwa nabi sulaiman pernah mengoleksi buku buku tentang sihir dan perdukunan, kemudian Nabi Sulaiman menguburnya dibawah kursi singgasananya.

Sehingga tidak ada satu pun setan-setan yang berani mendekati kursi singgasana itu. Pada saat nabi Sulaiman dan para ulama yang mengetahui hal itu meninggal, maka setan-setan itu mendatangi para kaum Yahudi dan bertanya, 

“Apakah kalian mau aku beri tahu tentang peninggalan yang tidak ternilai harganya?” dengan setuju maka kaum Yahudi menjawab “ya” kemudian setan setan itu memerintahkan kaum yahudi untuk menggali dibawah kursi singgasana Nabi Sulaiman, lalu kaum Yahudi menggali singgasana itu dan mereka menemukan kitab-kitab itu. 

Dan setan-setan itu berkata kepada mereka “sesungguhnya Sulaiman menguasai manusia dan jin dengan kitab-kitab ini.”

Sejak saat kejadian perisrtiwa ini tersebarlah berita bahwa Nabi Sulaiman alaihi sallam adalah ahli sihir, maka ketika al-Qur'an turun dan Allah menyebutkan Sulaiman dalam daftar para Nabi, orang-orang yahudi tidak terima dan mengingkarinya. Mereka mengatakan, “sulaiman hanyalah ahli sihir,” maka turunlah ayat ini.

3. Sihir Pada di Masa itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam

Demikian pula dalam perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam. Orang-orang yang membencinya menggunakan ilmu sihir agar Nabi dapat menjadi gila dan mendapat binasa. 

Tetapi nabi Muhammad memperolah pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan pada akhirnya seluruh ilmu sihir yang ditabrakkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam sia-sia belaka. 

Ada sebuah hadits shahih yang dirawikan oleh imam bukhari dan muslim yang meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam terkena sihir.

Dari Aisyah radiallahu 'anha menurut Aisyah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam pernah disihir oleh seorang yahudi dan bani zuraiq bernama Labid bin A'sham. Sayyidah Aisyah mengatakan, 

“Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam merasa seolah-olah beliau melakukan sesuatu perbuatan padahal beliau tidak melakukannya. Dalam keadaan seperti ini Rasul selalu berdo‟a. lalu beilau berkata, 

“Wahai Aisyah, aku merasakan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberi petunujuk kepadaku mengenai perkara yang telah aku adukan kepada-Nya, dua orang laki-laki mendatangiku, salah satu nya duduk dekat kepalaku dan satu lagi duduk didekat kakiku. Mereka berbincang “ sakit apa yang dialami lelaki ini (Nabi)?”

Lalu dijawab “ Dia terkena sihir” dan bertanya lagi, “siapa yang menyihirnya?” dijawab lagi, “lubaid bin al-a'sham.” Lalu lelaki itu bertanya lagi, “ dengan apa?”

Dijawab lagi “dengan sisir rambut.” Kemudian lelaki yang pertama mengatakan, “kita harus mengetahui tempatnya.” Lelaki kedua bertanya dimana tempat itu lalu ia menjawab didalam sumur Dzi Arwan.”

Sayyidah Aisyah melanjutkan cerita, “kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam mendatangin sumur Dzi Arwan tersebut bersama beberapa sahabatnya, lalu beliau berkata, “ wahai aisyah, demi Allah, sepertinya air sumur tersebut kemasukan pohon pacar dan mayang kurmanya bagaiakan kepala-kepala setan.” 

Kemudian sayyidah Aisyah berkata lagi, “ lalu aku bertanya, “tidaklah engkau membakarnya?” beliau menjawab, “tidak, Allah telah memberikan kesembuhan kepadaku, dan aku tidak ingin menyebabkan orang lain menderita, kemudian aku diperintahkan untuk mengubur sumur itu.” (HR. Muslim 2189/43)

Para ulama berbeda-beda pendapat, adapun menurut Ibnu Al-Qashar dalam sebuah buku karyanya Syeikh Mutawalli mengatakan bahwa sihir yang menimpa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam hanyalah bagian dari penyakit. 

Pendapat ini didukung oleh pernyataan beliau sendiri pada akhir cerita dalam hadits tersebut. Beliau mengatakan,

“Allah telah memberikan kesembuhan pada diriku.”

Pendapat ini juga didukung sebuah riwayat dari umaroh dari sayyidah Aisyah radiallahu 'anha sebagaimana yang disebutkan oleh al-Baihaqi dalam kitab ad-Dalaail. 

Dia mengatakan, “maka beliau jadi bingung dan tidak mengetahui apa yang menyebabkannya sakit.” Ibnu Qayyim berpendapat bahwa, ”pada awalnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam mengalami sakit. 

Beliau merasakan sakit pada bagian kepala dan perut, hingga sifat dan wataknya berubah, dalam keadan seperti ini, beliau merasa bahwa cantuk adalah pengobatan yang cocok untuk penyakit ini. 

Ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengatakan bahwa penyakit beliau adalah akibat sihir, beliau mengubah cara pengobatanya yaitu mengeluarkan sihir tersebut dengan selalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.”

Terkadang sihir terjadi akibat pengaruh dan kekuatan roh jahat atau pun karena berinteraksi dengan kondisi alam. Kedua nya termasuk sihir yang berbahaya dan penggunaan cantuk untuk kedua jenis sihir ini sangatlah bermanfaat. 

Ini karena ketika terjadi percampuran yang tidak sehat dan menyebabkan sakit pada tubuh kita, maka sangatlah bermanfaat bila kita mengeluarkan sel-sel darah yang kotor dari tubuh kita.

Perbedaan Sihir, Karomah, Dan Mu’jizat

Tiga hal ini dalam fenomena empirik terkadang sama. Ketiganya seringkali menimbulkan kejadian-kejadian yang aneh yang tidak lumrah dan supranatural. 

Tidak jarang orang salah dalam menilai sihir karena ketiga fenomena ini bisa mendatangkan efek-efek yang tidak diketahui sebab-sebabnya.

Kekuatan sihir dianggap karomah atau mu‟jizat atau sebaliknya, kekuatan

mu'jizat dan karomah dianggap sihirini. Dibawah ini akan dijelaskan perbedaan yaitu antara disihir, mu'jizat ini dan karomah sebagai berikut, yaitu:

1. Sihir

Seperti telah dijelaskan diatas bahwa sihir memiliki pengertian yaitu semacam cara pengelabuhan atau tipu daya seperti menggunakan mantera-mantera. 

Sihir masuk kedalam kategori syirik karena meminta bantuan kepada selain Allah Subhanahu Wa ta'ala yaitu seperti meminta kepada setan, benda-benda, planet dan sebagainya.

2. Mu'jizat

Kata mukjizat diambil dari bahasa arab a’jaza-yu’jizu-i’jāz yang berati melemahkan atau menjadikan tidak mampu. 

Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan pihak yang mampu melemahkan pihak lain sehingga mampu membungkam lawan, maka ia dinamakan mukjizat. 

Tambahan ta’ marbūthah pada akhir kata itu mengandung makna mubālaghah (superlatif). Mu'jizat yaitu suatu hal yang luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku sebagai nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditentangkan kepada yang ragu.

Untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu. Suatu perkara dapat dikatakan mukjizat, apabila memenuhi empat unsur berikut: 

1. Di luar kebiasaan manusia. 

Mukjizat adalah media utama bagi seorang nabi untuk membuktikan kepada kaumnya bahwa dia benar utusan Allah Subhanahu wa ta'ala. Oleh karena itu, mukjizat harus sesuatu yang tidak biasa.

2. Diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada nabi atau rasul. 

Mukjizat harus berada di tangan seorang rasul. Jika terdapat perkara luar biasa, tetapi bukan berada di tangan seorang rasul maka perkara itu tidak dapat dianggap sebagai mukjizat.

3. Adanya tantangan. 

Suatu mukjizat harus disertai tantangan kepada manusia untuk menandinginya.

4. Tidak dapat ditandingi siapapun.

3. Karomah

Karomah adalah suatu hal atau kejadian yang luar biasa diluar nalar atau logika dan kemampuan manusia yang terjadi pada hamba Allah yaitu disebut wali Allah.

Karomah ini tidak pada semua orang ada tetapi dimiliki sebagian orang yang suka menjalankan kebaikan, sunnah, dan memiliki keistiqomahan yang sempurna dan Allah memberikan kemuliaan dengan karomah ini kepada siapa saja yang Allah kehendaki.

Karomah yang amat utama adalah kemuliaan atau keutamaan yang Allah berikan kepada sebagian hamba-Nya. 

Hal ini bisa berupa hidayah yang menunjuk mereka untuk menjadi mukmin, dan memberinya taufik, yaitu kemampuan untuk beramal dan mentaati Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan mejauhi segala larangan-Nya jiwa yang istiqomah dalam mempertahankan keimanan dan ketaatan ini merupakan keromah yang paling agung.

Dalam bukunya Khil bin Ibrahim Amin yang berjudul sihir dan pengobatannya, menjelaskan yaitu:

1. Sihir ini diperoleh dari belajar dan pengalaman, serta didapatkan dengan cara membiasakan mengucapkan kata-kata sihir seperti mantera-mantera atau dengan jimat-jimat dan segala sesuatu yang menyangkut perbuatan sihir.

Sedangkan karomah adalah pemberian dan karunia Allah yang mana dalam memperolehnya bukan kehendaknya dan ridak ada pengorbanan. 

Mu’jizat juga tidak jauh berbeda dengan karomah hampir ssma, tetapi anugrah mu'jizat ini hanya diberikan kepada Nabi dan Rasul saja.

2. Mu'jizat benar-benar sesuatu yang nyata, baik segi dzahir maupun batinya, maksudnya bukan khayalan atau reka-rekaan. 

Sedangkan sihir meskipun secara zahir seperti sesuatu yang luar biasa, hakikatnay adalah bukan, karena kekuatan yang dimunculkan adalah kekuatan nisbi atau permainan. Bahkan, kekuatannya tidak lepas dari hukum sebab akibat yang dikehendaki Allah.

Imam al-Haramain menyimpulakan bahwa sihir hanya akan muncul dari orang fasiq sedangkan karomah tidak akan muncul dari orang fasiq.

Ibnu hajar berpendapat bahwa keadaan orang yang memperlihatkan perbuatan luar biasa itu pun harus dijadikan pertimbangan. 

Jika keluarbiasaan itu muncul dari orang yang berpegang teguh kepada ajaran agama islam, serta menjauhi perbuatan terlarang, maka hal itu disebut karomah. Jika tidak demikian, maka itu adalah sihir, sebab, terjadinya dengan bantuan setan.

Dapat disimpulakan bahwa segala sesuatu bentuk pertolongan apapun itu apabila meminta kepada selain Allah dan tidak sesuai dengan syari'at hukum al-Qur'an dan sunnah maka itu merupakan syirik. 

Macam-Macam Sihir

Para ulama mengelompokkan sihir dalam beberapa macam. Fakhru razi membagi sihir menjadi delapan jenis. Sedangkan al-raghib membaginya dalam empat macam. 

Sejatinya ada banyak macam-macam sihir akan tetapi ada satu jenis sihir yang hakiki, sihir ini bisa muncul dalam berbagai bentuk bahkan jumlahnya tak terhitung, yaitu sihir yang menggunakan kekuatan jin dan setan.

Secara keseluruhan baik yang hakiki maupun tidak, sihir terbagi menjadi delapan macam:

1. Sihir para pendusta dan sihir bangsa kasydan.

Orang-orang kildan dan kasydan menyembah tujuh bintang berjalan. Mereka meyakini bahwa bintang-bintang tesebut mengatur dan mengendalikan alam semesta ini serta bisa mendatangkan kebaikan dan keburukan.

2. Sihir yang menggunakan kekuatan roh bumi yang jahat.

Sihir bisa didapat dengan cara meminta bantuan makhluk gaib para jin, setan.

3. Hipnotis adalah jenis sihir yang menggunakan tenaga dalam dan pengolahan batin. 

Terkadang, mata seseorang bisa salah melihat dan sibuk berkonsentrasi pada sesuatu tanpa sempat memperhatikan yang lain. Maka, dengan cara ini lah sulap, hipnotis, dan khayalan dapat dipraktikkan.

4. Sihir yang menggunakan kecepatan gerakan tanaga dan permainan mata.

Sihir ini biasanya digunakan oleh para pesulap, jika diperhatikan seorang pesulap yang mahir dan bisa memperlihatkan sesuatu yang mencengangkan orang yang melihatnya. 

Dia berusaha menarik perhatian para penonton, apabila mereka telah berkonsentrasi pada suatu hal maka dengan cepat pesulap tersebut melakukan hal yang lainnya. 

Sehingga, pada saat itu akan tampak sesuatu yang lain dan tidak seperti yang mereka perkirakan. Pada saat itu, para pemirsa pun takjub dan terkagum-kagum kepadanya.

5. Sihir yang menggunakan keterampilan gerakan tubuh atau karya-karya artistik atau teknologi. 

Misalnya seperti seorang prajurit dengan terompet ditangannya, yang setiap melewati masa satu jam ia akan meniup terompetnya tanpa ada seorang pun yang dapat mencegahnya. 

Wahid bin abdussalam bali mengatakan bahwa hal-hal seperti pada sekarang dapat diciptakan setelah mengalami kemajuan dalam bidang keilmuan, kemajuan ini menjadi pangkal penyebab terlahirnya berbagai keajaiban.

6. Sihir dalam bentuk ramuan obat-obatan khusus yang memiliki khasiat khusus.

Sihir ini diperoleh dengan cara menggunakan bantuan berbagai macam makanan dan minyak.

7. Sihir yang digunakan secara khusus untuk memikat hati lawan jenis.

Sihir pengikat hati atau bisa disebut sugesti ini sangat mudah bagi para penyihir untuk membuat orang percaya terhadapnya. 

Para penyihir mengaku bahwa ia telah mengetahui ismul a'zham (nama yang maha agung), dan para jin telah taat dan tunduk kepadanya dalam berbagai perkara. 

Apabila pendengarnya adalah orang-orang yang berakal lemah dan tidak bisa membedakan, maka ia akan cepat percaya terhadap apa yang dikatakan oleh penyihir itu. 

Hati nya akan bergantung kepadanya, sehingga muncullah didalam hatinya perasaan khawatir dan takut. 

Apabila perasaan khawatir dan takut telah muncul dihatinya, maka akan menjadi lemahlah kekuatan inderanya yang lain. Saat itulah tukang sihir bisa melakukan apa saja yang ia suka.

8. Fitnah dan namimah atau adu domba, 

Jenis sihir ini menggunakan kekuatan kata-kata memikat, intonasi, permainan gerakan tubuh, yang semua nya dipadu untuk menciptakan daya pengaruh fitnah dan adu domba. 

Ini adalah sihir yang banyak terjadi di masyarakat luas, tujuannya untuk memecah belah umat manusia.

Ada banyak cara dan beraneka ragam yang dipakai tukang sihir untuk mendatangakan para jin, yang mana seluruhnya mengandung kemusyrikan yang nyata.

Hal yang mempersulit permasalahan ini dikalangan orang awam ialah bahwa tukang sihir ketika membaca jimat-jimat kekafirannya dia membaca dengan suara yang tidak terdengar tetapi ketika membaca sebagian ayat al-Qur'an dia membacanya dengan suara yang keras 

Sehingga terdengar oleh orang yang menderita sakit dan kesannya bahwa dia mengobati dengan menggunkan ayat-ayat al-Qur'an padahal tidak demikian dan pada akhirnya si penderita sakit mengikuti sepenuhnya apa yang diperintahkan si tukang sihir.

Tujuan dijelaskannya cara-cara ini agar umat muslim dapat menjauhi dan menghindari cara-cara jahat dan sesat tersebut. 

Dibawah ini dijelaskan bagaimana metode atau cara tukang sihir mendatangkan jin:

1. Thariqatul Iqsam (bersumpah atas nama jin ata syetan)

Cara ini dilakukan tukang sihir dengan masuk kealam ruangan kamar yang, sesuai dengan yang diinginkan. 

Apabila tukang sihir ingin memisahkan atau menceraikan antara suami dan istri maka yang diletakkan diatas api adalah kemenyan yang berbau busuk. 

Namun apabila yang dimaksudkan adalah ingin menimbulkan rasa cinta dan makan yang diletakkan adalah kemenyan yang berbau wangi atau harum.

Setelah itu maka mulai lah tukang sihir membacakan mantera-mantera yang didalam nya mengandung syirik, yaitu mantera-mantera tertentu yang mengandung sumpah atau perjanjian dengan jin.  Dalam hal ini tukang sihir harus dalam keadaan tidak suci. 

Setelah tukang sihir membacakan mantera-mantera maka akan muncul dihadapannya bayangan dalam bentuk anjing, ular atau bentuk yang lain, kemudian tukang sihir memberikan perintah agar melakukan apa saja yang diinginkan si tukang sihir itu.

2. Thariqhatudz Dzabhi (memotong sembelihan)

Dengan cara ini tukang sihir mendatangkan seekor burung, binatang, ayam, burung dara atau yang lainnya dengan sifat-sifat tertentu sesuai permitaan jin, biasanya berwarna hitam karena jin mengutamakan warna hitam. 

Kemudian hewan itu disembelih tanpa menyebut nama Allah, biasa nya darahnya dioleskan kepada penderita dan kadang juga tidak. 

Setelah itu hewan yang sudah disembelih lalu dilempar kan tanpa menyebut nama Allah ketempat-tempat yang banyak jin nya atau yang menjadi tempat tinggal jin seperti tempat-tempat yang kosong, sumur, dan sebagainya.

3.  Thariqah Sulfiyah (melakukan penistaan)

Cara ini memang terkenal dikalangan sihir dengan cara menistakan diri. Tukang sihir yang menempuh jalan ini biasanya memilliki para pembesar syetan yang siap menjadi khadamnya dan melakasanakan perintahnya

Karena tukang sihir ini telah melakukan kekafiran dan kemusyrikan yang sangat keji dengan melakukan cara cara yang sangat melanggar syaria‟at, adapun cara tukang sihir yaitu dengan menjadikan al-Qur'an sebagai alas kakinya 

Kemudian masuk kedalam wc dan didalam wc ini lah tukang sihir membaca mantera-mantera dan memerintahkan para jin untuk melaksanakan perintah-perintahnya.

4. Thariqatun Najasah (menulis ayat-ayat al-Qur'an dengan najis)

Dengan cara ini tukang sihir menulis ayat al-Qur'an dengan najis seperti darah haid atau benda-benda najis lainnya kemudian dibacakan mantera-mantera kemusyrikan sehingga datanglah jin yang diinginkan lalu diperintahkan untuk hal-hal yang diinginkan. 

Cara ini sangat lah jelas merupakan kemusyrikan karena melecehkan ayat suci al-Qur'an. Termasuk perbuatan kufur kepada Alla Subhanahu Wa Ta'ala, terlebih lagi menulisnya dengan barang najis.

5. Thariqatut Tankis (menulis ayat-ayat al-Qur‟an dengan sungsang atau terbalik)

Di dalam cara ini tukang sihir menulis surat atau ayat al-Qur'an dengan hurufhuruf terpisah secara sungsang atau terbalik, yaitu menulisnya dari belakang kemudian kedepan disertai dengan ucapan mantera-mantera untuk mengundang jin. Dan sang penyihir pun dapat memerintahkan apa yang dikehendakinya.

6. Thariqatut Tanjim ( menyembah bintang)

Cara ini dikenal dengan nama ar-rashdu ( mengintai bintang), karena tukang sihir menunggu munculnya bintang tertentu kemudian apabila bintang itu muncul maka tukang sihir seolah berbicara dengan bintang tersebut disertai dengan bacaan mantera-mantera yang mengandung kemusyrikan dan kekafiran kepada Allah.

7. Thariqatul Kaffi ( melihat melalui telapak tangan)

Dengan cara ini tukang sihir menggunakan anak kecil yang belum akal balikh, dengan syarat tidak dalam keadaan berwudhu, lalu tukang sihir memegang telapaktangan kiri anak kecil tersebut seraya berkomat kamit membaca mantera. 

Metode ini biasanya dipergunakan tukang sihir untuk mencari sesuatu (barang) yang hilang. Dalam metode ini pun terlihat unsur-unsur syirik, kufur dan mantera-mantera yang tidak dimengerti.

8. Thariqul Atsar (memanfaatkan benda bekas pakai)

Cara ini tukang sihir meminta kepada penderita barang bekas yang sudah tidak dipakai lagi seperti saputangan, baju atau apa saja yang berbau keringat sipenderita

Kemudian mengikat saputangan tersebut dan mengukurnya sepanjang empat jari, serta memegangnya dengan erat lalu ia membaca surat al-kautsar atau surat lain yang pendek-pendek dengan suara keras, dan disambung dengan bacaan mantera-mantera syirik dengan suara yang pelan sehingga tidak terdengar.

Demikianlah delapan cara atau metode tukang sihir dalam menghadirkan jin.

0 Response to "Mengenal apa itu Sihir ?"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak