Mendidik Anak Berkarakter

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman

Karakter anak tidak terlepas dari bagaimana pendidikan dan pola asuh  orangtua dirumah. Karakter anak dibentuk dari apa yang dipelajarinya dirumah dalam keluarga, disekolah, dan di masyarakat. 

Anak yang berasal dari keluarga yang baik berpotensi rusak karakternya jika lingkungan sekolah  kacau dan lingkungan bergaul salah, begitu juga dengan kondisi di masyarakat yang tidak saling mendukung  (bersinergi) dalam penyemaian karakter anak.  

Untuk mengoptimalkan penanaman nilai-nilai karakter pada anak dibutuhkan adanya pembiasaan dari orang-orang disekitar anak. 

Nilai-nilai karakter yang ditanamkan dapat merujuk nilai karakter dikembangkan Lickona dan sistem among yang dikembangkan Ki Hajar Dewantara. 

Menurut Lickona, pendidikan karakter  ditanamkan melalui kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik  sehingga peserta didik  menjadi paham (domain kognitif) nilai yang baik  dan biasa melakukannya (domain perilaku). 

Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara sistem among merupakan metode pembelajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih,asah,dan asuh(care and dedivcation based on love). 

Dengan memadukan pembiasaan berbagai nilai-nilai karakter positif yang ada, diharapkan penanaman nilai karakter pada anak akan lebih optimal.

Ada tiga peran utama yang dapat dilakuan ayah dan ibu dalam membentuk karakter anak, seperti: Berkewajiban menciptakan suasana yang hangat dan tentram. 

Menjadi panutan yang positif bagi anak sebab anak belajar terbanyak dari apa yang dilihat karena karakter orang tua yang diperlihatkan melalui prilaku nyata merupakan bahan pelajaran yang akan diserap anak, mendidik anak artinya mengajarkan karakter yang baik dan mendisiplinkan anak agar berprilaku sesuai dengan dengan apa yang telah diajarkan

Maka orang tua lah kunci utama kesuksesan dalam membentuk karakter anak. Langkah pertama merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan dijaga sebaik-baiknya, karena sesungguhnya seorang anak diciptakan dalam keadaan siap untuk menerima kebaikan dan keburukan.

Tiada lain hanya kedua orang tualah yang membuat cenderung pada salah satu diantara keduanya. Pembentukan karakter juga sangat ditentukan oleh orang tua, terutama pada masa pertumbuhan. 

Masa yang menentukan bagaimana pembentukan karakter. Karena itu anak yang sering diberikan nasehat, melihat hal-hal yang baik, kasih sayang yang cukup, maka setelah dewasa karakter anak akan terbentuk dengan baik.

Karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan, dan pernuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Nilai-nilai karakter yang harus ada pada anak yaitu nilai nurani dan nilai memberi. Nilai nurani seperti keberanian, kejujuran, cinta damai.

Sedangkan nilai memberi seperti, setia, dapat dipercaya, hormat, sopan, ramah dan baik hati. Oleh karena itu orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak sebaiknya juga memiliki kemampuan mengenai nilai-nilai karakter.

Pembentukan karakter tidak dapat dilakukan dengan cara menghafal, karena ini melekat di dalam diri manusia. Namun “Karakter akan terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam mengambil keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain”.

Oleh karena itu mengingat penting serta kompleknya masalah yang ada pada anak maka orang tua sebaiknya menanamkan karakter anak yang baik sejak dini, untuk memperkokoh pondasi yang dimiliki anak sehingga dikemudian hari anak tidak terjebak dan terpengaruh akan lingkungan luar rumah. 

Dengan harapan kelak anak mempunyai karakter yang baik. Pada umumnya orang tua mengharapkan anak-anaknya untuk tumbuh dan menjadi orang yang memiliki karakter yang baik dengan demikian orang tua harus mengetahui fungsi sebagai orang tua seperti “fungsi ekonomis, fungsi pendidikan, fungsi perlindungan, fungsi rekretif, dan fungsi agama”.

Namun kenyataan yang terjadi sekarang ialah kurangnya intensitas bimbingan dan binaan yang diberikan orang tua kepada anaknya. 

Hal ini disebabkan karena orang tua terlalu memfokuskan pada bagaimana cara untuk menghidupi keluarganya dengan memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan kebutuhan yang bersifat membimbing, memberi perhatian kasih dan sayang sangat minim.

Bentuk-bentuk Peran Orang Tua

Orang tua dapat dikatakan sebagai orang yang terdekat dengan anak”. Orang tua yang terdiri dari seorang ayah dan seorang ibu memiliki peranan yang sangat penting untuk anak-anaknya.

Adapun bentuk peran ibu adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai sumber dan pemberi kasih sayang
  2. Pengasuh dan pemelihara
  3. Tempat mencurahkan isi hati
  4. Mengatur kehidupan dalam rumah tangga
  5. Pembimbing hubungan pribadi
  6. Pendidik dalam segi-segi emosi.

Disamping ibu, ayah pun juga memegang peranan yang sangat penting untuk anaknya. Kegiatan ayah terhadap perkerjaan sehari-harinya  sangat besar pengaruhnya kepada anak. 

Adapun di tinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, bentuk peran ayah adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai sumber kekuatan di dalam keluarga
  2. Sebagai penghubung intern keluarga dengan masyarakat ataudunia luar
  3. Sebagai pemberi rasa aman bagi keluarga anggota keluarga
  4. Sebagai pelindung terhadap ancaman dari luar
  5. Sebagai hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
  6. Sebagai pendidik dalam segisegi rasional.

Adapun bentuk-bentuk peran orang tua adalah memberikan pengetahuan agama yang baik, memberikan wawasan yang luas, berjiwa pemimpin, memberikan rasa cinta, kasih sayang, perhatian serta pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat di ketahui bahwa bentukbentuk peran orang tua dalah meberikan pendidikan, memberikan pengetahuan agama yang baik, serta memberikan rasa cinta dan kasih sayang.

Tanggung Jawab dan Tugas Orang Tua

Tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya bukan merupakan tanggung jawab yang sangat ringan. Orang tua harus bertanggung jawab memberikan pengajaran ke pada anaknya serta memimpin dan mengasuh mereka agar menjadi orang yang utama dan mereka terpelihara dari segala bentuk kesengsaraan hidup di dunia dan ahirat.

Orang tua juga memiliki tanggung jawab kepada anaknya yang sangat besar kepada anaknya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala pada Q.S An-nissa (4):9

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendakah mereka menucapkan perkataan yang benar”.25 (Q.S An-nissa (4):9.

Telah di jelaskan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bahwasanya orang tua harus memperhatikan keturunannya. Orang tua bertanggung jawab memberikan prilaku yang menujukan kehangatan, efeksi, kepedulian, kenyamanan, perhatian, perawatan, dukungan dan cinta.

Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain :

2. Memelihara dan membesarkan anak, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum, dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani maupun rohani dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.

3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain (hablumminannas) dan melaksanakan kekhalifannya.

4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhiran manusia.

Orang tua bertanggung jawab untuk memelihara sampai anak menemukan dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas tindakannya.

Secara garis besar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah:

  1. Menerima kehadiran anak sebagai amanah dari Allah;
  2. Berikap dermawan kepada anak;
  3. Tidak membeda-bedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan dalam hal kasih sayang dan pemberian harta;
  4. Memberikan cinta dan kasih sayang kepada anak;
  5. Mewaspadai segala sesuatu yang mungkin mempengarui pembentukan dan pembinaan anak;
  6. Tidak menyumpai anak.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa tugas dan tanggung jawab orang tua kepada anaknya adalah lebih dapat menerima kehadiran anak kemudian, merawatnya, membesarkan dan memberikan cinta beserta kasih sayang yang tulus.

Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak

Anak adalah amanah yang diberikan oleh tuhan kepada manusia (6-12 tahun).30 Menjadi apa anak kedepannya sangat tergantung pada orang tua. Orang tua dan lingkungan sekitarnya yang akan membentuknya.

Peran orang tua adalah sebagai pendidik yang baik dalam keluarga yang akan membentuk kepribadian anak yang baik, perkembangan kepribadian anak akan di kendalikan dan di bentuk dengan bimbingan dan bantuan, karena orang tua merupakan tempat pendidikan pertama kali bagi anak. 

Hal ini juga sesuai dengan pendapat dibawah ini, yaitu:

“Orang tua merupakan tempat bimbingan yang pertama dalam hal membentuk karakter anak. Anak bukan saja membutuhkan pemenuhan material tetapi juga kasih sayang, perhatian, dorongan, dan keberadaan orang disisinya”.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peran orang tua dalam membentuk karakter adalah membimbing atau menjadi panutan utama bagi seluruh anak - anaknya. Membimbing dapat melalui perilaku-perilaku sangat efektif dalam mengarahkan anak menjadi orang yang berguna.

Perilaku yang efektif yang diberikan orang tua harus didukung oleh kebijakan yang diterapkan oleh pembuat peraturan yang diimplementasikan oleh seluruh anggota masyarakat di seluruh aspek kehidupan sehari-hari. 

Sedangkan menjadi panutan utama anak-anaknya dapat di lakukan dengan hal-hal positif, sebab anak akan belajar dari apa yang dilihatnya.

Peran orang tua untuk membentuk karakter pada anak juga dapat dilakukan dengan kepedulian, pembinaan dan dengan cara mendidik sejak dini dan mendampinginya. 

Orang tua atau struktur terkecil dalam masyarakat ini menjadi kunci awal dalam pembentukan nilai karakter pada anak. Orang tua sangat berperan dalam perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat di bawah ini yaitu:

“Peran orang tua sangat besar dalam mendidik, membina dan membesarkannya hingga menjadi dewasa”.

Berdasarkan pendapat diatas maka peran orang tua dalam membentuk karakter yaitu artinya mengajarkan karakter anak yang baik dan mendisiplinkan anak agar berprilaku sesuai apa yang telah diajarkan.

Orang tua juga berkewajiban menciptakan suasana yang hangat dan tentram serta menjadi panutan yang positif bagi anak. Hal ini sesuai dengan pendapat di bawah ini.

Sejak lahir ibunya yang selalu disampingnya. Oleh karena itu anak akan meniru ibunya. Peran ayah terhadap anaknya besar pula. Di mata anak ayah adalah seseorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai di antara orang -orang yang dikenal.

Berdasarkan penjelasan diatas peran orang tua cukup besar, anak mengenal arti baik dan buruk dari orang tua melalui apa yang sering dilihat, didengar dalam orang tua, ucapan, tindakan yang ditampilkan khususnya oleh orang tua.

Ketika karakter anak telah terbentuk maka orang tua berkewajiban mengembangkanya. Menurut Gunadi, ada tiga peran utama yang dapat dilakuan ayah dan ibu dalam membentuk karakter anak, seperti:

1. Berkewajiban menciptakan suasana yang hangat dan tentram.

2. Menjadi panutan yang positif bagi anak sebab anak belajar terbanyak dari apa yang dilihatnya, karakter orang tua yang diperlihatkan melalui prilaku nyata merupakan bahan pelajaran yang akan diserap anak.

3. Mendidik anak, artinya mengajarkan karakter yang baik dan mendisiplinkan anak agar berprilaku sesuai dengan dengan apa yang telah diajarkan.

Secara perinci, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk melakukan mengembangkan karakter yang baik pada anak, antara lain: 

  1. Menempatkan tugas dan kewajiban ayah dan ibu sebagai agenda utama.
  2. Mengevaluasi dalam menghabiskan waktu selama sehari atau seminggu.
  3. Menyiapkan diri menjadi conto yang terbaik.
  4. Membuka mata dan telinga terhadap apa saja yang sedang anak serap atau alami..
  5. Menggunakan bahasa karakter. Anak-anak akan dapat mengembangkan karakternya jika orangtuanya menggunakan bahasa yang lugas dan jelas tentang tingkah laku yang baik dan buruk.
  6. Memberi hukuman dengan kasih sayang.
  7. Belajar untuk mendengakan anak.
  8. Terlibat dalam kehidupan sekolah anak.
  9. Tidak mendidik karakter melalui kata-kata saja.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam membentuk karakter adalah:

1. Mendidik melalui contoh perilaku

Contoh perilaku sangat efektif dalam mengarahkan anak menjadi orang yang berguna. Perilaku yang efektif yang diberikan orang tua harus didukung oleh kebijakan yang diterapkan oleh pembuat peraturan yang diimplementasikan oleh seluruh anggota keluarga di seluruh aspek kehidupan sehari-hari.

Mendidik melalui contoh perilaku pada dasarnya mencakup kejujuran, saling menghormati, sopan santu, baik hati, ramah, dan menaati peraturan. 

Mendidik melalui contok prilaku cocok untuk anak umur 6-12 tahun. Karena anak usia 6-12 tahun masih sangat identik mencontoh prilaku orang-orang terdekatnya, terutama orang tua. Dengan begitu orang tua juga di harapkan mempunyai prilaku yang baik.

2. Menerapkan system pendidikan dini

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak. Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu.

Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam pendidikan usia dini adalah kejujuran, saling menghormati, sopan santu, baik hati, ramah, dan menaati peraturan. 

Kejujuran, saling menghormati, sopan santun, baik hati, ramah, dan menaati peraturan dalam pendidikan anak usia dini akan sangat membentuk karakter menjadi lebih baik. Hal ini akan mengakibatkan suasana karakter anak menjadi lebih tertata atau terbentuk.

3. Melakukan system pembiasaan

Membentuk dan membimbing seorang anak ke arah keselamatan latih batin akan lebih efektif jika didukung oleh pembiasan. 

Membiasakan anak mentaati peraturan agama sebagai gejala budaya maupun gejala sosial akan membentuk suasana kondusif dalam jiwa anak bagaikan mengukir di atas batu yang sulit dihapus.

Pelaksanaannya lebih alami tanpa paksaan sebab ajaran islam sangat membenci keterpaksaan.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surat Al Imran 83:

Artinya: “Apakah mereka hendak mencari agama selain dari agama Allah, sedangkan apa yang dilangit dan di bumi patuh kepada-Nya sukarela atau terpaksa dan kepada-Nya mereka akan dikembalikan”.(QS. Al Imran 3:83)

Membiasakan anak mentaati peraturan agama contohnya melaksanakan ibadah tepat waktu dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini diharapkan timbul dan berkembang dengan didasari oleh kesadaran, keyakinan, kepekaan, dan sikap. 

Dengan demikian, karakter yang terbentuk melalui karakter bersifat inside-out, dalam arti bahwa perilaku yang terjadi karena dorongan dari dalam, bukan paksaan dari luar

4. Budaya dialog antara orang tua dengan anak

Bimbingan dalam ajaran agama islam ada tiga jenis antara lain seseorang menyeru kebajikan secara efektif yakni membimbing dengan kebijaksanaan, pengajaran yang lemah lembut, dan dalam bentuk tukar pikiran atau dialog timbal balik yang saling menyenangkan.

Dengan budaya dialog antar orang tua dengan anak atau bertukar pikiran, orang tua akan berdialog disertai nasehat-nasehat yang sesuai dengan ajaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dengan begitu di harapkan anak memiliki hati yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.

5. Terapkan prinsip keadilan dalam mengatur waktu yang tersedia.

Sebagai orang tua memang sangat sulit menempatkan tugas mendidik anak pada posisi kedua, namun tuntutan memenuhi kebutuhan anak dan keluarga juga meminta perhatian khusus untuk dinomor satukan, 

Jika berbenturan antara kedua kebutuhan yang sama pentingnya tentunya jawaban yang paling efektif adalah sikap bijaksana dalam memberi muatan dalam pengaturan jadwal, usia, dan kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada orang tua.

Di sinilah orang tua dituntut bersikap selektif dan bijaksana dalam menentukan alokasi waktu untuk karir dan tugas tanggung jawab sebagai orang tua yang akan dimintai tanggung jawab dihadapan manusia dan dihadapan Allah.


0 Response to "Mendidik Anak Berkarakter"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak