Para Pencuri Ibadah Puasa

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas junjungan kita Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah.

Setiap orang yang berakal pasti akan sepakat bahwa mencuri adalah perbuatan yang zalim dan merupakan suatu bentuk kejahatan. 

Biasanya mencuri itu identik dengan mengambil hak milik orang lain yang bisa diinderaa. Mungkin berupa harta, uang, makanan, pakaian dan lain sebagainya. 

Namun ada satu macam jenis pencurian yang jauh lebih jahat yaitu pencurian dalam perkara-perkara yang bersifat abstrak (ma’nawi) seperti pencurian dalam ibadah.

Sebagaimana Sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang mengatakan;

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ؟ قَالَ: لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا أَوْ قَالَ: لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ

“Seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri di dalam sholatnya.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana ia mencuri dalam sholatnya?” Beliau bersabda, “Ia tidak menyempurnakan ruku’nya maupun sujudnya.” (HR. Ahmad).

Orang yang mengerjakan sholat dengan begitu cepat gerakannya sehingga tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya ia sudah dianggap mencuri hak Allah di dalam sholatnya, yaitu thuma’ninah. 

Tergesa-gesa dalam mengerjakan sholat dianggap mengurangi dan merusak kesempurnaan shalat yang seharusnya diperhatikan dan dijaga, maka itu termasuk mencuri, mencuri dalam pahala sholat. 

Jika sholat dikerjakan dengan sempurna maka ia akan diterima dan sempurna pula pahalanya. Namun bila dikerjakan dengan cepat dan tergesa-gesa, maka rusaklah (cacat) kesempurnaan pahalanya.

Ada pula orang yang mencuri ibadah puasanya, karena ia berpuasa namun tidak mengerjakan sholat lima waktu. Atau mengerjakan sebagian dari kewajiban sholat lima waktu. 

Kalau dipikir heran juga, bagaimana bisa sah puasanya kalau sholat yang merupakan pondasi Islam saja dia abaikan.

Ada pula orang yang mencuri ibadah puasanya, dengan merusak ibadah puasanya dengan perkataan-perkataan kotor dan menyakitkan. 

Puasa memang ia lakukan, namun berkata keji dan kotor masih juga dia ucapkan. Tidak diragukan lagi, perilaku seperti ini sangat merusak pahala ibadah puasa Ramadhan.

Bukankah Baginda Nabi Shalalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;

 وَعَنْ أََبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللُه عَنْهُ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالُّ اللُه عَزَّ وَجَلَّ : كُلُّ عَمَلِِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام، فَإِِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ . وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أََحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أََحَدٌ أََوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ . وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيْحِ المِسْكِ .لِلصَّائِمِ فَِرْحَتََانِ يَفْرَحُهُمَا : إِِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بفِطْرِهِ، وَإِذَا لََقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ .


“Allah 'Azzawajalla berfirman dalam Hadis qudsi: Setiap amal perbuatan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan aku sendiri yang akan membalasnya. 

Puasa itu adalah perisai. Jika seorang di antara kalian berpuasa, maka jangan berkata kotor dan buruk. Jika seorang memakinya atau memancingnya untuk bertengkar, hendaklah ia mengatakan, Sesungguhnya aku sedang berpuasa. 

Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, bagi Allah, bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih harum daripada bau minyak kasturi. 

Orang yang berpuasa mengalami dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya karena puasanya. (HR. Bukhari).

Dan ini adalah lafaz riwayat al-Bukhari. Dalam riwayat al-Bukhari yang lain disebutkan: Allah berfirman dalam Hadis qudsi: Orang yang berpuasa itu meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena taat pada perintah-Ku Allah. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya, sedang sesuatu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat gandanya.

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِوَهَذَا لَفْظُ روايةِ الْبُخَارِي . وَفِي رِوَايَة له : يَتْرُكُ طََعَامَهُ، وَشَرَابَهُ، وَشَهْوَتََهُ، مِنْ أَجْلِي، الصِّيَامُ لي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا . وَفِي رِوَايَة لمُسْلِم : كُلُّ عَمَلِِ ابنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِِلى سَبْعِمِائَةَ ضِعْفٍ . قَالَ اللَّه تَعَالَى : إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأََنَا أَجْزِيْ بِهِ : يَدَعُ شَهْوَتََهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي . لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ :فَرْحَةَ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقََاءِ رَبِّهِ . وَلََخُلُوفُ فِيْهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ المِسْكِ .

Dalam riwayat Muslim disebutkan: Setiap amal perbuatan anak Adam yakni manusia itu, yang berupa kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya dengan sepuluh kalinya sehingga tujuh ratus kali lipatnya. Allah Ta'ala berfirman: "Melainkan puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya. Orang yang berpuasa itu meninggalkan kesyahwatannya, juga makanannya semata-mata karena ketaatannya pada perintah-Ku. Seseorang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan, sekali kegembiraan di waktu berbukanya dan sekali lagi kegembiraan di waktu menemui Tuhannya. niscayalah bau busuk mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari bau minyak kasturi."

Ada pula pencuri puasa yang mencuri dan merusak pahala puasa dan anehnya, orang yang berpuasa tersebut dengan senang hati pahala dan kualitas ibadah puasanya dirusak oleh pencuri tersebut. 

Pencuri tersebut berwujud media massa dan media hiburan seperti TV yang mempertontonkan film-film dan sinetron-sinetron, infotaintmen dan iklan-iklan murahan yang banyak mengumbar aurat dan mengajak ghibah sehingga bisa merusak pahala puasa.

Selain juga pencuri bernama smartphone dengan koneksi internet yang jika tidak bijak menggunakannya bisa menjerumuskan orang yang sedang berpuasa ke dalam kemaksiatan, ghibah, update status dusta dan hal-hal sia-sia yang bisa mengurangi pahala dan nilai ibadah puasa. 

Banyak yang gagal paham dengan pernyataan “Tidurnya orang berpuasa adalah ibadah”. Pernyataan tersebut berarti bahwa ketika seseorang tidak mampu menahan diri dari kegiatan negatif seperti bergosip, berbohong, melihat yang haram dan sebagainya, maka tidur lebih baik untuknya. 

Akan tetapi, apabila menyengajakan tidur seharian sehingga melupakan sholat kemudian menghalangi untuk kegiatan positif, produktif serta bermanfaat, tentu tidur seperti itu salah dan tidak ada nilai ibadahnya.

Terkadang diantara kita banyak yang lebih antusias mempersiapkan segala sesuatu untuk hari raya dibanding mengejar keistimewaan Ramadhan. 

Misalnya berbelanja sampai lupa waktu sholat bahkan sampai ada yang membatalkan puasanya. Membuat atau mempersiapkan banyak hidangan sampai berlebihan, padahal masih banyak orang yang membutuhkan.Wallahu’alam bissawab

Semoga Ramadhan bisa kita lalui penuh makna dan mendapat rahmat serta ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Terima kasih atas kunjungannya. Semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita.

0 Response to " Para Pencuri Ibadah Puasa"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak