Mulai Memperbaiki Diri Sendiri

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah.

Tanpa disadari dari detik kedetik, menit ke menit, jam kejam, hari kehari, bulan kebulan, dan tahun ketahun umur sudah semakin menua, badan pun semakin lemah dan dosa semakin banyak. Sementara, bekal kebaikan rasanya masih belum cukup untuk dibawa menghadap sang Ilahi. 

Tentu sudah saatnya untuk melakukan perbaikan diri. memperbaiki diri berarti mengkaji ulang keburukan dan kebaikan yang telah dilakukan selama ini. 

Lembaran keburukan ditutup rapat dan tidak ada niat atau rencana untuk membukanya kembali. Kemudian membuka lembaran kebaikan dengan lebar, agar diisi dengan berbagai macam amal saleh. 

Jika hal ini yang dilakukan, maka akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup bahkan akan tergolong manusia yang sangat beruntung.

Memperbaiki diri adalah proses sepanjang hayat. Karenanya, hijrah menuju pribadi yang lebih baik takkan pernah usai.

Bersyukurlah ketika menemukan celah-celah kekurangan dalam diri kita, artinya Allah mencintai kebersamaan kita dengan-Nya saat kita bertaubat, artinya hati kita tidak buta dari kealpaan diri masing-masing.

Mengubah diri sendiri dengan sadar sebenarnya sama dengan mengubah orang lain. Walaupun dia tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk perubahan itu. 

Perbuatannya sudah menjadi ucapan yang sangat berarti bagi orang lain. Percayalah kegigihan kita memperbaiki diri, akan membuat orang lain melihat dan merasakannya. 

Marilah kita perhatian perintah Allรขh Yang Maha Kuasa berikut ini

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู‚ُูˆุง ุฃَู†ْูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู‡ْู„ِูŠูƒُู…ْ ู†َุงุฑًุง ูˆَู‚ُูˆุฏُู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ูˆَุงู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉُ ุนَู„َูŠْู‡َุง ู…َู„ุงุฆِูƒَุฉٌ ุบِู„ุงุธٌ ุดِุฏَุงุฏٌ ู„ุง ูŠَุนْุตُูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ู…َุง ุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ ู…َุง ูŠُุคْู…َุฑُูˆู†َ (ูฆ)

Hai orang-orang yang beriman, Peliharalah dirimu dan Keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At Tahriim :6)

Allรขh Maha kasih sayang kepada para hamba-Nya. Jika Dia memberikan perintah, pasti itu merupakan kebaikan dan bermanfaat, dan jika Dia memberikan larangan, pasti itu merupakan keburukan dan berbahaya. 

Maka sepantasnya manusia memperhatikan perintah-perintah-Nya. Abdullah bin Mas’รปd Radhiyallahu anhuma dan para Ulama Salaf rahimahumullรขh berkata, “Jika engkau mendengar Allรขh Subhanahu wata'ala berfirman dalam al-Qur’รขn ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah ayat itu dengan telingamu, karena itu merupakan kebaikan yang Dia perintahkan kepadamu, atau keburukan yang Dia melarangmu darinya

Dalam kitabnya yang berjudul “Nashaihul ‘Ibad”, Syekh Nawawi menjelaskan, Abu Hurairah atau yang bernama asli Abdurrahman ibn Shakhr berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam bersabda:

ุนَู†ْ ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจْู†ِ ุนُู…َุฑَ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ -ุนู†ู‡ู…ุง- ู‚َุงู„َ: ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: "ุซَู„َุงุซٌ ู…ُู‡ْู„ِูƒَุงุชٌ، ูˆَุซَู„َุงุซٌ ู…ُู†َุฌِّูŠَุงุชٍ، ูˆَุซَู„َุงุซٌ ูƒَูَّุงุฑَุงุชٌ، ูˆَุซَู„َุงุซٌ ุฏَุฑَุฌَุงุชٌ، ูَุฃَู…َّุง ุงู„ْู…ُู‡ْู„ِูƒَุงุชُ: ูَุดُุญٌّ ู…ُุทَุงุนٌ، ูˆَู‡َูˆًู‰ ู…ُุชَّุจَุนٌ، ูˆَุฅِุนْุฌَุงุจُ ุงู„ْู…َุฑْุกِ ุจِู†َูْุณِู‡ِ، ูˆَุฃَู…َّุง ุงู„ْู…ُู†َุฌِّูŠَุงุชُ: ูَุงู„ْุนَุฏْู„ُ ูِูŠ ุงู„ุฑِّุถَู‰ ูˆَุงู„ْุบَุถَุจِ، ูˆَุงู„ْู‚َุตْุฏُ ูِูŠ ุงู„ْูَู‚ْุฑِ ูˆَุงู„ْุบِู†َู‰، ูˆَุฎَุดْูŠَุฉُ ุงู„ู„َّู‡ِ ูِูŠ ุงู„ุณِّุฑِّ ูˆَุงู„ْุนَู„َุงู†ِูŠَุฉِ، ูˆَุฃَู…َّุง ุงู„ْูƒَูَّุงุฑَุงุชُ: ูَุงู†ْุชِุธَุงุฑُ ุงู„ุตَู„َุงุฉِ ุจَุนْุฏَ ุงู„ุตَู„َุงุฉِ، ูˆَุฅِุณْุจَุงุบُ ุงู„ْูˆُุถُูˆุกِ ูِูŠ ุงู„ุณَّุจَุฑَุงุชِ، ูˆَู†َู‚ْู„ُ ุงู„ْุฃَู‚ْุฏَุงู…ِ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุฌَู…َุงุนَุงุชِ، ูˆَุฃَู…َّุง ุงู„ุฏَّุฑَุฌَุงุชُ: ูَุฅِุทْุนَุงู…ُ ุงู„ุทَّุนَุงู…ِ، ูˆَุฅِูْุดَุงุกُ ุงู„ุณَّู„ุงู…ِ، ูˆَุงู„ุตَู„َุงุฉُ ุจِุงู„ู„َّูŠْู„ِ ูˆَุงู„ู†َّุงุณُ ู†ِูŠَุงู…ٌ"

“Ada tiga perkata yang menyelamatkan (penyelamat manusia dari siksa Allah), ada tiga perkara yang dapat membinasakan (mengantarkan manusia pada kebinasaan), ada tiga perkara yang dapat meninggikan derajat (derajat manusia di akhirat), dan ada tiga perkara yang dapat menghapus dosa.”

Tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia dari siksa Allah itu yakni 

1.Takut kepada Allah, baik ketika berada di tempat sepi maupun ketika berada di tempat ramai. Menurut Syekh Nawawi, takwa kepada Allah di tempat sepi adalah paling tingginya derajat.

2. Berpola hidup hemat dan sederhana, baik saat tidak berkecukupan maupun saat berkecukupan. Artinya, menurut Syekh Nawawi, sederhana dalam hidup dengan tidak berfoya-foya dan ridha dengan hal itu.

3. Selalu berlaku adil, baik saat rela maupun di saat marah. Arti dari marah dan rela tersebut, menurut Syekh Nawawi, bersikap marah kepada hal yang dimurkai Allah dan bersikap rela dengan apa yang diridhai Allah.

Sementara itu, tiga hal yang dapat membinasakan adalah 

1. Sangat kikir, 

2. Senantiasa menuruti hawa nafsunya, dan 

3. membanggakan diri sendiri. 

Kemudian, tiga hal yang dapat meninggikan derajat manusia di akhirat, yaitu

1. Membudayakan ucapan salam, 

2. Suka memberikan makanan kepada tamu dan 

3. Orang yang lapar, dan sholat malam.

Adapun tiga hal yang dapat menghapus dosa, yang 

1. Menyempurnakan wudhu di pagi hari yang dingin. 

2. Melangkahkan kaki untuk melaksanakan sholat berjamaah. 

3. Menunggu tibanya waktu sholat yang kedua usai mengerjakan sholat yang pertama, sehingga ada hubungan emosial juga dengan masjid.

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.

1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia.

2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia.

3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassallam telah bersabda, di dalam kitab Naso’ihul Ibad yang berbunyi

ู‚َุงู„َ ุงู„ู†َّุจِู‰ُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุณَูŠَุฃْุชِูŠْ ุฒَู…َุงٌู† ุนَู„َู‰ ุฃُู…َّุชِูŠْ ูŠُุญِุจُّูˆْู†َ ุฎَู…ْุณًุง ูˆَ ูŠَู†ْุณَูˆْู†َ ุฎَู…ْุณًุง، ูŠُุญِุจُّูˆْู†َ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูˆَ ูŠَู†ْุณَูˆْู†َ ุงْู„ุขุฎِุฑَุฉَ، ูŠُุญِุจُّูˆْู†َ ุงู„ุฏُّูˆْุฑَ ูˆَูŠَู†ْุณَูˆْู†َ ุงْู„ู‚ُุจُูˆْุฑَ، ูŠُุญِุจُّูˆْู†َ ุงู„ْู…َุงู„َ ูˆَ ูŠَู†ْุณَูˆْู†َ ุงْู„ุญِุณَุงุจَ، ูŠُุญِุจُّูˆْู†َ ุงْู„ุนِูŠَุงู„َ ูˆَูŠَู†ْุณَูˆْู†َ ุงู„ْุญُูˆْุฑَ، ูŠُุญِุจُّูˆْู†َ ุงู„ู†َّูْุณَ ูˆَูŠَู†ْุณَูˆْู†َ ุงู„ู„ู‡َ، ู‡ُู…ْ ู…ِู†ِّู‰ ุจُุฑَุงุกَ ูˆَุฃَู†َุง ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ุจَุฑِู‰ْุกٌ

Nabi Shalallahu 'alaihi wassallam bersabda : Kelak suatu zaman akan menimpa umatku, mereka mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara. Mereka suka dunia dan melupakan akhirat, suka rumah mewah dan melupakan kubur, suka harta benda dan melupakan perhitungan, suka keluarga dan melupakan bidadari surga, suka dirinya sendiri dan melupakan Allah, mereka adalah orang-orang yang berlepas diri dariku dan aku pun berlepas diri dari mereka. (Kitab nashaihul ibad, Syekh Nawawi Al-Bantani, halaman : 48)

Maksud Hadits tersebut di atas adalah :

“Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima dan lupa kepada yang lima :

1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.

2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.

3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al- Khaliq.

4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.

5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur.”

Jika kita perhatikan masa yang disabdakan oleh Rasulullah itu adalah masa kita sekarang ini, mengapa? 

Karena kelima kriteria tersebut sudah datang saat ini.

1. (ูŠุญุจูˆู† ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆูŠู†ุณูˆู† ุงู„ุขุฎุฑุฉ) Mencintai dunia dan lupa akan akhirat. 

Saat ini sudah nampak betapa manusia telah melupakan akhirat yang kekal abadi, manusia sangat bersemangat dalam perkara dunia namun ketika perkara akhirat disajikan mereka berpaling. 

Jika kita bandingkan manakah yang paling banyak menjadi bahan pembicaraan apakah perkara dunia ataukah akhirat?. 

Tentu kita akan menjawab perkara dunialah yang mengungguli, inilah kekhawatiran Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassallam akan menimpa umatnya yaitu manusia akan ditutupi dunia, sehingga mereka tidak mampu melihat akhirat karena ditutupi oleh gemerlap dunia. Allah berfirman 

ูˆู„ู„ุงุฎุฑุฉ ุฎูŠุฑ ู„ูƒ ู…ู† ุงู„ุงูˆู„ู‰

Sungguh akhirat itu lebih baik bagimu dan lebih utama dibandingkan dengan dunia. 

Lalu bagaimana sikap kita yang baik untuk menyikapi dunia ini? Itu sangat sesuai dengan do’a yang sering kita baca

ุฑุจู†ุง ุขุชู†ุง ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุญุณู†ุฉ ูˆูู‰ ุงู„ุงุฎุฑุฉ ุญุณู†ุฉ ูˆู‚ู†ุง ุนุฐุงุจ ุงู„ู†ุงุฑ

Kita meminta kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat, karena jika kehidupan di dunia kita baik dalam mengabdi kepada Allah, maka akhirat pun akan baik. 

Betapa bahagianya orang yang ketika di dunia dia bahagia dan ketika di akhirat pun sangat bahagia, merekalah para solihin semoga kita dijadikan dari pada golongan mereka.

Namun sesuai yang dikabarkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassallam tersebut begitu banyak manusia hanya mengingat dunia dan cinta dunia. 

Manusia lebih takut dari api dunia ketimbang api akhirat, manusia lebih senang mendapatkan kebahagiaan dunia namun melupakan kebahagiaan akhirat. 

Ketika manusia diperingati untuk tidak berjalan disuatu tempat karena tempat itu banyak api yang menyebabkannya terbakar, maka manusia sangat berterima kasih “ dia mengatakan terimakasih, untung saja anda melarang saya jalan kesana, kalau tidak pasti saya sudah terbakar api. 

Namun ketika manusia diperingati untuk jangan berjalan kedalam kemaksiatan, jangan berjudi, jangan minum-minuman keras tapi manusia banyak tak peduli hingga dia selalu berjalan ketempat maksiat itu hingga akhirnya dia terbakar oleh api akhirat yang panasnya berajuta-juta kali panas dunia. 

Yang menurut riwayat panasnya api neraka itu jika diletakan bara api neraka sebesar biji cabe maka seluruh tubuh manusia akan mendidih terkelupas saking panasnya. Tapi manusia dizaman sekarang lebih takut api dunia dibanding api akhirat. 

Untuk itulah marilah kita jadikan urusan dunia kita ini sebagai jalan untuk menuju akhirat. Kita berusaha untuk akhirat, kita bertani untuk akhirat kita bedagang untuk akhirat.

Bukan sebaliknya menjadikan akhiratnya untuk kepentingan dunianya, seperti beribadah karena riya, bersedekah karena ingin disanjungan.

2. (ูŠุญุจูˆู† ุงู„ุญูŠูˆุฉ ูˆูŠู†ุณูˆู† ุงู„ู…ูˆุช ) Cinta hidup dan lupa kematian.

Setiap kita pasti yakin bahwa kita akan mati, mungkin tidak ada suatu perkara didunia ini yang keyakinan kita melebihi datangnya kematian, namun walaupun manusia yakin dengan kedatangannya banyak orang yang melupakannya. 

Lupa seolah-olah dia tidak akan mati walaupun ia sering melihat kematian seseorang namun sedikit yang membuatnya jadi pelajaran. Manusia sebenarnya didunia ini tertidur, ketika datang kematian kita akan terbangun dan sadar. 

Sadar dari perbuatan-perbuatannya waktu didunia, disanalah manusia menyesal karena tidurnya terlalu pulas hingga tak sempat mengumpulkan bekal. 

Dan mereka berkata ya Tuhan kembalikan kami kedunia, kami pasti akan menjadi orang yang shaleh, kami pasti akan shalat, kami pasti akan zakat, namun permintaann dan penyesalannya tiada arti, mereka sudah mati. 

Oleh karena itulah mintalah dan menyesallah di dunia ini, karena ketika ajal sudah datang penyesalan tiada artinya

3. (ูŠุญุจูˆู† ุงู„ู‚ุตูˆุฑ ูˆูŠู†ุณูˆู† ุงู„ู‚ุจูˆุฑ) Cinta kepada bangunan yang mewah namun  lupa kepada kubur.

Disaat inilah manusia berlomba-lomba membanguan rumah yang serba mewah, manusia sangat bersemangat membangun rumah di dunia ini namun lupa membangun rumahnya di akhirat. 

Lupa membangun rumah di kuburannya, sehingga ketika mereka mati tak ada tempat yang nyaman baginya, karena mereka tidak pernah membangun rumah akhiratnya ketika di dunia, dia lupa shalat yang 5 waktu lupa kepada kewajibannya sendiri lupa kepada beribadah kepada Allah. 

Padahal kesemuanya itu adalah merupakan bahan bangunan untuk mendirikan rumah yang megah dikubur lebih-lebih disurga. 

Namun sesuai janji Allah kubur itu bisa menjadi satu kebun dari kebun surga jika penghuninya orang yang taat kepada Allah, dan bisa menjadi satu lubang dari api neraka jika penghuninya adalah orang yang selalu melakukan maksiat. Nauzubillah.

4. (ูŠุญุจูˆู† ุงู„ู…ุงู„ ูˆูŠู†ุณูˆู† ุงู„ุญุณุงุจ) Cinta harta dan lupa kepada hari perhitungan.

Manusia memang sangat suka kepada harta, namun jangan kecintaan kepada harta itu lalu membuat kita lupa bahwa harta kita itu akan di hisab kelak.  

Hisab adalah penghitungan dan pertanyaan dari mana kita memperoleh harta dan kemana kita belanjakan, jika pertanyaan ini bisa dijawab dengan baik dan bisa dipertanggung jawabkan dihadapan Allah maka harta itu pun akan menjadi penolong bagi kita. 

Namun jika harta itu didapatkan dari jalan haram dari mencuri, berjudi dan sebagainya maka harta itu akan membuat pemiliknya celaka, begitu juga jika harta itu didapatkan dari jalan yang halal namun digunakan untuk sesuatu yang dimurkai Allah maka itu pun akan membuat celaka. 

Maka ketika kita memperoleh harta yang halal kita gunakan untuk menunaikan kewajiban kita dan mengabdi kepada Allah dengan menafkahi keluarga, membayarkan zakatnya, dan bersodaqoh maka harta itu akan menjadi penolong kita.

5. (ูŠุญุจูˆู† ุงู„ุฎู„ู‚ ูˆูŠู†ุณูˆู† ุงู„ุฎุงู„ู‚) Cinta makhluk dan lupa kepada Pencipta.

Sungguh apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassallam amatlah benar, dizaman sekarang ini manusia kebanyakannya hanya mencintai makhluk dan lupa kepada pencipta. 

Manusia tidak melihat tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wata'ala karena tertutupi oleh nafsu dunia yang dihiasi dengan makhluk. 

Sehingga tidak heran terjadi bencana dimana-mana karena dengan itulah Allah akan membuat manusia ingat kepada-Nya. 

Karena telah terlampau lupa kepada Allah, ketika diberikan kemewahan dan kebahagiaan manusia kebanyakan melupakan Allah Subhanahu wata'ala, hingga dalam kemewahan itu Allah menurunkan bencana supaya Dia di ingat. 

Disaat suatu negeri, sudah tidak ada lagi yang mengingat Allah Subhanahu wata'ala maka akan ditegur oleh Allah Subhanahu wata'ala  supaya mereka menjadi ingat. 

Jika disuatu negeri juga tidak ada majlis zikir, majlis ilmu dan tak ada yang peduli dengan majlis ini maka turunlah bencana, namun karena didunia ini masih banyak majlis zikir masih banyak orang-orang yang mengingat Allah Subhanahu wata'ala hingga akhirnya bencana itu pun di tahan oleh Allah. 

Oleh karena itu marilah kita meramaikan majlis majlis zikir, majlis-majlis ilmu karena Allah Subhanahu wata'ala akan menurunkan rahmat dan cinta-Nya kepada manusia yang selalu mengingat-Nya.

Rasulallah bersabda :

ู„ุงุชู‚ูˆู… ุงู„ุณุงุนุฉ ุญุชู‰ ู„ุงูŠุจู‚ู‰ ุนู„ู‰ ูˆุฌู‡ ุงู„ุงุฑุถ ู…ู† ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู„ู‡

Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga tidak ada yang tinggal dimuka bumi yang menyebut Allah. 

Artinya jika didunia masih banyak manusia yang menyebut Allah dan ingat kepada Allah dan menyemarakkan majlis zikir dan majlis ilmu, maka hari kiamat akan ditunda.

Namun perlu kita sadari majlis-majlis semacam ini sangat sepi peminatnya, walaupun majlis ini hanya mungkin tidak lebih dankurang dari 1 jam saja, sangat sedikit orang yang ambil bahagian didalamnya. 

Namun majlis lalai yang disana manusia bermaksiat dan melupakan Allah s.w.t amat ramai peminatnya, bahkan tanpa diundang manusia berdatangan menghadirinya walaupun majlis itu berjam-jam atau berhari-hari. 

Oleh karena itu mari kita sisihkan waktu kita ini untuk ambil bahagian dan menghadiri majlis ilmu dan majlis zikir, karena disanalah rahmat Allah, Cinta Allah, ampunan Allah.

Akhirnya mariah kita merenung sejenak dan meresapi kemudian kita melihat diri kita apakah kita termasuk orang yang digambarkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassallam dalam haditsya itu.  

Jika ia, marilah segera mengajak diri peribadi dan kita semua untuk selalu bertaubat dan memperbaiki diri dengan selalu menyiapkan bekal kita untuk perjalanan kita menuju negeri yang kekal. 

Dengan selalu sabar dan istiqamah sabar selalu meminta kekuatan dan petunjuk Allah, karena Allahlah yang menggerakkan setiap anggota badan kita. Allahlah yang menetapkan hati kita. Allahlah yang mengatur semuanya.

Dan jika kita mendapatkan kenikmatan dari ketaatan kita maka lihatlah siapa yang memberikan nikmat taat itu bukan melihat ketaatan itu hasil usaha kita. 

Jika kita mendapatkan rizki maka lihatlah yang memberikan kita rizki, karena betapapun sedikitnya rizki kalau diberikan oleh yang Maha Kaya akan mendapat barokah dari-Nya.

0 Response to "Mulai Memperbaiki Diri Sendiri"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak