KEWAJIBAN BELAJAR BAGI UMAT ISLAM

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.

Menuntut ilmu itu wajib dalam Islam dan melantunkan doa-doa sebelum belajar sangat dianjurkan agar ilmu menjadi bermanfaat.
 
Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan posisi yang mulia bagi para penuntut ilmu, seperti disebutkan dalam firman-Nya:
 
یَرۡفَعِ اللّٰہُ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ ۙ وَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجٰتٍ ؕ وَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِیۡرٌ
 
“Niscaya Allah akan mengangkat atau meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti tentang apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujaadilah ayat 11).

Islam itu dinamis.  Banyak Firman-Firman Allah di dalam Al Quran yang memerintahkan manusia untuk wajib belajar dari apa yang dilihatnya di alam semesta ini dan dari apa yang ada di dalam dirinya.  

Diawali dengan perintah Allah untuk membaca dan mengajarkan manusia melalui kalam-NYA , kemudian manusia diperintahkan untuk berfikir, bertafakur, bertazakur ( berzikir ), dan mempergunakan otaknya.  

Adapun tujuan perintah belajar dari Allah itu sesungguhnya agar manusia mengenal Allah, agar manusia menyadari siapa Penciptanya.  

Alangkah dungunya manusia yang berguru kapada jin,  syaeton, iblis dan lain-lain.  Mereka yang berguru kepada jin, syaeton dan iblis, tidak sadar bahwa manusia tingkatannya lebih mulia dan memiliki kelebihan yang sempurna dari pada jin, syaeton dan iblis.

Berikut ini ayat yang menunjukkan kewajiban menuntut ilmu:

QS. Al-'Alaq Ayat 1-5

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١

Arab-latin: Iqra` bismi rabbikallażī khalaq

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,"

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢

Arab-latin: Khalaqal-insāna min 'alaq

Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣

Arab-latin: Iqra` wa rabbukal-akram

Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,"

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - ٤

Arab-latin: Allażī 'allama bil-qalam

Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena"

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ - ٥

Arab-latin: 'Allamal-insāna mā lam ya'lam

Artinya: "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Surat Al Alaq ayat 1-5 yang memiliki makna untuk bagaimana kita menjadi manusia yang lebih baik.

QS. Al-Jasiyah Ayat 3-6

اِنَّ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۗ

Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin..

وَفِيْ خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَاۤبَّةٍ اٰيٰتٌ لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَۙ 

Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini.  

وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ رِّزْقٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ اٰيٰتٌ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ 

Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.

تِلْكَ اٰيٰتُ اللّٰهِ نَتْلُوْهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّۚ فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَ اللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ يُؤْمِنُوْنَ 

Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah Allah dan ayat-ayat-Nya.

QS. Yunus Ayat 100


وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ اَنْ تُؤْمِنَ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ  

Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mengerti.

QS. Qaf Ayat 7


وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍۙ  

Dan bumi yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan di atasnya tanam-tanaman yang indah.

تَبْصِرَةً وَّذِكْرٰى لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيْبٍ 

Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali (tunduk kepada Allah). 

Al Quran diturunkan tidak hanya untuk bangsa Arab saja, tapi untuk semua umat di dunia baik bagi yang  muslim maupun bagi umat yang non muslim.  

Siapapun yang mempelajari ayat-ayat Allah baik yang tertulis di dalam Al Quran maupun yang terhampar di alam semesta maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya.  

Misalnya : Emoto yang meneliti kristal air, Murakami ahli genetika,  kemudian orang Thailan non muslim yang mempelajari ilmu dasar rekayasa genetika beberapa jenis tanaman hias yang indah-indah, tumbuh-tumbuhan dan perikanan maka hasilnya adalah yang kita kenal sebagai jambu bangkok, pepaya bangkok, duren bangkok dan ikan nila bangkok.  

Kita yang mengaku muslim sangat jauh tertinggal, karena kita tidak mau mempelajari ayat-ayat Allah. 

Keutamaan menuntut ilmu bagi setiap umat Islam hukumnya adalah wajib.  Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian ibu sampai akhir hayat, sampai ke negeri Cina sekalipun.  Demikian menurut beberapa Hadist Rosulullah.  Jangan menutup diri.

Firman Allah

وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”(QS. As-Saff 61:6)

Apakah semua ini hanya faktor kebetulan ataukah rencana Allah …?  Apakah kita tidak berpikir bahwa Nabi Isa , Cina dan Nabi Muhammad saling berkaitan …?  Di mata Tuhan planet bumi ini kecil, hanya sebesar debu … Arab dan Cina nempel …

Ilmu merupakan landasan untuk beribadah kepada Allah. Tanpa ilmu pengetahuan tak mungkin kita bisa beribadah dengan benar dan selamat.   

Demikian juga  sebaliknya :  Bila ilmu pengetahuan tanpa disertai ibadah kepada Allah akan menyebabkan kehancuran. 

Antara ilmu pengetahuan dan ibadah kedua-duanya harus berjalan seimbang.  Kita harus memiliki ilmu, iman dan ahlak sebagai bekal kehidupan.  

Tuhan telah memberikan akal dan kebijaksanaan kepada manusia.  Ilmu merupakan proses akal yang berhubungan dengan organ otak, sedangkan kebijaksanaan berkaitan dengan masalah hati dan perasaan atau qolbu.  Itulah bedanya manusia dengan binatang. 

Tuhan telah menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan Nya yang paling sempurna, diberi mata, telinga, hati dan ruh. 

Tuhan juga bisa menjatuhkan martabat manusia menjadi makhluk yang hina, lebih hina dari hewan.  Sehina-hinanya hewan tidak akan masuk neraka seperti manusia.

Firman Allah :

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ. ٤ ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ.٥ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ.٦

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,  kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya. (QS. At-Tin 95:4-6)

Oleh karena itu agar bisa mencapai kesempurnaan sebagai insan kamil yang mendapat kebahagiaan dan kemuliaan disisi Allah hendaknya kita menggali dan mempelajari ilmu mengenal Allah.

Melalui tanda-tanda atau ayat-ayat-NYA baik yang tertulis di dalam Al Quran maupun ayat-ayat yang terhampar di alam semesta ciptaan-Nya serta yang ada di dalam diri setiap manusia dan atomnya.

Semulia-mulianya ilmu adalah ilmu mengenal Allah … Demikian menurut Al Ghazali.  Seluruh ilmu pengetahuan pada akhirnya akan bermuara pada ma’rifatullah ( mengenal Allah ), bukan sebaliknya.  

Metode pencapaiannya adalah dengan cara sunguh-sungguh menghayati Af ‘al Nya untuk menuju kepada sifat-sifat Nya, kemudian dari sifat-sifat Nya menuju kepada Dzat Nya.  

Semua Firman-firman Allah yang berkaitan dengan perintah belajar, berpikir dan berpikir, pakai nalar, itu semua pada akhirnya adalah agar kita sadar dan kembali kepada-NYA. 

Ilmu tentang Dzat sangat sulit untuk dipahami.  Oleh karena ingin mengenal Allah maka para sufi, termasuk Al Ghazali lebih mengutamakan ilmu ilhamiah atau ilmu laduni dari pada ilmu akal. 

Karena hakikat Dzat adalah transenden, tak bisa terjangkau oleh akal pikiran dan panca indera. Menurut Simuh ilmu ilhamiah atau ilmu ghoib ini merupakan anak kandung dari ilmu tasawuf.  

Para sufi menilai bahwa ilmu laduni ini satu tingkat di bawah wahyu.  Berfikirlah kalian tentang apa yang diciptakan Allah, jangan kalian berfikir tentang Dzat Allah (hadist).


0 Response to " KEWAJIBAN BELAJAR BAGI UMAT ISLAM"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak