Nilai Pendidikan Dalam Gerakan Shalat

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah

Dalam ajaran Islam setiap orang wajib untuk mendapatkan pendidikan, dengan pendidikan manusia dapat membedakan baik buruknya sesuatu.

Karena pendidikan juga akan memberikan perkembangan dan perubahan pola hidup manusia kearah yang lebih baik. 

Tentunya pendidikan yang dilaksanakan diharapkan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu wata'ala.

Seperti halnya dalam sholat selain salah satu dari rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh umat Islam dari dulu sampai sekarang. 

Para ulama sepakat bahwasanya sholat Lima waktu itu adalah wajib, hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wata'ala yang artinya “ Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat”, dan banyak hadits-hadits yang menjelaskan tentang sholat, dalam sholat terkandung nilai-nilai pendidikan.

Dalal shalat ada nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam gerakan sholat. Dalam gerakan sholat, semua gerakan yang dilakukan memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia, perbuatan/akhlak yang baik dan yang buruk semuanya tidak terlepas dari kerja organ tubuh. 

Dalam gerakan sholat seperti berdiri, takbir, ruku’, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud awal dan duduk tasyahud akhir, serta salam yang dilakukan setiap hari bisa dijadikan penghalang untuk melakukan perbuatan yang tidak diredhohi Allah Subhanahu wata'ala. 

Dan merupakan tujuan utama dari ibadah sholat yang ditinjau dari aspek pendidikan akhlak. Adapun nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam gerakan sholat diantaranya:

1. Gerakan berdiri

Berdiri ketika melaksanakan sholat adalah lambang masa kejayaan, masa yang sangat membahagiakan karena bisa berkarir dan memiliki segalanya seperti; uang, jabatan, harta benda yang melimpah dan lain-lain.

Atas anugerah nikmat inilah maka sudah sewajarnya manusia harus memiliki sifat syukur kepada Allah, mensyukuri nikmat dapat dilakukan dengan hati, mulut, atau anggota badan lainnya. 

Syukur dengan hati yakni; niat melakukan kebaikan untuk semua makhluk, dan syukur dengan mulut yakni mengucapkan Hamdalah serta senantiasa lisan memuji Allah, berzikir, berdo’a dan bertasbih kepada-Nya 

Sedangkan syukur dengan anggota badan itu hanya untuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wata'ala serta tidak untuk maksiat.

Dengan demikian gerakan berdiri ketika sholat diharapkan dapat member pengajaran kepada umat Islam agar menghindari diri dari sifat tidak bersyukur.

2. Gerakan Takbir 

Imam Bukhari berpendapat bahwa sholat yang benar adalah mengangkat kedua tangan terlebih dahulu kemudian takbir (mengucapkan Allahu Akbar), mengangkat tangan adalah cara untuk menghilangkan sifat-sifat agung untuk selain Allah. 

Sedangkan takbir adalah menegaskan keagungan Allah Subhanahu wata'ala. (Syafi’I Jalal Muhamad, 2006, h.69).

Bacaan takbir disertai dengan gerakan mengangkat kedua tangan ketika shalat merupakan salah satu tanda penghormatan kepada Allah Subhanahu wata'ala, karena biasanya kalau sesama manusia simbol penghormataan itu cukup dengan mengangkat satu tangan saja. 

Akan tetapi berbeda halnya ketika shalat seseorang harus ikhlas mengangkat kedua belah tangan ini menandakan bahwa seseorang itu harus menunjukkan sikap hormat yang lebih pada sang pencipta. Gerakan takbir memberikan pengajaran bahwa sikap saling menghormati antar sesama.

3. Gerakan berseekap/meletakkan tangan didada.

Para ulama mengatakan meletakkan kedua tangan didada adalah salah satu cara mendapatkan kekhusukan (ketenangan) ketika shalat. 

Shalat merupakan cara untuk menjadikan hati tenang dan ketentraman seabagimana firman Allah : 

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

Artinya : Yaitu orang-orang yang bermain dan mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah. hati menjadi tentram (Q.S.Ar. Ra’d : 28) 

Saat berdiri bersedekap menunjukkan simbol kekhusukan, memberi pengajaran kepada umat Islam agar mempunyai sifat tenang (tidak mudah stress) dan memberikan pengajaran supaya tidak tergesa-gesa ketika bertindak.

4. Gerakan Ruku’

Posisi ruku adalah posisi tengah-tengah antara berdiri tegak dengan sujud. Bila posisi tegak melambangkan kejayaan (dewasa), maka posisi ruku’ melambangkan masa-masa umur setengah baya.

Sedangkan sujud mengandung makna umur telah uzur (tua renta), semua sikap dan gerakan shalat seakan-akan menggambarkan perjalanan hidup dan masa dewasa disusul dengan usia setegah baya kemudian memasuki usia senja dan diakhir dengan salam berarti meninggalkan dunia.

Keseimbangan posisi tubuh dalam gerakan ruku’ dihadapkan dapat memberikan pengajaran kepada umat Islam agar selalu istiqomah, sabar dan tidak mudah putus asa menghadapi berbagai cobaan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata'ala.

5. Gerakan I’tidal

Sikap I’tidal artinya adalah berprilaku sedang artinya tidak berlebihan baik dalam makan ,minum, berpakaian dan berbelanja. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wata'ala : 

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا

Artinya : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syetan dan syetan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya (Q.S.Al.Isra:27)

Dengan demikian gerakan i’tidal mengajarkan kepada kita agar terhindar dari sifat berlebihan dalam sesuatu karena sifat berlebihan itu akan banyak memberikan mudharat. 

6. Gerakan Sujud

Sujud adalah kondisi terbaik manusia dihadapkan Allah. Sujud adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, derajat tertinggi penyembahan sebab manusia meletakan anggota tubuh yang tertinggi yaitu kening di atas tanah dan menampakan kehinaan dan kelemahan dihadapan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Kuasa.

Gerakan sujud ini melambangkan ketidakmampuan manusia dihadapan Tuhannya. Karena wajah yang dikagumi setiap bercermin sebagai simbol kemuliaan harus pasrah disatukan dengan tanah, lambing kehinaan karena letaknya di bawah sejajar dengan kaki.

Gerakan sujud dapat mengurangi tekanan darah tinggi, menghilangkan egoisme, dan kesombongan meningkatkan kesabaran dan kepercayaan kepada Allah. Menaikan kestabilan rohani dan menghasilkan energi batin yang tinggi diseluruh tubuh. Faktur ini menunjukkan ketundukan dan kerendahan hati yang tinggi.

7. Gerakan Duduk Diantara Dua Sujud

Gerakan duduk diantara dua sujud merupakan salah satu bentuk ketaatan dan bukti rasa cinta kepada Allah karena seseorang mengaku akan kelemahannya yaitu duduk bersimpuh tidak berdaya dihadapan Allah.

8. Gerakan Duduk Tasyahud Awal dan Tasyahud Akhir

Gerakan duduk tasyahud awal dan duduk tasyahud akhir, posisi kaki kanan ditegakkan dan diletakkan diatas kaki kiri, hal ini merupakan tanda bahwa anggota tubuh bagian kanan lebih kuat dan mulia dari pada anggota tubuh bagian kiri.

Posisi ini memberikan pengajaran kepada kita bahwa anggota tubuh bagian kanan lebih mulia dan lebih sesuai untuk melakukan perbuatan yang baik. 

Apabila seseorang memberikan sesuatu atau menolong orang lain dengan tangan kiri menurut pandangan tidak mempunyai tatacara atau etika, walaupun secara hukum tidak ada dalil yang mengharamkan memberi atau menolong menggunakan tangan kiri.

9. Gerakan Salam

Di dalam sholat diakhiri dengan salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri mengandung arti seolah-olah seseorang berjanji dihadapan Allah bahwa bersedia untuk selalu melakukan sesuatu yang membuat keselamatan, kedamaian, dan ketenteraman terhadap orang lain dan lingkungan termpat dimanapun berada.

Gerakan salam yang dilakukan menoleh ke kanan dan ke kiri, pada saat mengakhiri sholat memberikan pengajaran kepada umat Islam untuk senantiasa menumbuhkan rasa saling peduli terhadap orang yang membutuhkan bantuan dan bisa membuat keselamatan.

Demikian Nilai Pendidikan Dalam Gerakan Shalat. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita. Terima kasih atas kunjungannya.

2 Responses to "Nilai Pendidikan Dalam Gerakan Shalat"

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak