Tujuan Penciptaan Alam Semesta

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas junjungan kita Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah.

Dalam Pandangan Islam, alam semesta adalah segala sesuatu selain Allah Shubanahu wata'ala, oleh karena itu, alam semesta bukan hanya langit dan bumi saja, tetapi meliputi semua yang ada, baik mencakup hal yang konkrit dan yang abstrak atau yang tidak dapat diamati oleh penginderaan manusia. 

Dimana dibagi menjadi dua alam, yaitu alam syahadah dan alam ghaib. Dimana alam semesta ini memiliki kedudukan dalam pandangan filsafat pendidikan islam, yaitu sebagai guru bagi manusia, dan juga sebagai tanda dari keberadaan dan kekuasaan sang pencipta. 

Begitu juga dengan manusia, selain Allah menciptakan alam, Allah juga menciptakan manusia, yang mana akan berperan sebagai pemimpin atau pengendali dari alam semesta yang telah diciptakan oleh Allah.

Dan dalam pandangan filsafat pendidikan islam, manusia diciptakan mempunyai kedudukan tertentu, yaitu sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-baqarah ayat 30 – 32. 

Dimana kedudukannya bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari segala apa yang ada di muka bumi ini. Dimana semua itu tergantung pada akhlak dan akal ( ilmu ) nya.

Allah menegaskan bahwa Dia tidak menciptakan langit, bumi dan apa yang ada diantara keduanya secara main-main, kecuali dengan al-haq.

Alam semesta ini tidak diciptakan berdasarkan permainan atau senda gurau. Firman Allah:

وَمَا خَلَقْنَا ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَٰعِبِينَ ٣٨ مَا خَلَقْنَٰهُمَآ إِلَّا بِٱلْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ٣٩

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ad-Dukhaan: 38-39)

مَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَمَّآ اُنْذِرُوْا مُعْرِضُوْنَ

“Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Namun orang-orang yang kafir, berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 3)

Itu berarti bahwa tidak ada ciptaan Allah, sekecil apapun ciptaan itu, yang tidak memiliki arti dan makna, apa lagi alam semesta yang terbentang luas ini.

Dalam pandangan islam, tujuan penciptaan alam semesta ini pada dasarnya adalah sarana untuk menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan dan kemahakuasaan Allah.

Adanya alam semesta ini mewajibkan adanya zat yang mewujudkanya. Keberadaan langit dan bumi mewajibkan adanya sang pencipta yang menciptakan keduanya. 

Keberadaan alam semesta merupakan petunjuk yang sangat jelas, tentang adanya keberadaan Allah sebagai Tuhan maha pencipta. 

Karenanya, dengan mempelajari alam semesta, manusia akan sampai pada pengetahuan bahwa Allah adalah zat yang menciptakan Alam semesta.

Alquran secara tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan Alam semesta adalah untuk memperlihatkan kepada manusia tanda-tanda keberadaan kekuasaan Allah. 

Disampig sebagai sarana untuk menghantarkan manusia akan keberadaan dan keMaha kekuasaan Allah, dalam pandangan islam, alam semesta beserta segala sesuatu yang berada didalamnya diciptakan untuk manusia.

Dan fungsi konkret alam semesta adalah fungsi rubbubiyah yang diciptakan Allah kepada manusia, sehingga alam ini akan marah manakala manusia bertindak serakah dan tidak bertanggung jawab.

Kepada manusia disajikan berbagai pertanyaan dan anjuran untuk beribadat kepada Allah sekaligus mengesakan-Nya setelah manusia merenungkan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, firman Allah:

ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ.٦٢ لَّهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ.٦٣ قُلْ أَفَغَيْرَ ٱللَّهِ تَأْمُرُوٓنِّىٓ أَعْبُدُ أَيُّهَا ٱلْجَٰهِلُونَ.٦٤

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka Itulah orang-orang yang merugi. Katakanlah: “Maka Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, Hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?”  (QS. Az-Zumar: 62-64)

وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦ وَٱلْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطْوِيَّٰتٌۢ بِيَمِينِهِۦ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar:  67)

Allah sebagai pencipta, pemilik kasih dan sayang untuk segenap makhluk-Nya alam ini sebagai bukti dari kasih sayang Allah untuk manusia. 

Karna alam semesta diciptakan untuk manusia, maka Allah telah menundukkan bagi mereka untuk kepentingan manusia. Allah menundukan apa yang ada dilangit dan bumi. 

Dialah yang memudahkan alam ini bagi manusia dan menjadikannya sebagai tempat tinggal yang enak untuk didiami.

Agar manusia mudah memahami alam semesta, maka Allah menciptakan ukuran atau ketentuan yang pasti ( sunnah Allah). Pada alam semesta, sehingga ia bersifat dapat dipercaya. 

Kemudian, agar manusia mudah memahami dan berinteraksi dengan alam semesta ini, maka Allah menciptakan dengan derajat yang lebih rendah dibanding manusia. 

Untuk itu, manusia tidak boleh tunduk kepada alam semesta, tetapi harus tunduk kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakan dan menundukan alam ini buat mereka.

Meskipun alam semesta ini diciptakan untuk manusia, namun bukan berarti manusia dapat berbuat sekendak hati didalamnya. 

Hal ini bermakna bahwa kekuasaan manusia pada alam semesta ini bersifat terbatas. Manusia hanya boleh mengolah dan memanfaatkan alam semesta ini sesuai dengan iradah atau keinginan Tuhan yang telah mengamanahkan alam semesta ini kepada manusia. 

Memang, sebagai khalifah Allah telah memberikan mandat kepada manusia untuk mengatur bumi dan segala isinya.

Walaupun demikian, kekuasaan seorang khalifah tidaklah bersifat mutlak, sebab kekuasaannya dibatasi oleh pemberi amanah kekhalifahan itu, yakni Allah.

Dalam persepektif pendidikan Islam, alam adalah guru manusia. Kita semua wajib belajar dari sikap alam semesta yang tunduk mutlak pada hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah. 

Tidak terbayangkan oleh kita semua manakala alam berprilaku diluar hukum-hukum Allah, alam melanggar sunahnya. 

Misalnya Gunung meletus menyemburkan api, matahari terbit dan turun ke bumi, bintang-bintang berjatuhan, pohon-pohon tumbang, lautan meluap, ombak menghantam, terjadi badai, dan bumi berhenti berputar. Pelajaran apa yang dapat diambil dari kejadian demikian ?

Pandangan Islam terhadap alam semesta menimbulkan berbagai dampak dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah:

1. Keterkaitan seorang muslim dengan Pencipta semesta melalui tujuan yang paling tinggi, yaitu beribadat kepada Allah.

2. Mendidik manusia supaya bersungguh-sungguh karena seluruh semesta ini diciptakan untuk tujuan tertentu serta masa yang ditentukan pada sisi Allah, bukan untuk main-main atau senda gurau.

Firman Allah: 

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ.١٦ لَوْ اَرَدْنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّآ ۖاِنْ كُنَّا فٰعِلِيْنَ.١٧

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya).” (QS. Al-Anbiyaa’: 16-17)

Ayat tersebut mengajak manusia untuk mencapai tujuan dari berbagai fenomena semesta melalui cara yang serius, tanpa main-main, senda gurau, dan kesia-siaan. 

Selain itu, hendaknya, perenungan terhadap alam semesta ini merupakan perenungan yang logis dan ilmiah. Untuk mewujudkan ini, al-Qur’an mengarahkan pandangan si perenung pada masalah-masalah yang lebih mendalam.

0 Response to "Tujuan Penciptaan Alam Semesta"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak