Menjadi Generasi Muslim Yang Berkarakter Dengan Meneladani Para Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah

1. Pengertian Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala

Sebagaimana sudah kalian ketahui, rukun iman keempat adalah iman kepada rasul Allah Subhanahu wa ta'ala. 

Iman kepada rasul mengandung maksud menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengutus para rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya. 

Wahyu tersebut dapat berupa suhuf, mushaf, ataupun risalah kenabian lainnya. 

Setiap muslim wajib percaya bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala telah memilih manusia pilihan sebagai utusan untuk mengajarkan wahyu-Nya kepada umat manusia. 

Mereka bertugas sebagai pembawa berita gembira dan peringatan, agar manusia beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. 

Tugas Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan ini dapat dibaca pada surah al-Ahzab :33: 45. Mereka yang mendapat tugas ini disebut dengan nabi dan rasul.

Secara bahasa nabi berarti pembawa berita, sedangkan rasul berarti utusan. Secara istilah ada perbedaan pengertian antara nabi dan rasul.

Nabi adalah seorang laki-laki yang yang diberi wahyu oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk dirinya sendiri. 

Sementara rasul adalah seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk dirinya sendiri dan untuk disampaikan kepada umat manusia.

Meskipun demikian ada sebagian pandangan yang tidak membedakan antara pengertian nabi dan rasul. 

Dua istilah itu dianggap sama, yakni sama-sama utusan Allah Subhanahu wa ta'ala yang mendapatkan tugas untuk menyampaikan wahyu Allah Subhanahu wa ta'ala kepada umat manusia. 

Terhadap perbedaan ini, kalian tidak perlu risau, sebab pada dasarnya belajar tentang nabi dan rasul bukan untuk mempertentangkan istilah, melainkan untuk memantapkan keyakinan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala benar-benar telah mengutus nabi dan rasul dari kalangan manusia.

Jumlah nabi dan rasul sangat banyak. Dalam surah Yunus:10: 47 dijelaskan bahwa kepada setiap umat diutus seorang rasul. 

Sementara dalam surah Fat]ir:35: 24 dijelaskan bahwa tidak ada satu umat pun yang tidak memiliki rasul.

Ada sebuah riwayat dari Ibnu Hibban, yang bersumber dari pertanyaan Abu Dzar al-Ghifari kepada Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, yang menyatakan bahwa jumlah nabi ada 124.000, sementara jumlah rasul ada 313. 

Meskipun riwayat ini sahih tetapi tidak mutawatir (meyakinkan). Cara menyikapinya adalah kalian wajib percaya bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala. telah mengutus para nabi dan rasul dalam jumlah yang sangat banyak untuk setiap umat. 

Sedangkan mengenai angka pastinya, kita tidak diwajibkan untuk mengetahui jumlahnya. Di antara para rasul yang sangat banyak itu, sebagian ada yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. 

Tentu kalian masih ingat 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an, bukan? Mereka adalah 

  1. Nabi Adam alaihi sallam, 
  2. Idris alaihi sallam, 
  3. Nuh alaihi sallam, 
  4. Hud alaihi sallam, 
  5. Soleh alaihi sallam, 
  6. Ibrahim alaihi sallam, 
  7. Luth alaihi sallam, 
  8. Ismail alaihi sallam, 
  9. Ishakalaihi sallam, 
  10. Ya’kub alaihi sallam, 
  11. Yusuf alaihi sallam, 
  12. Ayub alaihi sallam, 
  13. Suaib alaihi sallam, 
  14. Musa alaihi sallam, 
  15. Harun alaihi sallam, 
  16. Zulkifli alaihi sallam, 
  17. Daud alaihi sallam, 
  18. Sulaiman alaihi sallam, 
  19. Ilyas alaihi sallam, 
  20. Ilyasa alaihi sallam,
  21. Yunus alaihi sallam, 
  22. Zakaria alaihi sallam, 
  23. Yahya alaihi sallam, 
  24. Isaalaihi sallam, dan 
  25. Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam

2. Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Kajian Keislaman

1. Sifat-Sifat Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, para rasul bertugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. 

Tugas seperti ini tidak mudah dijalankan oleh seorang manusia biasa. Meskipun para rasul itu adalah seorang manusia pada umumnya, mereka memiliki keistimewaan sehingga dipilih oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.

Keistimewaan itu terlihat dari sifat-sifat khusus yang dimiliki. Sifat ini disebut dengan sifat wajib bagi rasul. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sidiq

Sidiq artinya benar. Maksudnya adalah para rasul selalu berkata benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah Subhanahu wa ta'ala, maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.

2. Amanah

Amanah berarti terpercaya. Maksudnya adalah para rasul senantiasa mejalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala kepadanya. 

Demi terlaksananya tugas itu, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya senantiasa terjaga.

3. Tablig

Tablig berarti menyampaikan. Maksudnya adalah para rasul senantiasa menyampaikan semua wahyu yang harus disampaikan kepada umat manusia, baik berupa pengetahuan, pedoman, maupun syariat, serta risalah kenabian yang lain. 

Mereka menyampaikan semua wahyu yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Tidak ada satu huruf pun yang disembunyikan.

4. Fatanah

Fatanah artinya cerdas. Maksudnya para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka mampu memahami persoalan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya. 

Mereka mampu menghadirkan hujjah atau argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan kebenaran ke dalam hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.

Dimilikinya sifat wajib ini oleh para rasul mengandung makna adanya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada diri mereka. Sifat-sifat ini disebut dengan sifat mustahil bagi para rasul. 

Sifat mustahil merupakan kebalikan atau lawan dari sifat wajib bagi para rasul. Sifat-sifat tersebut adalah :

  1. Kizib (dusta), 
  2. Khianat (tidak dapat dipercaya), 
  3. Kitman (menyembunyikan), dan 
  4. Baladah (bodoh).

Selain sifat wajib dan mustahil, para rasul juga memiliki sifat jaiz. Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat berupa perilaku maupun watak manusia pada umumnya yang ada pada diri rasul. Misalnya sakit, lelah, makan, minum, mengantuk, tidur, beristri dan sebagainya.

Sifat jaiz bagi para rasul ini memiliki beberapa hikmah sebagai berikut:

  1. Melipatgandakan dan mengagungkan pahala atas keimanan dan amal shalih mereka.
  2. Memberi pelajaran agar umatnya mengetahui boleh atau tidak boleh dilakukannya suatu perbuatan.
  3. Memberi keteladanan terhadap masalah keduniaan kepada para pengikutnya, seperti bekerja, berumah tangga, dan bermasyarakat.

2. Mukjizat bagi Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala.

Meskipun para nabi dan rasul merupakan manusia istimewa, Allah Subhanahu wa ta'ala tetap mengokohkan kerasulan mereka dengan beberapa pembuktian nyata yang disebut dengan mukjizat. 

Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan mukjizat kepada para nabi dan rasul berupa perkara di luar hukum kebiasaan untuk menguatkan penugasan, menundukkan lawan, sekaligus sebagai tanda kebenaran terhadap orang-orang yang mengingkarinya.

Tentu kalian masih ingat mukjizat yang diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada para nabi dan rasul, bukan?. Untuk mengingat kembali bacalah buku-buku tentang sejarah 25 nabi dan rasul.  sehingga kamu dapat mengingat kembali mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada para nabi dan rasul.

3. Ulu Al-’Azmi

Di antara 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an, ada yang disebut dengan ulual-‘azmi. Sebutan ini terdapat pada surah al-Ah]qaf; 46 : 35. Secara bahasa ulu al-‘azmi berarti ‘yang memiliki keteguhan hati’.

Para ulama berbeda pendapat sehubungan dengan jumlah ulu al-‘azmi ini. Tetapi menurut pendapat yang paling terkenal, mengacu kepada surah Asy-Syura: 42: 13, mereka adalah: 

  1. Nabi Nuh alaihi sallam, 
  2. Ibrahim alaihi sallam, 
  3. Musa alaihi sallam, 
  4. Isa alaihi sallam, dan 
  5. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Untuk mengingat kembali bacalah buku-buku tentang kisah keteguhan hati mereka serta keteladanan yang bisa diambil.

3. Cara Beriman Kepada Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala

Ada empat pondasi utama dalam persoalan keimanan kepada rasul Allah Subhanahu wa ta'ala. Seorang mukmin harus menggunakan pedoman empat pondasi itu sebagai cara beriman kepada rasul Allah Subhanahu wa ta'ala. Empat pondasi itu adalah sebagai berikut:

  1. Mengimani bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala benar-benar telah mengutus para nabi dan rasul kepada setiap umat
  2. Mengimani nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam nas (Al-Qur’an dan hadis)
  3. Membenarkan semua berita yang disebutkan dalam nas tentang para nabi dan rasul
  4. Mengamalkan syariat yang dibawa oleh para nabi dan rasul

Nilai utama Iman kepada rasul Allah Subhanahu wa ta'ala pada dasarnya adalah keteladanan yang diberikan oleh para nabi dan rasul. 

Keteladanan tersebut bersumber dari sifat-sifat yang dimiliki seorang rasul, baik sifat wajib, mustahil, maupun jaiz. 

Sifat-sifat itu tercermin dalam perilaku sehari-hari rasul yang dapat diteladani oleh umat manusia.

4. Fungsi dan Peran Iman Kepada Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Kehidupan

Nilai keteladanan ini tersurat dalam surah al-Ahzab : 33: 21;

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah".

Keteladanan yang diberikan oleh para nabi dan rasul bersifat komprehensif (lengkap) meliputi seluruh aspek kehidupan. 

Nilai-nilai keteladanan itu dapat dipelajari di dalam Al-Qur’an maupun hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Kalian harus banyak membaca kisah-kisah keteladanan itu agar mendapatkan inspirasi positif dari nilai keteladanan yang ditemukan.

Inspirasi positif inilah yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalian bisa termotivasi untuk bersikap dan bertindak seperti keteladanan yang diberikan oleh para nabi dan rasul. 

Jika inspirasi keteladanan ini dimiliki oleh semua orang, tentu kehidupan akan selalu diwarnai dengan kejujuran, saling percaya, gotong royong, tanggung jawab, saling menghargai, toleran terhadap perbedaan, dan sifat-sifat positif lainnya.

Bagi seorang pelajar yang menjadikan kejujuran nabi sebagai keteladanan, ia akan tumbuh menjadi pelajar yang jujur. Ia akan selalu berkata dan bertindak dengan benar. 

Ketika sedang mengilkuti penilaian, ia mengerjakan soal-soal dengan jujur tanpa meminta jawaban dari orang lain. Ia jauh dari perbuatan yang tidak bermartabat seperti menyontek, mencari bocoran kunci jawaban, dan sebagainya.

Bagi seseorang yang meneladani Nabi Muhammad saw dalam menghargai perbedaan pendapat, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang toleran terhadap berbagai perbedaan yang terjadi di masyarakat. 

Ia tidak akan mudah merasa menjadi orang yang paling benar. Ia juga tidak akan mudah menyalahkan orang lain yang berbeda dengan dirinya.

5. Manfaat Iman Kepada Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala Bagi Remaja Muslim

Tahukan kalian bahwa menurut para peneliti, generasi muda seusia kalian disebut sebagai generasi Z? Sebutan ini diberikan kepada orang-orang yang lahir di generasi internet, khususnya setelah tahun 2000. 

Sejak lahir, kalian sudah menikmati keajaiban internet. Menurut para peneliti, generasi Z memiliki karakter khusus. 

Mereka dikenal dengan karakter yang lebih tidak fokus dari generasi sebelumnya, tapi lebih serba-bisa, lebih individual, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja, lebih wirausahawan, dan tentu saja lebih ramah teknologi. Apakah karakter itu ada pada diri kalian?

Remaja generasi Z sejak dini sudah akrab bergaul dengan dunia internet. Mereka banyak menikmati ragam fasilitas dan hiburan di internet, seperti film, berita, maupun media sosial. 

Remaja generasi Z bisa menghabiskan waktunya berjam-jam hanya sekedar mengobrol di medsos dan berselancar mencari informasi tentang satu topik yang disukainya, misalnya tentang sepak bola, fashion, kuliner, atau tema-tema lainnya. Apakah kalian juga seperti itu?

Tentunya di samping banyak hal positif yang bisa dilakukan dan diperoleh, ada banyak dampak negatif yang bisa kalian hadapi sebagai remaja generasi Z. 

Banyak konten negatif di internet, seperti berita bohong, pornografi, maupun ujaran kebencian yang bernada hasutan, fitnah, maupun gibah. 

Selain itu, remaja generasi Z juga bisa kehilangan banyak waktu produktifnya karena keasyikan berselancar di dunia maya.

Remaja generasi Z memerlukan keteladanan dan inspirasi yang dapat memandu agar bisa meraih manfaat positif dari gaya hidup di era internet. 

Dalam konteks inilah keimanan kepada rasul Allah Subhanahu wa ta'ala dapat memberikan manfaat yang besar kepada para remaja. Iman kepada rasul Allah Subhanahu wa ta'ala dapat berperan sebagai bimbingan keteladanan dan inspirasi bagi para remaja pada saat berselancar di dunia maya maupun dalam menghadapi dampak perselancarannya di dunia nyata.

Kesimpulan

1. Rasul adalah manusia pilihan yang diutus Allah Subhanahu wa ta'ala untuk memberi petunjuk kepada umat manusia akan jalan yang lurus

2. Dalam menjalankan tugasnya, nabi dan rasul memiliki keistimewaan berupa sifat wajib. Kepada para nabi dan rasul juga diberikan mukjizat untuk menguatkan penugasan dan menundukkan lawan-lawan mereka.

Berbekal sifat wajib dan mukjizat itu, para nabi dan rasul, menjalankan tugas kenabian yang sangat berat dan penuh tantangan.

3. Ada lima orang nabi dan rasul yang diberi gelar ulu al-‘azmi, yang berarti yang memiliki keteguhan hati. Lima orang nabi dan rasul itu adalah Nabi Nuh alaihi sallam, Ibrahim alaihi sallam, Musa alaihi sallam, Isa, alaihi sallam, dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam . 

Gelar itu diberikan sebagai penghormatan atas kegigihan perjuagan dalam menyampaikan wahyu dari Allah Subhanahu wa ta'ala

4. Cara beriman kepada rasul Allah Subhanahu wa ta'ala adalah dengan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala benar-benar telah mengutus para nabi dan rasul kepada setiap umat.

Meyakini nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam nas (Al-Qur’an dan Hadis), membenarkan semua berita yang disebutkan dalam nas tentang para nabi dan rasul, dan mengamalkan syariat yang dibawa oleh para nabi dan rasul.

5. Iman kepada rasul Allah Subhanahu wa ta'ala dapat bermuara pada lahirnya inspirasi positif dari nilai keteladanan yang dihadirkan para nabi dan rasul.

Inspirasi positif ini dapat menghasilkan perilaku positif bagi kehidupan, baik pribadi, sosial, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

6. Bagi remaja muslim, beriman kepada rasul Allah Swt. berarti meneladani nilai-nilai yang dicontohkan oleh para nabi dan rasul. 

Banyak nilai keteladanan dari para nabi dan rasul yang dapat dijadikan inspirasi bagi para remaja muslim, mulai dari menemukan cita-cita, jati diri, maupun visi hidup jangka panjang di tengah gempuran berita hoax, hedonisme, dan budaya destruktif lainnya. 

Syaratnya adalah para remaja muslim rajin menggali nilai-nilai itu dari berbagai literatur yang mengkaji tentang kehidupan para utusan Tuhan itu.

0 Response to "Menjadi Generasi Muslim Yang Berkarakter Dengan Meneladani Para Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak