Standar Kesuksesan Muslim

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman

Berubahnya Standar Kesuksesan Muslim Menjadi Kesuksesan Materi

Jika mau melihat contoh orang sukses dalam standar islam maka lihatlah para imam, mereka dinamakan imam karena gaya hidup dan ilmunya yang dijadikan contoh, panutan dan rujukan hidup bagi setiap muslim, sebagaimana imam shalat dimana seluruh gerakannya kita ikuti, begitu juga para imam umat ini, dimana seluruh gaya hidupnya diikuti, karena mereka telah sukses menjalani hidup sesuai standar islam. 

Dan taukah anda jika ternyata mayoritas para imam umat ini adalah orang yang hidupnya pas-pasan secara materi, bahkan sebagian bisa disebut dibawah standar cukup, tak jarang mereka kesulitan bahkan untuk makan, rumah mereka rata-rata kecil. Jauh dari standar sukses yang ada dalam pikiran kita hari ini.

Hanya saja dari rumah kecil itu mereka kadang berhasil merubah wajah sebuah negara, berhasil merubah dunia sebagai mujadid, dan efeknya kadang sampai ratusan tahun kedepan, kita bisa melihat imam sirhindi misalnya, bagaimana pengaruh besarnya dalam merubah asia selatan, berdirinya kekaisaran mughal, dan berkembang pesatnya keilmuwan disana. 

Iya beliau merubah semuanya dengan keikhlasan dari sebuah rumah kecil dengan kehidupan pas-pasan, tapi beliau lah imam, yang dikatakan sukses, bahkan dijuluki mujadid alf tsany. Jadi sejak kapan dalam islam kesuksesan seseorang diukur dengan penghasilan materi? Sejak sinetron berkembang, dimana seorang dalam sinetron dianggap sukses saat sudag pulang merantau beli mobil, dan tinggal dirumah mewah.

Tapi bukan itu kehidupan yang dijadikan tujuan dalam ajaran islam. Jangan salah paham, islam tidak menjadikan kekayaan sebagai goal kesuksesan, islam juga tidak menjadikan hidup miskin sebagai bentuk kesuksesan. Yang dianggap sukses dalam islam adalah ketaqwaan, jika jadi seorang kaya bagaimana menjadi orang bertaqwa, jika anda ditakdirkan menjadi seorang miskin bagiamana cara bertaqwa.

Fokus membentuk pribadi yang bertaqwa ini sesuatu yang mulai hilang dari pikiran orang tua yang ingin mendidik anaknya secara islami, bahkan untuk mengaji saja, mereka berfikir bahwa anaknya sukses belajar atau mondok, jika dia sudah diundang dimana-mana, dapat bayaran tinggi, banyak pengikut, dst. Untuk yang ngaji saja ukuran suksesnya materi!! Ini menyakitkan, dan jauh dari ajaran islam dan ajaran para nabi

Para nabi saja sebelum meninggalkan yang diinginkan dari anaknya hanya menjadi seorang muslim, wala tamutunna illa wa antum muslimun, nabi saw, diwasiat terakhir dalam haji wadha, yang beliau ingatkan untuk umatnya bukan jadi negara besar, bukan menjadi orang super kaya, bukan jadi banyak pengikut, tapi yang beliau inginkan adalah menjadi muslim yang bertakwa. 

Jangan salah paham, karena saya mengatakan banyaknya materi bukan ukuran kesuksesan itu bukan berarti saya mengatakan jika kefaqiran itu prestasi, jika kefaqiran itu membuat kita jauh dari ketaqwaan itu juga sebuah kegagalan. Sekali lagi yang jadi standar itu adalah ketaqwaan, baik dalam keadaan bagus secara materi atau tidak, baik dalam keadaan perang atau damai, baik hidup di desa terpencil atau kota megapolitan, baik punya jabatan atau jadi budak, intinya adalah menjadi seorang bertaqwa

Jadi jika kita punya cita-cita agar anak kita sukses berdasarkan standar ajaran islam, maka jangan berfikir itu adalah kesuksesan materi, tapi kesuksesan dalam ketaqwaan. Maka fokus pendidikannya harus mengarah pada pembentukan karakter taqwa pada diri anak. 

Jika dia bekerja, bekerja dengan ketaqwaan. Jika dia bergaul maka bergaul dengan ketaqwaan. Jika dia berkeluarga maka dia berkeluarga dengan ketaqwaan. Jika dia belajar, ibadah, bermedsos, dll semua harus didasari ketaqwaan, dengan begitu kita telah sukses mendidik seorang anak yang sukses seusai dengan ajaran islam.

0 Response to "Standar Kesuksesan Muslim"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak