Kenapa Setiap Manusia Diuji?

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

SETIAP MANUSIA AKAN DIUJI

Firman Allah,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar".(QS. al-Baqarah : 155)

Imam Ibnu Katsir berkata :

Setiap hamba akan diuji dengan ujian-ujian semisal ini. Siapa yang sabar maka dia akan dapat pahala, dan siapa yang berputus asa dari rahmat Allah maka dia akan terkena adzab.

MUSIBAH ITU UJIAN ATAU ADZAB ?

Syeikh Ibnu Baz rahimahullah menjelaskan :

1. Kadang seseorang diuji oleh Allah dikarenakan dosa dan maksiat yang dia kerjakan, dan itu adalah hukuman yang disegerakan untuknya di dunia ini (QS. asy-Syuro :30).

2. Kadang seseorang diuji oleh Allah untuk mengangkat derajat, dan memperoleh pahala yang berlipat-lipat, seperti ujian para rasul, nabi, dan orang-orang shalih.(disarikan dari Majmu’ Fatawa wa Maqalat Ibnu Baz : 4/371)

MANUSIA KETIKA DIUJI

1. Murka, baik dalam hatinya, atau dengan ucapan, atau dengan perbuatan.

2. Sabar, yaitu dia merasakan berat dari apa yang terjadi, akan tetapi imannya bisa menahan dirinya dari murka terhadap takdir Allah. Dan ini hukumnya wajib.

3. Ridha, artinya ada dan tidak adanya musibah sama saja baginya, makanya dia ridha yaitu tidak merasa berat sedikitupun.

4. Syukur, yaitu dia bersyukur atas musibah yang menimpanya: karena (1) ada musibah yang lebih besar darinya, (2) lebih ringan daripada musibah agama, (3) lebih ringan dari musibah akhirat, (4) musibah ini sebab diampuni dosa dan diangkat derajatnya. [Syeikh Ibnu Utsaimin, Kitab al-Qoul al-Mufid ‘ala kitab at-Tauhid]

Hikmah-Hikmah Ujian

1. Agar Nampak Kesungguhanmu Dalam Beribadah Kepada Allah 

Firman Allah,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرُ ِۨاطْمَئَنَّ بِهٖۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ِۨانْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖۗ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.(QS. al-Hajj : 11)

Faidah Tafsir :

Dan di antara manusia ada yang imannya lemah, imannya tidak sampai masuk ke dalam hati. Bilapun masuk, itu karena takut atau tidak akan teguh saat ditimpa ujian. (Tafsir as-Sa’diy)

2. Agar Kau Tidak Lalai Dari Mensyukuri Nikmat Allah 

Firman Allah,

اِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُوْنَ

Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS. al-Baqarah : 243)

Faidah

Dengan adanya musibah, seorang akan mengingat :

  1. Dzat yang memberikan nikmat,
  2. Kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah; 

Sehingga menjadi sebab untuk memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya

3. Menyingkap Hakikat Dunia Yang Fana Dan Penuh Derita

Firman Allah,

وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُهَا ۚوَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ

Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah ke- nikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka Apakah kamu tidak memahaminya? (QS. al-Qashas : 60) 

Faidah Tafsir :

Allah perintahkan hamba-Nya untuk tidak tertipu dengan kesenangan dunia dan perhiasannya, karena kesenangan dunia hanya sementara saja dan dipenuhi dengan kesengsaraan dan kesempitan. Maka balasan akhirat itu lebih baik dan kekal untuk diraih. (Tafsir as-Sa’diy)

4. Memberikan Pelajaran Tentang Tauhid, Iman, Dan Tawakkal 

Firman Allah,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS. Fathir : 15)

Faidah Tafsir :

Manusia tidak memliki daya dan kekuatan untuk menghindari musibah, melindungi diri dari bahaya, tidak pula bisa menghilangkan kesusahan yang menimpa diri mereka. (Tafsir as-Sa’diy)

Maka manusia adalah makhluk lemah yang harus kembali kepada Allah Ta’ala dalam setiap urusannya.

5. Menyadarkanmu Agar Berhenti Dari Dosa dan Maksiat 

Firman Allah,

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. asy-Syura : 30)

Faidah Tafsir :

Allah mengabarkan bahwa musibah yang menimpa manusia, baik pada badannya, atau hartanya, atau anak-anaknya itu disebabkan karena dosa. Namun meskipun begitu Allah lebih banyak memaafkan mereka.

Sesungguhnya Allah tidak pernah mendzalimi manusia, akan tetapi mereka sendiri yang mendzalimi. (Tafsir as-Sa’diy).

NOTE : Ini adalah di antara rahmat/kasih sayang Allah kepada hamba-Nya agar ia kembali kepada-Nya, dan tidak bergelimang dalam dosa.

6. Menghapuskan Dosa-Dosamu

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR. Al-Bukhari & Muslim).

مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِى نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

“Ujian selalu bersama dengan orang beriman lelaki dan perempuan,baik di dalam diri, anak dan hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai satu kesalahanpun.”(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani)

7. Mendapatkan Pahala Besar dan Mengangkat Derajatmu

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ 

“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan jika Allah mencintai suatu kaum Dia akan menguji mereka, siapa yang ridha maka baginya

keridhaan (Allah) dan siapa yang murka maka baginya kemurkaan (Allah).” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani)

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ ثُمَّ صَبَّرَهُ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى

“Sesungguhnya seorang hamba jika telah ditetapkan baginya sebuah kedudukan (di surga) yang mana tidaklah ia bisa sampai kepadanya dengan seluruh amalnya, maka Allah akan mengujinya pada dirinya, hartanya atau pada anaknya, kemudian ia bersabar atas hal tersebut sehingga dengan sebab itu Allah sampaikan ia pada kedudukan (di surga) yang telah ditetapkan-Nya” (HR. Abu Dawud, hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Albani)

8.Agar Kau Tahu Bahwa Allah Ta’ala Menghendaki Kebaikan Untukmu 

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

“Barangsiapa yang diinginkan Allah kebaikan maka Allah akan mengujinya.” (HR. Bukhari)

Jazaakumullahu Khairan Katsiira. Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat 

0 Response to "Kenapa Setiap Manusia Diuji?"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak