Seorang itu Tersembunyi di Bawah Lisannya

Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya, 

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

Menjaga Lisan – Jalan Surga Dan Jalan Neraka

Saudaraku, lisan itu ibarat pisau. Dia bisa digunakan untuk perkara yang bermanfaat dan juga bisa digunakan untuk kejahatan. 

Pisau bisa menjadi jalan pahala dan bisa menjadi jalan dosa, tergantung siapa yang memanfaatkannya. Dari Abu Hurairah, dari Nabi, bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang Allah ridhai tanpa keseriusan yang kata tersebut menjadi sebab Allah tinggikan kedudukannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang Allah murkai tanpa keseriusan yang kata tersebut menjadi sebab terjerumus ke dalam neraka Jahannam. (HR Bukhari)

Saudaraku, sungguh sangat berat kita menjaga lisan ini.

Lisan yang terjaga dari caci maki, ghibah, fitnah, kata-kata kotor, kata-kata kasar, menyepelekan, dan tuduhan dusta terhadap saudara muslim yang lain.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Nabi bersabda:

إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا

“Jika anak Adam masuk waktu pagi maka seluruh anggota badan menyatakan ketundukannya terhadap lisan dengan mengatakan, “Bertakwalah kepada Allah terkait dengan kami karena kami hanyalah mengikutimu. Jika kau istiqamah (di atas kebenaran) maka kami juga istiqamah. Jika kau melenceng (dari kebenaran) maka kami juga melenceng.” (HR. Tirmidzi & dinilai hasan oleh Al-Albani).

Saudaraku, mohonlah pada Allah agar dimudahkan untuk menjaga lisan. 

Sebab Lisan Membuat Terkesan

“Lidah memang sangat kecil dan ringan, tapi ia bisa mengangkatmu ke derajat paling tinggi atau justru menjerumuskanmu ke dalaman derajat yang terendah.” (Imam Al-Ghazali)

Saat kita mengeluarkan perkataan, maka sulit untuk ditarik kembali. Oleh karena itu jadikan lidah sebagai alat untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan, sehingga lidahmu akan mengantarkan kepada derajat paling tinggi.

Jangan sampai kita gunakan lidah untuk menyampaikan keburukan, karena akibatnya orang lain dan alam akan merendahkan harga dirimu. 

Ingat! Kita dinilai dari yang kita ucapkan karena apa yang keluar dari mulut kita, mencerminkan apa yang ada didalam isi hati kita. 

Dan tidak pandainya kita dalam menjaga lisan itu adalah bukti tidak pandai pula kita menjaga hati. Maka jaga hatimu, lisanmu, juga ragamu akan terjaga.

Susah menjaga lisan agar tak menyinggung orang. Sulit menjaga ucapan, walau maksud bukan sindiran. 

Pelesetan tak semua diterima orang, candaan kadang jadi colekan yang menyakitkan bagi sebagian hati yang sedang tak karuan.

"Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku, tetapi aku berkali-kali menyesali bicaraku." (Umar Bin Khatab)

Wallahu Ta'ala A'lam

Jadilah bermanfaat sallam bahagia sukses dunia akhirat

0 Response to "Seorang itu Tersembunyi di Bawah Lisannya"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak