Bergembira di Atas Penderitaan Orang Lain

Imam syafi'i
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah

Sekarang ini  masyarakat sedang dilanda musibah dan pandemi global, sudah sepatutnya bagi kita untuk menebar empati kepada orang-orang yang terdampak secara langsung. 

Sedangkan tindakan-tindakan yang berpotensi akan menimbulkan anggapan terhadap ketidakpedulian kita kepada mereka harus dikurangi semaksimal mungkin, apalagi sampai kita menertawakan mereka yang sedang dilanda musibah. 

Sebab tertawa atau bahagia di atas penderitaan orang lain merupakan sesuatu yang sangat dicela dalam Islam. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassallam mengecam orang yang menampakkan sikap asy-syamaatah:
لَاتظهرِ الشَّماتَةَ لأخيك فيرحمُه اللهُ ويبتليكَ

“Janganlah engkau tunjukkan kebahagiaan atas penderitaan yang menimpa saudaramu. (Jika engkau lakukan itu) Allah akan mengasihinya dan akan memberikan musibah kepadamu.”(HR. Tirmidzi no. 2506)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

“Seseorang dicap jelek jika ia merendahkan saudara muslim yang lain. Sesama muslim itu haram darah, harta dan kehormatannya.” (HR. Muslim no. 2564).

Kita tentu saja sering mendengar kalimat ‘bahagia melihat orang susah dan susah melihat orang senang’. 

Terkadang ungkapan ini hanya menjadi gurauan untuk menghadirkan tawa. Sehingga hanya dianggap angin lalu saja.

Tapi tidak dipungkiri, bahwa hal ini sering kali terjadi. Manusia mungkin dengan mudah merasa iba dan empatik terhadap penderitaan orang lain. Namun tidak sedikit orang yang susah sekali merasa senang ketika orang lain mendapatkan kebahagiaan.

Menampakkan sifat ini terhadap orang-orang yang terkena musibah mampu menambah penderitaan mereka sekaligus menjadi indikator matinya hati kita. 

Sekiranya kita tidak mampu memberikan dukungan, baik moril maupun materil, kepada saudara kita yang tertimpa musibah, alangkah bijaksana jika kita menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang mampu menambah beban penderitaan mereka.

Sifat ini dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan iri hati. Orang dengan sifat tersebut akan bergembira jika orang lain mendapat penderitaan. 

Kalau perasaan tersebut semakin berkembang, itu bisa berbahaya. Bisa-bisa, mereka bisa mencoba untuk menyebabkan orang lain jatuh. 

Jadi, sebaiknya mulailah belajar untuk menghalaunya. , mulai tumbuhkan rasa empati kalau orang lain sedang menderita! Mengingat, Allah Subhanahu wata'ala akan memberikanbalasan yang tidak kalah hebatnya.

Dalam kehidupan bermasyarakat, sudah hal yang lumrah rasanya jika melihat seseorang yang susah jika melihat orang lain bahagia. 

Misalnya ketika orang lain melakukan sesuatu yang dapat membahagiakan bagi orang lain, maka tetap saja akan dicari-cari celah untuk menunjukan kesalahannya.

Disisilain ketika seseorang mendapat ujian dan musibah, maka mereka seolah bersorak tepuk tangan karena begitu bahagianya. Meski diluar menunjukan bela sungkawa, namun dalam hatinya justru bersyukur tidak terkira. 

Mulai sekarang, marilah kita untuk belajar berubah. Karena selain akan menimbulkan penyakit di dalam jiwa kita, kebahagiaan diatas penderitaan orang lain juga akan menimbulkan suatu bencana.

Musibah yang menimpa hamba, boleh jadi sebagai hukuman dan ujian. Hal itu bisa jadi sebagai penebus dosa dan mengangkat derajat. 

Sehingga jika ada yang gembira atas musibah orang lain, maka tidaklah layak. Karena manusia bisa saja berbuat dosa dan salah. 

Lantas ia mendapatkan musibah lantaran kesalahannya tersebut. Siapa yang menjamin dirinya sendiri bisa selamat dari dosa.

Itulah mengapa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassallam memerintahkan umatnya untuk membahagiakan orang lain. Karena selain membuat orang tertawa dan bahagia, Allah Subhanahu wata'ala juga akan membalas kita dengan kebahagiaan.

Abdullah bin Amr bin Ash ra. Mengabarkan, Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassallam bersabda, 

“Barangsiapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaklah mengusahakan apa yang benar-benar dicita-citakannya, dimana Ia harus beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Juga menggembirakan hati orang lain, sebagaimana Ia sendiri gembira apabila dibuat seperti itu” (HR. Muslim)

رُوِيَ، مَنْ اَدْخَلَ عَلَى مُؤْمِنٍ سُرُوْرًا، خَلَقَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ السُرُوْرِ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَلَكٍ، يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Artinya:
“Barang siapa yang membahagiakan orang mukmin lain, Allah Ta’ala menciptakan 70.000 malaikat yang ditugaskan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan orang lain.”

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami’ no. 176).

Ibnu Abbas ra. berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

من ادخل على قلب اخيه المسلم فرحا وسرورا في دار الدنيا خلق الله تعالى من ذلك ملكا يدفع الافات فاذا كان يوم القيامة جاء معه قرينا فاذا مر به هول يفزعه قال لا تخف فيقول من انت فيقول انا الفرح والسرور الذي ادخلته على اخيك المسلم في دار الدنيا

Barangsiapa yang memberikan kebahagiaan dan kegembiraan dalam hati saudaranya yang muslim saat di dunia, maka Allah Subhanahu wata'ala akan menciptakan malaikat yang akan menolak seluruh musibah darinya. Ketika hari kiamat sudah tiba, maka ia akan menjadi sahabat sejatinya. Ketika terjadi sesuatu yang mengerikan, maka ia akan berkata : jangan takut! Lalu dia akan bertanya, siapakah engkau? Maka ia akan berkata lagi, aku adalah kebahagian dan kegembiraan yang engkau berikan pada saudaramu yang muslim waktu di dunia.

Jika anda membuat orang lain bahagia tentu saja hal itu akan memberikan efek positif pada diri anda sendiri, salah satunya adalah ketenangan hati. Hati yang tenang akan melahirkan perilaku-perilaku terpuji yang tentunya bisa menganugerahkan anda kebahagiaan tak hanya di dunia saja tapi juga di akhirat.

Ya Allah Engkau gembirakanlah sesiapa yang membaca tulisan ini dan orang-orang yang dia sayang di dunia dan di akhirat .. mereka sahabatku Ya Allah.

0 Response to " Bergembira di Atas Penderitaan Orang Lain"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak