Dampak Perbuatan Syirik

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Perbuatan syirik akan merontokkan dan menyapu bersih seluruh amal kebajikan. Dalam ungkapan Al-Qur’an, segenap perbuatan baik manusia akan menjadi sia-sia belaka. 

Tidak jarang terjadi suatu kekeliruan kecil yang dilakukan dalam kehidupan sanggup meruntuhkan dan menghancurkan berbagai usaha yang dibangun manusia dengan susah payah. 

Berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa ta'ala laksana meminum racun, karena sanggup memporak porandakan seluruh perbuatan baik yang telah dibangun sepanjang hayat. 

Adapun dampak-dampak dari perbuatan syirik ialah sebagai berikut:

1. Dampak terhadap Jiwa

Salah satu penyebab terguncangnya jiwa seseorang adalah perasaan tidak mampu untuk menjadikan seluruh masyarakat rela dan suka terhadap dirinya.

Suatu entitas masyarakat terdiri dari berbagai individu yang jumlahnya cukup banyak. Masing-masing darinya tentu memiliki keinginan, kebutuhan, dan tuntutan yang berbeda satu sama lain.

2. Depresi

Seseorang yang hidup dalam lingkaran ketauhidan dan segenap usaha serta aktivitasnya semata-mata ditujukan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, mustahil mengalami depresi dari berbagai gangguan jiwa. 

Segenap hasil dan upaya seseorang yang melangkahkan kakinya demi Allah Subhanahu wa ta'ala akan dibeli Allah Subhanahu wa ta'ala.

Allah Subhanahu wa ta'ala mendengar pembicaraannya dan menyaksikan perbuatannya. Dan dirinya tidak terbelenggu dan tidak bergantung kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sikap putus asa (frustasi) terhadap suatu usaha merupakan penyebab utama terjadinya depresi. Sikap putus asa jelas-jelas berada diluar lingkaran ketauhidan.

3. Dampak terhadap Masyarakat

Kehidupan masyarakat, tauhid i(meyakini ketauhidan) segenap kepentingan dan undang-undang yang diberlakukan seyogyanya berada dalam satu koridor. 

Hukum, undang-undang, dan peraturan hanyalah tunggal bersumber dari hukum Allah Subhanahu wa ta'ala, sementara seluruh komponen masyarakat

tunduk di bawah pemelihara yang tunggal saja. 

Adapun kehidupan masyarakat musyrik tidak hanya berlangsung di bawah satu bentuk undang-undang. Mereka hidup dan menciptakan ratusan undang-undang.

4. Akibat Ukhrawi

Buah kesyirikan yang akan dipetik diakherat kelak adalah kehinaan dan siksa neraka.

Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

ذٰلِكَ مِمَّآ اَوْحٰٓى اِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِۗ وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتُلْقٰى فِيْ جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَّدْحُوْرًا

Artinya: ”Itulah sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan janganlah kamu Mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam Keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).” (QS.al- Isrā’’(17) : 39)

5. Suka Pamer

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: segala bentuk riya’ adalah syirik. sesungguhnya syirik dan riya membatalkan dan menafikan keikhlasan. Karena seseorang tidak memaksudkan perbuatan dan perkataannya untuk mendapat keridhahan Allah Subhanahu wa ta'ala, tetapi untuk mendapat ridha selain Allah Subhanahu wa ta'ala, yaitu manusia.

Suka pamer tergolong bentuk kesyirikan yang paling halus dan sulit untuk dideteksi. Kehalusannya diibaratkan dengan seekor semut yang merayap di atas batu berwarna hitam legam dimalam yang gelap gulita. 

Oleh karena itu, jelas teramat sulit untuk membebaskan diri dari kesyirikan semacam ini. Semua itu baru berhasil apabila pengidapnya berusaha mati-matian menjaga dirinya dan terus menerus meminta pertolongan Ilahi.

Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ . فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ . وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ . فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ . الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ . الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ . وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ 

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al- Mā’ūn (107): 1-7)

0 Response to "Dampak Perbuatan Syirik"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak