Sistem Kepercayaan Masyarakat

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Sistem Kepercayaan Masyarakat

Manusia sebenarnya makhluk yang lemah, penakut dan bahkan cenderung membutuhkan sesuatu yang lebih kuat dari dirinya. Dengan keadaan demikian muncullah suatu keyakinan-keyakinan atau kepercayaan dengan sesuatu yang dianggap misterius dan diyakini jauh lebih kuat dan hebat dari manusia.

Untuk mewujudkan keyakinan dan ketundukan manusia tersebut, timbullah suatu kegiatan-kegiatan atau upacara-upacara yang berbentuk pemujaan dan ibadah. Semua ibadah itu dilakukan manusia dalam bentuk-bentuk yang beragam sesuai dengan kepercayaannya.

Dalam mengamati kegiatan-kegiatan agama atau upacara-upacara dalam suatu kepercayaan, maka Kontjaraningrat mengatakan: pabah-pabah khususnya dalam ilmu gaib pada lahirnya sering tampak sama dengan sistem religius, baik bacaannya, tempat upacaranya, pemimpinnya dan waktunya, jadi agak sukar membatasi agama dan kepercayaan.

Sedikit perbedaannya adalah pada saat melakukan keagamaan, manusia secara sadar menyerahkan diri kepada Tuhannya. Sedangkan dalam kepercayaan, sering dilakukan secara tidak sadar.Setelah muncul dan berkembangnya agama,maka untuk mempertahankan eksistensinya. 

Selanjutnya agama mewujudkan suatu pelembagaan yang terdiri dari pemujaan. Yaitu hubungan yang dilakukakan dengan objek suci, baik secara sadar atau tidak sadar.

Dengan berkembangnya kebudayaan dan peradaban manusia, kepercayaan berkembang dan berevolusi sesuai dengan tingkat perkembangan manusia. Semakin rasional manusia, kepercayaan yang dimilikinya semakin tipis.

Di sini, kepercayaan selanjutnya digantikan oleh agama. Dalam memilih agama terkadang manusia semakin selektif karena agama yang timbul dari kepercayaan-kepercayaan ternyata memberikan gambaran-gambaran yang berbeda, sehingga manusia dituntut untuk benar-benar memilih agama yang sesuai dengan kepercayaannya.

Masyarakat memiliki kepercayaan yang sama dalam mengamalkannya dalam kelompok, yaitu kelompok pemeluk, amat penting bagi agama. Hanya dengan kebersamaan inilah kepercayaan-kepercayaan dan pengalamanpengalaman tersebut dilestarikan. 

Kelompok-kelompok yang mempunyai kepercayaan pengamalanlah yang sama menjadi suatu masyarakat moral sebagaimana yang dikatakan Durkheim. Proses pemilikan bersama ritus-ritus dan kepercayaannya simbolik itu memperkuat perasaan kelompok terhadap kepribadiannya sendiri.

Peranan sosial dalam agama harus dilihat terutama sebagai sesuatu yang mempersatukan. Dalam pengertian harfiahnya agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. 

Karena nilanilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan, maka agama menjamin adanya persetujuan bersama dalam masyarakat.

0 Response to "Sistem Kepercayaan Masyarakat"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak