Lembut Dan Tegas Perlu Dalam Mendidik Anak

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Lembut yang Menyengsarakan Masa Depan Anak. 

Masa milenial sekarang ini, orang tua mengasuh putra-putrinya dengan banyak metode. 

Namun, diantara kita mungkin menyimpulkan, lembut dalam mengasuh anak-anak itu bagus.

Tidak selamanya, lembut itu baik. Lembut, dimaknai sekarang ini, tidak tegas terhadap anak-anak. 

Mengikuti kemauannya, selama kemauan itu baik dan bisa dilakukan. Alhasil, betapa banyak putra-putri kita, terjerumus dalam kelembutan.

Kita biarkan mereka menonton youtube tanpa pendampingan, alhasil, mereka akan jumpai iklan-iklan yang membodohi, mengotori daya nalar mereka, bahkan mereka menonton vlog-vlog video sampah yang mengedepankan kehidupan hedonis, sekuleris dan kapitalis.

Kita bersikap biasa dan justru mendukung, anak-anak untuk berpacaran, mungkin alibinya, yang penting tidak terjerumus perilaku suami istri. Tapi, bukankah semuanya berawal atas nama suka sama suka? 

Kita juga menyekolahkan mereka pada pendidikan dalam artian kemauan mereka, sekolah unggulan, sekolah di mana para teman-teman dan geng mereka berada. Ia kelembutan kita mewajarkan itu. Tidak melihat, anak adalah aset surga untuk kita.

Lembut tidak selamanya benar, tegas tidak selamanya salah. Didiklah anak-anakmu dengan berpegang teguh kepada Quran dan Sunnah. Sebab tidak selamanya tegas dan keras itu kita jauhi.

Ketegasan itu sangat diperlukan oleh anak. Ia memerlukan keyakinan dan pijakan yang kokoh. 

Ketegasan mengajarkan kepadanya tentang betapa pentingnya bersikap konsisten terhadap aturan, keyakinan dan agama. Komitmen tidak bernilai tanpa konsistensi. 

Anak tak dapat belajar memiliki komitmen ketika melihat bagaimana perkataan mudah diciderai. Sebaliknya, anak sulit untuk belajar konsisten manakala yang tampak seolah tegas itu identik dengan keras dan kasar.

Keras itu adakalanya diperlukan sejauh takarannya pas. Orangtua memiliki ilmu yang memadai untuk menakar maslahat – madharatnya, pun waktu serta cakupan masalah yang perlu disikapi. 

Ini berarti, orangtua harus mengilmui agar sikap tersebut tidak rancu dengan kasar, tidak pula membuat anak lari dari dirinya, lebih-lebih dari agama. 

Cara mendidik inilah yang kita dapati pada diri Asaduddin Syirkuh, paman dari Yusuf bin Najmuddin Al-Ayyubi.

Menghadapi keponakannya yang cengeng, Asaduddin mendidiknya dengan keras beriring tulusnya kasih-sayang seraya menunjukkan besarnya tanggung-jawab yang kelak harus dipikul oleh Yusuf. 

Sikap keras itu menghilang seiring terbentuknya kepribadian Yusuf bin Najmuddin Al-Ayyubi yang kian kokoh. 

Kelak kita mengenal Yusuf sebagai pembebas Masjid Al-Aqsha yang sangat dihormati, teguh pendirian, kuat tekadnya dan ia mendapat sebutan Shalahuddin Al-Ayyubi. 

0 Response to "Lembut Dan Tegas Perlu Dalam Mendidik Anak "

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak