Mengenal Sabar Dan Syukur

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Kehidupan manusia di dunia ini tentu tidak terlepas dari berbagai hal yang terjadi, baik itu yang disenangi maupun tidak. Namun, sejatinya seorang muslim haruslah mengingat bahwa semua hal yang terjadi pada kehidupannya sudah ada dalam kehendak Allah, Sang Pengatur takdir manusia. 

Sehingga dengan menyadari bahwa semua hal yang terjadi pada hidup kita hakikatnya datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bisa menanamkan sikap sabar dan syukur atas segala pemberian dari-Nya.

Pengertian Sabar dan Syukur

Sabar berasal dari kata “Shabara-Yashburu-Shabaran”: yaitu ketundukan penerimaan apa-apa yang telah Allah berikan baik kesenangan atau kesedihan. Sedangkan syukur berasal dari kata al-syukur (الشكور) atau al-syukru (الشكر). Kata al-syukur merupakan isim mashdar yang berasal dari kata “Syakaro-Yasykuru-Syukron-Wasyukuron” kata ini terambil dari madah (ش ك ر) artinya berterima kasih atau ucapan/pernyataan terima kasih.

Imam Ibnu Qoyyim Al-jauziyah mendefinisikan sabar dengan budi pekerti yang bisa dibentuk oleh seseorang. Ia menahan nafsu, menahan sedih, menahan jiwa dari kemarahan, menahan lidah dari merintih kesakitan, dan juga menahan anggota badan dari melakukan yang tidak pantas. Sabar merupakan ketegaran hati terhadap takdir dan hukum-hukum syari’at. Sementara itu beliau mendefinisikan syukur dengan menampakan nikmat Allah melalui lisan dengan cara memuji dan mengakui, melalui hati dengan cara meyakini dan mencintai, serta melalui anggota badan dengan ketaatan.

Macam-macam Sabar

1. Sabar ketika menghadapi musibah

Sabar menghadapi musibah yang dimaksud yaitu sabar atas segala cobaan yang Allah berikan, baik itu berupa bencana alam, ditinggalkan orang yang dikasihi, ataupun kesusahan-kesusahan lainnya. Seperti yang termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 155

2. Sabar ketika menjalankan taat

Sabar menjalankan taat artinya sabar ketika melaksanakan amal-amal sholeh, seperti membaca Al-Qur’an, dzikir, shalat, dan lain-lain. Hal tersebut membutuhkan kesabaran dalam menjalankannya agar tetap istiqamah. Bersabar karena memilih meninggalkan hal-hal yang sia-sia demi mengerjakaan ketaatan ataupun meninggalkankan sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt seperti ghibah, sombong, dan lain-lain.

3. Sabar ketika mengekang diri dari maksiat

Tentunya perbuatan maksiat itu sangatlah banyak, maka hal tersebut bisa dihindari dengan bersabar menahan/mengekang diri agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan tidak mengikuti bujuk rayuan setan yang akan mengundang murkanya Allah Swt.

Macam-macam Syukur  

1. Bersyukur menerima nikmat

Syukur yang pertama ini apabila menerima nikmat bisa langsung dilakukan dengan mengingat dan memuji Allah, karena apapun yang manusia terima itu semata-mata atas kuasa dan karunia Allah Swt.

2. Bersyukur dengan ridha dan puas atas nikmat

Selanjutnya ketika sudah menerima nikmat yang Allah kasih, sembari mengingat/memuji-Nya. Kita pun harus memunculkan sikap kepuasan tersendiri atas nikmat dari Allah. Karena nikmat tersebut merupakan bukti tanda cinta dan kasih sayang Allah pada hamba-Nya.

3. Bersyukur dengan menggunakan nikmat bukan untuk bermaksiat

Selain dibuktikan dengan tanda terima kasih dan puas atas nikmat Allah, hal terkahir yaitu dengan menggunakan nikmat tersebut untuk hal yang baik-baik dan bermanfaat bukan untuk bermaksiat kepada Allah. Seperti halnya nikmat sehat yang digunakan untuk ibadah dan menuntut ilmu.

Cara agar manusia selalu bersabar dan bersyukur

1. Sabar dan syukur dengan hati

Sabar dan syukur dengan hati bisa membuat manusia menerima segala bentuk cobaan ataupun nikmat, tanpa adanya kekecewaan atapun keberatan atas pemberian Allah.

2. Sabar dan syukur dengan lisan

Sabar dan syukur diucapkan dengan lisan yaitu apabila diberi nikmat ia bersyukur dengan mengucap “Alhamdulillah” mengembalikan segala pujian hanya untuk Allah dan apabila diberi cobaan mengucap “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un” yang berarti mengembalikan semua urusan hanya kepada Allah.

3. Sabar dan syukur dengan perbuatan

Sabar dan syukur dengan perbuatan yaitu mengelola diri untu tidak mengikti hawa nafsu berbuat hal yang tidak diridhai Allah serta bersukur dengan menggunakan nikmat sebaik-baiknya.

Lalu, apa hadiah yang Allah janjikan untuk hamba-Nya yang menantiasa mau bersabar dan bersyukur? Sebagaimana firman-Nya:

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

… “Dan sesungguhnya kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.” (An-Nahl :96)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir ayat diatas menjelaskan bahwa hal itu merupakan sumpah Allah yang dikuatkan dengan huruf lam, yaitu sesungguhnya Dia akan membalas berbagai amal perbuatan baik orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari amal mereka dan menghapus berbagai keburukan mereka.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (Ibrahim :7)

Ayat di atas menurut Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyatakan bahwa syukur atas nikmat adalah sebab bertambahnya nikmat tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 152.

Maka, seyogyanya sabar dan syukur menjadi sikap yang menghiasi akhlak seorang muslim apabila ia sedang ditimpa musibah ataupun diberi nikmat karena kedua hal tersebut sama-sama terdapat kebaikan untuknya. 

Hal ini selaras dengan hadits yang disabdakan oleh nabi: 

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ  إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Bukan dunia yang sempit, Tapi kitanya yang tak Bersyukur Kadang kita mengeluhkan soal urusan dunia kita, di mana belum selesai masalah satu muncul masalah lainnya.

Bahkan, sesal tak berujung kan hadir, lelah yang mengiringi, serta pada titik tertentu kita serasa linglung. Dunia ini seakan menyempitkan, padahal sejatinya hamparan bumi itu meluas.

Namun, kita berulang kali mencemaskan urusan rezeki dan cinta, sibuk mengejar keduanya, berusaha menyempurnakan semua sisi.

Padahal, kita bisa mengelola dunia, melapangkan urusan hidup, andai hati kita ini pandai bersyukur dan bersabar.

Bersyukur atas setiap kebaikan hidup, sehatnya badan, cinta orang sekitar kita, dan rezeki yang hadir berapa pun nilainya. Bersabar atas ujian, pekerjaan yang tak berujung, dan tuntunan hidup yang tak pernah berhenti.

Semoga setiap hari, hidup kita dihadirkan atas dua hal itu. Dan bentuk Sabar dan Syukur itu, salah satu penghargaannya adalah hijrah, ikut meninggikan kalimat Allah dan merasa setiap episode hidup kita adalah ibadah.

0 Response to "Mengenal Sabar Dan Syukur"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak