Visi Misi Iblis / Setan

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah subhanahu wata'la Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam, Keluarga, Sahabat, dan pengikutnya yang setia dan Istiqamah hingga hari kiamat.

Jin adalah satu makhluk yang diciptakan Allah Suhanahu wa ta'ala yang berada dalam dimensi yang berbeda dengan manusia, dan iblis adalah nama sifat jin yang jahat. 

Oleh karena itu, manusia selalu waspada terhadap eksistensi iblis sebagai musuh manusia hingga akhir kiamat. 

Jika dikatakan ada manusia yang mampu berkomunikasi dengan jin, sekalipun jin tersebut mengaku muslim, dapat dipastikan hal tersebut tidaklah benar. 

Dari mana kita tahu bahwa jin tersebut benar-benar muslim. Boleh jadi dia adalah munafik yang mengaku sebagai jin muslim atau jin kafir yang mengaku muslim. Kita tidak mengetahui alam jin dan hal-hal gaib lainnya. 

Untuk itu tugas kita harus selalu berusaha dan, sekaligus menyelamatkan umat islam agar tidak terjerumus sebagai pengikut jin (iblis/setan) dan tidak terjebak kepada kemusyrikan.

Setelah iblis dikutuk oleh Allah Ta’ala karena tak mau taat perintah-Nya berupa sujud penghormatan kepada Adam, maka ia berkata kepada Allah: 

قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

(Iblis) menjawab“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (QS. Al-A’raf [7]: 16)

Dengan begitu yakin dan mantap, dalam ayat ini memproklamirkan diri sebagai penyesat anak cucu manusia sebagaimana Adam dan Hawa. 

Inilah visi misi iblis beserta bala tentaranya di dunia. Mereka tidak akan pernah berhenti untuk menyesatkan manusia. Untuk hal ini, memang mereka benar-benar gigih. 

Dalam ayat selanjutnya digambarkan, 

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’raf [7]: 17)

Dalam tafsir Al-Jalalain dijelaskan, 

“(Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka) maksudnya dari segala penjuru, kemudian aku halang-halangi mereka untuk bisa menempuh jalan-Mu itu. 

Akan tetapi Ibnu Abbas memberikan penafsirannya, bahwa iblis tidak akan dapat mendatangi mereka dari arah atasnya hal itu supaya ia jangan menghalang-halangi jalan antara hamba dengan rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala (dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”) yakni beriman.”

Syekh Sya’rawi dalam tafsirnya pernah menjelaskan ada dua arah yang tak bisa di sentuh oleh iblis dan bala tentaranya, yaitu: arah atas dan bawah. 

Atas sebagai arah turunnya rahmat dari Allah dan arah untuk berdoa. Sedangkan bawah adalah tempat untuk bersujud.

Penjelasan Syekh Sya’rawi seolah menyiratkan bahwa orang yang ahli beribadah, dan ikhlas dalam ibadahnya, maka rahmat Allah akan bertabur dan dia akan dijaga Allah karena ibadah yang dilakukan ikhlas karena-Nya. 

Di ayat lain, memang yang tidak bisa diganggu iblis adalah orang-orang yang ikhlas. 

Kalau kegigihan iblis dalam menyesatkan manusia tidak diimbangi dengan ibadah yang bagus, keikhlasan yang berkesinambungan dan ketaatan yang terus-menerus dijaga, maka manusia akan gampang terpental di tengah perjalanan. 

Apalagi, mereka mendatangi manusia dari titik paling lemah dan yang digemarinya. Sedikit sekali yang lolos dari perangkapnya jika tidak disiapkan proteksi untuk menjaga diri darinya.

Contoh kecil, banyak yang tidak lolos dari jerat iblis berupa riya’. Awalnya mungkin ikhlas, namun karena keasyikan disanjung, atau mendapatkan like yang banyak di media sosial, demikian juga mendapat follower yang banyak, akhirnya keikhlasan lambat laun terkikis, sehingga secara halus ia kehilangan keikhlasan dan beramal hanya ingin mendapat kepopuleran atau kemasyhuran.

Oleh karena itu, perlu usaha yang gigih untuk melawannya. Apalagi, mereka tidak bisa dilihat oleh indra, sedangkan mereka bisa melihat manusia. 

Untungnya, Allah telah memberikan tips untuk menghadapi segala godaan dan tipu daya iblis, seperti: ikhlas, memohon perlindungan dengan ta’awwudz, taat dan iman kepada Allah. Namun itu memang tidak gampang, karena yang mampu hanya para pejuang. 

Berikut langkah-langkah agar terhindar dari godaan setan.

1. Perbanyak zikir

Memperbanyak dzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dapat membuat kurus setan. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam pernah bersabda:

“Sesungguhnya orang mukmin itu membuat kurus setannya, sebagaimana seseorang di antara kamu membuat kurus ontanya dalam perjalanan.”

Analoginya, ketika sebuah binatang liar telah dikuruskan, saat itu juga ia akan mudah untuk diatur dan menurut kepada majikannya. Sebab, ia hanya bisa bergantung kepada majikannya untuk memenuhi asupannya. 

Hal serupa berlaku juga untuk setan. Apabila seorang umat Islam bisa menguasai setan dengan tidak memenuhi keinginannya, maka setan pun akan menjadi kurus.

2. Jauhi tempat maksiat dan orang mungkar

Lingkungan akan mempengaruhi karakter dari seseorang. Umumnya, ketika seseorang bersosialisasi di lingkungan yang baik, maka ia akan memiliki sikap dan perilu yang baik, begitu pun sebaliknya. 

Janganlah kalian mencoba untuk mendekatkan diri ke tempat-tempat yang maksiat dan orang-orang yang suka melanggar perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Sungguh hal itu akan mempermudah setan untuk menyesatkan manusia. Rasulullah pernah menyatakan:

“Barang siapa berputar-putar di sekitar tempat larangan, maka besar kemungkinan ia akan terjerembab ke dalamnya.”

3. Harus sadar akan ancaman godaan setan

Umat Islam harus selalu mengingatkan diri bahwa hadirnya setan dalam bumi ini adalah untuk menggoda dan menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan dan kemadharatan abadi. 

Jangan sampai ada yang berpikir setan datang untuk membawa kemanfaatan dalam diri kita. Dalam surat al-Hasyr ayat 16 Allah Subhanahu Wa Ta'ala menerangkan:

“Ketika dia berkata kepada manusia: ‘Kafirlah kamu’, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu'.”

4. Ketahuilah setan mencari teman

Di balik kegigihannya untuk menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat, setan juga bersifat pengecut. Semakin banyak manusia yang terjerumus oleh godaannya, maka setan akan semakin puas. 

Sebab, neraka sair itu sangat luas dan setan menginginkan teman untuk ikut mengisinya. Hal ini diterangkan dalam surat al-A’raf ayat 16-17 yang berbunyi:

“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus’.” bunyi surat al-A’raf ayat 16.

“Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” bunyi surat al-A’raf ayat 17.

5. Persempit gerak setan dengan puasa

Terakhir, tunaikanlah ibadah puasa. Sebab, saat kita menahan lapar, hal itu bisa membuat kita selalu ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Rasulullah bersabda sebagai berikut:

“Setan itu berjalan dalam aliran darah keturunan Adam. Maka persempitlah ruang geraknya dengan cara menahan lapar (puasa).” 

Hadits ini derajatnya Muttafaq 'alaih, diriwayatkan dari Shafiyah dikutip dari Kitab Ihya' Ulumiddin Imam al-Ghazali. 

0 Response to "Visi Misi Iblis / Setan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak