Haramnya Menghina Orang Lain


Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.

Menghina orang adalah sebuah perbuatan tercela, dan Allah tidak menyukai hal tersebut. Karena biasanya, orang yang suka menghina dan mencaci maki orang lain adalah mereka yang bersikap sombong.

Selain itu, menghina adalah perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang menyakiti orang lain, terlebih adalah orang yang menyakiti seorang muslim.

Allah Ta’ala berfirman,

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู„َุง ูŠَุณْุฎَุฑْ ู‚َูˆู…ٌ ู…ِّู† ู‚َูˆْู…ٍ ุนَุณَู‰ ุฃَู† ูŠَูƒُูˆู†ُูˆุง ุฎَูŠْุฑุงً ู…ِّู†ْู‡ُู…ْ ูˆَู„َุง ู†ِุณَุงุก ู…ِّู† ู†ِّุณَุงุก ุนَุณَู‰ ุฃَู† ูŠَูƒُู†َّ ุฎَูŠْุฑุงً ู…ِّู†ْู‡ُู†َّ ูˆَู„َุง ุชَู„ْู…ِุฒُูˆุง ุฃَู†ูُุณَูƒُู…ْ ูˆَู„َุง ุชَู†َุงุจَุฒُูˆุง ุจِุงู„ْุฃَู„ْู‚َุงุจِ ุจِุฆْุณَ ุงู„ุงِุณْู…ُ ุงู„ْูُุณُูˆู‚ُ ุจَุนْุฏَ ุงู„ْุฅِูŠู…َุงู†ِ ูˆَู…َู† ู„َّู…ْ ูŠَุชُุจْ ูَุฃُูˆْู„َุฆِูƒَ ู‡ُู…ُ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ُูˆู†َ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim “ (QS. Al Hujuraat :11)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam bersabda,

ุณِุจَุงุจُ ุงู„ู…ُุณْู„ِู…ِ ูُุณُูˆู‚ٌ، ูˆَู‚ِุชَุงู„ُู‡ُ ูƒُูْุฑٌ

"Mencaci orang Islam (Muslim) adalah perbuatan fasiq dan membunuhnya adalah perbuatan kufur." (HR. Muslim)

Namun sekarang ini banyak orang yang saling menghina satu sama lain, padahal hal tersebut adalah perbuatan dosa. Dan dosa besar tengah menantinya untuk membawanya ke neraka.

Sebaiknya, orang yang mendapat hinaan atau cacian sebaiknya tidak melakukan balasan mencela orang yang menghina dirinya itu. Karena, saat ada orang yang menghina kita justru kita akan mendapatkan pahala.

Untuk itu, kita tidak boleh bersedih apabila ada seseorang yang dengan sengaja menghina dan merendahkan kita. Karena, sebenarnya orang tersebut sedang memberikan hadiah kepada kita, yaitu:

Ia sedang memberikan kebaikannya (pahalanya) kepada kita. Allah menghapus dosa-dosa kita dari celaan yang kita dapatkan.

Dengan kata lain, apabila kita sedang dihina atau direndahkan orang lain, maka Allah akan memberikan kita pahala apabila kita bersabar. Seorang salaf pernah berkata: 

"Jika aku boleh berghibah, maka kedua orangtuakulah yang paling berhak aku ghibahi. Karena hanya mereka berdua yang paling berhak aku serahi kebaikanku".

Salah seorang salaf juga berkata: "Apabila sampai kepadamu perkataan dari saudaramu (berupa celaan) yang menyakitimu, maka janganlah engkau risau. 

Seandainya perkataan itu benar, maka itu adalah hukuman bagimu yang disegerakan (daripada mendapat hukuman di akhirat). 

Dan seandainya perkataan itu tidak benar, maka itu akan menjadi pahala bagimu tanpa harus berbuat baik."

Sedangkan bagi orang yang menghina tersebut, maka Allah sudah menyiapkan neraka dan siksa baginya. Karena mencela adalah sebuah perbuatan yang dzalim.

Dan orang yang mencela itu adalah orang yang sedang memikul kebohongan dan dosa yang sangat besar.

Allah telah menegaskannya:

ูˆَุงู„َّุฐِูŠْู†َ ูŠُุคْุฐُูˆْู†َ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ٰุชِ ุจِุบَูŠْุฑِ ู…َุง ุงูƒْุชَุณَุจُูˆْุง ูَู‚َุฏِ ุงุญْุชَู…َู„ُูˆْุง ุจُู‡ْุชَุงู†ًุง ูˆَّุงِุซْู…ًุง ู…ُّุจِูŠْู†ًุง

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab ayat 58)


Haramnya Menghina Orang Lain

Dalam QS. Al Hujuraat :11 Allah memanggil hambanya yang beriman dengan panggilan (ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง), yang merupakan sebaik-baik panggilan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. 

Setiap ayat Allah yang didahului dengan panggilan kepada hamba-Nya(ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ) menunjukkan bahwa sesudahnya Allah Ta’ala akan menyampaikan sesuatu yang penting. 

Sebagaimana ucapan sahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, “ Jika engkau mendengar Allah berfirman (ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ) maka dengarkanlah dengan baik-baik. Karena di situ terdapat kebaikan yang Allah perintahkan atau kejelekan yang dilarang oleh Allah” 

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, 

“Allah Ta’ala melarang dari perbuatan sikhriyyah terhadap manusia, yaitu sikap merendahkan orang lain dan menghina mereka. 

Hal ini sebagaimana terdapat pula dalam hadits Nabi tatkala beliau bersabda, ‘Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain’, maksudnya adalah menghina dan menganggap orang lain lebih rendah, dan ini adalah perbuatan haram. 

Boleh jadi orang yang dihina lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah dan lebih Allah cintai. Oleh karena itu Allah berfirman, 

‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzim).

Syaikh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah mengatakan,

“Dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang sebagian hak seorang mukmin dengan mukmin yang lain. Yaitu janganlah sekelompok orang mencela sekelompok yang lain baik dengan kata-kata ataupun perbuatan yang mengandung makna merendahkan saudara sesama muslim. 

Perbuatan ini terlarang dan hukumnya haram. Perbuatan ini menunjukkan bahwa orang yang mencela itu merasa kagum dengan dirinya sendiri” (Taisiir Al Kariimi Ar Rahman).

Larangan ini bersifat umum, mencakup celaan terhadap segala hal. Imam At Thabari rahimahullah menjelaskan, 

“ Allah menyebutkan secara umum larangan untuk mencela orang lain, sehngga larangan ini mencakup seluruh bentuk celaan. Tidak boleh seorang mukmin mencela mukmin yang lain karena kemiskinannya, karena perbuatan dosa yang telah dilakukannya, dan yang lainnya” (Lihat Jaami’ul Bayan).

Jelaslah dalam ayat ini Allah mengharamkan perbuatan mencela orang lain, dan ini juga merupakan kesepakatan para ulama. Perbuatan ini termasuk dosa besar, wajib seorang muslim untuk menjauhinya dan mengingatkan orang lain dari dosa ini. 

Dan sifat ini merupakan di antara sifat orang munafik dan orang kafir. (Lihat Al Manhiyaat fii Suurati Al Hujuraat).

Boleh Jadi Orang Yang Dihina Itu Lebih Baik

Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan: “Padahal boleh jadi pihak yang dicela itu justru lebih baik daripada pihak yang mencela. 

Bahkan inilah realita yang sering terjadi. Mencela hanyalah dilakukan oleh orang yang hatinya penuh dengan akhlak yang tercela dan hina serta kosong dari akhlak mulia. 

Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

ุจِุญَุณْุจِ ุงู…ْุฑِุฆٍ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّุฑِّ ุฃَู†ْ ูŠَุญْู‚ِุฑَ ุฃَุฎَุงู‡ُ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…َ

“Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim” (HR Muslim) “.

Saudarakau, kita tidak mengetahui hakekat seseorang. Boleh jadi orang yang dicela itu lebih mulia di sisi Allah, boleh jadi dia lebih banyak amal kebaikannya, boleh jadi dia lebih bertakwa. 

Dan tidak ada yang menjamin seseorang akan selalu lebih baik kondisinya dari orang lain. Orang yang tadinya kaya bisa jadi mendadak hilang hartanya.

Orang yang punya jabatan tinggi, bisa lengser seketika. Orang yang tadinya mulia kedudukannya, bisa jadi nanti masyarakat merendahkannya. Sehingaa, tidaklah pantas seseorang merasa jumawa, merasa dirinya lebih baik dari orang lain sehingga mencela dan merendahkannya.

Untuk itu, jangan suka mencela orang lain. Karena Allah tidak menyukainya dan mereka yang berbuat demikian akan mendapatkan dosa yang begitu besar. Semoga kita selalu dalam perlindungan Allah. Aamiin.

0 Response to "Haramnya Menghina Orang Lain"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak