Kajian Ayat-Ayat Tentang Shalat Dalam Al-Qur'an (Surat Al-Ankabut :45, Surat Thaha: 132, Surat An-Nisa: 103)

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah.

Surah Al-Ankabut Ayat 45 

1. Ayat dan Terjemahnya

اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ

Artinya: “Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar ”. (Q. S. Al-Ankabut: 45)

2. Asbabun Nuzul

Adapun sebab turunnya surat Al-Ankabut ayat 45, sejauh penelusuran pustaka yang penulis lakukan tidak ditemukan adanya sebab yang melatar belakangi turunnya ayat tersebut. 

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu bwata'ala menjelaskan kepada kita tentang bagaimana caranya memberi petunjuk kepada ahlul kitab. 

Dan bagaimana mengajak mereka kepada agama yang benar yaitu dengan mengemukakan hujjah yang kuat, tidak menjelekkan pendapat mereka, dan tidak pula mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang dusta.

Ahlul kitab mengakui adanya Allah Subhanahu bwata'ala dan para Nabi. Hanya saja mereka tidak mengimani Muhammad. Mereka menolak pendapat yang menyatakan bahwa syari’at mereka terhapus. 

Allah Subhanahu bwata'ala juga menerangkan bahwa diantara ahlul kitab ada yang beriman kepada Al- Qur’an. Hanya orang-orang yang sudah sangat mendalam kekafirannya yang menolak Al- Qur’an. 

Sedangkan pada ayat sebelumnya Allah Subhanahu wata'ala memerintahkan agar membaca Al-Qur’an dan melaksanakan shalat dengan baik dan benar. 

Al-Qur’an mengandung banyak prinsip dan informasi yang berbeda dengan kepercayaan Yahudi dan Nasrani, padahal mereka juga memiliki kitab suci yang disampaikan kepada Nabi Musa as, dan Nabi Isa as.

Jadi munasabah ayat 45 adalah ayat sesudahnya yaitu ayat 46 perintah kepada kaum muslimin agar jika berdiskusi dengan ahli kitab, agar dilaksanakan dalam bentuk dan cara yang sebaik-baiknya.

Surat Thaha Ayat 132

1. Ayat dan Terjemah

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى

Artinya: “dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya”.(QS. Thaha: 132)

2. Munasabah

Dalam surat Thaha ayat 132 yang berisi perintah mendirikan shalat kepada keluarga, munasabah ayat ini adalah dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat 131 yang memerintahkan untuk menyucikan diri melalui shalat dan bertasbih memuji Allah Subhanahu wata'ala.

Ayat ini berisi tentang perintah bertasbih dan bertahmid, menyucikandan memuji Allah Subhanahu wata'ala baik dengan hati, lidah maupun perbuatan. 

Ada juga ulama’ yang memahami perintah bertasbih berarti perintah melaksanakan shalat, karena shalat mengandung tasbih, penyucian Allah Subhanahu wata'ala dan pujian-Nya. 

Bila dipahami demikian, maka ayat diatas dapat dijadikan isyarat tentang waktu-waktu shalat yang ditetapkan Allah Subhanahu wata'ala. 

Sedangkan pada ayat 132. berisi tentang perintah shalat kepada keluarga. Jadi munasabah ayat 132, adalah ayat 130 yaitu perintah untuk menyucikan diri melalui shalat dan bertasbih memuji Allah Subhanahu wata'ala, yang harus disampaikan kepada keluarga.

Surat An-Nisa Ayat 103

اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nisa’:103)

Adapun sebab turunnya surat An-Nisa’ Ayat 103, sejauh penelusuran pustaka yang penulis lakukan tidak ditemukan adanya sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebut. Ayat ini berbicara
tentang shalat yang dilakukan dalam keadaan gawat. 

Banyak sekali riwayat yang berkaitan dengan tata caranya. Nabi shalallahu 'alaihi wassallam melakukan shalat dalam situasi gawat tidak kurang dari sepuluh tempat, bahkan Ibn al-Arabi menyatakan beliau melakukannya sebanyak 24 kali. 

Boleh jadi karena banyak sekali, dan dalam situasi gawat, maka beliau melakukan dengan berbagai cara, karena itu cara apapun yang dilakukan selama mempunyai dasar dari rasul shalallahu 'alaihi wassallam, maka ia dapat dibenarkan.

Sedangkan ayat selanjutnya menjelaskan tentang keharusan berdzikir kepada Allah Subhanahu wata'ala. Jadi munasabah ayat 103 adalah ayat 102, yaitu shalat seseorang yang dilakukan dalam keadaan gawat, jangan sampai melupakan zikir kepada Allah Subhanahu wata'ala. Jadi dalam keadaan bagaimanapun shalat kita harus tetap ingat kepada Allah Subhanahu wata'ala.

0 Response to "Kajian Ayat-Ayat Tentang Shalat Dalam Al-Qur'an (Surat Al-Ankabut :45, Surat Thaha: 132, Surat An-Nisa: 103)"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak