Hikmah dan Tujuan Ibadah Kurban

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.

Ibadah kurban seperti juga ibadah-ibadah lainnya dalam Islam merupakan bentuk pengabdian kepada Allah yang merupakan manifestasi dari iman. 

Tujuannya adalah untuk men capai derajat takwa. Ibadah kurban me rupakan perwujudan rasa syukur atas nikmat Allah yang tak terhingga jumlahnya yang telah kita terima, juga sebagai pengamalan dari firman Allah dalam Q.s. Kautsar : 1-2, sebagai berikut:

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ١. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ .٢

Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.

Dalam firman-Nya, Allah menyatakan akan menambah nikmat-Nya bagi mereka yang bersyukur dan sebaliknya siapa yang mendustakan dan tidak membelanjakannya, maka bersiap-siaplah dengan azab Allah yang amat pedih dalam Q.s. Ibrahim : 7, sebagai berikut:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. 

Melalui ibadah kurban kita mengenang kembali dan mencoba meneladani perjuangan nabi Ibrahim alaihi sallam dan putranya Ismail. 

Rangkaian peristiwa yang dialami nabi Ibrahim yang puncaknya dirayakan sebagai hari raya Idul Adha harus mampu mengingatkan kita bahwa yang dikurbankan tidak boleh manusianya, akan tetapi yang dikurbankan adalah sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam diri manusia yakni: seperti rakus, ambisi yang tidak terkendali, menindas, menyerang, dan tidak mengenal hukum atau norma apapun. 

Sifat-sifat yang demikian itulah yang harus dibunuh, ditiadakan, dan dijadikan kurban demi mencapai qurban(kedekatan) diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. 

Allah mengingatkan dalam firman-Nya dalam Q.s. al-Hajj : 37, sebagai berikut:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

Dengan demikian tidaklah ada kaitan antara daging dan darah dengan qurban(kedekatan) kepada Allah, kalaupun ada yakni dalam rangka meringankan beban mereka yang membutuhkan, membela orang yang lemah dan meningkatkan derajat ke manusiaan.

Dari kisah keteladanan nabi Ibrahim alaihi sallam, kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa harus siap mengorbankan segala sesuatu yang paling kita cintai sekalipun, guna menjalankan perintah Allah subhanahu wata'ala.

Demikian kiranya Hikmah dan tujuan Ibadah khurban yang kita lakukan, Semoga dapat menambah pengetahuan kita, Terima kasih atas kunjungannya. 

0 Response to " Hikmah dan Tujuan Ibadah Kurban"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak