Manusia Menurut Pandangan Islam

Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya, 

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

MANUSIA MENURUT PANDANGAN ISLAM

Pengertian Manusia 

KBBI

Makhluk yang berakal budi

Ilmu Sains

Makhluk utama dalam dunia alami yang mempunyai esensi uniknya sendiri sebagai suatu penciptaan

Ilmu Sosiologi

Bagian dari masyarakat yang dibedakan menjadi dua, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial 

Ilmu Biologi

Homo sapiens, sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi

Manusia Menurut Islam

1. Al-Basyar

2. Al-Insaan

3. Bani Adam, Dzurriyat Adam

Makhluk Allah yang paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi khaliifah Allah fii al-ardl

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٖ ثُمَّ إِذَآ أَنتُم بَشَرٞ تَنتَشِرُون

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.” (Q.S Ar-Rum : 20)

Proses Kejadian Manusia 

(teori evolusi dan revolusi /wahyu) ditinjau dari sudut critical thinking.

Evolusi/Sains

Manusia berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya dalam proses yang sangat lama

Revolusi/Wahyu

Manusia pertama, Nabi Adam Alaihi Sallam diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur hitam) yang dibentuk oleh Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia) tersebut 

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ 

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.” (Q.S. Al-Mu’minuun: 12)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah

Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh 

Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik.” 

(Q.S Al-Mu’minuun : 12-14)

Mudhghah

Mudhghah yang berarti segumpal daging ini adalah fase yang mana berbentuk lengkung dengan penampakan gelembung-gelembung serta alur-alur. Embrio sudah dilengkapi pendengaran, penglihatan, kulit, otak, saraf, sistem pernapasan, detak jantung. 

Izham & Lahm

Pembentukan tulang yang mendahului otot-otot. Apabila tulang belulang telah terbentuk, otot-otot akan membungkus rangka tersebut.

Khalqan Akhar

Perubahan pada tahap ini bukan lagi embrio namun sudah masuk pada tingkat janin yang mulai menyempurnakan semua anggota yang sudah wujud. Walaupun perubahannya berlaku tapi hanya pada ukuran bayi saja

Nafkhur Ruh

Tahapan terakhir ialah peniupan ruh. Para ulama islam sepakat bahwa peniupan ruh ini berlaku setelah terbentuknya organ-organ tubuh. Nilai kehidupan mereka pun telah bermula sejak di alam rahim. Ketika di alam rahim, proses perkembangan mereka bukan proses fisikal semata melainkan telah mempunyai hubungan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Visi dan Misi Penciptaan Manusia

a. Mengabdi kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ  

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah : 5)

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Ad-Dzariyat : 56)

b. Sebagai Khalifah di Muka Bumi

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ 

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (QS. Al-Baqarah : 30)

c. Sebagai Warosatul Anbiya’

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

 إِنَّمَابُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

"Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

Nama Lain Manusia dalam Al Qur’an dan Keistimewaannya sebagai Cognitive Flexibility

  1. ‘ABDUN
  2. KHALIFAH
  3. BANI ADAM
  4. AL-INSAN 
  5. AL-NAS 
  6. AL-BASYAR

MANUSIA SEBAGAI ‘ABDUN

“Abdun adalah hamba. ‘Abdullah adalah hamba Allah. Hamba Allah adalah Manusia. Manusia wajib mengabdi dan taat kepada Allah selaku Pencipta karena adalah hak Allah untuk disembah dan tidak disekutukan. Bentuk pengabdian manusia sebagai hamba Allah tidak terbatas hanya pada ucapan dan perbuatan saja, melainkan juga harus dengan keikhlasan hati. 

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

Dalam surah adz- Dzariyat, Allah menjelaskan:

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.” (QS, 51:56) 

Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah Subhanahu wata'ala sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.

Firman Allah: “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …” (Q.S. Shad, 38:26).

Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.

Manusia sebagai Bani Adam

Sebutan manusia sebagai bani Adam merujuk kepada berbagai keterangan dalam al- Qur’an yang menjelaskan bahwa manusia adalah keturunan Adam dan bukan berasal dari hasil evolusi dari makhluk lain seperti yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Konsep bani Adam mengacu pada penghormatan kepada nilai-nilai kemanusiaan. 

Dengan demikian manusia dengan latar belakang sosial kultural, agama, bangsa dan bahasa yang berbeda tetaplah bernilai sama, dan harus diperlakukan dengan sama.

Manusia sebagai Al-Insan

Manusia disebut al-Insan dalam al- Qur’an mengacu pada potensi yang diberikan Tuhan kepadanya. Yang merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnyaselain memiliki potensi positif ini, manusia sebagai al- insan juga mempunyai kecenderungan berperilaku negatif (lupa). Misalnya dijelaskan dalam surah Hud:

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: 11:9).

Manusia Sebagai Al-Nas

Konsep al- nas ini cenderung mengacu pada status manusia dalam kaitannya dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan fitrahnya manusia memang makhluk sosial. Dalam hidupnya manusia membutuhkan pasangan, dan memang diciptakan berpasang-pasangan seperti dijelaskan dalam surah an-Nisa’ (Q.S, 4:1).

Dari dalil tersebut bisa dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang dalam hidupnya membutuhkan manusia dan hal lain di luar dirinya untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar dapat menjadi bagian dari lingkungan sosial dan masyarakatnya.

Manusia sebagai Al-Basyar

Manusia disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan hakikat utama penciptaannya.

Keunggulan Manusia

Keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasan ini manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pengetahuan yang dimilikinya manusia dapat menciptakan berbagai macam karya mulai dari yang sederhana sampai yang rumit dan sangat canggih. Salah satu karya terpenting manusia saat ini adalah komputer.

Tanggung Jawab Manusia

  1. Kepada Diri Sendiri
  2. Kepada Keluarga
  3. Kepada Masyarakat
  4. Kepada Negara
  5. Kepada Agama

a. Tanggung Jawab kepada Diri Sendiri

    Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajiban terhadap diri sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. 

    Sebagai contoh, manusia membutuhkan makan,minun untuk hidup dan harus memperoleh sendiri, maka timbullah tanggung jawab di diri manusia untuk mencari makanan,minum.Dan membekali diri dengan ilmu pengetahuan, serta membiasakan diri dengan aktifitas yang posotif sesuai dengan syariat agama Islam.

b. Tanggung Jawab Kepada Keluarga

    Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga tapi bertanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan kehidupan.

    Sebagai contoh, seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya

c. Tanggung Jawab Kepada Masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lain, sesuai dengan kedudukannya, manusia sebagai mahluk sosial. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan sebagai anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab yang sama seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.

d. Tanggung Jawab Kepada Negara

Manusia adalah warga negara dari suatu negara. Manusia dalam berpikir, berbuat, bertindak dan bertingkah laku terikat oleh norma-norma atau aturan yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri, bila manusia melanggar aturan yang dibuat oleh negara maka ia harus bertanggung jawab kepada negara

e. Tanggung Jawab Kepada Agama

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab. Melainkan untuk mengisi kehidupannya, manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap tuhan, sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman tuhan yang diruangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

Martabat

Martabat manusia adalah 

pertama sebagai makhluk yang berakal, dianugerahi oleh Tuhan akal yang digunakan untuk berpikir dan memperhatikan benda benda yang ada di bumi dan yang membedakan manusia dengan makhluk lain. 

kedua timbulnya ilmu pengetahuan, lahirnya manusia telah menghasilkan berbagai macam ilmu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

ketiga hak dan kewajiban manusia terhadap Tuhan, diri sendiri, orang lain dan harta.

Harkat dan Martabat Manusia

Harkat dan martabat manusia dalam ajaran agama tauhid tersusun dari dua unsur, yaitu materi dan nonmateri, jasmani, dan rohani. 

Tubuh manusia mempunyai daya fisik atau jasmani, yaitu mendengar, melihat, merasa, meraba, dan daya gerak. 

Adapun roh atau jiwa yang berasal dari nonmateri yang biasa disebut al-nafs mempunyai tiga daya, yaitu daya pikir yang disebut akal berpusat di kepala, daya rasa di dada berpusat di kalbu, dan daya nafsu berpusat di perut. Ketiga daya dimaksud akan mengalami perkembangan dan penurunannya sesuai kemampuan manusia mengolah daya-daya tersebut.

Yang dapat mengangkat martabat manusia 

1. Konsisten dengan perintah agama 

2. Memiliki ilmu pengetaguan

3. Jujur dan amanah, serta tidak sombong.

4. Empati dan toleransi, serta peduli

Yang merusan dan menurunkan martabat manusia

1. Mengkultuskan kecanggihan ilmu pengetahuan .

2. Kesombongan , hawa nafsu.

3. Jauhnya manusia dari tuntunan agama

Semoga bermanfaat Sallam bahagia Sukses Dunia Akhirat Aamiin.

0 Response to "Manusia Menurut Pandangan Islam "

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak