Hati-hati Dengan Ajaran Tareqat


Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, dan meminta ampunan-Nya. 

Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan-keburukan jiwa kita, dan kejelekan-kejelekan perbuatan kita. 

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang orang yang setia meniti jalan petunjuknya hingga hari kiamat.

Pengertian tareqat Secara harfiah, 'tareqat' berarti 'jalan'. 

Tarekat merupakan jalan yang ditempuh berdasarkan syariat oleh seorang thariq atau pejalan untuk menuju jalan hakikat dengan lebih memahami, mengetahui, dan mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Syariat, tareqat, dan hakikat adalah tiga hal yang tak terpisahkan.

Dalam tradisi Islam, sesungguhnya perilaku tareqat sudah lama dipraktikkan, bahkan sejak zaman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam masih hidup.

Tareqat pada masa lalu berbentuk perilaku asketis alias meninggalkan keduniawian atau zuhud. 

Sikap inilah yang kemudian berkembang dan dikembangkan oleh ulama masa lalu sebagai model tarekat.

Dengan tareqat ini, seorang Muslim memiliki jalan untuk menempuh dan menapaki pengetahuan akan Tuhan-nya.

Dalam sejarah Islam, tareqat menjadi bagian dari yang kita sebut sebagai sufisme atau mistisisme Islam. 

Di Indonesia, para pengamal tarekat banyak sekali jumlahnya. Bahkan mereka berhimpun dalam organisasi-organisasi tareqat yang ada.

Umat Islam Dianjurkan Untuk Hati-hati Terhadap ajaran tareqat

Sebagian kelompok umat Islam tentu mengenal tareqat, yang diyakini sebagai jalan untuk menjadi dekat atau umat yang istimewa/kekasih di sisi Allah. 

Dan tidak sedikit pula yang berkeyakinan salah terhadap tareqat. 

Di antaranya ada yang berkeyakinan bahwa tareqat bisa membuat kita dijamin masuk surga tanpa bersusah payah beribadah kepada Allah.

Hal ini karena guru-guru tareqat adalah kekasih Allah yang telah diberi hak untuk menjamin anggota/pengikutnya masuk surga.

Waspadalah dan berhati-hati, tidak semua tareqat itu benar. Ada diantaranya sesat dan menyesatkan umat manusia. 

Oleh karena itu, sebelum kita menyesal karena telah tertipu oleh tareqat sesat, maka kita perlu memahami apa dan bagaimana itu tareqat, agar kita bisa menilai sendiri sesat tidaknya ajaran suatu tareqat.

Mengenal Tareqat Sesat

Ada guru tareqat yang mengajarkan ilmu tentang cara menghadapi sakratul maut. Guru tersebut mengajarkan bahwa pengikut tareqat bila telah sampai ajalnya akan dijemput langsung oleh Allah yang menampakan diri dalam bentuk cahaya yang di dalamnya nampak wajah kita sendiri.

Dan diajarkan pula cara menghadapi maut dengan sahadat batin yang berupa bunyi di leher.

Ada juga guru tarekat yang mengajarkan ilmu tentang zikir batin, nikah batin, puasa batin dan sebagainya.

Dan yang sangat menarik adalah shalat batin yang hanya berupa membuat bunyi di dalam perut. 

Dengan shalat batin ini maka kita tidak wajib lagi melakukan shalat lima waktu. Shalat batin ini akan menerbangkan kita langsung ke surga. 

Shalat batin ini bisa membuat mayat kita dikuburan lenyap dan kita bisa hidup kembali di tempat lain. 

Guru dan pengikut tareqat meyakini bahwa ilmu-ilmu tareqat itu adalah ilmu rahasia dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassallam, yang hanya orang tertentu yang bisa memperolehnya. 

Ilmu tareqat itu tidak ada dalam Al Quran dan hadis karena bukan ditujuan kepada seluruh umat Islam, melainkan hanya kepada orang-orang yang dihendaki Allah untuk masuk surga. 

Diperoleh pula ajaran bahwa “syariat” itu hanyalah kulit, sedangkan “hakekat” adalah batinya ibadah dan itulah yang akan bermanfaat bagi manusia dan akan dinilai oleh Allah. 

Diyakini pula zikir ada 4 yaitu zikir tubuh “laa ilaha illallah”, zikir hati “Allah, Allah, Allah”, zikir nyawa “Hua, Hua, Hua” dan zikir rahasia yang berupa bunyi di dalam tubuh.

Ada juga seorang guru tareqat yang mengaku telah memiliki 3 kuburan di tempat yang berbeda. 

Dari guru ini mengajarkan ilmu tentang kedatangan Allah ketika sakratul maut yang berbeda dengan pertama dan lainnya.

Dan cara menghadapi kematianpun tidak berbeda, kecuali ada satu yang tidak sama yaitu ditutup dengan sahadat batin, bukan dengan kalimat “laa ilaha illallah”, karena kalimat itu hanyalah syariat. 

Hanya dengan memasukkan selembar foto dan uang yang telah ditentukan besaranya, pengikut tareqat ini sudah dijamin masuk surga. 

Guru dari tareqat ini mengaku bahwa gurunya adalah penguasa dunia dan akhirat.

Dengan adanya jaminan masuk surga maka para pengikut tareqat tidak perlu lagi membuang-buang waktu dan tenaga untuk melaksnakan syariat Islam seperti shalat wajib lima waktu di rumah atau di masjid apalagi shalat sunnah.

Tidak perlu lagi berpuasa 30 hari di Bulan Ramadhan, cukup 9 hari saja dan tidak penting menunaikan ibadah haji di Mekah.

Yang penting bagi pengikut tareqat ini adalah mendekatkan diri pada kuburan-kuburan keramat atau roh-roh yang diyakini bisa menolong atau membinasakan seperti penguasa bumi “patanna butta”, penguasa air “patanna jeknek” dan nama lainnya, dengan senantiasa mempersembahkan sesajen kepada mereka pada waktu yang telah ditentukan. 

Dan bila anggota tareqat ada yang melakukan pesta maka harus menyembeli kerbau yang terlebih dahulu dipersembahkan kepada roh penguasa adat atau pemilik benda-benda pusaka “patanna pangngadakkan” dan kawan-kawan.

Sebagai kekasih Allah, maka orang-orang yang pernah menjadi guru tareqat tidak ada yang beres shalatnya, tidak beres puasanya, tidak menginjakkan kakinya di masjid dan tidak pula menunaikan ibadah haji. 

Begitu pun yang diikuti oleh para pengikutnya, karena berprinsip bahwa “untuk apa membuang-buang waktu untuk melakukan syariat kalau diri kita telah dijamin masuk surga”.

Ajaran tarekat diatas tidak sesuai dengan petunjuk Al- Qur'an dan Sunnah Rasulullah, sehingga kita dapat melihat beberapa hal yang tidak beres dari ajaran-ajaran tareqat tersebut, antara lain:

1. Tentang Jaminan masuk surga dari guru tereqat sekalipun tidak mentaati syariat Allah dan rasul-Nya, ini adalah tipu daya setan. 

Tidak ada seorangpun makhluk Allah yang bisa menjamin dirinya atau orang lain masuk surga. Hanya Allah yang bisa menjamin manusia masuk surga. 

Dan beberapa ayat dalam Al Quran,Allah menyatakan bahwa hamba-Nya yang dijamin masuk surga adalah orang-orang yang dirahmati-Nya dan yang dirahmati Allah adalah orang yang beriman, beramal saleh, bertaubat, bersabar, yang mati sahid, dan percaya kepada ayat-ayat Allah. 

Bagaimana dengan guru tareqat yang tidak mentaati syariat Allah dan yang mendustakan ayat-ayat Allah ?, dirinya saja belum tentu bisa masuk surga apalagi pengkutnya.

2. Tentang Pendapat bahwa ajaran tareqat adalah ajaran yang dirahasiakan oleh Nabi Muhammad yang hanya diajarkan pada orang tertentu saja.

Hal ini bertentangan dengan Al-Qur'an yang menyatakan bahwa tugas rasul adalah menyampaikan wahyu seterang-terangnya kepada umat manusia, Firman Allah:

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (QS. Al Maidah:67).

Tidak ada satu wahyupun yang dirahasiakan oleh rasul. Kalau ada wahyu yang dirahasiakan berarti rasul telah menghianati Allah.

Jadi bila dikatakan bahwa ajaran tareqat adalah wahyu yang dirahasiakan nabi berarti kita telah menuduh atau menfitnah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassallam telah menghianati Allah, sedangkan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassallam  tidak pernah menghianati Allah.

Begitupun yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassallam  semuanya adalah wahyu dari Allah dan tidak ada satupun yang merupakan pendapatnya sendiri atau yang diada-adakannya, hal ini sesuai dengan Firman Allah,

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْاَقَاوِيْلِۙ ٤٤ لَاَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِيْنِۙ ٤٥ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِيْنَۖ ٤٦

“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya, Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.”(QS. Al Haqqah:44-46)

3. Tentang Guru tareqat yang tidak mentaati syariat Islam dan anti masjid, Hal ini adalah bentuk kedurhakaan kepada Allah yang telah menurunkan syariat. 

Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk mengikuti/mentaati syariat-Nya dan tidak boleh mengikuti syariat lainnya,

Firman Allah

ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلٰى شَرِيْعَةٍ مِّنَ الْاَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ

Artinya: Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS.Al Jatsiyah:18).

4. Tentang sahadat batin, shalat batin, zikir batin, puasa batin dan sebagainya, itu tidak dikenal dalam ajaran Allah dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam. 

Kalau ada ajaran di luar Al Quran maka dipastikan bahwa ajaran tersebut adalah sesat dari setan.

Dan orang yang mengajarkannya adalah utusan setan yang menganggap dirinya mendapat petunjuk.

Firman Allah

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ . وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (QS. Az Zukhruf:36-37).

5. Tentang amalan mendekatkan diri kepada tempat dan kuburan yang dikeramatkan atau roh-roh yang dikeramatkan, 

Hal ini adalah bentuk kesyirikan kepada Allah, karena semuanya itu hanyalah berhala yang tidak bisa berbuat apa-apa terhadap dirinya apalagi terhdap pemujanya,

Firman allah

اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan. (QS. Al Ankabuut:17)

وَالَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَخْلُقُوْنَ شَيْـًٔا وَّهُمْ يُخْلَقُوْنَۗ

Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang. (QS. An Nahl:20)

Dan balasan bagi dosa syirik adalah neraka jahannam, jadi bagaimana mungkin bisa menjamin pengikutnya masuk surga kalau dirinya telah dijamin oleh Allah masuk neraka ?.

وَاَمَّا الْقٰسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًاۙ

Dan adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam. (QS. Al Jin:15)

6. Tentang kepercayaan bahwa anggota tareqat bisa hidup kembali di tempat lain, ini adalah kebohongandan tipu daya setan.

Allah telah menurunkan keterangan bahwa orang yang mati rohnya akan menetap di alam kubur yang dibatasi oleh dinding, mereka tidak akan bisa kemana-mana apalagi kembali ke dunia sampai datangnya hari kiamat 

Firman allah

لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ

"agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan." (QS. Al Mu’minuun:100).

7. Tentang melihat Allah dalam sakratul maut, Hal ini adalah kebohongan. Allah telah menerangkan bahwa Allah tidak dapat dilihat oleh segala mata tetapi Allah yang melihat segala penglihatan itu,

Firman Allah

 لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ

"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti".(QS. Al An aam:103).

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam saja yang pernah diundang Allah untuk menerima perintah shalat di atas shidratal Muntaha langit ke tujuh mengaku tidak melihat wajah Allah melainkan hanya melihat cahaya (HR. Muslim),

Begitupun Nabi Musa yang bisa bicara langsung dengan Allah hanya bisa melihat cahaya Allah (QS. Al A’raaf:143).

8. Tentang ajaran/ilmu yang tidak didapati di dalam Al Quran dan Sunnah Rasul, Hal ini adalah sesat, 

Karena Allah telah menyatakan bahwa Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. 

Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.

وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ

"Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya". (QS. Az Zukhruf:36).

9. Tentang zikir hati,nyawa dan rahasia,itu bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam telah menyatakan bahwa “Zikir yang paling utama ialah “Laa ilaaha illallah” (HR.Tirmidzi),

”Orang yang paling beruntung memperoleh safaatku dipada hari kiamat ialah orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dengan penuh ikhlas”(HR. Bukhari),

”Kunc-kunci surga ialah ucapan sahadat ‘Laa ilaaha illallah” (HR. Ahmad).

Zikir kepada Allah adalah perintah Allah, sebagaimana Firman-Nya,

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(QS. Al Araaf: 205)

مَنْ اَعْرَضَ عَنْهُ فَاِنَّهٗ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وِزْرًا

“Barangsiapa berpaling dari pada Al qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,”(QS Thaaha:100)

Rasulullas Shallallahu 'Alaihi Wassallam tidak pernah mengajarkan zikir nyawa atau zikir rahasia.

Tidak ada tuntunan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam tentang zikir dengan hanya mengucapkan “Allah, “Allah” atau “Hua.Hua”. 

Zikir yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang, yaitu dengan mengeraskan suara itu bertentangan dengan seruan Allah, yang menyeru kita untuk berzikir dengan tidak mengeraskan suara.

Dan semua amalan yang seperti itu adalah tertolak atau sesat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam,

“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada atasnya syariat kami maka tertolak” (HR Bukhari dan Muslim).

Dengan banyaknya penyimpangan-penyimpangan syariat yang dilakukan oleh guru dan pengikut tareqat

Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa tareqat seperti di atas adalah sesat dan menyesatkan. 

Tareqat tersebut dikatakan sesat dan menyesatkan karena:

1. Tareqat yang mengajarkan akidah yang bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam;

2. Tareqat yang mengajarkan suatu ibadah yang tidak disyariatkan dan tidak memiliki tuntunan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam;

3. Tareqat yang mengambil pelajaran di luar pelajaran Allah dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam atau yang berpaling dari Al Quran;

4. Tareqat yang menyuburkan amalan bid’ah dan yang mempersekutukan Allah;

5. Tareqat yang melemahkan atau mendustakan syariat yang telah diturunkan Allah dan yang dijarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam;

Banyak guru-guru tareqat yang tidak berdasarkan Al Quran atau Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, melainkan berdasarkan kitab-kitab yang tidak jelas pengarangnya, atau kitab-kitab tasauf yang tidak dipahaminya.

Sehingga mereka salah menafsirkan hakekat yang akibatnya dimanfaatkan oleh setan untuk menyesatkannya. Terhadap Firman Allah yang berbunyi,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya". (QS. Qaf:16)

Mereka tafsirkan bahwa benar-benar berada di dalam urat leher, sehingga mereka membuat-buat sahadat berupa membuat bunyi di leher yang disebutnya sebagai zikir batin, atau membuat-buat ajaran bahwa “Penyembah dan yang disembah adalah satu”,

Kalau satu berarti tidak penting mentaati syariat, karena “siapa yang menyiksa dan siapa yang akan disiksa, tidak mungkin Allah akan menyiksa dirinya sendiri” atau merasakan Allah melalui nafas yang keluar masuk, padahal ayat tersebut ada kelanjutannya,

اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ

"(Ingatlah) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.(QS. Qaf:17)

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

Kedekatan Allah dengan manusia dalam ayat di atas, maksudnya adalah Allah dalam arti sifatnya yang mengawasi perbuatan manusia. 

Malaikat adalah pelaksana sifat-sifat Allah. Hingga Allah dalam arti sifat mengawasi itu dilaksanakan oleh dua malaikat-Nya yang bertugas mencatat amal baik dan amal buruk.

Jadi kalau manusia berbuat keburukan maka akan dicatat oleh malaikat pencatat amal keburukan yang kelak akan dibalas keburukan pula oleh Allah.

Jadi Allah lebih dekat dari leher manusia dalam arti kedua malaikat yang menjalankan sifat /kekuasaannya untuk mengawasi dan mencatat seluruh perbuatan manusia.

Dengan keyakinan pada kesesatan tareqat tersebut maka penulis menyatakan diri meninggalkan tareqat tersebut dan kembali kepada Al Quran dan sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wassallam sebagai kebenaran yang sejati.

Tempuhlah Tareqat yang Benar

Kebenaran itu datangnya dari Allah melalui wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'Alahi Wassallam untuk diajarkan kepada seluruh umat manusia, jadi kalau mau menempuh tareqat maka tempuhlah tareqat yang benar.

Tareqat yang benar adalah tareqat yang sesuai dengan Al Quran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wassallam.

Tareqat adalah jalan yang ditempuh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah. Menempuh jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah sesunggguhnya telah disyariatkan/ diperintahkan oleh Allah, sebagaimana Firman-Nya,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan". (QS. Al Maaidah:35)

Banyak orang yang mengaku sebagai murid Syaikh Abdul Qadir al Jaelani dan dengan bangga fotonya dipajang di dinding rumahnya, tetapi sayang itu hanya dusta, mengapa dikatakan dusta ?,

Karena amalan-amalannya jauh beda atau bertentangan dengan ajaran Syaikh yang dikenal sebagai pemimpin wali tersebut.

Syaikh Abdul Qadir al Jaelani dalam kitabnya mengajarkan tentang cara bertareqat yang benar,

”Berpegang teguhlah kepada Al Quran dan Sunnah, serta komitmen di atas jalan para pengikut Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wassallam”.

Dikatakannya pula bahwa “Semua bentuk hakekat yang tidak diakui syariat adalah kebohongan.” Beliau berpesan kepada para pengikutnya untuk, ”Terbanglah kepada Al Haqq Azza Wa Jallah dengan sepasang sayap Al Quran dan Sunnah. 

Masuklah kepada-Nya bersama tanganmu berada dalam genggaman tangan Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wassallam. Jadikanlah ia sebagai pemimpin dan gurumu, biarkan tangannya menghiasimu, menuntunmu dan menarikmu kepada-Nya”.

Tareqat bukanlah ilmu rahasia,melainkan wahyu/ilmu yang telah diturunkan Allah melalui Al Quran dan Sunnah Rasul, dan telah diajarkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alahi Wassallam kepada umatnya.

Jadi siapa saja bisa menempuh tareqat. Siapa saja bisa mendekatkan diri kepada Allah meskipun tidak berguru pada seseorang, asalkan menempuh jalan yang benar.

Jalan yang benar itu adalah Al Quran dan Sunnah Rasul. Selain dari jalan tersebut adalah jalan setan sebagai jalan yang sesat.

Akan tetapi tidak semua orang bisa kita ajari bertareqat, karena tareqat itu hanya bisa diajarkan kepada orang yang kuat dalam Islam. 

Orang yang kuat dalam Islam,adalah:

  1. Kuat akidah/ keyakinannya terhadap Allah, terhadap Al Quran dan terhadap Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wassallam;
  2. Kuat syariatnya, yaitu telah mantap dalam menjalankan syariat Islam, sehingga ketika menempuh jalan tareqat maka syariat tidak diabaikan, dan malah semakin dijaga;
  3. Kuat bacaan Al Qurannya, yaitu telah biasa membaca Al Quran, terutama Al Quran terjemahan sehingga bisa mengetahui dan mengerti ayat-ayat Allah, agar kelak bila menempuh tareqat tidak salah menafsirkan ayat-ayat Allah dan tidak menyalahgunakannya.
  4. Kuat ilmu, yaitu memiliki dasar-dasar ilmu, baik ushuluddin, maupun Fiqih.

Bila seorang guru tareqat yang lemah akidah,lemah syariat, lemah bacaan Al Quran dan lemah ilmunya lalu mengajar orang-orang yang lemah akidah,lemah syariat,lemah baca al Quran dan lemah ilmu maka dipastikan mereka akan tersesat.

Allah Subhanahu wa ta'ala telah menurunkan beberapa llmu yang bisa pedoman untuk bertareqat. 

Beberapa ajaran tareqat yang bisa kita temukan dalam Al Quran,antara lain:

Mengenal Allah

Sesungguhnya Allah telah memperkenalkan diri-Nya melalui Al Quran, antara lain:

 1. Allah amat dekat dengan hambaNya, dalam Firman-Nya,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(QS. Al Baqarah:186)

2. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. 

Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Hadid:4)

3. Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS. An Nisaa:1)

4. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (QS. Qaaf:16)

5. Allah memegang jiwa/rohmanusia,

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.(QS. Az Zumaar:42).

6. Allah yang menidurkan dan membangunkan manusia dari tidurnya,

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan[481], kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.(Al An Anm:60).

7. Melalui hati Allah membimbing manusia,

Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.(QS. At Taghabuun:11).

Berdasarkan ayat-ayat di atas maka jelaslah bahwa Allah amat dekat kita,maka untuk mengenal dan menemukan Allah maka cari dan temukan pada diri kita sendiri.

Jalan mendekatkan diri kepada Allah.

Allah melalui Al Quran telah menjelaskan tentang orang-orang yang disukainya dan selalu bersamanya,antara lain:

  1. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (QS. Al Baqarah:195)
  2. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS.Al Baqarah:22)
  3. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (QS. Al Ankabuut:69)
  4. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (QS. Al Mumtahana:8)
  5. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa (QS. Ali Imran:76)
  6. f. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS. Al Imran:159)
  7. Allah menyukai orang-orang yang sabar (QS.Ali Imran:146)
  8. Allah beserta dengan orang-orang yang sabar (QS. Al Baqarah:153)
  9. Sesungguhnya Allah beserta dengan orang-orang yang bertakwa dan yang berbuat kebaikan (QS.An Nahl:128)
  10. Dalam Hadis Qudsi Allah berfirman: “Hamba-hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan amalan-amalan sunnah sehingga Aku menyenangi dan Aku mencintainya. Karenanya Akulah yang menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat,idahnya yang dengannya ia bertutur kata dan akal yang dengannya ia berfikir. Apabila ia berdoa kepada-Ku,Aku perkenankan doanya. Apabila ia meminta sesuatu kepada-ku niscaya aku memenuhinya, dan apabila ia minta pertolongan-Ku maka niscaya Aku menolongnya. Ibadah yang dilakukannya kepada-Ku yang paling aku senangi ialah menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya untuk-Ku” (HR. Tabrani).

Berdasarkan ayat-ayat di atas maka jelaslah bahwa jalan/ cara atau metoda yang tepat untuk disukai Allah dan bisa didekati oleh Allah adalah:

  1. Bertaubat dan mensucikan diri
  2. Bertakwa,yaitu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya (mentaati syariat Allah)
  3. Bersabar melaksanakan ketaatan dan terhadap segala ujian/cobaan Allah
  4. Senantiasa bertawakkal kepada Allah
  5. Senantiasa berlaku adil
  6. Senantiasa berbuat baik terhadap sesama makhluk
  7. Senantiasa memperhatikan kewajiban
  8. Senantiasa melakukan amalan sunnah

Jalan untuk memperoleh rahmat Allah

Sesungguhnya yang memasukkan kita ke dalam surga atau yang membebaskan kita dari neraka bukanlah amalan kita, melainkan Rahmat Allah. Oleh karena itu,yang penting kita kejar adalah Rahmat. 

Ada beberapa jalan untuk mendapatkan Rahmat Allah,antara lain:

  1.  Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (QS.Al Anbiyaa:107)
  2.  Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.(QS.An Nisaa:175)
  3.  Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.(QS. Al A’raaf:156)
  4.  Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.(QS. Al Jatsiyah:30)

Dari ayat-ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa jalan untuk memperoleh Rahmat Allah adalah:

  1. Mentaati dan meneladani Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam
  2. Beriman dan senantiasa mengerjakan amal saleh
  3. Berpegang teguh kepada agama Islam
  4. Mengeluarkan zakat
  5. Beriman kepada ayat-ayat Allah.

Cara Bertareqat yang Benar

Banyak ahli tareqat yang menempuh cara mendekatkan diri kepada Allah tetapi hasilnya, malah dekat dengan setan dan jauh dari Allah karena jalan yang mereka tempuh ternyata sesat, mereka bukannya menempuh jalan Allah melainkan menempuh jalan setan. 

Mereka hanya bersama setan dan setan-setanlah yang menyesatkannya, namun mereka menganggap dirinya telah mendapat petunjuk. Firman Allah, 

وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ

"Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya." (QS. Az Zukhruf( 36).

Tahapan Tareqat

Agar tareqat kita bisa mencapai tujuan, maka berikut ada beberapa cara bertareqat yang benar, yaitu dengan melalui beberapa tahap:

1. Pelajari dan Pahami agama Islam dengan pemahaman Rasulullah hallallahu 'Alaihi Wassallam dan para pengikut Rasulullah hallallahu 'Alaihi Wassallam. 

Karena bertareqat tan ilmu yang benar akan dimanfaatkan oleh setan untuk menyesatkan para ahli tareqat.

Pelajari dan dalami Al Quran dan Sunnah Rasulullah hallallahu 'Alaihi Wassallam

2. Mantapkan pelaksanaan syariat sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam

3. Bersihkan hati dengan bertaubat dan memperbanyak istigfar

4. Terangi dan perkaya hatimu dengan memperbanyak amalan sunnah,membaca Al Quran dan berzikir dalam hati.

5. Berusaha mengenal diri sendiri sebagai jalan untuk mengenal Allah;

6. Kenallah Allah sebagai yang diperkenal Allah melalui Al Quran;

7. Telusurilah hatimu sampai ke dalam hati nuranimu sampai menemukan Al Haqq (hakekat) lalu berlatilah untuk mentaati suara Allah melalui hati nuranimu sampai bisa melihat Allah dalam sifat-sifat-Nya, tetapi mustahil bisa melihat Allah dalam Dzat-Nya.

8. Bila berhasil maka akan sampai kepada ma’rifat kepada Allah, yaitu dalam cinta dan pelukan Allah, sebagaimana Firman-Nya,

”Akulah yang menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, lidahnya yang dengannya ia bertutur kata dan akal yang dengannya ia berfikir. 

Apabila ia berdoa kepada-Ku, Aku perkenankan doanya. Apabila ia meminta sesuatu kepada-ku niscaya aku memenuhinya, dan apabila ia minta pertolongan-Ku maka niscaya Aku menolongnya.” (Hadis Qudsi Riwayat Thabrani).

Dengan melihat tahap-tahap tersebut di atas maka kita bisa mengemukakan bahwa:

  1. Mustahil seseorang akan mencapai hakekat kalau tidak mendalami agama Islam dengan pemahaman yang benar dan tidak sanggup mengamalkan syariat-syariat Islam.
  2. Mustahil akan mencapai hakekat dan didekati Allah kalau hati gelap dengan dosa, kalau dekat dengan ajaran dan amalan sesat, atau kalau jauh dari Al Quran dan Sunnah rasul.
  3.  Mustahil akan mengenal Allah kalau tidak memakai pengenalan Allah.
  4.  Mustahil bisa mencapai ma’rifat kalau tidak berhasil menemukan hakekat.

Jadi untuk bisa mencapai ma’rifat maka harus melewati tiga tahap sebelumnya, yaitu syariat, tareqat dan hakekat dan semuanya kita bisa capai melalui Al Quran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam.

0 Response to "Hati-hati Dengan Ajaran Tareqat"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak