KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. 

Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". 

Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan. 

Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia. 

Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.

Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

 Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia

Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan wilayah di penjuru indonesia. 

Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya. Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

Keberagaman yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan potensi bangsa. Namun, keberagaman juga menjadi tantangan hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas kendali. 

Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. 

Karean itu adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan, toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.

Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Keadaan geografis

Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Ini merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia. 

Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber adanya keanekaragaman suku, budaya, ras dan golongan  Indonesia. 

Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah mata pencaharian penduduk. 

Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang diciptakannya, misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya sampai pada bentuk kesenian yang ada di masing-masing daerah berbeda.

Keadaan geoografis juga menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki agama dan budaya yang berkembang sendiri-sendiri.

2. Pegaruh kebudayaan asing

Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan agama yang berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama.

3.    Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda

Kondisi iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan mengakibatkan perbedaan pada masyarakat. 

Ada komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada pula yang mengandalkan pertanian dan perkebunan, dan lainnya.

 Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia

Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.

Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.

Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. 

Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.

Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini.

  1.  Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
  2.  Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
  3.  Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
  4.  Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
  5.  Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).
  6.  Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.

Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa. 

Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu sama lain. Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya.

Berikut ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia.

1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku Kluet, suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .

2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun, suku Mandailing, suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku PakPak, suku maya-maya

3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku Melayu, suku guci, suku jambak

4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai, Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut .

5. Kepulauan Riau : Melayu, laut

6. Bangka Belitung : Melayu

7. Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau .

8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering, Ranau Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam

9. Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal, Kaur, Lembak

10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian, Sungkai, Sepucih

11. DKI Jakarta : Betawi

12. Banten : Jawa, Sunda, Badui

13. Jawa Barat : Sunda,

14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean

15. D.I.Yogyakarta : Jawa

16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing

17. Bali : Bali, Jawa, Madura

18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok

19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu, Bima

20. Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan, Kayan, Kantuk, Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke

21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap, Tunjung, Bahau, Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan, Murut, Kapuas

22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan, Dusun, Ngaju, Maayan)

23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba

24. Sulawesi Selatan : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar

25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki, Kabaena, Moronehe, Kulisusu, Wolio

26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol, Kulawi, Balantak, Banggai,Lore

27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir, Talaud, Siau, Bantik

28. Gorontalo : Gorontalo

29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru, Kisar

30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela

31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca

32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor

33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi

 Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia

Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. 

Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya.

Contohnya adalah pemakaman daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).

Untuk mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari ciri-ciri tiap budaya daerah. Ciri khas kebudayaan daerah terdiri atas bahasa, adat istiadat, sisem kekerabatan, kesenian daerah dan ciri badaniah (fisik)

Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa.  Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun langsung di atas tanah. 

Sementara rumah-rumah adat di luar Jawa dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut rumah panggung. 

Alasan orang membuat rumah panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari binatang buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan menyimpan barang. 

Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk rumah adat.

Berikut ini beberapa contoh rumah adat.

1.   Rumah Bolon (Sumatera Utara).
2.   Rumah Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
3.   Rumah Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).
4.   Rumah Lamin (Kalimantan Timur).
5.   Rumah Bentang (Kalimantan Tengah).
6.   Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan).
7.   Rumah Honai (Rumah suku Dani di Papua).

Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan. Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku, perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai peristiwa kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.

Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai berikut.

1.   Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
2.   Seren taun (Sunda).
3.   Kasodo (Tengger).
4.   Nelubulanin, ngaben (Bali).
5.   Rambu solok (Toraja).

Keberagaman kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada bermacam-macam bentuk kesenian daerah.

Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.

1. Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit
2. Sumatera Utara Lisoi, Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
3. Sumatera Barat Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan Jauh di Mato
4. Riau Soleram
5. Sumatera Selatan Dek Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
6. Jakarta Jali-jali, Kicir-kicir, Surilang
7. Jawa Barat Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere Pegat Simpai
8. Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Ilir-ilir,
9. Jawa Timur Rek Ayo Rek, Turi-turi Putih
10. Madura Karaban Sape, Tanduk Majeng
11. Kalimantan Barat Cik Cik Periok
12. Kalimantan Tengah Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu
13. Kalimantan Selatan Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai
14. Sulawesi Utara Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
15. Sulawesi Selatan Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
16. Sulawesi Tengah Tondok Kadadingku
17. Bali Dewa Ayu, Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri Ayu.
18. NTT Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,
19. Maluku Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo Mama, Huhatee
20. Papua Apuse, Yamko Rambe Yamko

Contoh Tari-tarian Tradisional Indonesia

1.      Nangroe Aceh Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
2.      Sumatera Utara Tari Serampang, Baluse, Manduda
3.      Sumatera Barat Tari Piring, Payung, Tabuik
4.      Riau Tari Joget Lambak, Tandak
5.      Sumatera Selatan Tari Kipas, Tanggai, Tajak
6.      Lampung Tari Melinting, Bedana
7.      Bengkulu Tari Adum, Bidadari
8.      Jambi Tari Rangkung, Sekapur Sirih
9.      Jakarta Tari Yapong, Serondeng, Topeng
10.   Jawa Barat Tari Jaipong, Merak, Patilaras
11.   Jawa Tengah-Yogyakarta Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya, Beksan,
12.   Jawa Timur Tari Reog Ponorogo, Remong
13.   Bali Tari Legong, Arje, Kecak
14.   Nusa Tenggara Barat Tari Batunganga, Sampari
15.   Nusa Tenggara Timur Tari Meminang, Perang
16.   Kalimantan Barat Tari Tandak Sambas, Zapin Tembung
17.   Kalimantan Timur Tari Hudog, Belian
18.   Kalimantan Tengah Tari Balean Dadas, Tambun
19.   Kalimantan Selatan Tari Baksa Kembang
20.   Sulawesi Selatan Tari Kipa, Gaurambuloh
21.   Sulawesi Tenggara Tari Balumba, Malulo
22.   Sulawesi Tengah Tari Lumense, Parmote
23.   Sulawesi Utara Tari Maengket
24.   Maluku Tari Nabar Ilaa, Perang
25.   Papua Tari Perang, Sanggi

Contoh Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia

1.   Banten: Debus
2.   DKI Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3.   Jawa Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4.   Jawa Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul, Opak Alang, Sintren
5.   Jawa Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6.   Bali: Wayang Kulit, Janger
7.   Riau: Makyong
8.   Kalimantan: Mamanda

Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. 

Karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain. 

Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di Kalimantan, dan lain-lain. 

Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. 

Identitas seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri. 

Suku-suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.

Selain itu, bangsa Indonesia juga memiliki beraneka ragam Pakaian Adat.  

Pakaian Adat Aceh

Pakaian adat Aceh bernama pakaian Ulee Balang. Pakaian ini untuk pria disebut baju Linto Baro, sedangkan pakaian untuk wanita disebut baju Daro Baro. 

Dahulunya, pakaian ini hanya digunakan oleh para sultan dan pembesar kerajaan, namun sekarang keduanya lebih sering dipakai oleh para pengantin. 

Kedua pakaian tersebut punya keunikan tersendiri sebagai ciri khas di setiap bagian-bagiannya. Anda dapat melihat keunikan bagian-bagian tersebut pada gambar di samping.

Pakaian Adat Sumatera Utara

Sumatera Utara memiliki penduduk yang heterogen. Beragam suku bangsa seperti suku Nias, suku Melayu, dan suku Bataktinggal di provinsi ini. Kendati begitu, suku paling mendominasi dan menjadi mayoritas adalah suku Batak.

Suku Batak sendiri memiliki pakaian adat yang bernama kain ulos. Secara umum, kain ulos inilah yang menjadi identitas dan ciri utama pakaian adat Sumatera Utara di kancah nasional. 

Pakaian Adat Riau

Ada 4 jenis pakaian adat dalam kebudayaan masyarakat Melayu Riau. Masing-masing pakaian digunakan untuk keperluan yang berbeda-beda. 

Namun, secara umum pakaian adat yang menjadi identitas provinsi ini di kancah Nasional adalah sebuah busana yang bernama pakaian adat Melayu Riau.

Pakaian Adat Sumatera Barat

Kisah Malin Kundang yang berasal dari cerita turun temurun nenek moyang suku Minangkabau sedikit banyak telah mempengaruhi berbagai aspek budaya di tanah Sumatera Barat. Salah satu yang paling kentara adalah dijunjung tingginya peran seorang ibu dalam adat istiadat mereka.

Nah, hal tersebut bisa dilihat pula dalam ragam pakaian adat Sumatera Barat yang bernama pakaian adat Bundo Kanduang. 

Semua segi dan aksesoris pakaian ini memiliki nilai filosofis yang berhubungan dengan peran seorang ibu dalam keluarga dan strata sosial.

Pakaian Adat Kepulauan Riau

Letak provinsi Kepulauan Riau yang begitu strategis dalam jalur pelayaran masa silam telah membuat budaya masyarakat provinsi ini menjadi sangat khas. 

Proses akulturasi budaya melayu sebagai penduduk lokal dengan budaya para pendatang seperti budaya China, Arab, dan Eropa menghasilkan bentuk budaya unik yang salah satu bentuknya bisa kita temukan pada pakaian adat Kepulauan Riau saat ini yaitu pakaian adat kebaya labuh dan teluk belanga. 

Pakaian Adat Bangka Belitung

Pakaian adat dari Bangka Belitung namanya adalah baju seting dan kain cual. Pakaian ini diduga adalah pakaian yang dipengaruhi akulturasi budaya masyarakat Arab, China, dan Melayu pada masa silam.'

Seperti diketahui, wilayah sekitar Bangka Belitung dulunya memang adalah wilayah yang sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia saat melakukan perjalanan laut (pelayaran) dan perdagangan. 

Pakaian Adat Jambi

Pakaian adat Jambi sangat beragam jenisnya. Namun, yang resmi menjadi identitas provinsi ini di kancah nasional adalah sepasang pakaian pengantin adat yang bernama pakaian adat Melayu Jambi.

Pakaian Adat Bengkulu

Suku asli masyarakat Bengkulu seperti suku Serawai, Rejang, Lembak, dan Pekal sebenarnya merupakan bagian dari sub suku Melayu. 

Oleh sebab itu, adat dan budaya dari suku-suku tersebut juga memiliki sumber yang sama, yaitu budaya Melayu.

Kendati begitu, budaya Melayu Bengkulu memiliki perbedaan dengan budaya Melayu pada umumnya. Perbedaan ini tercipta karena adanya kekhasan alam sekitar yang menyebabkan akulturasi budaya. 

Salah satu bentuk akulturasi tersebut dapat kita lihat dari pakaian adat Melayu Bengkulu seperti terlihat pada gambar di atas.

Pakaian Adat Sumatera Selatan

Ada 2 jenis gaya busana pakaian adat Palembang yang cukup dikenal di kancah nasional. Keduanya yaitu Aesan Geda dan Aesan Pasangko.

Aesan gede adalah pakaian yang menunjukan keagungan, sementara aesan paksangko adalah pakaian yang menunjukan keanggunan.

Di masa silam, kedua pakaian tersebut hanya digunakan oleh raja dan para pembesar kerajaan. Namun sekarang lebih umum digunakan oleh sepasang pengantin Palembang dalam upacara pernikahannya.

Pakaian Adat Lampung

Sebetulnya, tidak ada nama khusus untuk pakaian adat Lampung. Akan tetapi, berbagai pernik kain yang digunakan pada pakaian tersebut umumnya dibuat dari bahan kain tapis.

Kais tapis adalah kain tenun tradisional khas Lampung yang menonjolkan warna emas sebagai warna utamanya disertai dengan motif-motif geometris.

Pakaian Adat Banten

Banten menjadi salah satu daerah yang berhasil memisahkan diri dari wilayah Jawa Barat. Apabila dihitung mundur, Banten ini masih belum lama berdiri. Bahkan ada beberapa kebudayaan yang masih terbawa dengan provinsi Jabar. 

Hal ini bisa dilihat dari keberagaman pakaian adat Banten yang bervariasi, mulai dari Pangsi, Pengantin, sampai dengan Pakaian adat Suku Baduy Luar dan Dalam. 

Tak bisa dipungkiri bahwa budaya Banten memang sangat mirip dengan budaya Sunda di Jawa Barat. Hal ini dapat dibuktikan dengan ragam jenis pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakatnya.

Dalam adat Banten dikenal pakaian adat yang bernama baju Panganten. Pakaian ini sesuai namanya hanya digunakan oleh para pengantin saat upacara pernikahannya. Dari bentuk, motif dan desainnya pakaian ini nyaris serupa dengan pakaian adat Sunda. 

Para pria menggenakan baju koko berkerah, kain batik sebagai bawahan, penutup kepala, dan selendang untuk ikat pinggangnya. Sementara para pria mengenakan kebaya, kain batik, dan hiasan kepala berupa kembang goyang. 

Pakaian Adat DKI Jakarta

Dahulu kala, Jakarta sempat memiliki beberapa nama seperti Sunda Kelapa, Batavia (Betawi), dan Jayakarta.

Sama seperti provinsi lain di Indonesia, Jakarta juga memiliki pakaian adat yang menjadi kebanggaan sekaligus kekayaan budaya. Pakaian adat Jakarta yang terkenal dan menjadi ikon utama adalah pakaian adat suku Betawi. 

Meski dari sejarahnya tidak ada satu suku pun yang menjadi suku asli DKI Jakarta, namun saat ini dikenal suku Betawi-lah yang paling pertama bermukim dan mendiami wilayah yang saat ini menjadi ibu kota negara tersebut.

Oleh karena itu, setiap budaya yang menjadi identitas provinsi DKI Jakarta saat ini tak pernah dilepaskan dari budaya Betawi. Salah satu contohnya mengenai pakaian adatnya.

Pakaian adat Betawi ada beberapa jenis tergantung dari kepentingan penggunaanya. Hanya saja, yang paling dikenal adalah baju pengantin yang bernama Dandanan Care Haji dan Dandanan Care None Penganten Chine. 

Pakaian ini dipakai oleh para pria asli Betawi dalam kesehariannya. Pria Betawi akan mengenakan baju koko sebagai atasan dan celana komprang yang panjangnya ranggung dengan motif batik. 

Pakaian ini akan dilengkapi dengan sarung yang digulung dan diikatkan ke pinggang. Sebagai pelengkap terakhir, seorang pria Betawi akan memakai peci berwarna merah.

Pakaian adat DKI Jakarta untuk wanita hanya berupa baju kurung dengan warna mencolok, seperti warna merah yang sangat menarik perhatian. 

Sebagai bawahannya, seorang wanita Betawi menggunakan kain batik dengan motif yang geometris dan kerudung untuk menutupi kepala, atau paling tidak sebagian kepala.

Pakaian Adat Jawa Barat

Dalam berpakaian, masyarakat Sunda. Jawa Barat mengenal ragam jenis pakaian yang penggunaannya didasarkan pada fungsi, umur, dan strata sosial pemakainya. 

Akan tetapi, secara umum kita cenderung lebih mudah menemukan 3 jenis pakaian adat Jawa Barat yang hingga kini masih tetap populer, yaitu pakaian rakyat, kaum menengah, dan para bangsawan.

Sementara untuk urusan upacara pernikahan, budaya Sunda mengenal sebuah pakaian pengantin yang bernama pakaian Sukapura. 

Salah satu jenis pakaian adat Jawa Barat yang paling khas dan cukup populer di masyarakat Indonesia adalah Kebaya Sunda. 

Kebaya Sunda umumnya memiliki warna-warna yang cerah, misalnya putih, merah marun, dan ungu muda.

Untuk laki-laki Sunda, ada juga pakaian adat Jawa Barat yang cukup sering digunakan yakni Pangsi.Pakaian ini biasanya didominasi warna hitam, mulai dari atasan hingga bawahannya.

Atasan yang dikenakan biasanya berupa kemeja dengan kerah tegak yang biasa disebut salontreng. Sementara untuk bawahannya yakni celana panjang longgar yang panjangnya tidak melebihi mata kaki.

Pakaian Adat Jawa Tengah

Ada banyak jenis pakaian tradisional yang dikenal dalam adat suku Jawa di Jawa Tengah. Akan tetapi, jenis pakaian adat yang menjadi ikon Jawa Tengah di kancah nasional adalah jenis pakaian resmi yang bernama Jawi Jangkep dan Kebaya.

Pakaian ini didominasi oleh warna hitam pada atasannya dan digunakan oleh pria. Pasangan dari pakaian ini adalah Kebaya Jawa Tengah. 

Sehingga para wanita yang menyertai pasangannya saat acara resmi mengenakan pakaian Jawi Jangkep.

Bagian penutup kepala, para pria menggunakan blangkon yang terbuat dari kain batik. Tidak lupa untuk alas kaki berupa selop berwarna hitam. 

Sementara wanitanya mengenakan kebaya dari kain yang nyaman dan bawahan berupa jarik yang bagian depannya dibuat wiron. 

Wiron merupakan lipatan-lipatan yang biasa orang jawa gunakan untuk membuat bawahan jarik.

Rambut para wanita Jawa digelung melingkar ke belakang kepala lalu diperkuat menggunakan tusuk konde. Biasanya, para wanita melengkapi penampilannya dengan subang, kalung, cincin, serta gelang emas. 

Pakaian Adat Yogyakarta

Dalam adat yogyakarta, dapat kita temukan banyak sekali ragam pakaian adat tradisional yang mana dalam telah diatur sedemikian rupa berdasarkan hukum adat, termasuk pula dalam aturan kapan, dimana, dan siapa yang menggunakan pakaian tersebut.

Kebaya dan surjan merupakan contoh pakaian adat Yogyakarta yang paling banyak diketahui publik. Selain itu, kain jarit juga kerap dikenakan untuk berbagai keperlua, ini bisa dilihat dari tak jarangnya abdi dalem yang berseliweran di Jogja dengan tetap menggunakan busana adat mereka.

Bukan itu saja, Keraton Yogyakarta, yang juga masih aktif hingga sekarang, berperan besar pula terhadap lestarinya pakaian adat Yogyakarta.

Namun, secara keseluruhan pakaian adat yang paling sering dikenakan adalah pakaian rakyat. Untuk pria menggunakan baju sorjan, kain batik, serta blangkon sebagai penutup kepala. 

Adapun untuk para wanita, mengenakan pakaian kebaya, kain batik, dan sanggul rambut yang ditata sedemikian rupa. 

0 Response to "KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak