Harga Emas Mengalami Kenaikan

Harga emas dunia sedang mengalami kenaikan signifikan sepanjang 2025, mencapai rekor tertinggi baru di atas US$4.200 per ounce (sekitar Rp66 juta per gram berdasarkan kurs terkini). 

Di Indonesia, harga emas Antam misalnya, naik menjadi Rp2.305.000 per gram pada 13 Oktober 2025, sementara buyback-nya mencapai Rp2.154.000 per gram. Kenaikan ini mencapai lebih dari 50% sejak awal tahun, dan tren ini diprediksi berlanjut hingga akhir 2025 atau bahkan 2026, dengan proyeksi mencapai US$4.000–US$5.000 per ounce. Berikut penjelasan utama kenapa harga emas terus naik, berdasarkan faktor global dan domestik:

1. Ketidakpastian Politik dan Geopolitik Global
  • Shutdown pemerintah AS yang memasuki pekan kedua (sejak awal Oktober 2025) memicu kekhawatiran investor, mendorong mereka beralih ke emas sebagai aset aman (safe haven).
  • Eskalasi ketegangan perdagangan AS-China, konflik di Timur Tengah, Ukraina, serta ketidakstabilan politik di Prancis dan Jepang, membuat emas semakin diminati sebagai lindung nilai terhadap risiko.
  • De-dolarisasi oleh bank sentral (seperti Rusia dan China) juga mendorong pembelian emas fisik untuk diversifikasi cadangan devisa.
2. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
  • Pasar memprediksi The Fed akan potong suku bunga 25 basis poin pada Oktober dan Desember 2025 (probabilitas 97–100%), karena perlambatan pasar tenaga kerja AS dan inflasi yang masih di atas target 2%.
  • Emas sebagai aset non-yielding (tidak beri bunga) jadi lebih menarik saat suku bunga rendah, karena biaya peluang memegangnya menurun.
3. Pelemahan Dolar AS dan Inflasi yang Persisten
  • Dolar AS anjlok 11% di paruh pertama 2025, terburuk dalam 50 tahun, membuat emas (yang dihargai dalam dolar) lebih murah bagi pembeli non-AS dan mendorong permintaan global.
  • Inflasi AS yang naik lagi (didorong tarif perdagangan Trump) membuat emas efektif sebagai hedge terhadap penurunan daya beli mata uang.
4. Permintaan Kuat dari Bank Sentral dan Investor
  • Bank sentral global beli emas rata-rata 710 ton per kuartal di 2025, tertinggi sejak 2022, untuk lindungi cadangan dari sanksi Barat dan defisit fiskal AS.
  • Investor ritel dan ETF emas juga ramai beli, didorong kekhawatiran resesi, stagflasi, dan kebijakan AS yang tidak pasti. Goldman Sachs dan JP Morgan prediksi harga rata-rata US$3.675/oz akhir 2025, naik ke US$4.000 di 2026.
5. Faktor Domestik di Indonesia
  • Kenaikan harga emas global langsung berdampak ke harga lokal (Antam, UBS, Galeri24 di Pegadaian), ditambah pelemahan rupiah terhadap dolar (sekitar Rp16.500–Rp16.600 per US$ akhir pekan ini).
  • Permintaan domestik tinggi menjelang akhir tahun, meski ada fluktuasi harian misalnya, buyback Pegadaian sempat turun sementara pada 16 Oktober meski harga spot naik.
Secara keseluruhan, kenaikan ini sinyal kekhawatiran ekonomi global yang lebih dalam, tapi emas tetap jadi pilihan aman untuk diversifikasi portofolio.

0 Response to "Harga Emas Mengalami Kenaikan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak