Keutamaan Meninggal Di Kota Madinah

 بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

KEUTAMAAN WAFAT DI KOTA MADINAH

Dalam hadis dari Ibnu Umar Radhiyallahu'anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَفْعَلْ، فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ مَاتَ بِهَا

“Siapa yang bisa memilih mati di Madinah, silahkan dia lakukan. Karena saya akan memberi syafaat bagi mereka yang mati di Madinah.” (HR. Ahmad 5437, Turmudzi 4296 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)

Kita memahami, siapapun manusia tidak pernah tahu di mana dia meninggal? Tempat meninggal itu pilihan Allah bukan pilihan manusia. 

Allah berfirman,

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوت

“Tidak ada satu jiwa yang mengetahui di bagian bumi mana dia akan meninggal.” (QS. Luqman: 34)

Lalu apa makna hadis di atas?

Al-Mubarakfuri menjelaskan,

(أن يموت بالمدينة) أي يقيم بها حتى يدركه الموت ثمت (فليمت بها) أي فليقم بها حتى يموت فهو حث على لزوم الإقامة بها

“Siapa yang bisa memilih mati di Madinah”

Maksudnya adalah tinggal di sana, sampai meninggal dunia di Madinah. Sehingga hadis ini berisi motivasi untuk menetap di Madinah.

Kemudian al-Mubarokfuri menukil keterangan at-Tibi,

أمر له بالموت بها وليس ذلك من استطاعته بل هو إلى الله تعالى لكنه أمر بلزومها والإقامة بها بحيث لا يفارقها فيكون ذلك سببا لأن يموت فيها

Perintah meninggal di Madinah, padahal pilihan tempat meninggal di luar pilihan manusia, tapi kembali kepada Allah, sehingga perintah ini adalah perintah untuk tinggal di Madinah, tidak keluar darinya. Dan ini akan menjadi sebab bisa meninggal di Madinah. (Tuhfatul Ahwadzi, 10/286)

Namun bukan berarti semua manusia yang mati di Madinah akan mendapatkan keistimewaan. 

Di kota Madinah pula, gembong munafik, Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dan di makamkan di Madinah.

KARENA BAGIAN BUMI YANG MULIA TIDAK AKAN MEMBUAT SESEORANG MENJADI SUCI. NAMUN ORANG BAIK YANG MENINGGAL DI TEMPAT YANG BAIK AKAN MENJADI SEMAKIN BAIK.

Salman al-Farisi mengatakan,

إِنَّ الْأَرْضَ لاَ تُقَدِّسُ أَحَداً، وَإِنَّمَا يُقَدِّسُ الْإِنْسَانَ عَمَلُهُ

Sesungguhnya bumi tidak akan menjadikan seseorang menjadi suci. Namun yang menyebabkan sucinya seseorang adalah amalnya. (HR. Imam Malik dalam al-Muwatha’, no. 2842)

Allahu a’lam.

Semoga bermanfaat 

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

Related Posts :

0 Response to "Keutamaan Meninggal Di Kota Madinah "

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak