Melepas Hijab Bagi Wanita Yang Sudah Tua Renta

Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

WANITA YANG SUDAH TUA BOLEHKAH MELEPAS JILBAB? 

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, ustadz apakah benar bahwa wanita yang sudah tua renta boleh membuka jilbab di hadapan laki-laki? Mohon penjelasannya. 

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh,

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wash shalatu was salamu ‘ala Nabiyyina Muhammadin, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Amma ba’du,

Pada asalnya, wanita wajib menutup seluruh auratnya dan menggunakan jilbab yang syar’i di depan laki-laki yang bukan mahram. 

Allah ta’ala berfirman:

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” 

(QS. Al Ahzab: 59).

Allah ta’ala berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyah dahulu.” 

(QS. al-Ahzab: 33)

Tabarruj adalah menampakkan aurat dan keindahan diri wanita. 

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Umaimah bintu Ruqayyah radhiyallahu’anha :

أُبَايِعُكِ عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكِي بِاللَّهِ شَيْئًا، وَلَا تَسْرِقِي، وَلَا تَزْنِي، وَلَا تَقْتُلِي وَلَدَكِ، وَلَا تَأْتِي بِبُهْتَانٍ تَفْتَرِينَهُ بَيْنَ يَدَيْكِ وَرِجْلَيْكِ، وَلَا تَنُوحِي، وَلَا تَبَرَّجِي تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Aku membai’atmu untuk tidak berbuat syirik kepada Allah, tidak mencuri, tidak membunuh anakmu, tidak membuat fitnah (tuduhan palsu), tidak meratap, tidak ber-tabarruj seperti wanita jahiliyah terdahulu.” 

(HR. Ahmad 6850, dihasankan oleh al-Albani dalam Jilbab Mar’ah Muslimah hal. 121).

Tujuan adanya syariat hijab dan menutup aurat adalah untuk menjaga kehormatan wanita, melindungi wanita dan menjaga kesucian hati para laki-laki dan juga wanita. 

Sebagaimana dalam surat Al Ahzab ayat 59 di atas, Allah ta’ala katakan (yang artinya), “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu”. 

Allah ta’ala juga berfirman:

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka” 

(QS. Al Ahzab: 53).

Dan perintah untuk berjilbab serta menutup aurat berlaku umum, baik untuk wanita yang masih muda maupun wanita yang sudah tua.

Kelonggaran penggunaan jilbab bagi wanita yang sudah tua, namun memang benar bahwa ada kelonggaran dalam penggunaan jilbab, bagi wanita yang sudah menopause. 

Allah ta’ala berfirman:

وَالْقَوَاعِدُ مِنْ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan; tetapi memelihara kehormatan adalah lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui” 

(QS. An Nur: 60).

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan siapa wanita yang disebut al qawa’id dalam ayat ini. 

Beliau mengatakan:

قال سعيد بن جبير ومقاتل بن حيان والضحاك وقتادة : هن اللواتي انقطع عنهن الحيض ويئسن من الولد ” اللاتي لا يرجون نكاحا ” أي لم يبق لهن تشوف إلى التزوج

 “Sa’id bin Jubair, Muqatil, Ibnu Hayyan, Adh Dhahhak dan Qatadah menjelaskan makna al qawa’id adalah para wanita yang sudah tidak haid lagi dan kecil kemungkinannya untuk punya anak, serta mereka sudah tidak lagi menginginkan jimak. Yaitu para wanita yang sudah tidak lagi memiliki hasrat untuk menikah” 

(Tafsir Ibnu Katsir, 10/272).

Ringkasnya, al qawa’id adalah wanita yang sudah menopause.

Namun para ulama khilaf tentang maksud ayat “tidak ada dosa baginya menanggalkan pakaiannya”. 

Sebagian ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah wanita yang sudah menopause dibolehkan untuk membuka khimar-nya (jilbab dalam) sehingga terlihat rambut dan kepalanya. 

Dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah (29/297) disebutkan:

أحدهما: تضع خمارها، وذلك في بيتها، ومن وراء سترها من ثوب أو جدار، قال القرطبي: قال قوم: الكبيرة التي أيست من النكاح لو بدا شعرها فلا بأس، فعلى هذا يجوز لها وضع الخمار

“Pendapat yang pertama, maksudnya adalah mereka boleh melepaskan khimar-nya. Dan ini hanya berlaku di rumahnya, dan rumahnya tertutupi tabir berupa kain atau tembok. 

Al Qurthubi mengatakan: Sebagian ulama berkata bahwa wanita yang sudah tua yang sudah tidak ada keinginan untuk berjimak lagi jika terlihat rambutnya maka tidak mengapa. Menurut pendapat ini, maka tidak mengapa mereka melepaskan khimar mereka”.

Namun pendapat jumhur ulama, dan inilah pendapat yang rajih dalam masalah ini, maksudnya adalah mereka boleh melepaskan jilbab luar mereka dan tetap memakai khimar (jilbab dalam), serta boleh membuka wajah mereka (jika mereka mengikuti pendapat ulama yang mewajibkan wanita menutup wajah). 

Al Jashash rahimahullah mengatakan:

قال ابن مسعود ومجاهد : والقواعد اللاتي لا يرجون نكاحا هن اللاتي لا يردنه . وثيابهن : جلابيبهن

“Ibnu Mas’ud dan Mujahid mengatakan: al qawa’id (wanita menopause) yang sudah tidak berhasrat dan tidak ingin lagi untuk jimak. Dan yang dimaksud dengan tsiyab (pakaian) dalam ayat ini adalah jilbab mereka” 

(Ahkamul Qur’an, 3/485).

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:

قال ابن مسعود في قوله ” فليس عليهن جناح أن يضعن ثيابهن ” قال : الجلباب أو الرداء وكذلك روي عن ابن عباس وابن عمر ومجاهد وسعيد بن جبير وأبي الشعثاء وإبراهيم النخعي والحسن وقتادة والزهري والأوزاعي وغيره

“Tafsiran Ibnu Mas’ud terhadap ayat “tidak ada dosa baginya menanggalkan pakaiannya” maksudnya adalah jilbabnya atau rida’-nya. Demikian juga tafsiran yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Abu asy-Sya’tsa, Ibrahim an-Nakhai, Al Hasan Al Bashri, Qatadah, Az Zuhri, Al Auza’i dan lainnya” 

(Tafsir Ibnu Katsir, 10/272).

Dan jilbab adalah pakaian lapisan luar yang dipakai di atas khimar dan dijulurkan dari atas ke bawah serta biasanya juga digunakan untuk menutupi wajah. 

As Sa’di rahimahullah menjelaskan:

وهن اللاتي يكن فوق الثياب من ملحفة وخمار ورداء ونحوه، أي: يغطين بها، وجوههن وصدورهن

“Jilbab adalah yang dipakai di atas pakaian, baik berupa milhafah, khimar, rida’ atau semacamnya, yang dipakai untuk menutupi wajah dan dada mereka” 

(Taisir Karimirrahman, hal. 671).

Lanjut baca: https://konsultasisyariah.com/40696-wanita-yang-sudah-tua-bolehkah-melepas-jilbab.html

Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.

Jazakumullahu khoiron.

Jadilah Bermanfaat Sallam Bahagia Sukses Dunia Akhirat Aamiin.

0 Response to "Melepas Hijab Bagi Wanita Yang Sudah Tua Renta"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak