Mekanisme aktivitas antimikroba pada madu hutan

Madu hutan mengandung senyawa yang bersifat sebagai antibakteri. Terdapat tiga sistem yang berperan, yaitu tekanan osmosis, keasaman dan inhibine. 

Ketiga faktor tersebut baik bekerja sendirisendiri ataupun bersama-sama, mengurangi kehadiran atau pertumbuhan sebagian besar mikroorganisme kontaminan. 

Tekanan osmosis pada madu hutan merupakan larutan jenuh atau lewat jenuh dari gula dengan kandungan air biasanya hanya sekitar 15-21% dari beratnya. 

Padatan pada madu hutan 84% adalah campuran dari monosakarida, yaitu fruktosa dan glukosa. Interaksi yang kuat dari molekul-molekul gula tersebut dengan molekul air menghasilkan sangat sedikit molekul air tersedia untuk mikroorganisme. 

Mikroorganisme akan kehilangan air dari proses osmosis ini dan akan mengalami dehidrasi sehingga dapat membunuh mikroorganisme  Asam glukonik merupakan asam yang paling mendominasi. 

Asam ini merupakan hasil perubahan enzimatis glukosa oleh enzim glukosa oksidase, yang disekresikan lebah dari kelenjar hipofaring, menjadi sebuah keseimbangan antara asam glukonik dan glukonolaktone. 

Inhibine dinyatakan sebagai pembentuk enzim dan akumulasi dari hydrogen peroksida (H2O2) dalam mencairkan madu dan nektar. Hidrogen peroksida dikenal sebagai antibiotik yang efektif untuk beberapa tahun.

Selain ketiga sistem di atas madu hutan juga memiliki senyawa yang bersifat sebagai antibakteri, yaitu flavonoi

Flavonoid dalam madu hutan merupakan turunan dari senyawa fenol. Senyawa flavonoid yang merupakan senyawa golongan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. 

Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. 

Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membrane sitoplasma mengalami lisis. Mekanisme kerja fenol sebagai desinfektan yaitu dalam kadar 0,01%-1% fenol bersifat bakteriostatik.

Adapun peranan flavonoid sebagai antibakteri merupakan kelompok fenol mempunyai kecenderungan menghambat aktivitas enzim mikroba, pada akhirnya mengganggu proses metabolisme.

Manfaat madu hutan terhadap kesehatan gigi dan mulut

Selain sebagai bahan makanan, manfaat madu hutan di dalam kesehatan gigi dan mulut adalah mampu mengurangi bakteri di dalam mulut yang dapat mengurangi kadar asam dalam mulut.

Beberapa penelitian ilmiah menujukkan bahwa madu hutan memiliki kandungan antimikroba yang efektif, baik terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif. 

Hidrogen peroksida efektif membunuh mikroba seperti Staphylococcus aureus, Micrococcus luteus, Streptococcus aureus, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. 

Hidrogen peroksida juga mengaktivasi protease yang dapat meningkatkan aliran darah perkutan pada jaringan iskemik sehingga menstimulasi pembentukan jaringan baru dan akan membentuk radikal bebas yang akan mengaktivasi respon antiinflamasi.

Aktivitas antimikroba yang dimiliki oleh madu hutan dapat digunakan dalam membantu perawatan terhadap gingivitis dan penyakit periodontal. 

Selain itu madu hutan juga mengandung zat antifungal yang efektif terhadap beberapa jenis jamur penyebab penyakit pada manusia, termasuk jamur Candida yang merupakan salah satu jenis jamur yang sering menyebabkan penyakit di dalam rongga mulut

0 Response to "Mekanisme aktivitas antimikroba pada madu hutan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak