Bersikap Lembut Kepada Orang Yang Bermulut Kotor

Bersikap Lembut Kepada Orang Yang Bermulut Kotor

Dalam adab pergaulan ada istilah "mudarah" dan ada istilah "mudahanah" 

Praktek keduanya mungkin tampaknya sama, yaitu sama-sama bersikap manis, lembut, dan menyenangkan kepada orang lain, tapi tujuan keduanya berbeda.

Yang pertama demi kebaikan, sedangkan yang kedua demi menjilat, yang pertama mengorbankan hak duniawi demi memperoleh kebaikan duniawi dan atau agama. 

Sedangkan yang kedua adalah mengorbankan kepentingan agama demi meraih keuntungan duniawi. 

Maka mudarah adalah akhlak terpuji, sedangkan mudahanah adalah akhlak tercela.

Dasar bahwa mudarah merupakan akhlak terpuji adalah teladan dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Beliau bersikap mudarah ketika menghadapi orang-orang lemah akal (sufaha’) ataupun orang tolol (hamqa), dengan tujuan agar terhindar dari keburukan mereka sekaligus meluluhkan hati mereka, agar mudah menerima nasehat dan bimbingan beliau.

Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, pernah ada seseorang meminta izin bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, saat melihat orang itu beliau bergumam 

“Sejelek-jelek saudara kerabat dan sejelek-jelek anak kerabat adalah orang ini”, namun saat menemuinya ternyata beliau tetap menampakkan wajah berseri-seri serta bersikap lembut seperti biasa. 

Setelah orang itu pergi, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya, “Ya Rasulallah, saat melihat laki-laki itu engkau berkata begini dan begini tentangnya namun kemudian engkau menyambutnya dengan wajah berseri-seri serta berbicara dengan lembut?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ya ‘Aisyah, memang kapan kamu pernah melihatku berkata kasar atau kotor?, sungguh seburuk-buruk kedudukan manusia kelak di hadapan Allah di hari kiamat adalah orang yang dihindari oleh manusia lain sebab mereka takut jadi korban perbuatan buruk atau mulut kotor orang tersebut.”

Imam Al Qusthalani berkata bahwa mudarah itu mubah bahkan dianggap baik (mustahsanah). Al Hafizh Az Zarqani berkata bahwa maksud mudarah itu mustahsanah adalah kadang hukumnya sunnah, bahkan kadang bisa jadi wajib.

Dalam sebuah hadits marfu’, diriwayatkan Jabir radhiyallahu ‘anhu, dikatakan “ber-mudarah kepada manusia itu shadaqah.”

Wa Allah a’lam

Dari kitab Sayyiduna Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Imam Abdullah Sirajuddin Al Husaini radhiyallahu ‘anhu, hal. 98

Ada yang mengatakan, diantara keistimewaan dan keramatnya kitab ini adalah Imam Abdullah Sirajuddin Al Husaini ditunggui dan ditemani oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sepanjang penulisan kitab ini.

0 Response to "Bersikap Lembut Kepada Orang Yang Bermulut Kotor"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak