Lebah dan Madu dalam Al-Quran

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, dan meminta ampunan-Nya.
 
Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan-keburukan jiwa kita, dan kejelekan-kejelekan perbuatan kita. 

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang orang yang setia meniti jalan petunjuknya hingga hari kiamat.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 68 :

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ -

"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibikin manusia." [QS. An-Nahl : 68]

Madu dan lebah memiliki keistimewaan yang luar biasa sehingga tercantum dalam surat tersendiri di dalam Al-Quran. 

Kajian khasiat madu secara ilmiah juga telah diteliti oleh ilmuwan Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (890-1037). 

Bapak kedokteran dunia dan pemikir muslim agung di abad ke-10 M itu tercatatat sebagai dokter yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran.

Selama ini, orang lebih mengenal madu sebagai produk lebah yang paling populer dan berkhasiat dalam mengatasi berbagai penyakit. 

Namun, jika kita mengambil hikmah dari surat An-Nahl ayat 69, kita akan mengetahui produk lebah yang dapat dijadikan obat tidak terbatas hanya pada madu saja. 

Produk perlebahan selain madu dapat berupa royal jelly, tepung sari (bee pollen) dan propolis lebah.


Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 69 :

ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). 

Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat menyembuhkan bagi manusia. 

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan." [QS. An-Nahl : 69]

Mengutip surat An-Nahl ayat 69 di atas, dijelaskan bahwa bahan yang dapat dijadikan obat penyembuh bagi manusia adalah bahan yang keluar dari perut lebah dengan bermacam-macam warnanya. 

Pada ayat tersebut juga tidak menyatakan obat untuk spesifik penyakit tertentu, dan fakta di lapangan membuktikan bahwa berbagai penyakit dapat disembuhkan melalui produk perlebahan terutama propolis lebah.

Di dalam Al-Quran diterangkan secara jelas bagaimana lebah diperintah oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk membuat sarang dengan mengambil makanan (getah) dari berbagai jenis tumbuhan untuk dijadikan madu dan produk lebah lainnya, termasuk propolis sebagai obat penyembuh untuk berbagai jenis penyakit. 

Lebah memang makhluk istimewa, ia merupakan makhluk Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang memberi manfaat dan kenikmatan bagi manusia.

Propolis: Dari Lebah untuk Manusia

Definisi Propolis

Propolis adalah material lengket berwarna gelap yang dikumpulkan oleh lebah dari berbagai jenis tumbuhan, dicampur dengan lilin lebah (wax) dan digunakan untuk membangun konstruksi sarang lebah (Bankova et al., 2000:3). 

Kata “propolis” berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro (pertahanan depan, sebelum masuk) dan polis (kota), yang secara umum bermakna pertahanan kota atau sarang lebah dari benda-benda di luar sarang (Bankova et al., 2000:3; Scully, 2006:359). 

Propolis merupakan subtansi resin alami yang merupakan campuran lilin lebah (wax), gula dan eksudat tanaman atau getah (Scully, 2006:359). 

Getah yang menjadi bahan dasar propolis ini berasal dari bagian tumbuhan penghasil getah yaitu kulit kayu, tunas, wax, dan pucuk-pucuk daun (de Almaida & Menezes, 2002:6).

Lebah madu (Apis mallifera L.) mengumpulkan resin-resin dari berbagai macam tumbuhan yaitu getah yang keluar dari kuncup daun dan kulit batang tanaman conifer (golongan pinus). 

Lebah kemudian membawa resin tersebut menuju sarang lebah dan mencampur dengan enzim yang disekresikan dari kelenjar mandibula lebah, meskipun demikian komponen yang terdapat di dalam propolis tidak mengalami perubahan (Farre et al., 2004:22).

Produksi propolis per koloni per tahun diperkirakan antara 10-300 gram, tetapi produksi ini tergantung jenis lebah, iklim, sumber daya hutan, dan mekanisme pengumpulan lebah. 

Propolis dapat langsung dimanfaatkan atau dilakukan pemurnian terlebih dahulu dengan ekstraksi dan penyaringan (Krell, 1996:16; Farre et al., 2004:22).

Sifat Fisik Propolis

Propolis merupakan suatu subtansi resin yang bentuknya lengket seperti lem, lembut dan liat pada suhu 25°- 45°C. Pada suhu kurang dari 15°C dan secara partikuler ketika dibekukan atau didekatkan pada pendingin, propolis akan berubah menjadi keras dan rapuh. 

Propolis akan tetap rapuh meskipun telah dilakukan pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi. Pada suhu di atas 45°C propolis akan menjadi lebih lengket dan lebih liat. 

Propolis secara khas akan mencair pada suhu 60°-70°C, meskipun beberapa propolis titik leburnya mencapai 100°C (Krell, 1996:2)

Variasi warna, komposisi dan khasiat propolis dapat terjadi karena sumber tanaman yang bermacam-macam. 

Propolis berwarna kuning sampai coklat gelap, bahkan transparan tergantung dari resin asalnya (Krell,1996:2). 

Selain itu propolis juga secara umum bersifat tidak beracun, meskipun telah dilaporkan adanya reaksi alergi, tetapi reaksi ini biasanya hanya sebatas kemerahan pada kulit (de Almaida & Menezes, 2002:6).

Kandungan Kimia Propolis

Propolis kaya akan zat essensial yang sangat berguna bagi manusia. Komposisi kimia propolis sangat bervariasi (warna dan aroma) dan erat hubungannya dengan jenis dan umur tumbuhan serta letak geografis asal propolis (Lotfy, 2006:22). 

Umumnya propolis mengandung resin dan balsam yang terdiri atas 55% flavonoid dan asam fenol dan esternya, 30% lilin lebah (wax), 10% etereal dan minyak aromatis, 5% pollen dan senyawa organik serta mineral sebesar 5% (Farre et al., 2004:24)

0 Response to "Lebah dan Madu dalam Al-Quran"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak