TABARRUK

Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya, 

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

TABARRUK - Mengambil Keberkahan Dari Bekas atau Tubuh Shalihin

Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan Nabi Muhammad Shallallahu A'laihi Wa Sallam, peninggalan-peninggalannya shalallahu alaihi wasallam, dan para pewarisnya yakni para ulama, para kyai dan para wali dan shalihin. 

Karena hakekat yang belum mereka pahami, mereka berani menilai kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka yang bertabarruk pada Nabi Shallallahu A'laihi Wa Sallam atau ulama.

Mengenai azimat (Ruqyyat) dengan huruf arab merupakan hal yang diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah Subhanahu wata'ala. 

Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dengan tulisan ayat atau doa disebutkan pada kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur’an.

Mengenai benda-benda keramat, maka ini perlu penjelasan yang sejelas jelasnya, bahwa benda benda keramat itu tak bisa membawa manfaat atau mudharrat, namun mungkin saja digunakan Tabarrukan (mengambil berkah) dari pemiliknya dahulu, misalnya ia seorang yang shalih, maka sebagaimana diriwayatkan :

 Para sahabat seakan akan hampir saling berkelahi saat berdesakan berebutan air bekas wudhunya Rasulullah shalallahu a'laihi wasallam (Shahih Bukhari Hadits no. 186),

 Allah Subhanahu wata'ala menjelaskan bahwa ketika Ya’qub alaihi sallam dalam keadaan buta, lalu dilemparkanlah ke wajahnya pakaian Yusuf alaihi sallam, maka iapun melihat, sebagaimana Allah menceritakannya dalam firman Nya :

“(Berkata Yusuf A'laihi Sallam pada kakak kakaknya) PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA” (QS Yusuf 93), 

Dan pula ayat : “MAKA KETIKA DATANG PADANYA KABAR GEMBIRA ITU, DAN DILEMPARKAN PADA WAJAHNYA (pakaian Yusuf aLagi Sallam) MAKA IA (Ya’qub alaihi sallam) SEMBUH DARI KEBUTAANNYA” (QS Yusuf 96).

Ini merupakan dalil Alqur’an, bahwa benda/pakaian orang orang shalih dapat menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah tentunya, kita bertanya mengapa Allah sebutkan ayat sedemikian jelasnya?, apa perlunya menyebutkan sorban yusuf dengan ucapannya : “PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA” .

Untuk apa disebutkan masalah baju yang dilemparkan kewajah ayahnya?, agar kita memahami bahwa Allah Subhanahu wata'ala memuliakan benda benda yang pernah bersentuhan dengan tubuh hamba hamba Nya yang shalih. 

Kita akan lihat dalil dalil lainnya.

 Setelah Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq Radhiyallahu'anhu menjadikan baju beliau Shallallahu A'laihi Wa Sallam sebagai pengobatan, bila ada yang sakit maka ia mencelupkan baju Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam itu di air lalu air itu diminumkan pada yang sakit (shahih Muslim hadits no.2069).

 Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau : “Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yang sakit pada kami, dengan izin tuhan kami” (shahih Bukhari hadits no.5413), 

Ucapan beliau shalallahu alaihi wasallam : “demi air liur sebagian dari kami” menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat menyembuhkan penyakit, dengan izin Allah Subhanahu wata'ala tentunya, sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dengan izin Allah pula tentunya, 

Hadits ini menjelaskan bahwa rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam bertabarruk dengan air liur mukminin bahkan tanah bumi, menunjukkan bahwa pada hakikatnya seluruh alam ini membawa keberkahan dari Allah Subhanahu wata'ala.

 Seorang sahabat meminta Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam shalat dirumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau Shallallahu A'laihi Wa Sallam itu mushollah dirumahnya, 

Maka Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam datang kerumah orang itu dan bertanya : “dimana tempat yang kau inginkan aku shalat?”. 

Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130)

 Nabi Musa alaihi sallam ketika akan wafat ia meminta didekatkan ke wilayah suci di palestina, menunjukkan bahwa Musa as ingin dimakamkan dengan mengambil berkah pada tempat suci (shahih Bukhari hadits no.1274).

 Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yang menjadikan Maqam Ibrahim alaihi sallam (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim alaihi sallam berdiri dan berdoa di depan ka’bah yang dinamakan Maqam Ibrahim alaihi sallam) sebagai tempat shalat (musholla),

Sebagaimana firman Nya : “Dan jadikanlah tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat” (QS Al Imran 97), 

Maka jelaslah bahwa Allah Subhanahu wata'ala memuliakan tempat hamba hamba Nya berdoa, bahkan Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam pun bertabarruk dengan tempat berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.

 Diriwayatkan ketika Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam barusaja mendapat hadiah selendang pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam, maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka sahabat itu berkata : “aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk kafanku nanti” (Shahih Bukhari hadits no.5689), 

Demikian cintanya para sahabat pada Nabinya saw, sampai kain kafanpun mereka ingin yang bekas sentuhan tubuh Nabi Muhammad shalallahu a'laihi wasallam.

 Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu'anhu ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yang merobek perutnya dengan luka yang sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar Radhiyallahu'anhu), "Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam dan Abubakar Radhiyallahu'anhu", maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar Radhiyallahu'anhu : "Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu” (dimakamkan disamping makam Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam” (Shahih Bukhari hadits no.1328). 

Dihadapan Umar bin Khattab Radhiyallahu'anhu Kuburan Nabi Shallallahu A'laihi Wa Sallam mempunyai arti yang sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : "Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”

 Demikian pula Abubakar shiddiq Radhiyallahu'anhu, yang saat Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam wafat maka ia membuka kain penutup wajah Nabi Shallallahu A'laihi Wa Sallam lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi tubuh beliau shalallahu a'laihi wasallam dan berkata : “Demi ayahku, dan engkau dan ibuku wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati”. (Shahih Bukhari hadits no.1184, 4187).

 Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah shalallahu a'laihi wasallam shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar Radhiyallahu'anhu pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469). 

Demikianlah keadaan para sahabat Rasul Shallallahu A'laihi Sallam, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad shalallahu a'laihi wasallam tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi Shallallahu A'laihi Sallam.

 Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim Radhiyallahu'anhu berkata :

Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini” (Shahih Bukhari hadits no.480).

 Sebagaimana riwayat Sa’ib Radhiyallahu'anhu, : "aku diajak oleh bibiku kepada Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam, seraya berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku sakit.., maka Rasul shalallahu a'laihi wasallam mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat Tanda Kenabian beliau saw" (Shahih Muslim hadits no.2345).

 Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki rambut Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam, maka ia berkata: “Kalau aku memiliki sehelai rambut beliau Shalallahu alaihi wasallam, maka itu lebih berharga bagiku dari dunia dan segala isinya” (Shahih Bukhari hadits no.168).

Demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata sahabat, lebih agung dari dunia dan segala isinya.

 Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat berebutan air bekas wudhu Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam dan mengusap-usapkannya ke wajah dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam lalu mengusapkan ke wajah dan tangan mereka” (Shahih Bukhari hadits no.369,

Demikian juga pada Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits no.503 dengan riwayat yang banyak).

 Diriwayatkan ketika Anas bin malik ra dalam detik detik sakratulmaut ia yang memang telah menyimpan sebuah botol berisi keringat Rasul saw dan beberapa helai rambut Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam, maka ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu disertakan bersamanya dalam kafan dan hanut nya (shahih Bukhari hadits no.5925)

Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para sahabat ini sudah dikatakan musyrik, tentu Abubakar sudah dikatakan musyrik karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam dan berbicara pada jenazah beliau Shallallahu A'laihi Wa Sallam 

Tentunya umar bin khattab sudah dikatakan musyrik karena disakratulmaut bukan ingat Allah malah ingat kuburan Nabi Shallallahu A'laihi Wa Sallam 

Tentunya para sahabat sudah dikatakan musyrik dan halal darahnya, karena mengkultuskan Nabi Muhammad Shallallahu A'laihi Wa Sallam dan menganggapnya tuhan sembahan hingga berebutan air bekas wudhunya, mirip dengan kaum nasrani yang berebutan air pastor

Nah.. kita boleh menimbang diri kita, apakah kita sejalan dengan sahabat atau kita sejalan dengan generasi sempalan.

Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah Subhanahu wata'ala. Inilah makna syirik.

Sebagimana sabda Nabi Shallallahu A'laihi Wa Sallam : “Kebekahan adalah pada orang orang tua dan ulama kalian” (Shahih Ibn Hibban hadits no.559)

Dikatakan oleh Al hafidh Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy menanggapi hadits yang diriwayatkan dalam shahih muslim bahw Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam membacabmu’awwidzatain lalu meniupkannya ke kedua telapak tangannya, lalu mengusapkannya ke sekujur tubuh yang dapat disentuhnya, hal itu adalah tabarruk dengan nafas dan air liur yang telah dilewati bacaan Alqur’an, sebagaimana tulisan dzikir dzikir yang ditulis dibejana (untuk obat). (Al Jami’usshaghiir Imam Assuyuthiy Juz 1 hal 84 hadits no.104)

Telah dibuktikan pula secara ilmiah oleh salah seorang Profesor Jepang, bahwa air itu berubah wujud bentuknya dengan hanya diucapkan padanya kalimat kalimat tertentu, bila ucapan itu berupa cinta, terimakasih dan ucapan ucapan indah lainnya maka air itu berubah wujudnya menjadi semakin indah, bila diperdengarkan ucapan cacian dan buruk maka air itu berubah menjadi buruk wujud bentuknya, dan bila dituliskan padanya tulisan mulia dan indah seperti terimakasih, syair cinta dan tulisan indah lainnya maka ia menjadi semakin indah wujudnya, bila dituliskan padanya ucapan caci maki dan ucapan buruk lainnya maka ia berubah buruk wujudnya, kesimpulannya bahwa air itu berubah dengan perubahan emosi orang yang didekatnya, apakah berupa tulisan dan perkataan.

Keajaiban alamiah yang baru diketahui masa kini, sedangkan Rasul saw dan para sahabat telah memahaminya, mereka bertabarruk dengan air yang menyentuh tubuh Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam, 

Mereka bertabarruk dengan air doa yang didoakan oleh Rasul Shallallahu A'laihi Wa Sallam, maka hanya mereka mereka kaum muslimin yang rendah pemahamannya dalam syariah

Inilah yang masih terus menentangnya padahal telah dibuktikan secara dalil shahih dan pula pembuktian ilmiah, menunjukkan pemahaman mereka itulah yang jumud dan terbelakang.

Walillahittaufiq

Semoga bermanfaat Sallam bahagia Sukses Dunia Akhirat Aamiin.

0 Response to "TABARRUK "

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak