Musik dan Nyanyian sebagai Tools

Musik dan Nyanyian sebagai Tools

Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa ada sebagian orang yang memainkan musik dan menyanyikan lagu dengan cara yang berlebihan dan cenderung terjerumus ke dalam maksiat. 

Di dalam tayangan Youtube, sebuah group band misalnya memainkan musik sambil minum darah binatang atau sambil memegang kepala hewan yang masih berlumuran darah.

Bagi mereka, ini seolah menjadi ritual yang harus dilakukan supaya konser musiknya terlihat keren dan sukses. Lebih parah lagi, ada juga group band yang main music dengan menonjolkan simbol-simbol setan, seolah-olah mereka sedang memuja setan. 

Atau ada juga penyanyi perempuan yang tampak berpakaian minim dan menggoyangkan tubuhnya dengan gerakan yang sangat erotis dan bisa memancing nafsu birahi orang yang menontonnya. Maka permainan music dan nyanyian itu tentu termasuk kategori yang dilarang dan akan menyesatkan banyak orang.

Tapi di sisi lain kita juga mendapatkan fenomena lain bahwa musik dan nyanyian juga bisa menjadi media yang bermanfaat bagi dakwah, terapi dan meningkatkan motivasi seseorang. 

Untuk merayakan usianya yang ke-35, beberapa waktu yang lalu group Slank menggelar konser di Gelora Bung Karno (GBK). 

Saya, ketika itu nonton di televisi, merasa terpana, ketika Ivanka, pemain bass, di sela-sela konsernya menyampaikan pesan dakwah dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang cukup menarik dan didengar oleh semua yang hadir di stadion maupun para pemirsa yang menyaksikan secara live di rumah. Di sini kita bisa melihat musik dan nyanyian sebagai media dakwah yang cukup efektif. 

Karena, bisa jadi sebagian fans Slank yang berjumlah ribuan itu tidak terbiasa mengikuti ceramah di masjid-mesjid. Siapa sangka, ketika menghadiri konser, mereka mendapatkan siraman rohani dari group band yang digandrunginya.

Saya kira, ini salah satu contoh bagaimana musik dapat digunakan sebagai media untuk berdakwah. 

Selain Ivanka Slank, banyak musisi dan penyanyi yang berdakwah dengan musik, sehingga mereka berhasil mempengaruhi para pendengarnya. 

Seandainya Ivanka kelak hijrah, meninggalkan musik secara total karena dianggap haram, lalu memilih berdakwah, maka dia hanya akan berdakwah di masjid kepada orang-orang yang taat dan saleh saja.

Selain untuk berdakwah, musik dan nyanyian juga bisa digunakan untuk terapi medis. 

Di dalam sejarah peradaban Islam, kita bisa menemukan bahwa orang yang memiliki gangguan mental (mental disorder) seperti penyakit jiwa, stress dan depresi, lumpuh dan sakit gigi. 

Walaupun kita harus mengakui bahwa dalam tradisi peradaban Yunani juga music digunakanb sebagai media untuk pengobatan. 

Al-Kindi, misalnya, diceritakan telah menggunakan musik sebagai media terapi untuk mengobati anak yang lumpuh. Sementara itu, Ibnu Hamun juga menggunakan musik untuk mengobati orang yang sakit gigi. 

Meskipun tidak menyembuhkan secara total, terapi musik paling tidak dapat menenangkan pasien dan menjaga mereka dari tindakan di luar kontrol. 

Beberapa rumah sakit pada saat itu, seperti Al-Adudi Hospital dan Al-Mansur Hospital, juga menawarkan treatment yang lebih spesifik dengan mendatangkan musisi dan penyanyi untuk membantu para pasien. 

Mengapa musik dan nyanyian itu bisa dijadikan media untuk terapi pengobatan? 

Menurut teori Ibnu Sina, music itu dapat memberikan dampak kepada kesehatan manusia, karena memang manusia secara natural dan inheren mewarisi berbagai suara yang berfungsi untuk memproduksi emosi yang berbeda-beda.

Bagi para spiritualis, seperti kalangan sufi, musik ternyata bisa dijadikan alat untuk meningkatkan kualitas spiritual. Bagi mereka, musik dapat menghubungkan jiwa dengan Allah Subhanahu wata'ala.

Karena dengan mendengarkan musik, seseorang bisa merasakan ketakutan, kebahagiaan ataupun kesedihan, yang dapat memfasilitasi seseorang menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta. 

Jalaluddin Rumi dan Hazrat Inayat Khan termasuk tokoh yang meyakini bahwa musik merupakan media yang bisa menyambungkan makhluk dengan Sang Khalik.

Jadi, kayaknya kita tidak bisa menghukumi musik dan nyanyian secara hitam putih. Seperti juga internet atau handphone, musik dan nyanyian sebaiknya kita tempatkan sebagai tools, alat atau media yang bisa digunakan untuk tujuan yang positif ataupun tujuan yang negatif. 

Semuanya akan kembali kepada kita sendiri, tergantung niat dan tujuannya. Kalau niat dan tujuan kita positif, musik dan nyanyian akan membawa manfaat yang besar. Ibarat pisau, fungsi benda itu tergantung kepada orang yang memegangnya.

0 Response to "Musik dan Nyanyian sebagai Tools"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak