Mengenal Apa Itu Oportunis

Oportunis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memanfaatkan situasi atau peluang untuk keuntungan pribadi, bahkan jika itu berarti merugikan orang lain atau melanggar prinsip. Mereka sering digambarkan sebagai orang yang tidak jujur, tidak bermoral, dan tidak dapat diandalkan.

Berikut adalah beberapa contoh perilaku oportunistik:

  • Seorang karyawan yang memalsukan laporan keuangan untuk mendapatkan promosi.
  • Seorang politisi yang berbalik arah pada posisinya untuk memenangkan pemilu.
  • Seorang pedagang yang menjual produk yang rusak kepada konsumen.

Oportunisme dapat memiliki dampak negatif pada masyarakat. Ini dapat merusak kepercayaan, menyebabkan ketidakadilan, dan bahkan mengarah pada kekerasan.

Berikut adalah beberapa cara untuk menghindari menjadi oportunis:

  • Berpegang teguh pada prinsip-prinsip Anda.
  • Berpikir tentang konsekuensi tindakan Anda.
  • Bersikap jujur dan adil.

Sangat penting untuk menyadari potensi opportunisme dalam diri kita sendiri. Dengan melakukan ini, kita dapat menghindari perilaku yang dapat merugikan orang lain.

Ciri-ciri orang oportunis

Ciri-ciri dari orang oportunis cukup beragam, namun beberapa yang umum ditemukan antara lain:

  • Melihat kesempatan dalam kesempitan: Mereka pandai melihat situasi yang bisa dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi meski merugikan orang lain. Misalnya, memanfaatkan ketidaktahuan orang tentang suatu produk untuk menjualnya dengan harga mahal.

  • Hanya dekat dengan orang yang menguntungkan: Mereka cenderung menjalin hubungan hanya dengan orang yang bisa memberikan keuntungan berupa materi, koneksi, atau jabatan. Kedekatan mereka bersifat transaksional dan bisa berubah jika orang tersebut tidak lagi berguna.

  • Suka mengumbar janji dan pujian: Mereka lihai dalam meluluhkan hati orang lain dengan kata-kata manis dan janji bantuan. Namun, janji-janji tersebut seringkali kosong dan pujian mereka tidak tulus.

  • Hampir tidak pernah rugi: Mereka sangat pandai menghitung keuntungan dan menghindari kerugian. Seringkali mereka mengambil peran di belakang layar dan membiarkan orang lain yang menanggung risiko.

  • Sulit dipercaya dan tidak konsisten: Kepercayaan pada orang oportunis sulit dibangun karena sulit diprediksi. Sikap dan tindakan mereka bisa berubah-ubah tergantung pada keadaan dan kepentingan pribadi.

  • Tidak suka membantu tanpa pamrih: Membantu orang lain umumnya dilakukan dengan tujuan tertentu, misalnya untuk menarik simpati atau membangun citra baik. Mereka jarang melakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan.

  • Manipulatif dan pandai berbohong: Demi mencapai tujuan, mereka tidak segan untuk memanipulasi situasi dan bahkan berbohong. Kebohongan mereka biasanya terstruktur dan sulit dideteksi.

  • Tidak punya prinsip yang kuat: Prinsip mereka fleksibel dan bisa berubah tergantung pada situasi. Mereka lebih mengutamakan keuntungan pribadi daripada nilai-nilai moral lainnya.

  • Kreatif dan pandai mencari solusi: Meskipun digunakan untuk hal yang kurang baik, orang oportunis seringkali memiliki kreativitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi. Mereka pandai mencari solusi dan jalan keluar dari berbagai situasi.

Penting untuk diingat bahwa ciri-ciri ini tidak selalu mutlak dan bisa berbeda-beda pada tiap individu. Ada orang yang memiliki beberapa ciri di atas tetapi tidak selalu oportunis. Sebaliknya, ada orang yang terlihat tidak memiliki ciri-ciri di atas tetapi ternyata memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi.

Yang penting adalah tetap waspada dan jeli dalam memperhatikan sikap dan tindakan orang di sekitar kita. Jika mencurigai adanya perilaku oportunis, sebaiknya menjauhi mereka dan tidak memberikan kepercayaan atau kesempatan untuk dimanfaatkan.

0 Response to "Mengenal Apa Itu Oportunis "

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak